Hati Kasandra sangat hancur ketika di hari pernikahannya menonton di layar lebar yang berisi rekaman video tentang perselingkuhan calon suaminya dengan Adik Tirinya.
Kasandra berjalan meninggalkan panggung namun ketika sampai di depan pintu Kasandra melihat seorang pria duduk di kursi roda dan memakai topeng yang menutupi setengah wajahnya yang buruk rupa.
Entah keberanian dari mana Kasandra nekat mengajukan lamaran ke pria tersebut untuk menikahi dirinya dan pria itupun menerima lamarannya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah mereka hidup bahagia atau berakhir perceraian mengingat Kasandra seorang gadis cantik dan sangat pintar. Ikuti yuk novelku ini.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sangat Terkejut
Lima belas menit kemudian ruangan Raynald di ketuk seseorang setelah mendapatkan jawaban orang tersebut masuk ke dalam ruangannya.
"Selamat siang Tuan Muda, sebenarnya Nyonya Muda mengalami masalah yang sangat berat membuat Nyonya Muda terpukul karena itulah mengajak sahabatnya untuk pergi ke bar dan sahabatnya setuju karena sahabatnya juga mengalami masalah." Ucap Asisten Han.
"Masalah apa?" Tanya Raynald dengan wajah terkejut.
"Saya mendapatkan informasi yang sangat akurat bahwa Nyonya Muda Raynald di jebak oleh seorang kolega sehingga Nyonya Muda di pecat dari pekerjaannya. Di usir dari keluarganya, di tambah foto serta beberapa pesan dan kematian Kakak kandungnya secara mendadak membuat suasana hatinya sangat buruk." Jawab Asisten Han sambil meletakkan ponselnya ke atas meja milik Raynald.
Raynald menatap ke layar ponsel sekilas milik Asisten Han dan melihat Kasandra sedang duduk dengan sepasang mata memerah seperti ingin menangis.
"Beli saham perusahaan mereka di mana Kasandra di pecat dari pekerjaannya. Lalu pecat orang-orang yang sudah menyakiti istriku!" Perintah Raynald sambil menahan amarahnya.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Buat tekanan keluarga Kasandra karena sudah membuat istriku sedih. Mengenai kematian Kakak Iparku, selidiki lebih lanjut apakah kematiannya wajar atau tidak. Jika tidak wajar maka cari orang itu sampai dapat agar Aku tahu siapa dalangnya." Ucap Raynald.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han dengan patuh.
"Tadi kamu mengatakan foto dan beberapa pesan, maksudnya?" Tanya Raynald penasaran.
"Ada seseorang yang mengirim foto dan pesan yang berisi Tuan Muda menyukai seorang wanita dan selama bertahun-tahun mencarinya." Jawab Asisten Han.
"Apakah kamu tahu siapa orang itu?" Tanya Raynald dengan wajah terkejut karena hanya Raynald, Asisten Han dan keluarganya.
"Amanda tidak mengatakannya." Jawab Asisten Han.
"Amanda? Sahabatnya istriku?" Tanya Raynald memastikan.
"Benar, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Semua informasi Amanda sudah Saya selidiki dan ternyata memang benar." Sambung Asisten Han.
"Baik. Sekarang keluarlah." Ucap Raynald.
"Baik, Tuan Muda." Jawab Asisten Han.
"Oh ya, hampir lupa. Saya hanya memberikan informasi kalau Saya dan Amanda akan menikah minggu ini." Ucap Asisten Han.
"Menikah? Sejak kapan kalian saling mengenal?" Tanya Raynald sambil menatap ke arah Asisten Han dengan wajah terkejut.
"Setiap Saya menjemput Nyonya Muda, Saya sering bertemu dengan Amanda dan Saya meminta Nyonya Muda untuk memberikan nomer ponsel Amanda. Sejak saat itu Saya dan Amanda sering berkomunikasi hingga ..." Ucap Asisten Han menggantungkan kalimatnya.
"Hingga apa?" Tanya Raynald penasaran.
