Empat Sekawan

pagi ini gedung sekolah SMA ramai di penuhi beberapa murid serta wali murid, karna acara hari ini pelulusan kelas 3 , yang akan menempuh pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Aula di penuhi oleh orang orang,

beberapa orang sangat di sibukkan , terutama para guru dan kelas 3.

semua pasang mata serentak memandang ke arah pintu masuk, yang mana ada Allena and the gang ,

"anjir, Allena emang gak pernah jelek ya,"

"Sean ya ampun, dia kayak ngajak ke pelaminan nggak si?"

"Neo ya ampun cakep bener."

"zevan , aku padamu sayang""

dan masih banyak lagi yang di ucapkan para penggemar mereka hahah,

"duduk sini aja," ucap Allena , menepuk bangku di samping nya , mereka memilih barisan belakang. Supaya tidak terlalu terlihat.

Para wali murid ada di sebelah kiri , sedang kan para siswa siswi kelas 3 ada di sebelah kanan.

Serangkaian acara di mulai , dari pembukaan hingga pemberian ijasah dan piagam untuk nilai tertinggi.

" mari kita panggilkan , pemegang nilai tertinggi di kelas 3 di raih oleh, ZEVAN AKALANDRA, kepada saudara zevan harap maju ke depan." ucap guru yang bertugas menjadi MC .

Tepuk tangan meriah mengiring jalan zevan ,

"ah yayang gue emang paling the best," ucap Allena tersenyum bangga,

"yayang pala Lo peyang,"sinis Sean, cemburu guysss.

Neo masih tertawa kecil menatap ke depan di mana zevan sedang bersalaman dengan kepala sekolah.

Di depan zevan tersenyum haru, "mah , ini semua buat mama," batinnya .

Papa zevan yang duduk di kursi paling depan tersenyum bangga ,"fira anak kita sayang, zevan berhasil membuat saya bangga." batinnya , mata nya berkaca kaca meskipun senyum terukir di bibir nya.

"ikut bangga gue,"ayah Sean menepuk bahu papa Zain.

"emang gak, zevan bener bener anak Lo , jenius dan ambisius." ujar Deddy Neo,

ketiganya menatap bangga ke arah zevan.

Satu persatu anak kelas 3 di panggil untuk mengambil ijazah ke depan , bersalaman lalu berfoto bersama.

dengan hebohnya Neo malah bergaya dan berlenggok di depan , sorak ramai menambah semangat Neo. Di tambah musik yang sedang tren mengiringi keseruan mereka .

Lebih parah nya lagi Neo malah mengajak Allena duet berjoget ala toktok.

"anak mu nis," geleng bunda dan tertawa senang.

Mommy Neo meringis malu, apalagi mami Allena yang sudah tertawa kencang melihat anak nya dan Neo yang asik berjoget.

Tak lama Gavin memegang mic ,

"Hallo , hallo , tolong perhatiannya." ucap nya membuat seluruh atensi melihat ke arahnya .

"oke , saya selaku ketua kelas 3, hendak memberikan pertunjukan yang sangat di tunggu tunggu, baik kepada Sean dan allena harap naik ke panggung," ucap nya berlagak seperti MC.

Allena dan Sean bertukar pandangan , apa apaan ini ,

"Gavin bego, ngapain nyuruh gue ke depan segala. Tu anak nggak ada briefing apa apa."keluh allena ,

"naik aja dulu,"ajak Sean , sebenernya dia juga risih , apalagi saat seluruh mata memandang mereka semua.

"ayo , ayo ,"semangat Gavin menunggu keduanya ,

Allena melotot ke arah Gavin saat keduanya sudah berdiri di samping nya.

"wooow, selow selow , kita semua kangen suara Lo berdua , jadi gue harap silahkan bernyanyi. Anggap aja nyanyian perpisahan ya guys ya .." ucap nya , dan sorak ramai menyetujui.

Allena dan Sean pasrah , alunan musik mulai menyala,

"tiga tahun telah kita bersama,,

"jalani kisah yang indah,,

"bersama telah dilalui semua,,

"suka suka telah kita rasa,,

sura merdu Allena menghipnotis seluruh orang,, dia dan Sean berpegangan tangan menikmati irama lagi.

"bagiku kau teman terbaikku..

"tempatku tuk berbagi luka,,

"walau kini kurasa aku resah,,

"Karena kita akan berpisah,,

suara Sean membuat semua kaum hawa menjerit senang , apalgi saat Sean dengan senyum menatap Allena dalam.

