Alyssa tidak menyangka jika kedatangan nya kerumah sang mertua adalah untuk diceraikan oleh sang suami. Dan lebih tragisnya lagi, disaat ia dijatuhi talak 1 itu disaksikan langsung oleh calon istri baru dari suaminya. Tanpa disangka-sangka ia menjadi Janda dalam hitungan menit. Apa alasan sang suami menceraikan Alyssa? itu semua karena Alyssa tidak bisa menjaga penampilan nya sehingga memiliki badan gendut tak terawat. Hal itu lah yang memicu keinginan cerai dari suami nya. Padahal ia gendut karena ada faktor penyebabnya, namun semua itu disangkal oleh Reza, suami Alyssa. Dia tetap ingin berpisah.
Bagaimana kah kehidupan Alyssa setelah diceraikan secara tiba-tiba oleh suami nya? Bisa kah Alyssa bangkit dari keterpurukannya? mari kita temani perjalanan hidup Alyssa selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saras Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - Cass Group
Di cuaca yang begitu panas hari ini, terlihat seorang wanita berlari menuju sebuah stand yang menjual aneka minuman menyegarkan. Saat dia sampai, dengan napas yang ngos-ngosan dia memesan dua minuman bersoda.
Satu minuman langsung dia habiskan ditempat, dan satu nya lagi dia pegang untuk ia bawa. Setelah membayar wanita itu berbalik dan langsung berlari lagi menuju sebuah perusahaan dimana tempat ia bekerja yang berjarak sekitar 150m.
Wajahnya terlihat sangat lelah, tapi jika belum memberikan minuman yang di pesan oleh seseorang ini, dia belum bisa beristirahat dengan tenang.
Setelah sampai di lobi perusahaan besar bernama 'Cass Group' itu, dia langsung berjalan menuju lift yang akan membawa nya menuju ruangan si pemesan minuman.
Namun saat dia tengah melewati salah satu gerombolan karyawan perempuan yang berdiri tidak jauh dari lift, terdengar bisik-bisik yang sepertinya sedang membicarakan dirinya.
" Eh, liat deh yang katanya sekretaris direktur, tapi tiap hari kerjaannya jadi babu. Masa ada sih sekretaris yang disuruh buat beli minuman diluar, harus jalan kaki pula. Cih, modal tampang cantik sama badan bagus doang, makanya bisa jadi sekretaris. " ucap salah satu wanita berambut sebahu pada teman-teman nya itu.
Teman-teman nya pun menimpali dengan kata-kata yang tidak kalah pedasnya. Walau berbicara dengan suara yang sangat pelan, tapi masih bisa di dengar oleh wanita yang mereka bicarakan, sebab mereka berdiri tidak jauh dari tempat lift yang menjadi tujuan si wanita teresebut.
Si wanita yang dibicarakan pun menoleh dan menatap tajam para wanita penggosip tersebut. Mereka yang terkejut melihat reaksi si wanita langsung membuang muka dan memilih untuk langsung pergi.
Si wanita yang melihat kepergian para penggosip itu hanya bisa menghela napas kasar. Dia kembali melanjutkan berjalan menuju lift, lalu langsung menekan tombol untuk membuka lift, dan saat lift terbuka seseorang memanggil nya dari arah belakang.
" Alyssa. " si wanita yang merasa namanya di panggil pun menoleh, dan mendapati seorang wanita mendekat ke arahnya dengan senyum lebarnya.
Ya, wanita yang berlari untuk membeli minuman tadi adalah Alyssa Zalfa Lashira. Sekarang dia bekerja sebagai sekretaris direktur utama di perusahaan ini. Dan yang para penggosip tadi ceritakan itu adalah tentang dirinya.
Alyssa yang melihat teman nya mendekat pun membalas dengan senyuman.
" Oi Bel, kenapa? Tumben lo jam segini udah keluar ruangan. " tanya Alyssa pada temannya yang bernama Bella itu. Karena tidak ada yang masuk, pintu lift pun kembali tertutup.
" Sa, lo habis beliin minuman buat bos lagi? " tanya Bella sambil melirik minuman yang di pegang Alyssa.
" Iya, nih. Capek banget gue lari bolak balik. Huh, kalau bukan karena bos, ogah banget gue keluar panas-panas kayak gini. " keluh Alyssa pada wanita yang beberapa bulan ini jadi teman nya itu.
