Setelah sekian lama dipertemukan kembali dia insan yang telah lama berpisah, berjalannya kisah mereka diiringi dengan berbagai macam rintangan yang mengharuskan mereka tetap bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19
Keesokan harinya, Cindy berencana kembali bernegosiasi pada direktur untuk membuka kembali kasus pak Budi yang membuat reputasi rumah sakit dia tempati turun.
Jinan yang melihat tekad Cindy ini hanya bisa mendukungnya dan berdoa semoga tidak ada hal diluar dugaan terjadi, kali ini Jinan mendapatkan hari libur dan dia hanya mengantarkan Cindy menuju rumah sakit dan tidak bisa menemaninya seharian di rumah sakit.

"Sayang kamu yakin mau buka lagi kasusnya?" Tanya Jinan apakah Cindy benar akan membuka kasus itu lagi
Cindy menganggukkan kepalanya dengan mantap, "Yakin nan, soalnya ini menyangkut reputasi rumah sakit"
"Iya sih tapi aku takut" ucap Jinan memegang tangan Cindy yang menandakan dirinya khawatir dengan Cindy
"Udah kamu jangan takut, aku bisa jaga diri aku sendiri" balas Cindy mengelus pipi Jinan untuk menenangkannya
"Beneran yah"
"Iya jinanku, ya udah aku turun yah" ucap Cindy mengambil tasnya yang berada dibelakang
"Iya sayang kalo ada apa-apa kabarin aku"
"Iya ya, aku berangkat yah assalamu'alaikum" pamit Cindy menyalami Jinan dan mengecup pipinya juga
"Walaikumsalam" balas Jinan kemudian mengecup kening Cindy
Cindy turun dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah sakit, Jinan hanya bisa melambaikan tangannya dan kemudian kembali ke apartemennya.
Selama di rumah sakit Cindy mengerjakan apa yang sudah dia tugaskan dari mengerjakan laporan, membantu dokter untuk menuliskan laporan, dll.
Dan pada saat sedang berkeliling dengan salah satu dokter disana, Cindy melihat pak Budi yang kembali ke rumah sakit yang dipikirkannya akan melakukan tuntutannya kembali. Dan Cindy hanya bisa mengamati karena tidak ingin membuat keributan di rumah sakit.
*
Setiap jam bahkan setiap menit Jinan selalu memantau handphonenya dan melihat alat yang diberikan Samuel sebelumnya bekerja, dia merasa Cindy masih dalam keadaan aman karena dia masih berada di rumah sakit dan itu membuat Jinan merasa tenang.
Namun saat waktunya istirahat makan siang, Jinan melihat Cindy keluar dari rumah sakit menuju tempat yang dia tidak ketahui dan itu membuat Jinan panik dan langsung menuju ke tempat Cindy berada sekarang dan juga menghubungi bala bantuan.
Disisi lain, Cindy mengikuti gerak-gerik pak Budi sampai ke sebuah gedung yang mencurigakan, namun di depan gedung tersebut terdapat sebuah banner besar bertuliskan 'Promo alas tidur pijat...' dan itu membuat Cindy tambah penasaran. Saat dirinya ingin masuk, dia dihalangi oleh penjaga disana.
"Mohon maaf mba ada yang bisa dibantu?" Tanya penjaga melihat Cindy ingin memasuki gedung itu
"Saya ingin masuk pak" jawab Cindy
"Maaf mba orang yang ingin masuk harus memiliki janji" tolak penjaga itu
"Janji pada siapa?" Tanya Cindy yang bingung dengan ucapan penjaga itu
"Janji pada pemilik bangunan ini"
"Tapi saya ingin masuk pak" ucap Cindy memaksa ingin masuk ke dalam gedung itu
"Mohon maaf mba tidak bisa" tolak penjaga itu dan mempersilahkan Cindy untuk pergi
Dengan terpaksa Cindy meninggalkan pintu masuk gedung itu, namun dia tidak akan menyerah. Cindy berpura-pura pergi namun dia langsung menuju bagian belakang gedung agar dia tidak bertemu dengan satpam lagi. Dan benar saja di bagian belakang tidak ada penjagaan jadi Cindy dengan mudah masuk ke dalam gedung melalui jendela yang terbuka.
Cindy berjalan mengendap-endap agar tidak dicurigai oleh satpam yang berjaga disana, dan dia sampai di sebuah ruangan yang penuh dengan warga lansia yang sedang mengantri entah apa dan dia melihat di depannya ada sebuah alas tidur yang dia lihat di banner depan. Di pikiran Cindy warga itu sedang mengantri beli alas tidur tersebut dan beberapa saat kemudian ada seseorang maju ke depan untuk mempresentasikan alas tidur ini.
"Bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian hari ini adalah hari terakhir untuk memesan produk kami jadi mohon untuk segera membayar" ujar pembicara itu
Dengan riuhnya pada warga itu mendekati pembicara tadi untuk memesan, dan Cindy melihat sebuah alat pembayaran yang mungkin akan digunakan. Dia berinisiatif untuk memotong kabel alat pembayaran itu agar para warga tidak membelinya.
