THE Online System

"au…, pelan-pelan dong lau…," keluh deva saat claude mengompres wajahnya yang terkena tadi pukulan.

"iya-iya, ini juga kan udah pelan deva!," ucap claude, tapi dia dengan sengaja menekan lebam di wajah deva itu.

setelah kejadian tadi siang itu, mereka berkumpul di ruang santai villa, mereka sedang berbincang tentang, apakah mereka akan pulang hari ini ataukah besok saja.

"jadi gimana nih, kalok kita pulang besok, ya nggak papa sih…," ucap ken sambil memegangi wajahnya.

"emm…, kita pulang hari ini aja deh, takutnya nanti mereka pada balik lagi," ucap aishley.

"iya bener tuh kata kak ley, nanti mereka tambah banyak, kan jadi makin capek ngurusnya," ucap baim.

"yaudah…, ayok kita beres-beres," ucap ken.

"ayoo!!," teriak baim dengan semangat.

mereka akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal dari jadwal liburan, dan mereka segera pergi ke kamar masing-masing untuk membereskan barang bawaan mereka.

sekitar 25 menit, akhirnya semua orang sudah berkumpul di teras depan villa, ken sudah siap dengan mobilnya, begitupun dengan baim.

sedangkan deva, dia masih menelfon olivia dan memintanya untuk ikut di mobil baim, karena deva akan membawa claude bersamanya.

setelah menunggu sebentar, olivia pun tiba dengan tas kecil yang berisi barang bawaannya, akhirnya mereka berangkat untuk pulang, yang lain pergi lebih dulu, karena deva ingin mengajak claude untuk melihat sesuatu yang menarik sebelum pulang.

deva mengajak claude ke sebuah bukit kecil yang sepi, mereka berdua menaiki bukit itu dengan santai, dan saat sampai di puncak bukit, deva mengeluarkan sebuah buket berisikan bunga-bunga yang sangat cantik.

'darimana deva bisa mendapatkan sebuah buket bunga?' batin claude.

………………

sebelum sampai puncak, deva sempat membelinya di toko sistem…

"olle, berikan aku sebuah buket bunga…" ucap deva di dalam pikiran nya.

[ ternyata tuan bisa romantis juga ya…]

"berikan saja olle" desak deva.

[ baiklah, saya akan menyiapkan buket bunga untuk tuan, tapi dengan 10cp…]

"baik-baik, ambil saja…" ucap deva.

sebuah karangan bunga pun muncul di tangan kiri deva, dia langsung menyembunyikan nya di belakang badannya.

………………

"lau…, mungkin malam itu agak kurang pas buat nyatain perasaan, tapi hari ini aku bakal ngulangin ucapan ku kayak malam itu," ucap deva.

"hah?, maksudnya dev?," tanya claude.

"claude revali!, maukah kamu menjadi pacarku," ucap deva sambil menyodorkan buket bunga itu.

"emm…, terima nggak ya…," ucap claude sambil memperlihatkan ekspresi seperti orang yang bingung untuk memilih sesuatu.

"lau?, kok gitu…," ucap deva dengan nada kecewa dan ekspresi sedih.

"hahaha…, aku cuman bercanda deva, iya aku terima kok, kan malem itu juga aku udah terima," ucap claude membuat deva langsung melompat lompat kegirangan.

"makasih lau," ucap deva.

"hmm…, kok masih manggil nama sih, sa-ya-ng…," ucap claude dengan sengaja untuk menggoda deva.

deva yang mendapat panggilan sayang dari kekasih nya itu seperti orang yang sedang ketiban durian runtuh.

saking senangnya, sampai-sampai untuk berdiri saja kakinya langsung lemas, claude langsung memeluk deva sambil tertawa kecil.

dan ucapan sayang itu di akhiri pelukan hangat beserta pemandangan sunset yang indah bak lukisan ratusan triliun.

setelah matahari sudah tidak terlihat, mereka berdua akhirnya memutuskan untuk pulang, deva langsung mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang, mungkin karena kelelahan dengan semua hal yang terjadi, claude tertidur di dalam mobil.

sekitar 15 menit, deva pun tiba di rumah claude, di luar terlihat pak rendi sedang bersantai sambil menikmati secangkir kopi.

"malam om…," sapa deva dengan suara yang cukup keras.

"eh nak deva…," ucap pak rendi.

"clau nya mana dev?," tanya pak rendi.