"selamat tinggal teman teman ku,,

"kita berpisah untuk selamanya,,,

"ingat lah apabila bertemu nanti,,

"mohon jangan lupakan aku,,

semua nya ikut bernyanyi bersama, saling merangkul.

"selamat tinggal teman teman ku,,,

"kita berpisah untuk selamanya,,

"tak mungkin lagi kita kan bersama,,

"mohon jangan lupakan aku,,,

terasa sesak di dada , mereka mengenai masa masa indah saat di sekolah , melewati berbagai suka suka , dan berpisah untuk melanjutkan pendidikan.

"beribu hari tlah ku lewati,,

"beribu kisah tlah ku jalani,,,

"namun takkan ku temukan lagi,,,

"kenangan indah saat bersama,,,

Sean mengusap air mata di pipi Allena ,

"thank , udah bikin gue nangis Lo berdua," ucap Gavin , mengusap air mata di sudut matanya.

hampir seluruh siswi menangis , para guru serta wali murid ikut merasakan kesedihan.

"Allena gue bakalan kangen Lo pasti," ucap teman temannya,

"iya bener , mana kita nggak satu kampus lagi,"

"kapasitas otak gue sama duit gue gak sanggup masuk ke kampus Lo," ucap nya lagi,

Allena tersenyum , mereka berpelukan ,

Riko mendekat ke arah mereka , dengan santai nya ia ikut memeluk mereka, lebih tepat nya memeluk Allena,

"ngapain Lo, ini cewe cewe maen serobot aja," ketus Allena , ia tau maksud dan tujuan Riko ikut berpelukan.

"Napa si na, jangan ketus ketus, kepincut Ama gue tau rasa Lo,"pede Riko, melipat tangannya di dada ,

"enggak ya," jawab Allena acuh ,

acara pelulusan sudah selesai , Allena dan teman temannya sengaja tidak pulang dulu , ingin menghabiskan waktu lebih lama. Karna setelah ini tujuan mereka berbeda.

Calista mendekati Allena di ikuti Sulis juga,

"hai Lana, Dateng ke ultah gue ya malem," menyodorkan surat undangan, Allena mengambilnya tanpa rasa curiga ,

Sulis tersenyum sinis,

"di club?" ucap Allena memastikan tidak salah tempatnya.

"Yoi, club nya aman ko punya bokap gue, jadi gue harap Lo pada Dateng ya , semuanya."ucap nya tersenyum manis , semanis mungkin , mereka mengangguk setuju.

Calista Sulis dan Riko pergi meninggalkan mereka ,

"udah siap semua kan?" tanya Riko, saat mereka berhenti di taman yang sepi,

"udah , Lo terima beres dah, jangan lupa terus awasin mereka nantinya," ucap Calista ,

"dan jangan sampe gagal, gue gedek banget Ama tu jalang, gak sabar buat seneng senang bareng Sean, gue pastiin dia bakal bertekuk lutut di hadapan gue nantinya ." ucap Sulis , tersenyum sinis,

Calista dan Riko yang mendengar ikut tersenyum licik.

Sementara itu Allena mendekat ke arah Sean, Neo dan zevan, yang sedang mengobrol dengan teman teman lelaki sekelas mereka.

"wit wiw , bidadari gue,"celetuk gavi, menggoda Allena,

"Ngada Ngada Lo, dia calon ibu dari anak anak gue nanti," timpal putra,tak mau kalah,

Allena hanya tersenyum mendengar nya , tujuan nya ketiga temannya.

"Lo pada di undang sama Calista," ucap nya duduk di samping zevan,

"di undang , gue males Dateng , tempat nya di club." ucap Sean.

"sekali kali napa, lagian di undangan nya no alcohol ko, cuma tempat nya doang di club," ucap Gavin, mereka memang belum pernah mendatangi club malam, hanya sebatas main basket , sekolah, main skateboard, dan balap motor itupun resmi,

"bingung gue ijin nya gimana sama mami," ucap Allena , pasti sangat sulit meminta ijin dari mami nya.

"bilang aja , ke acara ultah temen, kan emang bener ." jawab putra ,

Allena diam mempertimbangkan , Sean , Neo dan zevan mengangguk setuju.

"oke,"final mereka . dengan syarat no alcohol .

***

See you ❤️