"Tuan Muda ingat dengan kejadian semalam waktu Tuan Muda dan Saya menjemput Nyonya Muda di bar?" Tanya Asisten Han balik bertanya.
"Ya. Memangnya apa hubungannya?" Tanya Raynald.
"Amanda mabuk dan bicara tidak jelas karena itu Saya terpaksa membawanya ke apartemenku tapi Amanda di bius hingga kami melakukan itu. Karena itu Aku bertanggung jawab untuk menikah dengannya." Jawab Asisten Han.
"Kalau begitu gunakan fasilitas kantor untuk merayakan pesta pernikahan yang mewah." Ucap Raynald.
"Tapi Tuan Muda ..." Ucapan Asisten Han terpotong oleh Raynald.
"Kamu sudah sepuluh tahun lebih bekerja denganku karena itu sudah sepantasnya menikmati fasilitas kantor." Ucap Raynald.
"Baik, Tuan Muda. Terima kasih banyak." Ucap Asisten Han sambil membungkukkan badannya.
Raynald hanya menganggukkan kepalanya kemudian pergi meninggalkan Raynald sendirian. Sedangkan Raynald kembali melanjutkan pekerjaannya secepat mungkin agar dirinya bisa pulang untuk menemui istrinya.
Di tempat yang berbeda lebih tepatnya di mansion milik Raynald, di mana Kasandra menatap pemandangan dari balkon kamarnya namun pikirannya melayang jauh.
Kasandra tiba-tiba teringat dengan perkataan Raynald kalau Raynald sama sekali tidak mempermasalahkan Kasandra tidur dengan pria lain.
"Di dunia ini bagaimana bisa seorang suami mentolerir hal seperti ini? Mungkinkah karena kekurangannya membuatnya memaafkan Aku sampai Kak Raynald menemukan kekasihnya lalu barulah Aku di usir dari mansion ini. Jika itu terjadi maka Aku akan pergi dari kehidupannya dan melupakan apa yang sudah terjadi." Ucap Kasandra.
Kasandra menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian menghubungi sahabatnya yang bernama Amanda dengan menggunakan ponsel yang sejak tadi di pegangnya. Sambungan pertama langsung di angkat oleh Amanda dan suara Amanda agak serak seperti habis menangis.
'Hallo.' Panggil Amanda.
'Suaramu serak. Habis menangis?' Tanya Kasandra.
'Iya. Suaramu juga serak.' Jawab Amanda.
Kasandra menghembuskan nafasnya dengan perlahan kemudian kembali menangis menghilangkan rasa sesak dihatinya. Sedangkan Amanda hanya diam namun dirinya juga menangis menghilangkan rasa sesak di hatinya.
'Amanda, Aku tidur dengan pria asing dan Aku ingin bercerai dengan suamiku tapi suamiku tidak setuju kalau kami bercerai.' Ucap Kasandra yang tidak bisa menyembunyikan rahasia ke Amanda.
'Apa?' Tanya Amanda dengan wajah terkejut.
'Aku tidak tahu kenapa suamiku mau memaafkan Aku padahal Aku sudah melakukan kesalahan fatal.' Jawab Kasandra.
'Kenapa ya cobaanmu sangat berat?' Tanya Amanda dengan wajah sedih.
'Aku tidak tahu. Mungkin sudah takdirku kalau Aku tidak boleh bahagia. Bagaimana denganmu? Karena Aku hanya ingat ada dua pria asing yang menolong kita setelah itu Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu.' Ucap Kasandra.
'Akupun juga sama tidur dengan pria hanya saja Aku tahu siapa pria itu.' Ucap Amanda menceritakan apa yang terjadi dengan singkat.
'Siapa pria itu?' Tanya Kasandra penasaran.
'Asisten Han.' Jawab Amanda.
'Apa? Apakah kamu tidak bertanya siapa pria yang bersamaku?' Tanya Kasandra penuh harap.
'Aku sudah menanyakannya katanya tidak kenal.' Jawab Amanda.
