NovelToon NovelToon
Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Mira: Jiwa Api, Darah Malam

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Vampir
Popularitas:824
Nilai: 5
Nama Author: revanyaarsella

Mira Elvana tidak pernah tahu bahwa hidupnya yang tenang di dunia manusia hanyalah kedok dari sesuatu yang jauh lebih gelap. Dibalik darahnya yang dingin mengalir rahasia yang mampu mengubah nasib dua dunia-vampir dan Phoenix. Terlahir dari dua garis keturunan yang tak seharusnya bersatu, Mira adalah kunci dari kekuatan yang bahkan dia sendiri tak mengerti.

Ketika dia diculik oleh sekelompok vampir yang menginginkan kekuatannya, Mira mulai menyadari bahwa dirinya bukanlah gadis biasa. Pelarian yang seharusnya membawa kebebasan justru mempertemukannya dengan Evano, seorang pemburu vampir yang menyimpan rahasia kelamnya sendiri. Mengapa dia membantu Mira? Apa yang dia inginkan darinya? Pertanyaan demi pertanyaan membayangi setiap langkah Mira, dan jawabannya selalu membawa lebih banyak bahaya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon revanyaarsella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 18: Awal Pertemuan

Malam itu, hujan turun deras. Langit gelap seakan menelan seluruh bumi dalam kegelapan, hanya sesekali tersambar cahaya kilat yang menyilaukan. Mira berlari melalui lorong-lorong sempit kota tua, mencoba menghindari tetesan hujan yang dingin menusuk kulit. Napasnya terengah-engah, dan jantungnya berdegup kencang. Dia tak yakin mengapa kakinya bergerak secepat itu, tapi hatinya dipenuhi ketakutan yang tak terjelaskan.

Dia telah merasakan kehadiran seseorang, seorang asing, mengawasinya dari kejauhan. Entah sudah berapa lama, tapi perasaan itu semakin kuat malam ini. Mira tak tahu siapa atau apa yang sedang mengikutinya, tapi nalurinya memberitahu bahwa ia harus lari.

Saat Mira berbelok di tikungan jalan yang sepi, tiba-tiba sebuah bayangan muncul dari balik dinding. Bayangan itu tinggi, tegap, dan bergerak dengan cepat menuju Mira. Dia berhenti mendadak, menatap sosok itu dengan mata penuh ketakutan.

"Santai. Aku tidak akan menyakitimu," suara pria itu dalam, hampir seperti bisikan, namun cukup keras untuk terdengar meski di tengah gemuruh hujan.

Mira merasakan sesuatu yang aneh pada sosok itu. Bukan rasa takut yang biasa, tapi semacam perasaan... tertarik? Namun, dia tidak bisa mengabaikan fakta bahwa pria ini baru saja muncul dari kegelapan, tepat saat dia merasa diikuti.

"Siapa kau?" Mira bertanya dengan suara bergetar, tangannya gemetar. Dia mundur beberapa langkah, mencoba menjauhkan diri dari pria itu.

Sosok itu tidak bergerak mendekat. Dia berdiri tenang, tetap di bawah bayangan, menyisakan hanya sebagian wajahnya yang terlihat saat kilat menyambar langit di atas mereka. Rambutnya hitam pekat, jatuh panjang di atas bahunya, dan matanya—mata yang berwarna biru gelap, hampir hitam—menatap Mira dengan tajam, seakan mampu menembus pikirannya.

"Namaku Evano," katanya pelan. "Aku sudah lama menunggumu."

Mira merasakan dingin menjalari punggungnya. "Menungguku?" tanyanya dengan nada curiga. "Untuk apa?"

Pria itu terdiam sejenak sebelum menjawab, "Karena kau adalah bagian dari sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kau bayangkan."

Mira merasa semakin bingung. "Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan. Aku hanya ingin pulang."

Evano menggelengkan kepala pelan, seolah menyayangkan ketidaktahuan Mira. "Pulang? Kau pikir kau bisa kembali ke kehidupan lamamu setelah ini? Kau sudah terlalu jauh masuk ke dalam permainan ini, Mira."

Mira memandang Evano dengan mata penuh ketakutan dan kemarahan. "Permainan apa? Apa yang kau bicarakan? Aku bahkan tidak mengenalmu!"

"Tidak sekarang, tapi kau akan tahu," jawab Evano dengan nada yang tak tergoyahkan.

Mira memutar otaknya, mencoba menemukan jalan keluar dari situasi aneh ini. Siapa pria ini? Apa maksudnya? Dan kenapa dia seakan tahu lebih banyak tentang dirinya daripada dirinya sendiri?

"Jika kau tidak menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi, aku akan pergi," kata Mira tegas, mencoba menyembunyikan kegelisahannya.

Evano melangkah sedikit lebih dekat, namun masih menjaga jarak. "Mira, kau bukan seperti manusia biasa. Ada sesuatu yang terpendam dalam dirimu, sesuatu yang telah lama tertidur."

Mira menelan ludah, hatinya semakin dipenuhi rasa takut dan bingung. "Apa maksudmu?"

"Kau adalah hasil percampuran dua dunia," kata Evano dengan mata tajam yang tak lepas dari wajah Mira. "Kau memiliki darah Phoenix dan vampire di dalam dirimu."

Kalimat itu menghantam Mira seperti gelombang besar. Phoenix? Vampire? Itu terdengar seperti dongeng atau cerita horor yang ia baca di buku-buku. Tapi di tengah keseriusan Evano, Mira tahu bahwa dia tidak bercanda.