Bella adalah kepala divisi keuangan Cass Group. Mereka yang sering bertemu karena Bella sering menitipkan laporan pada Alyssa, akhirnya membuat mereka menjadi akrab. Ditambah Bella adalah wanita yang ramah, sehingga Alyssa nyaman saat diajak mengobrol oleh wanita berdarah sunda tersebut.
Bella yang mendengar keluhan temannya itu, hanya bisa tertawa pelan. Dia juga merasa kasihan, tapi tidak bisa membantu apapun. Direktur mereka sangat dingin dan memiliki aura yang menakutkan. Siapapun tidak ada yang berani mencari masalah dengan pria tersebut.
" Ya udah gih lo buruan naik. Ntar pak bos ngamuk kalok lo kelamaan balik. Gue juga mau langsung balik ke ruangan nih, bye. " ucap Bella sambil berlalu meninggalkan Alyssa. Alyssa hanya mengangguk dan kembali menekan tombol agar lift terbuka.
Setelah pintu lift terbuka, Alyssa langsung masuk dan menekan tombol berangka 22 dimana disana lah ruangan nya dan ruangan direktur berada. Setelah pintu lift tertutup, Alyssa bersandar pada dinding lift yang mana sisi kanan dan kiri dinding tersebut adalah kaca.
Alyssa kembali teringat perkataan para penggosip yang dia dengar tadi. 'Hanya modal cantik dan badan bagus bisa jadi sekretaris'. Dia langsung menoleh ke kanan dan melihat tubuh nya dari pantulan kaca tersebut.
Ya, memang benar Alyssa sekarang sudah kembali seperti diri nya saat belum menikah dulu. Tubuh langsing berisi di beberapa bagian yang menonjol serta kulit putih mulus yang dia dapat dengan perawatan lengkap di sebuah salon kecantikan terkenal. Persis seperti saat dia masih gadis dulu.
Ditambah saat ini cara berpakaian Alyssa yang jauh berbeda dari dirinya beberapa bulan lalu. Dengan menggunakan Blazer berwarna abu-abu dan rok span selutut warna senada menambah keanggunan dirinya. Yang beberapa tahun lalu hanya sering menggunakan flat shoes, sekarang setiap hari saat bekerja dia menggunakan highels. Sungguh kemajuan yang drastis bukan?
Hari ini tepat satu tahun setelah dia di talak oleh Reza dan pergi meninggalkan rumah. Saat ini Alyssa tinggal di sebuah apartemen mewah yang berada tidak jauh dari perusahaan tempat ia bekerja. Selama berbulan-bulan Alyssa mencoba bangkit dan berusaha merubah penampilannya. Dengan tekad dan semangat yang besar, Alyssa bisa menjadi versi yang lebih baik sekarang.
Pintu lift yang terbuka menyadarkan Alyssa dari lamunan nya. Dia bergegas keluar dan langsung menuju ruangan sang bos. Sebelum masuk Alyssa mengetuk pintu sebanyak dua kali lalu langsung membuka pintu.
" Permisi, pak. Saya mau antar minuman yang bapak minta tadi. " Alyssa masuk dan berjalan pelan menuju meja sang direktur.
Direktur yang di ajak bicara saat ini sedang duduk di kursi kebesarannya membelakangi Alyssa. Entah apa yang pria itu sedang lakukan.
Saat kursi berputar, nampaklah wajah seorang pria dengan tatapan yang tajam. Pria itu mengeluarkan aura yang dingin di sekitarnya. Tidak ada yang tahan berdiri lama-lama di samping pria itu.
Alyssa kembali mendekati meja dimana terdapat papan yang terbuat dari kaca yang bertuliskan ' . Darren Alaric Cassius: Direktur Utama' . Alyssa langsung meletakkan minuman yang ia bawa tadi di atas meja sang direktur. Setelah itu memundurkan langkahnya dan pamit untuk kembali ke ruangan nya sendiri.
Namun suara berat dan tegas si direktur yang bernama Darren menghentikan langkah Alyssa.
" Saya tidak mau minum ini. Bawa keluar! " perintah Darren pada Alyssa.
Alyssa yang mendengar itu, menghembuskan napas nya pelan sebelum berbalik menghadap Darren, bos galaknya itu. Sambil tersenyum Alyssa mengangguk, lalu kembali mengambil minuman yang susah payah dia beli tadi. Setelah pamit, Alyssa bergegas keluar agar tidak lagi mendapat perintah aneh dari bosnya itu.
Setelah keluar dari ruangan sang bos, Alyssa melihat minuman yang dia pegang. Ini bukan pertama kali nya Darren menyuruh dirinya untuk membeli minuman di luar perusahaan dan ajaibnya selalu berujung tidak diminum oleh pria itu.
