Sebagai satu-satunya penerus keluarga Parker, Justin Midas Parker dikenal dengan sikap dingin dan kejamnya namun memiliki trauma terhadap sentuhan fisik. Haphephobia yang dialaminya sangat parah sehingga dia tidak bisa bersentuhan bahkan dengan keluarga nya sendiri.
Suatu hari, saat Justin sedang melakukan terapi pengobatan, ia tanpa sengaja bertemu dengan dokter wanita yang berhasil menyentuhnya tanpa membuat penyakitnya kambuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19-Rasa Sakit
Terlihat di salah satu rumah sakit yang di jaga ketat oleh beberapa polisi New York. Bukan karena ada kasus kejahatan, melainkan mengawal salah satu mantan jenderal yang saat ini sedang ada dirumah sakit.
Ia adalah Caserio Easton, mantan jenderal pasukan khusus New York yang sudah selesai masa tugasnya sejak 4 tahun lalu. Dan dia adalah ayah dari Hazel Easton yang saat ini sedang mendapatkan penanganan setelah mencoba melakukan aksi bunuh diri.
Kini Hazel yang sudah di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP, terlihat sedang tidur dengan gelisah. Mulut wanita itu terus mengucapkan nama seseorang yang membuat Caserio dan Amelia merasa bingung, apa hubungan sang anak dengan pria yang mereka ketahui dari keluarga Parker itu?
Karena merasa sedih melihat putrinya terus mengigaukan nama Justin, akhirnya Caserio memutuskan untuk menghubungi asistennya Justin yang pernah beberapa kali ia temui di acara rekan nya.
*****
Di tempat yang berbeda, Justin terlihat sedang duduk dengan tatapan kosong, namun kepala nya terus bekerja memikirkan cara untuk mengetahui identitas Elora.
Entah mengapa dia merasa, jika keluarga Wilder menutup rapat akses mengenai informasi keluarga mereka karena ingin menyembunyikan sesuatu.
Terlalu fokus dengan masalah Elora pria itu tidak sadar Jonas masuk kedalam ruangannya bahkan suara ketukkan pintu pun dia tidak mendengarnya.
"Tuan." panggil Jonas membuat Justin melirik pria itu.
Tatapan dingin itu membuat Jonas sedikit gugup.
" Apa ruangan ku sudah tidak memiliki pintu sehingga kau tidak bisa mengetuk terlebih dahulu? " tanya Justin dengan nada mengintimidasi.
" M-maafkan saya tuan, tapi tadi saya sudah mengetuknya namun tidak ada jawaban sama sekali. Karena saya khawatir tuan kenapa-kenapa makanya saya langsung masuk. Maafkan kelancangan saya, tuan. "
Justin hanya menghelankan nafasnya saja.
" Ada apa?" tanya Justin dengan nada datarnya.
" Tuan saya mendapat kabar dari Tuan Easton bahwa Nona muda Easton sedang ada dirumah sakit dan dia terus memanggil nama tuan. "
Justin mengernyitkan keningnya merasa bingung ada apa dengan Hazel.
" Apa yang terjadi dengan wanita itu?" tanya Justin dengan nada penasarannya.
" Tuan Easton mengatakan jika nona muda mencoba untuk bunuh diri dengan melukai pergelangan tangan nya. "
Satu alis Justin terangkat saat mendengar penjelasan dari Jonas. Dia cukup terkejut Hazel melakukan hal itu.
" Baiklah kita kesana. " ucap Justin seraya bangkit dari duduk nya lalu berjalan keluar.
Jonas langsung menyusul sang tuan dari belakang aembari menghubungi sopir untuk bersiap.
Sesampainya di mobil, Justin menyandarkan punggung nya sambil memejamkan mata. Kepala nya mulai merasa pusing karena banyak hal yang harus ia pikirkan. Dari masalah identitas Elora hingga kini masalah Hazel yang mencoba bunuh diri.
****
Keadaan Elora saat ini juga tidak jauh berbeda. Wanita itu terlihat kacau karena terlibat dengan masalah antara Hazel dan Justin. Padahal ia baru mengenal mereka belum lama, namun kehidupan nya berubah 180°.
" Sebenarnya ada apa dengan masa lalu ku? Kenapa mereka seakan sangat mengenalku."
Elora merasa kepala nya mulai sakit. Setelah menangani Hazel tadi, dia langsung kembali keruangan nya untuk beristirahat. Ternyata menangani pasien yang memiliki masalah dengan diri nya sangat menguras tenaga dan juga mental nya.
Karena rasa sakit di kepala nya semakin bertambah, Elora memutuskan untuk pulang lebih awal. Terlebih hari ini dia tidak ada jadwal operasi.
Elora langsung menghubungi dokter pembimbing nya untuk ijin selama 2 hari. Ia berniat untuk pulang kerumah orang tua nya yang ada di Kanada.
Elora keluar dari ruangannya dan berjalan melewati koridor rumah sakit yang cukup sepi. Namun saat dia melewati lobi, tiba-tiba tangan di tarik ke belakang.
" Elle. "
Elora yang awalnya terkejut, kini merubah raut wajahnya saat melihat siapa yang menariknya tadi. Dengan kasar Elora menghempas tangan Justin.
Elora langsung melanjutkan niatnya yang ingin pulang.
" Tunggu Elle. "
Elora tidak menghiraukan panggilan Justin. Dia terus melangkah hingga berhasil keluar dari lobi rumah sakit.
Namun lagi-lagi, Elora di tarik hingga tubuhnya berbalik dan menabrak tubuh Justin.
Elora mulai merasa muak. Dengan sekuat tenaga dia mendorong tubuh Justin agar menjauh dari nya.
"Apa yang anda inginkan sebenarnya? Jangan lagi menyeretku dalam masalah anda dan nona Easton. Aku tidak mengenal kalian lebih dari sekedar nama. Jadi berhentilah mengusik ku, tuan Parker."
Justin terdiam mendengar ucapan Elora. Dia bisa melihat mata wanita itu mulai berkaca-kaca. Jantung nya tiba-tiba merasa nyeri saat melihat air mata yang mulai menetes di wajah Elora.
"Kita tidak punya masalah hingga kau harus menghindar dari ku." ucap Justin.
Elora menatap tajam ke arah Justin, " ya, kita memang tidak ada masalah. Tapi setelah aku mengenalmu, aku selalu terseret masalah yang tidak aku ketahui sama sekali. Dan ini terakhir kali nya aku memberi tahu anda tuan Parker yang terhormat, jangan lagi mengusik ku. Biarkan aku hidup seperti saat kita belum bertemu. "
Elora menatap Justin beberapa detik, setelah nya wanita itu berbalik dan berlari meninggalkan Justin yang diam terpaku.
Jonas yang memperhatikan mereka dari kejauhan, cukup terkejut melihat keberanian Elora pada tuan nya. Dia semakin penasaran, apa sebenarnya hubungan sang tuan dengan Elora dan juga Hazel.
"Menjadi orang kaya dan juga tampan itu sangat sulit." gumam Jonas yang tiba-tiba bersyukur memiliki wajah tampan namun tidak terlalu tampan. Entahlah, apa maksud dari Jonas, hanya dia dan Tuhan yang tau.