NovelToon NovelToon
Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Kantor / Office Romance
Popularitas:10.2k
Nilai: 5
Nama Author: Diana Putri Aritonang

Reta Cahya Pariwara. Terlahir sebagai pewaris tunggal kerjaan bisnis sang Kakek, membuat Reta sudah harus memahami dunia usaha sejak dari usia muda.

Karena memiliki tanggung jawab yang begitu besar terhadap perusahaan, membuat kehidupannya selalu disetir oleh sang Kakek yang berwatak tiran, termasuk dalam urusan Jodoh. Reta bahkan dipaksa untuk menerima sebuah perjodohan yang Kakeknya lakukan.

Dan saat perjodohan sudah terjalin. Reta malah kembali dipertemukan dengan Rio-Pria yang merupakan cinta pertamanya. Pertemuan yang sebenarnya sudah didambakan ke-duanya hingga mereka tanpa sengaja melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan, sampai mengakibatkan janin tumbuh dirahim Reta.

Akankah Reta memilih bersama Rio setelah mengetahui dirinya yang tengah mengandung? Atau lebih memilih tetap bersama dengan Pria yang telah dijodohkan padanya karena begitu banyak halangan yang datang menghalangi mereka agar tidak bisa bersama. Penasaran? Langsung baca yuk!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Diana Putri Aritonang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 19. Anda Seperti Orang Hamil, Nona.

Cahaya matahari begitu cerah. Seakan memberikan semangat pada mereka yang mulai beraktifitas. Begitu juga dengan Reta. Wanita itu kini terlihat menikmati secangkir teh hangat sebelum dirinya pergi berangkat ke kantor.

Kerja sama yang dilakukan oleh DIMAO kini sudah mulai berjalan, karena sudah hampir satu bulan setalah joint venture disepakati oleh semua pengusaha yang terlibat di dalamnya. Selama itu juga Reta tetap terus mempelajari berkas perjalanan perusahaan yang sekarang ia pimpin. Namun, sejauh ini Reta belum menemukan titik terangnya.

"Kau sudah ingin berangkat?"

Reta menoleh ke arah dari mana suara itu datang. Ternyata sang Kakek yang kini sedang berjalan dan ikut duduk bergabung di meja makan.

"Hm."

"Jangan terlalu bekerja keras. Proyek itu kini sudah mulai berjalan, kau hanya perlu memantaunya saja."

Melihat wajah Reta yang sedikit pucat membuat Tuan Zico berpikir jika cucunya terlalu memforsir banyak tenaga dalam bekerja. Kakek Reta itu juga tahu, jika sang cucu sudah beberapa minggu terakhir selalu menghabiskan waktu di ruang kerjanya hingga larut malam.

"Aku pergi dulu."

"Max ingin pernikahan kalian dipercepat," potong Tuan Zico segera saat melihat Reta yang sudah ingin beranjak pergi meninggalkan meja makan.

Mendengar apa yang Kakeknya katakan tentu membuat Reta terkejut. Pernikahan? Sama sekali tidak pernah terbesit dalam benak Reta tentang sesuatu yang namanya pernikahan, terlebih jika itu bersama Max.

"Aku pikir perjanjian ini hanya akan sampai pertunangan?"

Tuan Zico mengerutkan kening, merasa heran dengan apa yang coba Reta maksud sebenarnya. "Tentu Max menginginkan hubungan pernikahan dengan mu," kata Tuan Zico lagi.

Reta memutar bola matanya. Terlihat enggan untuk membahas lebih lanjut tentang hubungannya bersama Maximilan.

"Di sini aku juga berhak untuk menentukannya, kan? Hubungan pertunangan saja belum ada membawa dampak positif bagi perusahaan kita. Sedangkan dia..." Reta mengarahkan pandangan pada majalah bisnis yang ada di atas meja. Majalah yang baru saja Reta baca saat ia menikmati teh hangat paginya.

Dalam majalah tersebut disebutkan jika Maximilan merupakan pengusaha teraktif dalam melakukan investasi dan juga pengusaha yang terus bergerak maju terlebih saat semua media mengetahui Max yang menjalin kerja sama bersama DIMAO.

"Aku yakin Kakek tidak lupa...jika ini adalah hubungan yang didasari atas kerja sama. DIMAO hanya mendapatkan rasa tidak malu karena gagalnya menjadi sumber keuangan terbesar dalam proyek ini." Reta menatap tajam sang Kakek. "Sedangkan perusahaanya sudah mengantongi keuntungan dari banyak hal."