"itu di dalem mobil, dia tadi ketiduran di jalan om," jawab deva.

"haduh…, kok kalok sama kamu dia suka tidur di jalan," ucap om rendi.

"mungkin gara-gara kecapean om, soalnya kalok sama aku, dia sering ngajak ke banyak tempat," ucap deva.

"hmm…, yaudah ayok langsung bawa masuk dah dev," ucap om rendi.

"oke om…," jawab deva.

deva pun menggendong claude seperti bocah 3 tahunan, melihat itu pak rendi langsung mengernyitkan dahinya, karena tidak biasanya dia melihat deva melakukan hal seperti itu.

setelah membawa claude ke kamarnya, deva langsung turun, tapi saat dia ingin pulang, dia di hadang oleh pak rendi, karena pak rendi ingin sebuah kejelasan dari deva.

"jadi…, om mau nanya apa?," tanya deva dengan sedikit gugup.

"huh…, sekarang kamu jelaskan hubungan mu dengan anakku," jawab pak rendi.

"eee…itu, sebenarnya aku dan clau itu…," sebelum menyelesaikan kalimat nya, ibu claude atau tante lauren berteriak keras.

"aaa!!!!, pergi kau!!," teriak tante lauren dari arah taman belakang.

om rendi dan deva pun langsung berlari masuk untuk melihat apa yang terjadi, saat mereka tiba di taman belakang, tante lauren langsung berlari ke arah om rendi, dan memberitahu nya tentang apa yang terjadi.

"yah…, itu ada…," ucap tante lauren sambil menunjuk sesuatu.

"katakan sayang, ada apa," ucap om rendi.

"itu ada kodok!!," teriak tente lauren.

mendengar teriakan itu, claude yang sedang tertidur pulas langsung terbangun dan turun untuk melihat apa yang terjadi.

"bun…yah, ada apa?," tanya claude.

"itu nak…, ada kodok masuk ke taman," ucap tante lauren.

deva dan om rendi langsung mencari kodok yang masuk itu, dan sekitar 15 menit, akhirnya kodok itu ketemu, mereka berdua langsung membawa kodok itu keluar agar tidak menakuti tante lauren lagi.

mereka berempat pun langsung beristirahat di sofa depan televisi, dan yang semakin membuat om rendi penasaran tentang pertanyaan yang tidak jadi di dijawab oleh deva itu adalah, claude terlihat semakin menempel dengan deva.

claude duduk di samping deva dengan menyenderkan kepalanya di bahu deva, sambil mencoba untuk tidur kembali, padahal baru saja bangun, tapi sudah mau tidur lagi.

"khem…, jadi deva…, kamu belum menjawab pertanyaan om kan," ucap om rendi.

"hah…, pertanyaan apa yah?," tanya tante lauren dengan penasaran.

"itu, aku bertanya tentang hubungan nya dengan anak kita, lihat saja tuh…, mereka seperti sepasang kekasih yang nggak bisa dipisahkan," jawab om rendi.

deva yang juga mendengar jawaban itu hanya bisa tersenyum getir, karena ya… mereka memang sangat dekat, karena sekarang claude sudah tertidur di pundak deva dengan menyenderkan kepalanya.

"eh bener juga, kok tumben kamu heli banget sayang," puji tante lauren yang membuat om rendi langsung bergaya seperti orang yang paling hebat.

"tentu saja, kan itu menyangkut anak kita," ucap om rendi.

"jadi nak dev-," tante lauren tidak menyelesaikan kalimat nya dan malah tersenyum penuh makna.

karena dia melihat claude yang tadinya hanya menyender, sekarang malah tertidur pulas di paha deva, deva yang bisa melihat senyuman dari tante lauren itu hanya bisa menghela nafas.

"sepertinya kita tidak butuh jawaban lagi kan sayang," ucap tante lauren.

"haha…, iya kamu benar," jawab om rendi.

"tapi kita tetap harus mendengarkan cerita nya hingga bisa mendapatkan anak kita kan," ucap tante lauren dengan senyuman.

"kalau itu harus, iya kan deva," ucap om rendi.

"om…tante," deva terlihat seperti orang yang putus asa sekarang.

setelah menceritakan semuanya, akhirnya deva di biarkan pulang, tentunya setelah dia membawa claude untuk tidur di kamarnya lagi.

saat sampai villa nya, dia langsung merebahkan tubuhnya di kasur, saat ini dia bukan hanya lelah fisik, tapi juga mental.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...