Obsesi

Tak ada satu pun orang yang berani masuk ke area toilet itu.

Meski telah terjadi keributan yang hampir saja membuat nyawa seseorang melayang jika saja Zack tak segera menyadarkan sang atasan.

Berawal dari Kayvan yang ingin menjemput Zalwa karena menganggap gadis itu terlalu lama berada di toilet.

Pria itu justru di buat meradang karena melihat seseorang dalam posisi yang begitu dekat dengan gadis itu.

Entah apa yang sebenarnya di rasakan oleh Kayvan terhadap Zalwa.

namun yang jelas, pria itu di buat seperti terbakar, darahnya mendidih dan naik ke ubun ubun seketika saat ia melihat Zalwa berinteraksi dengan pria lain.

Padahal keduanya tak saling mengenal sebelumnya.

Dan saat ini,

Amarah Kayvan itu berakhir dengan pria itu yang menghajar habis habisan seseorang yang bersama Zalwa hingga seseorang itu hampir mati hanya karena ia mendengar seseorang itu menyatakan perasaannya dan niatnya kepada gadis itu.

Ruangan toilet restauran itu benar benar sepi tanpa pengunjung.

Tentu saja demikian karena memang sebelumnya

Zack telah lebih dulu mensterilkan ruangan itu sesuai dengan permintaan dan perintah dari Kayvan.

Wajah Kayvan kembali merah padam. Rahang pria itu nampak mengeras.

Kedua tangannya nampak mengepal kuat hingga urat urat syaraf di tangannya nampak jelas terlihat.

Tatapan pria berkulit putih itu begitu tajam menghunus kepada sosok Zalwa yang berdiri bersembunyi di balik tubuh Yogi dan Samir.

Perlahan,

Yogi dan Samir minggir ke samping kanan dan kiri Zalwa,

Keduanya cukup paham dan tentu gentar pada pemilik tatapan tajam setajam belati itu.

Sehingga saat ini Kayvan bisa kembali menatap langsung gadis itu.

Mata Kayvan memerah.

" apa kau tuli...?! Atau kau tiba tiba sudah menjadi bisu sehingga kau tidak bisa menjawab pertanyaanku hah ....?! " suara Kayvan terdengar menggelegar.

Zalwa kian gemetaran ketakutan.

Wajah gadis itu yang sudah memucat sejak tadi kini terlihat semakin memucat.

Yogi, Samir dan Zack sebenarnya tak tega melihat ketakutan yang kini nampak jelas terlukis di wajah pucat gadis itu.

Mereka bisa merasakan betapa besar rasa takut yang kini di rasakan oleh gadis itu.

Tapi mereka bisa apa....

Mereka tak bisa berbuat apa apa.

Kaki Kayvan melangkah lebar bergerak maju ke depan, membuat Zalwa kian gemetar ketakutan.

Reflek Zalwa memutar tubuhnya dan berlari berusaha menjauh dari Kayvan.

Melihat Zalwa berusaha berlari dan menjauh darinya Kayvan semakin emosi.

Pria itu turut berlari mengejar Zalwa,

Dan tentu saja,

langkah kaki Kayvan jauh lebar karena kaki laki laki itu yang jauh lebih panjang dari kaki Zalwa memudahkan pria itu menyusul dan menggapai gadis itu.

Apalagi langkah kaki Zalwa yang terhambat gamis panjangnya.

Dan hasilnya...

Bukan hal yang sulit bagi Kayvan untuk menyusul dan akhirnya bisa meraih gadis itu.

Tangan panjang dan kokoh pria itu meraih lengan gadis itu dan kemudian menghentaknya kebelakang dengan kasar.

Tepatnya menghentak tubuh Zalwa kepada dirinya hingga tubuh gadis itu terlempar kepadanya dengan kuat.

Zalwa meringis menahan sakit karena tubuhnya yang bertubrukan dengan tubuh Kayvan yang kekar.

Lagi lagi,

Sesuatu yang besar dan kenyal itu menghantam dada bidang Kayvan dan melahirkan desiran aneh di tubuh pria itu.

Tapi hal itu tak cukup meredakan kemarahan pria itu.

Ia hanya menyeringai tipis merasakan desiran aneh di tubuhnya.

Karena saat ini, Kayvan benar benar telah gelap mata.

Ia tak ingin gadis itu pergi berlalu begitu saja meninggalkannya seperti waktu itu.

Ia juga tk ingin melihat penolakan darinya lagi.

Kayvan tiba tiba mengangkat tubuh gadis itu dan meletakkannya seperti karung beras di pundaknya.

" bereskan dia !! " kata Kayvan kepada Zack tanpa menoleh sebelum akhirnya ia pun berlalu dari tempat itu,

Meninggalkan tiga orang anak buahnya yang terlongo melihat kelakuannya.

Tuan mudanya yang sombong dan terkenal paling menjaga jarak dengan siapapun itu, saat ini tengah menggendong seorang wanita.....?!

Yang itu artinya,

Tubuhnya sudah pasti bersentuhan bebas dengan wanita itu.

Gila....

Ini memang gila, atau tuan mudanya yang memang sudah kehilangan akal sehatnya...?!

Rutuk tiga orang itu di dalam hati.