Tuan Zico terdiam. Ekspresi wajahnya tetap datar dan tak terbaca. Meski kini di hadapannya sang cucu sedang beradu argument dengan dirinya.

"Aku harap Tuan Besar Zico tidak melupakan keuntungan dalam berbisnis. Take and give."

Setelahnya Reta benar-benar beranjak meninggalkan meja makan dengan tatapan Tuan Zico yang masih lurus ke depan, sama sekali tidak memandang ke arah di mana Reta menghilang.

Pimpinan perusahaan DIMAO itu mulai memasuki mobil yang pintunya telah dibukakan oleh supir dan segera menuju kantor. Sepanjang jalan, Reta hanya menutup mata, sesekali ia terlihat memijat pelan pelipisnya.

"Kenapa di sini, Sus?" tanya Reta. Ia sudah turun dari mobil tepat di depan lobby kantor.

"Anda baik-baik saja, Nona?" Susan terlihat cemas saat melihat wajah pucat Reta. Asisten Reta itu sebenarnya sengaja menunggu sang atasan karena kebetulan tiba di kantor bertepatan dengan kedatangan mobil Reta.

"Aku baik." Reta mulai melangkah dan segera di susul oleh Susan. "Hari ini apa jadwalku?" tanya Reta saat mereka mulai memasuki lift.

Susan dengan segera menyampaikan semua agenda sang atasan, seperti biasa jadwal Reta selalu terlihat penuh. "Dan itu...," suara Susan terdengar ragu.

"Dan apa?" tanya Reta seraya melangkah ke luar saat lift sudah tiba di lantai ruang kerjanya.

"Tuan Rio kembali menghubungi." Langkah Reta terhenti tepat di depan pintu masuk ruang kerjanya. Tubuh itu mematung seakan memberi kesempatan pada Susan untuk melanjutkan kata-katanya. "Beliau tetap meminta untuk bisa bertemu dengan Anda, Nona. Setidaknya...bukalah blokiran nomor kontak pribadi Tuan Rio."

Reta tak memberikan jawaban hingga keheningan sempat menyelimuti atasan beserta asistennya itu.

"Tuan Rio juga berpesan jika ia...akan segera kembali ke negara asalnya, Nona."

Reta menarik napas dengan dalam. Beberapa minggu terakhir ia memang menutup akses terhadap Rio. Wanita dengan rambut pendek sebahu itu bahkan memblokir kontak Rio saat Rio dapat menghubunginya melalui ponsel pribadi.

Reta masih belum siap memenuhi permintaan Rio untuk bertemu dengan sang Kakek. Ia memilih fokus pada permasalahan perusahaan agar dapat ia tangani dan segera terlepas dari ikatan pertunangan yang sama sekali tidak ia inginkan.

Melupakan bagaimana begitu inginnya Rio berusaha untuk menemui Kakeknya dan mencoba untuk berbicara. Tanpa disadari ke-duanya sebenarnya sama-sama berusaha untuk mencapai tujuan yang sama. Hanya saja menempuh jalan yang berbeda.

Reta melanjutkan langkah untuk masuk ke dalam ruang kerja. "Tolong pesankan aku teh hangat," kata Reta. Ia sudah duduk di kursi kerjanya. "Dan juga makanan, aku kembali merasa lapar."

Susan mengangguk dan segera berbalik untuk melaksanakan apa yang atasnya inginkan. Susan hanya bisa membiarkan Nonanya mengambil keputusan sendiri terhadap Tuan Rio. Meski dalam benaknya turut prihatin, terlebih saat melihat effort yang dilakukan Tuan Rio.

Datang ke kantor dan menunggu hingga malam. Hal yang hampir setiap hari Rio lakukan. Susan hanya bisa menyampaikan semua yang terekam di cctv pada sang atasan saat setiap kali Reta ingin kembali ke kediamannya agar bisa menghindari Rio, tanpa bisa bertindak lebih jauh memberikan bantuan pada Rio dan Nolan.

"Ini teh dan sarapan Anda, Nona." Susan meletakkan nampan yang berisi pesanan Reta di atas meja.

