Jodoh Sang Pewaris

Jodoh Sang Pewaris

Bab 1. Rio Priawan.

Bergerak lentur seiring irama, dengan jari jemari lentik yang perlahan namun pasti mulai melucuti pakaiannya sendiri. Netra indah dengan kelopak mata yang berhiaskan manik-manik terus mengarah pada sosok Pria yang kini terlihat duduk dengan ekspresi yang begitu tenang. Dengan senyum menggoda dan tatapan manja penari striptis itu terus melakukan pekerjaannya.

Alunan musik memenuhi ruangan kamar hotel, mengiringi gerakan tarian yang penari itu persembahkan. Hingga akhirnya ia hanya meninggalkan bra dan cd tipis pada tubuhnya.

"Telepon untuk anda, Tuan."

Pria yang dari tadi duduk di sofa sedang asik menikmati waktunya itu mengarahkan pandangan pada asisten pribadinya. Ia meraih telepon dan dengan cepat menerima panggilan yang masuk.

"Papihhhh!!!"

Pria itu sontak saja menjauh kan ponsel dari telinganya dengan wajah yang tersenyum karena disambut teriakan seseorang yang berada di seberang sambungan, sebelum akhirnya ia kembali menempelkan pada daun telinga.

"Suara mu semakin melengking, Hani."

"Hahaha. Tapi Papih merindukan suaraku, kan?"

"Ya. Papih selalu merindukan mu," dengan terus tersenyum Pria itu menjawab. "Kau belum tidur?" tanyanya lagi karena perbedaan waktu di tanah air yang lebih cepat lima jam, pasti kini di negara bocah perempuan itu sudah hampir tengah malam.

"Belum. Aku merindukan papih."

"Papih juga merindukan mu, little sweet."

Pria itu terkekeh kecil saat bocah perempuan yang menghubungi nya melakukan protes saat di panggil little sweet.

"Aku ingin memberi tahu kalau aku akan berlibur dan menyusul papih terbang ke Swiss."

"Benarkah?" tanya Pria itu tidak percaya dengan apa yang dikatakan bocah tersebut. "Kau sudah mendapatkan izin dari Bundamu, Hani?"

"Of course. Aku tidak akan pernah mengalami kesulitan mendapatkan izin Bunda jika semua hal itu berhubungan dengan papih."

Gelak tawa suara bocah perempuan yang memiliki usia hampir 6 tahun itu menular pada Pria yang dari tadi terlihat terus menatap fokus pada satu objek. Rahang tegas dengan rambut halus yang tumbuh di sekitarnya serta alis tebal semakin menyempurnakan visual Pria yang kini berprofesi sebagai CEO sebuah perusahaan yang bergerak pada bidang department store.

"Baiklah. Papih akan menunggu mu di sini dan kita akan berlibur bersama."

Hani kembali bersorak saat ia mendengar jika Pria yang ia panggil dengan sebutan Papih menjanjikan akan melakukan liburan bersama. Padahal bocah perempuan itu tahu jika sang Papih teramat lah sibuk. Terutama seperti saat ini, Papih-nya sedang berada di luar negeri, itu artinya ada urusan bisnis yang sedang ia kerjakan.

Sebelum memutus panggilan telepon, Pria itu mengucapkan kata-kata sayang untuk bocah yang selalu mampu membuatnya tersenyum.

Sikap hangat sang Tuan saat menerima telepon itu tidak luput dari pengamatan Nolan. Pria yang sudah hampir 2 tahun bekerja sebagai asisten, dimulai sejak sang Tuan resmi menjabat sebagai CEO PT Namayana Tbk. Ia terus memperhatikan bagaimana atasannya yang duduk di sofa itu mengangkat telpon dengan terus menatap pada apa yang dari tadi ia genggam dan usap di tangan kanannya.

"Kau mendengarnya, Nolan?" kata Pria itu saat kembali menyerahkan ponsel yang sambungannya sudah terputus pada asisten pribadinya. "Hani akan menyusul ku, persiapkan kedatangannya."

"Baik Tuan," jawab Nolan. Ia bahkan sedikit membungkuk kan badan dan membuat Pria yang duduk di sofa mengangkat sedikit alis karena tingkah asistennya.

"Kau masih saja menggunakan panggilan itu. Telingaku sakit mendengarnya." Pria itu terlihat protes dan segera beranjak dari sofa. "Panggil namaku saja. Dan itu...reward untukmu."

