Abel adalah gadis desa yang sudah lama merantau di kota, siapa sangka ia terkena musibah di culik saat membantu mempersiapkan pernikahan temannya. Sedangkan Tomi dia seorang pria yang kaya raya di kota tetapi ia sangat dingin terhadap wanita, ia pernah melihat Abel di sebuah cafe dan tertarik padanya. Siapa sangka karena tragedi penculikan itu mempertemukan mereka, akankah Tomi bisa bersama dengan gadis yang bisa membuatnya tertarik itu?kalau pun bisa bersama akankah hubungannya bertahan lama karena status sosial mereka yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ani fatmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Abel yang sudah tak kuat menyangga tubuh Tomi pun berhenti sejenak dan mencari tempat aman untuk bersembunyi, Abel takut kalau Radit dan anak buahnya masih mengejarnya."Jika sudah tak kuat lagi tinggalkan aku saja, kamu pergilah selamatkan dirimu".
"Apa yang kamu bicarakan, kita pergi bersama-sama".Lalu Abel melihat ada gubuk kecil.
"Kita sembunyi dulu di sini, sampai keadaan lebih aman".Ucap Abel
Tomi yang menahan rasa sakit pun mengatakan"Kita harus cepat keluar dari sini, tak jauh dari sini ada jalan setapak dan ada mobil yang ku sembunyikan di sana".
" Baiklah, kita istirahat sebentar".sambil memeriksa luka Tomi yang banyak mengeluarkan darah. "Buka bajumu".Kata Abel
" Kenapa harus ku buka".Ucap Tomi sambil menahan rasa sakit.
"Aku harus melihat lukanya".
Tomi pun membuka bajunya sambil menahan rasa sakit, tubuh yang berlumur darah Abel tak kuasa melihatnya. "Aku akan mencari air dulu".Kata Abel
Setelah mendapatkan air yang tak jauh dari gubuk, Abel pun membersihkan tubuh Tomi, tubuh Tomi yang ideal membuat Abel sesaat tak mengedipkan mata nya memandangi lekukan tubuh Tomi, lalu tersadar kembali. Begitupun dengan Tomi yang melihat wajah Abel begitu dekat membuat Tomi terpana akan kecantikannya yang natural, kepolosan di wajahnya, matanya kecil, hidung kecil yang mancung, bibir yang sedikit tebal.
Saat membersihkan Tomi, Abel pun melihat ada luka lain yang sudah kering. Lalu membalut luka Tomi agar darah yang keluar tidak terlalu banyak, saat Abel sadar kalau Tomi terus memandangi nya Abel yang malu pun memalingkan wajahnya.
"Aku sudah selesai membersihkannya dan membalut lukanya, sekarang kamu boleh memakai bajunya kembali".Kata Abel
" Terimakasih ".Ucap Tomi
Saat merasa sudah cukup untuk beristirahat mereka pun meneruskan perjalanan menuju mobil Tomi, belum juga sampai mereka kembali bertemu dengan anak buah Radit. Kejar-kejaran pun terjadi, Tomi pun berlari sambil memegang tangan Abel.
" Apa kamu masih sanggup untuk berlari? ".Tanya Tomi
" Iya,,, aku tak mau lagi tertangkap oleh mereka".Jawab Abel
"Bagus, aku pun sama".Ucap Tomi
Mereka berlari sekuat tenaga dan secepat mungkin. " Kita hampir sampai".Kata Tomi
Mereka pun sudah melihat mobil Tomi, Tiba-tiba ada suara tembakan ke arah Tomi dan Abel, Abel yang kaget berteriak sambil ketakutan.
Beberapa kali anak buah Radit mengarahkan tembakan ke arah Abel dan Tomi, tapi masih meleset. Abel dan Tomi sudah hampir sampai di mobil tapi saat mau masuk Abel terkena tembakan. Abel pun berteriak kesakitan, Tomi yang melihat pun langsung menghampiri Abel lalu menggendongnya dan membawanya masuk ke dalam mobil.
Lalu Tomi pun langsung tancap gas mobilnya . Radit yang melihat mereka berhasil kabur pun marah.
Abel yang kesakitan pun mencoba bertahan agar tetap tersandar, tapi Abel tak bisa bertahan lagi dan pingsan tak sadarkan diri.
Tomi yang melihatnya pun berkata"Bertahanlah".