Alasannya selalu sama, minuman nya sudah tidak dingin lagi karena kelamaan di luar. Ajaib bukan? Dan lebih parahnya lagi, Alyssa harus berjalan kaki untuk membeli minuman itu, itu pun bukan keinginan Alyssa, tapi perintah dari Darren. Tega sekali bukan?
Namun tanpa Alyssa sadari, selama 4 bulan dia bekerja disini, dan mulai mendapat perintah 'aneh' bos nya itu, berat badan Alyssa menjadi cepat turun.
Saat dulu awal bekerja disini, tubuh Alyssa belum selangsing sekarang tapi tidak juga sebesar saat ia diceraikan oleh Reza. Sudah turun sekitar 10kg waktu itu.
Dan karena mendapat perintah ajaib bos nya itu hampir setiap hari, Alyssa bisa menurunkan berat nya sebanyak 15kg.
Wow! Dan itu tidak disadari oleh Alyssa sama sekali. Yang dia tau hanya ukuran baju nya yang terus menyusut selama beberapa bulan ini.
Dia tentu merasa senang, karena bisa kembali mendapatkan tubuh idealnya seperti dulu. Alyssa juga rajin melakukan perawatan tiap bulan nya, dan selalu menggunakan skincare dari salah satu brand terkenal sehingga wajah kusam serta flek-flek di wajahnya bisa hilang tergantikan kulit yang mulus dan kenyal.
Alyssa benar-benar kembali menjadi wanita cantik bahkan lebih cantik dari saat dia gadis dulu. Mungkin karena Alyssa saat ini sudah berusia 28 tahun dimana aura nya jauh lebih dewasa daripada saat gadis dulu.
Alyssa membawa minuman itu menuju ke ruangan nya yang berada di sisi kanan ruangan sang direktur. Ruangan Alyssa berdindingkan kaca dimana hal itu memudahkan Alyssa untuk melihat siapa yang akan mendatangi sang direktur.
Sesampainya Alyssa di ruangannya, dia langsung mendudukan diri nya di kursi. Tubuhnya begitu lelah karena berlari saat membeli minuman tadi. Ditambah dia sedang menggunakan highels yang cukup menyulitkan Alyssa saat lari. Ruangan yang dingin karena pendingin ruangan, bisa sedikit menghilangkan lelah di tubuhnya.
...****************...
Tepat pukul 17.00 Alyssa bersiap untuk pulang. Namun sebelum pulang, dia harus pergi keruangan bos nya untuk memastikan apakah ada yang harus dikerjakan lagi atau tidak.
Bukan ingin hati nya serajin itu bertanya pada Darren, namun itu sudah hal wajib yang dilakukan oleh seorang sekretaris direktur. Agar tidak dianggap tidak sopan karena langsung pulang sedangkan bos masih berada dikantor. Dan Alyssa juga tidak ingin pulang setelah bos nya pulang, bisa-bisa tengah malam baru ia sampai di apartemen nya.
Darren adalah tipe bos yang gila kerja, bahkan Alyssa pernah mendengar jika pria dingin itu tidak pulang semalaman hanya untuk menyelesaikan pekerjaan nya.
Setelah menarik napas lalu menghembuskan nya dengan pelan, Alyssa mengetuk pintu ruangan direktur dan langsung membuka pintu nya. Alyssa bisa melihat jika Darren masih sibuk dengan berkas-berkas yang berada di atas meja nya.
" Permisi, pak. Apa ada yang bisa saya kerja kan lagi? " tanya Alyssa pada bos nya yang sama sekali tidak terusik akan kedatangannya.
Darren hanya diam, dan itu artinya tidak ada pekerjaan untuk Alyssa. Namun saat Alyssa mengutarakan jika sekarang adalah jam pulang dan ia berniat untuk pamit, Darren mengatakan sesuatu yang tidak pernah Alyssa duga.
" Temani saya makan di luar malam ini. " ucap Darren tanpa mengangkat wajahnya karena tetap sibuk membaca berkas-berkas yang harus dia tanda tangani.
Alyssa mengerutkan dahinya tanda bingung, apa benar pria dihadapan nya ini bicara pada nya atau pada orang lain. Tapi masalahnya diruangan ini hanya ada mereka berdua.
Karena tidak mendengar jawaban Alyssa, Darren pun mengangkat wajahnya menatap kearah Alyssa berdiri. Dengan nada dingin Darren melanjutkan perkataan yang jauh lebih aneh bagi Alyssa.