Kasandra terdiam beberapa saat namun terdengar suara hembusan nafas berat kemudian Kasandra mengatakan ke Amanda jika dirinya ingin istirahat. Amanda yang mengerti hanya mengucapkan selamat istirahat dan panggilan komunikasi pun berakhir.
'Jika seandainya Aku hamil ataupun kekasihnya datang maka saat itu juga Aku akan pergi dari kehidupannya dengan cara pergi keluar negri untuk menata hatiku.' Ucap Kasandra dalam hati dengan mata berkaca-kaca.
Kasandra yang lelah terlebih lelah dengan kehidupannya yang selalu menderita sejak kecil hingga sekarang membuat Kasandra ingin tidur. Karena dengan tidur setidaknya menghilangkan perasaannya yang sedang terluka.
Kasandra berbaring di ranjang dan kembali menangis hingga beberapa saat Kasandra tertidur dengan lelap hingga hari menjelang sore.
Kasandra perlahan membuka matanya dan menatap sekeliling kamarnya yang sangat sunyi seperti dirinya yang sangat sunyi dan hatinya yang kosong.
'Aku harus semangat dan melakukan yang terbaik untuk suamiku sebelum Aku pergi meninggalkan suamiku. Setidaknya Aku bisa memberikan kenangan terakhir untuk suamiku. Karena suamiku sudah sangat baik, mau menerimaku apa adanya terlebih tinggal di sini tidak ada yang memarahi atau memukuliku.' Ucap Kasandra dalam hati.
Kasandra kemudian berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket hingga lima belas menit kemudian Kasandra sudah selesai mandi dan memakai pakaian santai.
Kasandra kini berada di dapur hingga lima belas menit kemudian Kasandra sudah selesai memasak bersamaan Kasandra mendengar suara kursi roda berjalan ke arah dirinya. Kasandra sangat yakin kalau yang datang adalah suaminya.
Kasandra langsung mengambil piring yang berisi makanan dan berjalan ke arah meja makan bersamaan kedatangan Raynald yang sedang menatap Kasandra.
"Kebetulan makanannya sudah matang dan Aku memasak semua makanan favorit Kak Raynald." Ucap Kasandra sambil tersenyum sambil meletakkan makanan di meja makan.
"Mulai sekarang dan seterusnya kamu tidak perlu memasak karena semuanya akan diserahkan ke pelayan." Ucap Raynald.
Kasandra sangat terkejut dengan apa yang dikatakan Raynald membuat Kasandra menatap ke arah Raynald.
"Kenapa? Aku tidak merasa keberatan untuk memasak. Aku ingin memberikan kompensasi dengan cara Aku sendiri." Ucap Kasandra sambil menundukkan kepalanya.
"Maksud Aku, serahkan hal-hal seperti itu kepada pelayan. Jadi kamu tidak perlu melakukan pekerjaan rumah seperti ini." Ucap Raynald.
"Itu tidak terlalu penting karena Aku sangat suka memasak. Menurutku, memasak dengan tangan Aku sendiri dan makan bersama sudah merupakan kebahagianku." Ucap Kasandra.
Raynald hanya menganggukkan kepalanya kemudian meminta Kasandra untuk duduk. Kasandra pun dengan patuh duduk di kursi makan sedangkan Raynald mendorong kursi rodanya ke arah ruangan penyimpanan anggur.
Setelah beberapa saat Raynald datang sambil membawa sebotol anggur dan diletakkan di kedua pahanya. Raynald mendorong kursi roda hingga Raynald berhenti di samping Kasandra.
Raynald mengisi gelas yang berisi anggur setelah terisi Raynald memberikan botol anggur tersebut ke Kasandra. Kasandra langsung mengambilnya kemudian mengisi gelas yang masih kosong.
Kasandra meminum anggur tersebut untuk menghilangkan kegugupannya sedangkan Raynald mengambil makanan buatan Kasandra.
"Makanan ini sangat enak dan membuatku betah makan di rumah." Puji Raynald.