"Aku... aku tidak mungkin..." Mira tergagap, otaknya berputar. Selama ini dia selalu merasa berbeda, tapi tidak pernah terlintas di benaknya bahwa hal ini bisa terjadi. Dia hanya mengira dirinya aneh, bukan sesuatu yang luar biasa.

"Kau merasa ada yang salah, bukan?" Evano melanjutkan. "Ada bagian dari dirimu yang tidak pernah bisa kau pahami. Kekuatan yang terkadang kau rasakan, tapi kau abaikan."

Mira teringat kembali beberapa peristiwa aneh yang pernah dialaminya. Saat dia marah, kadang-kadang, sesuatu seperti api muncul di sekelilingnya—meski hanya sekilas, dan tidak pernah meninggalkan jejak. Dan saat ketakutan, bayangan di sekitarnya seakan bergerak, seolah-olah merespon emosinya. Dia selalu berpikir itu hanya halusinasi, tapi sekarang...

"Tapi kenapa aku? Apa yang kau inginkan dariku?" Mira bertanya, suaranya sedikit bergetar.

Evano menatapnya dengan pandangan lembut, namun tetap penuh misteri. "Aku tidak menginginkan apa pun darimu. Aku hanya di sini untuk membantumu. Ada banyak pihak yang akan mencarimu, mencoba memanfaatkan kekuatanmu untuk tujuan mereka sendiri."

Mira merasa kepalanya berputar. Ini terlalu banyak untuk dicerna. "Jadi... semua ini nyata? Semua yang kau katakan?"

Evano mengangguk. "Lebih nyata daripada yang bisa kau bayangkan."

Mira menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya. "Dan kau... kau sudah lama mengamatiku?"

Evano terdiam sejenak sebelum menjawab. "Ya. Aku telah mengawasi sejak kekuatanmu mulai terbangun. Aku harus memastikan bahwa kau aman, setidaknya sampai saatnya tiba."

Mira merasa marah mendengar itu. "Jadi, selama ini aku diawasi tanpa sepengetahuanku? Seperti aku adalah target?"

"Itu bukan niatku," jawab Evano cepat. "Aku hanya ingin memastikan kau tidak jatuh ke tangan yang salah."

"Tapi kau juga tidak memberiku pilihan!" Mira membalas, kemarahannya mulai muncul di permukaan. "Kau hanya muncul sekarang, setelah semua ini terjadi! Bagaimana aku bisa mempercayaimu?"

Evano menghela napas, terlihat menyesal. "Aku tahu ini sulit bagimu, Mira. Tapi aku di sini sekarang. Dan aku bersumpah, aku akan membantumu."

Mira memandang Evano dengan penuh rasa tidak percaya. Segala sesuatu yang dia katakan terdengar seperti mimpi buruk yang aneh. Tapi di dalam dirinya, entah bagaimana, ada perasaan bahwa Evano benar. Bahwa semua ini adalah kebenaran yang tak bisa dia hindari.

"Apa yang harus kulakukan?" tanya Mira akhirnya, suaranya lebih lembut.

Evano menatap Mira dengan serius, seolah mempertimbangkan setiap kata yang akan ia ucapkan. "Kau harus belajar mengendalikan kekuatanmu. Dunia yang kau kenal tidak akan sama lagi. Dan kau harus siap."

Mira merasa tubuhnya lemas. Seluruh hidupnya berubah dalam satu malam. Semua yang ia pikir benar tentang dirinya, tentang dunianya, runtuh begitu saja. Tapi di dalam dirinya, ada bagian kecil yang merasa bahwa inilah jawaban yang selama ini dia cari. Jawaban atas perasaan kosong yang selalu menghantuinya.

"Aku akan membantumu," kata Evano lagi, suaranya rendah namun penuh keyakinan. "Tapi hanya jika kau mau mempercayaiku."

Mira menghela napas panjang, mencoba menenangkan pikirannya yang kacau. Dia tidak tahu apakah dia bisa mempercayai Evano, tapi dia juga tahu bahwa dia tidak punya banyak pilihan. Dunia yang dia kenal sudah mulai runtuh, dan dia harus menemukan jalannya melalui semua kekacauan ini.

"Oke," katanya pelan, hampir tak terdengar. "Aku akan mencoba."

Evano tersenyum tipis, meski matanya tetap tajam. "Kau sudah membuat keputusan yang benar."

Dan saat malam semakin larut, Mira menyadari bahwa kehidupannya yang lama telah berakhir. Babak baru yang penuh bahaya dan misteri telah dimulai, dan dia harus siap menghadapi apa pun yang akan datang.

1
Yurika23
aku mampir ya thor....bagus ceritanya..penulisannya juga enak dibaca...lanjut terus Thor..
Yurika23: gak membingungkan kok kak...semangat terus...
Revanya Arsella Nataline: iya, makasih
maaf kalau agak membingungkan
total 2 replies
Afiq Danial Mohamad Azmir
Tidak sabar untuk mengetahui bagaimana kisah ini akan berakhir. Semangat thor! 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, maaf kalau kurang nyambung
total 1 replies
Ngực lép
Semoga semangatmu selalu terjaga agar bisa sering nulis, thor 💪
Revanya Arsella Nataline: makasih, semoga suka dengan ceritanya soalnya masih pemula
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!