" Tunggu saya 15 menit lagi, setelah itu kita berangkat. " Darren kembali menundukkan wajahnya dan fokus pada berkas-berkas yang tersisa beberapa lembar lagi.
Alyssa diam mematung, masih mencerna apa yang baru saja dikatakan oleh pria di depan nya itu. Apa benar dirinya yang diajak pergi makan malam? Dengan nada lelah, Alyssa memberanikan diri untuk menjawab Darren.
" Apa saya melewatkan janji temu dengan klien pak? Karena seingat saya malam ini tidak ada jadwal untuk bertemu klien. " tanya Alyssa yang merasa yakin jika Darren mengajak dirinya makan malam karena untuk menemani pria tersebut bertemu klien.
" Bukan, hanya kita berdua. Sekarang kamu kembali keruangan kamu dan tunggu saya disana, saya masih ada beberapa berkas yang harus saya selesaikan. " ucap Darren tanpa menatap Alyssa sama sekali.
Alyssa yang ingin menolak karena merasa tubuhnya lelah dan membutuhkan istrirahat secepatnya, dan juga merasa tidak nyaman jika hanya pergi makan berdua dengan sang bos tanpa alasan pekerjaan. Dia tidak mau ada timbul gosip-gosip sampah tentang dirinya selama masih bekerja disini. Namun belum sempat Alyssa mengatakan sesuatu, Darren sudah lebih dulu berbicara.
" Tidak ada penolakan. " nada yang sangat tegas seakan memberi tahu Alyssa jika dia tidak mempunyai kesempatan untuk menolak.
Dengan berat hati Alyssa memutuskan pamit keluar untuk menunggu di ruangannya. Alyssa memikirkan sikap aneh bos nya sore ini. Tiba-tiba saja mengajak makan malam, dan hanya berdua lagi.
Sungguh aneh, tapi Alyssa yang benar-benar merasa lelah tidak mau terlalu memusingkan hal tersebut. Akan dia anggap makan malam nanti sebagai bonus karena sudah bekerja dengan baik sebagai sekretarisnya. Ya hanya bonus!
Sambil memainkan ponsel Alyssa menunggu Darren. Untung saja dinding ruangannya adalah kaca, jadi jika Darren sudah keluar dia bisa melihatnya.
Tak berselang lama, pintu ruangan direktur terbuka, dan nampak lah pria berbadan tegap dengan otot-otot besarnya yang tercetak jelas di kemeja miliknya itu menutup kembali pintu ruangan nya.
Alyssa yang melihat Darren sudah keluar, langsung berdiri dan juga keluar dari ruangannya. Sambil tersenyum Alyssa menunggu Darren melewati nya, karena dia akan berjalan tepat di belakang pria tersebut.
Namun saat Darren berada di depannya, pria itu menghentikan langkahnya. Alyssa yang bingung hanya bisa diam, menunggu apa yang ingin di lakukan oleh pria itu.
" Kenapa diam aja? Ayo, kita berangkat sekarang. " ucap Darren sambil melihat ke arah Alyssa.
" Silahkan Anda duluan, saya akan berjalan di belakang Anda nanti. " Alyssa mempersilahkan pria yang berstatus bos nya itu untuk jalan terlebih dahulu.
Tapi lagi-lagi jawaban Darren sangat di luar akal sehat Alyssa.
" Kenapa kamu jalan di belakang saya? Sekarang jam kerja sudah selesai, jadi saat ini kamu bukan sedang pergi berkerja. Kita akan makan malam, dan kamu jalan lah disamping saya. " perintah Darren dengan suara tegas miliknya.
Alyssa benar-benar tidak habis pikir, kenapa bos nya itu tiba-tiba berubah menjadi aneh. Bahkan sekarang pria itu bisa bicara panjang lebar kepadanya yang biasanya hanya kalimat singkat pria itu ucapkan.
Alyssa yang tidak tau harus merespon apa, hanya bisa mengangguk dan mulai melangkahkan kakinya yang langsung disusul oleh Darren. Sehingga kini mereka berjalan bersama tanpa ada yang di depan atau di belakang layaknya seorang bos dan sekretaris.
Sesampainya di depan lift, Alyssa yang terbiasa menekan tombol lift untuk bos nya, terkejut karena Darren lebih dulu melakukan hal itu. Dengan santai nya Darren menekan tombol untuk membuka pintu lift.