"Kalau Kak Raynald suka maka lain kali Aku akan membuatkannya." Ucap Kasandra kemudian kembali meminum anggur.
Setelah habis Kasandra mulai makan namun hanya beberapa suap karena saat ini Kasandra ingin minum anggur untuk melupakan kesedihannya.
"Kenapa kamu makannya sedikit?" Tanya Raynald.
"Aku masih kenyang karena itu Aku makan sedikit saja." Jawab Kasandra berbohong.
Raynald hanya menganggukkan kepalanya kemudian melanjutkan makannya hingga Raynald sudah mulai kenyang.
"Jangan minum terlalu banyak nanti kamu mabuk." Ucap Raynald yang melihat Kasandra kembali menuangkan anggur ke dalam gelas yang sudah kosong.
"Aku tidak mungkin mabuk apalagi baru tiga gelas." Jawab Kasandra.
Kemudian Kasandra kembali meminum anggur hingga habis tanpa sisa membuat Kasandra mengambil botol anggur namun di tahan oleh Raynald.
Kasandra hanya cemberut dan langsung berdiri lalu berjalan meninggalkan Raynald yang sudah selesai makan. Raynald yang melihat hal itu langsung mendorong kursi roda dan mengikuti langkah Kasandra yang berjalan sempoyongan.
"Mengapa Kak Raynald mengikutiku?" Tanya Kasandra dengan wajah kesal sambil membalikkan badannya.
Raynald yang mendengar ucapan Kasandra terkejut membuat Raynald menatap ke arah Kasandra.
"Aku mengikutimu karena kamu mabuk dan takut terjadi sesuatu denganmu." Jawab Raynald.
"Aku di sini untuk membantu Kak Raynald mengisi air di bathup dan Aku tidak mabuk jadi Kak Raynald jangan kuatir." Ucap Kasandra.
Kasandra hanya terdiam kemudian membalikkan badannya namun baru dua langkah tubuhnya terhuyung. Raynald yang melihatnya sangat terkejut dan bersiap menangkap tubuh Kasandra.
Kasandra yang tidak bisa menjaga keseimbangan nyaris terjatuh jika saja Raynald tidak memeluk tubuh Kasandra. Hingga Kasandra duduk di pangkuan Raynald hingga mereka saling menatap satu sama lain.
"Apakah ini menyakitkan tubuh Kak Raynald?" Tanya Kasandra dengan wajah kuatir dan tanpa sengaja menggerakkan bokongnya.
"Tidak apa-apa. Kasandra jangan suka bermain api." Pinta Raynald yang merasakan belalai gajahnya di sentuh bokong Kasandra.
"Kak Raynald, Aku tidak sedang bermain api." jawab Kasandra dengan wajah bingung.
"Kamu istirahatlah di ranjang dan biarkan Aku memadamkan api di kamar mandi." Ucap Raynald.
Kasandra hanya menganggukkan kepalanya kemudian bangun dari pangkuan Raynald lalu berjalan ke arah ranjang dengan tubuh sempoyongan.
Raynald melihat Kasandra duduk di samping ranjang kemudian Raynald mendorong kursi roda ke kamar mandi. Sampai di kamar mandi dan menutup pintu kamar mandi, Raynald langsung berdiri kemudian melepaskan satu persatu pakaiannya hingga menyisakan celana boxer.
Raynald kemudian melepaskan topeng wajahnya yang terlihat buruk rupa lalu meletakkannya di rak yang kosong. Kini Raynald terlihat sangat tampan rupawan dan sedap untuk di pandang mata. Siapapun yang melihatnya akan tergila-gila terhadap Raynald.
Sedangkan Kasandra yang berada di dalam kamar merasakan perutnya mual. Kasandra langsung berdiri dan berjalan dengan cepat ke arah kamar mandi lalu membuka kamar mandi.
Raynald yang melihat Kasandra masuk ke dalam kamar mandi sangat terkejut terlebih Kasandra berdiri di wastafel membelakangi dirinya.