Tomi yang tahu kalau Abel pingsan mencoba menambah kecepatan mobilnya.Lalu Tomi mencari HP nya untuk mengubungi Riko, tapi tak ada jawaban. Tomi pun langsung bingung tanpa berpikir lagi Tomi langsung membawa nya pulang ke rumahnya, karena hanya itu tempat yang terdekat. Lalu menghubungi paman dokter untuk segera datang ke rumah dan menyuruhnya untuk membawa perlengkapan operasi darurat.
Sesampainya di rumah yang sudah di tunggu paman dokter, Tomi langsung menggendong Abel lalu membawanya masuk. Nenek Tomi yang merasa bingung sekaligus cemas,melihat tubuh Tomi penuh darah dan menggendong seorang wanita yang terluka,karena wajah yang terlihat berantakan nenek belum mengenali wanita itu. nenek pun bertanya-tanya apa yang terjadi, mencoba bertanya kepada Tomi, Tomi yang buru-buru masuk tak sempat menjawab pertanyaan nenek.
"Cepat paman, dia terkena tembakan".Kata Tomi sambil cemas akan keselamatan Abel
" Kenapa nggak di bawa ke rumah sakit langsung, ini luka yang serius harus di operasi untuk mengeluarkan peluru yang ada di dalam".
"Tidak ada waktu untuk ke sana, itu terlalu jauh, kita harus mengoperasinya di sini".
" Baiklah".Sambil menyiapkan operasi dadakan.
Nenek yang melihat Tomi merasa cemas,tidak berani untuk bertanya.
Satu jam pun berlalu tapi paman dokter belum juga keluar, Tomi pun semakin cemas tak karuan jadinya. Kemudian pintu terbuka dan paman dokter keluar, "Bagaimana keadaannya paman? ".Tanya Tomi
" Semuanya baik, operasinya juga lancar. Kita tunggu sampai dia siuman".
Tomi yang sedikit merasa tenang seketika matanya mulai buram, tubuhnya menjadi lemas dan terjatuh tak sadarkan diri.
Nenek yang panik, berteriak sambil memanggil nama cucunya"Tomiii"
Abel pun tersadar, mulai membuka matanya. melihat sekeliling ruangan yang bagus dan juga mewah terasa asing untuknya. Lalu menoleh ke sebelah yang ternyata ada seorang pria yang menolongnya belum tersadar.
Nenek yang melihat gadis itu telah sadar pun menghampirinya dan mencoba menenangkannya. "Jangan takut, kamu berada di rumah nenek. Kamu masih ingat dengan nenek".
Abel yang masih sedikit pusing mencoba mengingatnya. " Iya nek, kita pernah bertemu".Ucap Abel
Lalu Abel menanyakan keadaan orang yang menyelamatkannya.
"Dia akan baik-baik saja, dia pria yang kuat".Jawab nenek
Sebenarnya nenek ingin bertanya apa yang sebenarnya terjadi tapi sepertinya waktunya belum tepat, jadi nenek mengurungkan niatnya.
Lalu tak berselang lama Tomi pun tersadar, dan melihat Abel yang berada di sampingnya pun menanyakan keadaan Abel tanpa memikirkan keadaan dirinya sendiri.sambil memegang tangan Abel
Nenek yang berada di sana pun hanya bisa memandangi mereka, lalu mereka tersadar kalau ada orang lain yang sedang melihatnya dan Tomi melepaskan tangan Abel, Tomi pun merasa salah tingkah. Tiba-tiba terdengar suara perut yang berbunyi.
Lalu Abel memegang perutnya dan melihat ke arah nenek dan Tomi sambil tersenyum.
Tanpa berfikir panjang nenek memanggil pembantunya untuk mengambilkan beberapa makanan. Meja kecil pun di siapkan di atas kasur, dan makanan datang satu persatu di letakkan di atas meja. "Kalian harus makan yang banyak biar cepat sembuh".sepertinya makanan tak akan ada habisnya, selalu datang beberapa macam menu makanan pun ada.Abel di jamu dengan baik, bahkan bingung harus makan yang mana. " Dia tidak akan makan makanan yang seperti ini nek, dia baru operasi harus makan yang gampang di cerna. Bubur misalnya".Kata Tomi
"Nggak papa nek, saya akan makan apa yang sudah nenek siapkan. Saya juga tak terlalu suka bubur".Ucap Abel
" Kenapa kalian memanggil dengan kata, kamu, anda, aku dan saya. Kenapa tidak memanggil dengan namanya".Tanya nenek
Mereka pun hanya tersenyum. "Sebenarnya kami tidak saling mengenal nek dan saya juga belum tahu nama cucu nenek".Jawab Abel
Nenek pun semakin kaget dan penasaran sebenarnya apa yang terjadi.
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...