Setelah memotong kabel itu, pembicara itu mendekati alat pembayarannya dan itu membuat Cindy panik dan bersembunyi di dalam lemari agar dirinya tidak ketahui oleh satpam disana.
Saat pembicara itu memulai transaksi, alat itu tidak merespon dan membuat transaksi itu batal. Pembicara itu mulai panik dan menenangkan pada warga.
"Mohon maaf bapak dan ibu pembayaran kami sedang bermasalah jadi mohon bersabar yah" ujar pembicara itu kembali
"Gimana sih, kita udah nunggu lama nih" ucap salah satu dari warga yang mulai kecewa
"Sabar ya pak Bu kami sedang berusaha" ucap pembicara itu menenangkan situasi disana
Saat pembicara menuju lemari tempat Cindy bersembunyi, Cindy menjadi ketakutan dan memutuskan untuk keluar dari lemari itu sehingga dirinya diketahui oleh pembicara itu.
"Ehh siapa kamu kok ada di lemari saya?" Kaget pembicara itu melihat Cindy keluar dari lemarinya
Cindy tidak menjawabnya kemudian berlari menuju koridor dan kembali menuju jendela tempat dia masuk tadi, namun pada saat sampai di sana ternyata sudah ada penjaga dan Cindy tidak bisa berbuat banyak dan hanya lari menuju lantai atas.
Pada saat sampai di lantai aja Cindy tidak bisa kabur lagi karena tidak ada jalan keluar disana dan membuatnya terjebak dan saat itu juga pembicara tadi sudah sampai disana.
"Mau kemana lagi kamu hah? Udah ganggu transaksi saya sekarang mau kabur kemana kamu"
"Tolong tangkap dia" perintah pembicara itu pada para penjaga
Cindy yang tidak tinggal diam langsung menghajar beberapa penjaga itu dengan ilmu beladiri-nya namun naas dia terpukul oleh salah satu penjaga disana menggunakan balok kayu yang membuatnya tersungkur dan tidak bisa bangun kembali.
"Nah akhirnya jatuh juga, ayoo tangkap dia dan buat dia tersiksa"
Saat Cindy akan ditangkap, seseorang dibelakang pembicara itu menarik kemejanya yang membuatnya terjatuh. Sontak seluruh orang yang ada disana kaget dan melihat siapa yang menjatuhkan pembicara itu.
"Kalian kalo nyari lawan yang sepadan jangan sama cewe" teriak orang itu
Tanpa pikir panjang para penjaga itu menyerang orang itu dengan tangan kosong dan ada yang membawa balok kayu dan memukul pada orang itu, namun orang itu masih sanggup menghadapi semuanya dengan tangan kosong.
Dan disaat itu juga ada polisi yang baru datang membawa persenjataan lengkap dan langsung meringkus pembicara itu dan para penjaganya. Setelah itu orang itu menghampiri Cindy yang tersungkur disana.
"Kamu gpp sayang?" Tanya orang itu melihat keadaan Cindy
"Sakit" jawab Cindy yang kesakitan sambil memegang kakinya yang terluka
"Aku bawa ke rumah sakit yah"
Orang itu menggendong Cindy menuju ambulance yang sudah datang bertepatan dengan datangnya polisi saat itu kemudian mereka berdua dibawa menuju ke rumah sakit. Ternyata orang itu adalah Jinan yang sudah menduga akan ada kejadian seperti ini.
*
Setelah sampai Cindy langsung dibawa Jinan menuju IGD kemudian diantar menuju ruang Rontgen agar dirinya bisa melihat apakah kaki Cindy terluka cukup parah atau hanya luka biasa, dan saat itu ada Zee yang melihat Jinan dan Cindy kemudian menghampiri ruang Rontgen.
"Loh bos kenapa kak Cindy?" Tanya Zee melihat Cindy di dalam ruangan Rontgen
"Kakinya luka takutnya patah" jawab Jinan kepikiran dengan kondisi Cindy
"Emang habis ngapain bos?" Tanya Zee kembali
"Udah Lo diem aja gw gugup ini" jawab Jinan menolak menjawab pertanyaan Zee
"Iya bos iya" Zee mengalah dan memutuskan untuk diam agar Jinan tidak melampiaskan kemarahannya pada Zee
Beberapa menit kemudian dokter dari ruang Rontgen keluar dan memberikan hasil Rontgen itu pada Jinan.
"Gimana bril keadaan pacar gw?" Tanya Jinan pada dokter yang baru keluar dari ruang Rontgen
"Kakinya tidak apa-apa kok nan namun ada bagian tulangnya yang geser jadi harus di gips untuk beberapa hari" jawab dokter itu menjelaskan kondisi Cindy sekarang
"Iya bril gpp yang penting kaki pacar gw kembali seperti semula" ucap Jinan menyetujui saran dokter itu
"Ok nanti gw gips yah"
"Makasih ya bril"
"Iya sama-sama kayak ngga tau gw aja Lo nan"
Dokter itu membawa Cindy menggunakan kursi roda menuju ruangannya untuk memasangkan gibs agar tulang kaki Cindy kembali ke tempatnya. Dokter itu bernama Gabriela, dia adalah teman rumah sakit Jinan pada saat mereka masuk pertama kali jadi mereka sudah saling mengenal.