Masih dengan terus melakukan pekerjaannya Reta meraih gelas dan menyesap pelan teh hangat beraroma melati tersebut. Reta juga mulai menikmati roti panggang dengan selai strawberry, mengunyahnya perlahan seraya memperhatikan layar komputer yang ada di hadapannya.

"Emphh..." Dengan cepat Reta meletakkan kembali Roti panggang yang belum ada setengah berhasil ia nikmati. Lalu bergegas beranjak menuju toilet dengan tangan yang menutupi mulutnya.

Wanita berambut pendek itu segera menghambur menuju closet, memuntahkan semua isi perutnya. Seakan tiada habis isi perut Reta terus terkuras bahkan ia terus ingin muntah meski rasanya sudah tidak ada lagi yang dapat dikeluarkan Wanita itu.

Reta lemas, wajahnya semakin memucat membuat Susan begitu panik.

"Anda sakit Nona!" Susan terus mengusap dan memberikan pijatan kecil pada tengkuk Reta. "Sebaiknya Anda mengambil cuti."

Reta menyeka mulutnya dan segera meraih tisu yang diberikan Susan, Ia juga mencuci berulang kali wajahnya berusaha mengembalikan kesadaran.

"Aku tidak apa-apa," kata Reta lemah. Dengan perlahan ia kembali ke meja kerja dan saat netranya melihat roti panggang yang menjadi sarapannya tadi, Reta dengan cepat berbalik dan kembali masuk ke dalam toilet. Atasan Susan itu kembali muntah-muntah.

"Singkirkan roti panggang itu," kata Reta dengan suara yang lemah. "Aku geli saat melihatnya."

Susan mengernyitkan dahi atas perintah Reta. Namun ia tetap bergerak dengan cepat untuk menyingkirkan roti panggang tersebut dan segera kembali menyusul Reta yang ternyata sudah melangkah pelan menuju sofa.

Reta memejamkan mata. Tangannya memijit pelipis karena merasakan pusing pada kepalanya. Membuat Susan segera mendekat dan membantu memberikan pijatan.

"Anda semakin pucat Nona. Sebaiknya Anda beristirahat."

"Aku tidak apa-apa, ini mungkin hanya karena aku terlalu banyak bekerja hingga larut malam."

"Tapi Anda terlihat aneh, Nona. Anda geli dengan roti panggang dan muntah-muntah. seperti, orang hamil saja."

Deg!

Netra Reta yang tertutup itu segera membuka. Mendengar perkataan Susan tentang kehamilan membuat jantung Reta tiba-tiba saja berdetak lebih cepat.

1
Zerro..BL
hhe...manja kali sebutan ortunya😍
ora
/Rose//Rose//Rose/untuk Kakak.....
ora
Tapi apa iya, akan semudah itu untuk menikah jika sudah di Indonesia?🧐😔
ora
Arghhh/Angry/
Di getok aja dari belakang, Reta. Bisa kan?
Si Kakek nyebelin banget. Kalau merintah seenaknya. Kasar lagi😔🤧🤧🤧
Upi Raswan
semoga rencana Reta berjalan lancar,selamat dari nikah paksa
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
🌹🌹 buat Rio Reta...smg ekspektasi sesuai realita
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
tida?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
gak penting ya Re?
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mengandung gula x
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
mudah²an ketemu babang Agam sm Hena, biar dikasih tahu caranya menjinakkan singa 🤭
𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪
iiih, dasar aki², kasar bener jd orang tua, minta dihormati tp gak bisa ngehargai yg muda...
Zerro..BL
sukses bpakny...😍😍
Zerro..BL
semoga makin semangat nulisnya...good
F.T Zira
boleh jadi kembalinya mereka ke tanah air untuk menemukan jln keluarnya...semoga aja sih... gak lucu kan kalo mereka berdua kawin lari.. kan capek🤧🤧

🌹 buat kaka Queen...
F.T Zira
misal si kakek dikasih tau bakal punya cicit, luluh gak ya🤔🤔
F.T Zira
Hani dapet dedek baruuu😆😆
F.T Zira
papih??? waooww...🤭🤭🤭😆😆😆
F.T Zira
duhhh... dapet perintah sana sini dong dirimu sus🤭🤭🤭
ora
/Rose//Rose/4iklan untuk Kakak......
ora
Si Kakek kalau ngomong enak banget, ya. Reta nggak mau sama Maxim, Kek😑😑😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!