Zalwa terus meronta dan memukuli punggung kokoh Kayvan.

gadis itu benar benar merasa di rendahkan harga dirinya dengan perlakuan pria itu terhadapnya.

" lepaskan aku brengsek, lepaskan aku.....brengsek laki laki brengsek.

Dasar monster....." umpat Zalwa tak terkontrol lagi.

Ia benar benar merasa terhina kini.

Sementara Kayvan,

Pria itu sedikitpun tak menghiraukan umpatan juga luapan kemarahan Zalwa.

Yang ada di pikirannya kini hanya segera membawa gadis itu pergi dari sini.

Tak ia hiraukan lagi puluhan tatapan pasang mata yang kini terarah kepadanya yang tengah menggendong Zalwa di pundaknya.

sampai di mobil,

Setelah membuka pintu mobil, Kayvan mendudukkan Zalwa dengan kasar di kursi sebelah supir.

Menarik sabuk pengaman dan memasangkannya dengan kasar.

Zalwa tak lagi berontak,

Apalagi bersuara. Ia sadar posisinya sangat tak menguntungkannya kini.

Gadis itu terdiam membisu sambil membuang wajahnya jauh jauh ke samping.

Ia khawatir,

Laki laki gila itu akan kembali mencium bibirnya dengan brutal lagi.

Kayvan melirik sejenak kepada Zalwa.

Rahangnya kian mengeras melihat reaksi Zalwa terhadapnya.

Brakkk.....

Kayvan menutup dengan kasar pintu di samping Zalwa hingga hingga gadis itu terjengkit.

Tak lama, Kayvan masuk ke dalam mobil.

Bremmm....bremmmm......

Cittt......

Kayvan langsung memutar mobilnya dengan kasar,

Kemudian laki laki itu mulai melajukan kendaraannya keluar dari area parkiran restauran itu.

Jantung Zalwa seakan mau copot.

Tak ada kelembutan sedikitpun saat pria itu memutar balik mobilnya hingga suara rem mobil itu berdecit keras.

Dan sekarang....

Kayvan semakin menggila.

Pria itu terus saja menarik pedal gas,

mobil itu melaju dengan sangat kencang dan melampoi batas maksimum kecepatan berkendara.

Tubuh Zalwa terasa melayang, kepalanya seolah berputar saat itu juga.

Kayvan memang gila.

Laki laki itu sedang di penuhi amarah.

Bayang bayang penolakan Zalwa terhadap dirinya benar benar membuatnya gelap mata.

Mobil yang di kendarai Kayvan terus melaju kencang membelah jalan raya.

Mobil itu meliuk liuk melewati kendaraan di depannya begitu saja.

Suara klakson dari mobil mobil yang tadi ia lewati dengan sembarangan itu terasa memekakkan telinga.

Zalwa benar benar di buat seperti hidup segan mati tak mau oleh pria itu.

" ku mohon....hentikan mobil ini, kau...kau membuatku takut...." suara Zalwa terdengar pelan dan gemetar.

Kayvan melirik sejenak pada gadis yang duduk di sampingnya itu.

Matanya sedikit menyipit demi menatap gadis itu.

Wajah Kayra amat sangat pucat,

Penampilannya sudah berantakan tak karuan.

Bibir gadis itu nampak bergetar.

Hijabnya seakan sudah tak berbentuk lagi.

Kedua lengan gadis itu memeluk erat tubuhnya sendiri.

Perlahan,

Kayvan mengurangi kecepatan kendaraanya sedikit demi sedikit.

Zalwa sedikit mulai tenang,

Matahari benar benar telah berada di atas kepala.

ketika mobil Kayvan berhenti di depan gerbang sebuah bangunan yang di atasnya bertuliskan.

YAYASAN PANTI ASUHAN AL BEER.

" turun...!! " suara bass Kayvan membuat Zalwa berjengkit.

Tapi,

Tak ingin berlama lama lagi bersama pria itu, Zalwa segera melepas sabuk pengamannya dan dengan cepat turun dari mobil.

Brem.....

Baru saja dirinya turun dari mobil, bahkan kakinya belum berpijak dengan benar di tanah.

Kayvan telah berlalu dari tempat itu meninggalkan Zalwa begitu saja.

Zalwa menghela nafas lega,

Gadis itu bersyukur, akhirnya hal mengerikan itu berlalu.

Semoga ia tak akan pernah lagi bertemu dengan pria gila itu.

Pinta Zalwa di dalam hati.

Dengan sempoyongan Zalwa melangkah memasuki area yayasan itu.

Sampai di rumah utama yang menjadi tempat tinggal dirinya dan umi Laila.

" assalamualaikum...." Zalwa mengucap salam ketika ia telah berada di depan pintu.

" waalaikumsalam...Zalwa, kamu sudah pulang ?! " seorang wanita baya berhijab lebar bangkit dari duduknya.

Kening wanita itu berkerut menatap penampilan Zalwa yang amburadul tak karuan.

Belum lagi wajah gadis itu yang terlihat amat sangat pucat.

" Zalwa...ada apa, kenapa kamu pucat sekali ?! Kamu sakit ?! " tanya wanita itu dengan cemas.

Zalwa melangkah pelan masuk ke dalam rumah

" tidak umi... Zalwa...." kata kata Zalwa tak berlanjut.

Brugh.....

" Zalwa....!! "