Setelah mengatakan hal tersebut pada asistennya, ia pergi meninggalkan Nolan yang tampak tersenyum lebar, membawa langkah menuju pintu untuk ke luar dari dalam kamar hotel.

"Terimakasih, Bos!" Nolan bahkan berteriak agar atasannya itu mendengar. "Selalu berakhir tanpa disentuh bahkan sama sekali tidak dilirik," gumam Nolan. Ia kini menatap pada penari striptis yang masih melakukan aksinya.

"Aku harap kau bukan kaum pelangi, Rio."

Asisten Rio tersebut tidak habis pikir, lagi-lagi atasannya itu hanya membiarkan para wanita penghibur melakukan aksinya dengan sia-sia, entah itu menari atau pun menyanyi.

Rio hanya akan duduk tenang dan fokus melakukan kebiasaannya yang terus mengusap benda yang selalu atasannya itu bawa ke mana pun ia pergi. Benda berkilau, berbentuk bunga yang Nolan pikir itu serupa dengan gelang untuk seorang wanita.

Setelah kepergian atasnya, Nolan mulai mendekat pada penari striptis yang sebenarnya adalah bentuk hadiah yang diberikan oleh pemilik perusahaan yang Rio pimpin.

Hadiah? Ya. Bonus berupa sejumlah uang, kendaraan, bahkan properti seperti apartemen bisa Rio dapatkan setiap kali ia berhasil memenangkan tender besar bernilai milyaran. Bahkan tidak jarang ia juga bisa mendapatkan bonus berupa hiburan seperti yang kali ini pemilik perusahaan telah kirimkan ke kamar hotelnya, dan hiburan itu pasti selalu Rio serahkan pada Nolan.

Asisten Rio itu akan bermain dan bersenang-senang dengan semua wanita penghibur yang Rio dapatkan, dan tak jarang Nolan akan menghabiskan malam panjangnya dengan wanita-wanita tersebut.

Jika Nolan mulai menikmati malamnya dengan reward yang ia dapat, berbeda jauh dengan sang atasan yang kini terlihat mendatangi restoran hotel. Rio memilih duduk di sudut restoran, tangannya bergerak meraih sesuatu dari saku celana. Mengusap pelan benda itu dengan netra yang menatap begitu lekat.

"Aku sudah di sini," gumam Rio. "Semakin dekat dengan mu."

Rio Priawan. Pria yang sedari muda sudah memiliki kecerdasan di atas rata-rata itu mampu membawa perusahaan PT Namayana Tbk semakin melebarkan usahanya hingga merambah pasar luar negeri. Pria yang berusia hampir kepala tiga tersebut bahkan kini berada di Swiss untuk mengikuti Joint Venture yang diadakan oleh salah satu perusahaan retail terbesar DIMAO department store. Perusahaan retail yang bisnisnya juga mengakar di tanah air.

Perusahaan yang memang sedari awal sudah Rio targetkan untuk dapat menjalin kerjasama. Tidak hanya demi membawa PT Namayana Tbk semakin jaya, tapi ia juga memiliki tujuan tersendiri terhadap perusahaan retail tersebut.

***

Hai...Hai....🤗🥰

Aku hadir kembali dengan karya baru yang berjudul:

Jodoh sang Pewaris. Dan karya ini merupakan sekuel dari Draw In A Megical Fantasy. Disana merupakan kisah Rio-Reta saat remaja. Boleh diintip dulu 🤣🙈 Tapi jika langsung baca karya ini juga tidak apa-apa karena yang terbawa dari masa lalu hanyalah sebuah rasa yang belum tahu ujungnya bagaimana 😂🤭🙈

Terpopuler

Comments

𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪

𝓜𝓮𝓷𝓽𝓪𝓻𝓲𝓢𝓮𝓷𝓳𝓪

𝚁𝚊𝚖𝚊𝚢𝚊𝚖𝚊, 𝚓𝚍 𝙽𝚊𝚖𝚊𝚢𝚊𝚗𝚊, 𝚔𝚎𝚗𝚊𝚙𝚊 𝙽𝚊𝚛𝚊𝚢𝚊𝚗𝚊 𝚊𝚓𝚊?/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-08-21

3

Kikan Dwi

Kikan Dwi

Reta itu bukan bundanya Hani? Apa Hani anak kandung Rio? /Facepalm//Facepalm/

2024-08-25

1

Elok Oren 🤎

Elok Oren 🤎

Ada apa denganmu Rio? kamu masih belum move on dari aku ya??? 😂

2024-09-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!