Alyssa menatap bos nya dengan tatapan bingung. Namun Darren sama sekali tidak menoleh pada Alyssa. Saat pintu lift terbuka, Darren lebih dulu masuk lalu di ikuti oleh Alyssa. Dan lagi-lagi Darren lebih dulu menekan tombol yang bertuliskan angka 1 dimana disanalah lobi dan pintu keluar berada.
Darren berdiri tidak jauh dari pintu lift, sedangkan Alyssa berdiri di tepat belakang nya. Namun tak berapa lama, Darren memundurkan langkahnya tepat disamping Alyssa. Alyssa kembali menoleh ke arah pria yang tinggi nya jauh di atas dirinya.
Tinggi Alyssa hanya lah sebatas bahu pria itu. Alyssa ingin bertanya, tapi bingung bagaimana caranya menanyakannya. Dan akhirnya memilih diam membiarkan sang bos melakukan apapun yang dia inginkan. Toh bukan salah nya karena sebelumnya pria itu sendiri yang mengatakan jika saat ini bukan lagi jam kerjanya.
Untung saja lift ini adalah lift khusus direktur dan sekretaris direktur, jadi Alyssa tidak perlu memusingkan jika ada orang yang mengetahui sikap aneh bos nya itu. Tak lama kemudian pintu lift terbuka, Alyssa memilih keluar terlebih dahulu. Dia mulai malas melihat sikap aneh bos nya tersebut.
Lobi terlihat mulai sepi karena semua karyawan sudah pulang sejak pukul 16.00 tadi. Tapi kenapa jam pulang Alyssa lebih lambat satu jam dari karyawan yang lain, itu karena dia adalah sekretaris yang harus memastikan semua pekerjaan sudah selesai dengan sempurna.
Saat keluar dari lobi terlihat dua orang yang bertugas menjaga keamanan menyapa ramah sang pemilik perusahaan. Darren hanya mengangguk tanda menjawab sapaan tersebut. Sedangkan saat dua pria itu menyapa Alyssa, dengan ramahnya wanita cantik itu membalas.
" Selamat sore pak. " senyum manis Alyssa terlihat di wajahnya.
Alyssa memang terkenal ramah pada semua orang yang dia temui. Hal itu mendapat lirikan tajam dari Darren.
Tak menunggu lama, mobil keluaran terbaru berwarna hitam pekat berhenti tepat di depan mereka. Salah satu security tadi langsung membukan kan pintu belakang untuk sang direktur. Darren langsung menuju mobilnya, tapi sebelum masuk dia menghentikan gerakan Alyssa yang ingin membuka pintu depan.
" Kamu duduk bersama saya di belakang. " perintah Darren. Tanpa menunggu jawaban Alyssa, pria itu langsung masuk dan menutup pintu mobilnya.
Alyssa sempat terdiam namun setelah mendengar security mempersilahkan diri nya sembari membuka pintu disisi kanan mobil untuk nya, Alyssa pun mau tidak mau masuk dan duduk di disamping bos anehnya tersebut.
Setelah pintu Alyssa tertutup, mobil mulai bergerak meninggalkan perusahaan terbesar di negeri ini. Selama dalam perjalanan tidak ada yang berniat memulai obrolan, masing-masing dari mereka memilih diam dan tenggelam dalam pikiran mereka sendiri.
Alyssa yang sedang memikirkan sikap aneh bos nya, sedangkan Darren..... Entahlah apa yang di pikirkan oleh pria itu, tidak ada yang tau.
Perjalanan yang memakan waktu sekitar satu jam karena sempat terjebak macet itu akhirnya berakhir di sebuah restaurant mewah yang biasanya menjadi langganan orang-orang kalangan atas. Alyssa pernah makan disini saat menemani Darren bertemu salah satu klien mereka.
Darren lebih dulu keluar lalu berjalan memutar ke sisi dimana Alyssa berada. Dengan santainya pria itu membuka kan pintu Alyssa.
Alyssa terkejut dengan perlakuan bos nya itu. Selama dia bekerja dengan pria itu, baru kali ini diperlakukan berbeda dari biasanya. Alyssa yang shock tidak langsung turun. Suara Darren yang menyadarkan Alyssa jika ini bukanlah halusinasi dirinya.
" Mau sampai kapan diam di dalam sana, hmm? " tegur Darren sambil tetap berdiri menatap ke arah Alyssa yang melamun.
Terus lah semangat dalam berkarya, semoga karya barunya lebih ok lagi🔥🔥🔥😍