Saat Cindy sedang di gips Jinan hanya menunggunya di luar ruang Gabriela, Zee yang masih penasaran kenapa kakak sepupunya bisa seperti itu akhirnya bertanya pada Jinan yang duduk disampingnya.
"Bos kenapa kakak gw?" Tanya Zee kembali setelah melihat Jinan sedikit tenang
"Lo inget ngga kasusnya pak Budi?" Tanya Jinan apakah Zee masih mengingat kasus itu
"Inget kenapa bos?"
"Nah Cindy mau nyelesalin kasusnya" jawab Jinan kenapa Cindy bisa seperti itu
"Lah bukannya itu udah ditutup yah sama direktur?" Tanya Zee yang seingatnya kasus itu telah ditutup
"Cindy yang buka lagi kasusnya dan akhirnya kayak gini" jawab Jinan
"Kok Lo ngga halangi sih bos?" Tanya Zee kenapa Jinan tidak menghalangi niat Cindy
"Iya Lo tau sendiri Cindy kayak gimana" jawab Jinan yang tahu sikap Cindy seperti apa
"Iya sih tapi yah gimana, terus kok Lo bisa tau Cindy dalam bahaya?" Tanya Zee kenapa Jinan dapat mengetahui Cindy sedang dalam bahaya
"Gw udah masukin alat pelacak di handphone Cindy jadi gw tau Cindy dimana" jawab Jinan yang kenapa dirinya bisa tahu
"Pantesan Lo bisa tau bos"
"Iya gitu lah, udah ah gw masih gugup nih"
"Udah bos tenang aja kak Cindy bakal sembuh kok"
"Iya ya"
Beberapa menit kemudian akhirnya Cindy telah keluar dari ruangan Gabriela dengan kakinya yang sudah di gips yang membuatnya terlihat kesulitan bergerak untuk beberapa hari kedepannya.
"Makasih ya bril" ucap Jinan berterimakasih pada temannya itu
"Iya sama-sama, oh ya ini gw bikinin resep buat dia jangan lupa diingetin yah" ucap Gabriela memberikan secarik kertas resep pada Jinan
"Iya bril"
"Ya udah gw lanjut kerja lagi yah, dijagain"
"Iya ya"
Gabriella masuk kembali menuju ruangannya dan Jinan mengarahkan kursi roda Cindy padanya.

"Gimana sayang masih sakit?" Tanya Jinan sambil memegang tangan Cindy
"Udah mendingan sih tapi buat digerakin masih sakit" jawab Cindy yang masih merasakan kesakitan pada kakinya
"Udah sekarang kamu tidur di kamar aku yah biar aku bisa kontrol juga" ucap Jinan menawarkan untuk Cindy tidur di kamar apartemennya
"Ngga nan nanti ngerepotin kamu" tolak Cindy dengan halus
"Kamu ini yah udah kayak gini masih aja keras kepala, udah nurut aja ya demi kesehatannya kamu juga" ucap Jinan yang frustasi dengan Cindy yang masih tidak menurutinya
"Iya deh iya" akhirnya Cindy menuruti apa kata Jinan
"Ohh iya Zee Lo liburnya kapan aja?" Tanya Jinan pada Zee di sampingnya
"Besok gw libur bos"
"Ok berhubung aku besok berangkat, kamu besok sama Zee dulu yah nanti menyesuaikan aja" ucap Jinan pada Cindy besok Zee datang untuk merawat Cindy
Cindy menganggukkan kepalanya, "Iya nan"
"Lo juga kirim jadwal Lo juga"
"Iya bos"
"Ya udah yuk kita pulang yah"
"Iya nan"
Jinan mendorong kursi rodi Cindy dan Zee menuju ke mobil Jinan yang berada di parkiran untuk menuju ke lobby depan agar Jinan dapat membantu Cindy masuk ke dalam mobil dan juga Jinan tidak kesulitan harus membawa Cindy menuju mobilnya.
***
Alhamdulillah akhirnya bisa update cerita cinan kita, gimana nih fanbase nya cinan mana suaranya?...
Hehehe semoga kalian suka part kali ini yah. Ohh iya author mau berterimakasih pada kalian yang sudah menikmati karya author selama ini dari cerita author yang pertama yaitu "Dilema" dan sampai cerita yang baru selesai yaitu "K3"...
Barangkali kalian berkenan bisa mendukung author melalui saweria pada bio author yah, seikhlasnya aja kalo memang kalian belum berkenan juga tidak apa-apa. Kalian membaca karya author itu salah satu kontribusi kalian mendukung author...
Semoga kalian sehat semua dan juga jangan lupa jaga kesehatan yah...
Thanks for reading...