Thomas dan Sarah pernah menikah selama 2 tahun sebelum akhirnya bercerai karena Thomas takut pekerjaan aslinya sebagai Intelijen membahayakan Sarah. 7 Tahun kemudian mereka di pertemukan kembali. Sarah menjadi manager event di hotel yang membantu persiapan pernikahan Thomas dan anak pemilik hotel luxury, Rachel. Pernikahan itu adalah misi dari Badan Intelijen tempat Thomas bekerja, yaitu untuk menangkap dan mengungkap bisnis internasional terkait obat terlarang oleh Ayah Rachel, Alex. Setelah menikah, Thomas menduduki jabatan sebagai General Manager di hotel Luxury. Pertemuan setiap hari dengan Sarah tidak bisa di hindari. Benih cinta kembali tumbuh di hati Thomas. Namun, Sarah masih membenci Thomas karena dulu seketika meninggalkan dan menceraikannya. Kehadiran Maxim sebagai Manager Humas baru di hotel luxury, membuat Thomas makin cemburu karena ternyata Maxim menyukai Sarah dan Sarah pun menyukai
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chubby_Writter, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rachel Mulai Curiga
Seketika pintu ruangan Sarah terbuka, Rachel terkejut melihat Thomas memegang tangan Sarah.
"Apa yang kalian lakukan?!" Pekik Rachel.
Thomas melepas pegangannya pada Sarah. "Tadi dia terjatuh saat aku hendak keluar menuju toilet. Makanya aku menahan tangannya."
Rachel masih menatap dengan penuh curiga. "Apa kau sudah lama sampai Thomas?"
"Belum ada 5 menit, kau bisa bertanya pada security di depan bila tidak percaya."
Rachel langsung bergelayut manja di tangan Thomas. "Aku percaya, mana mungkin calon suamiku akan tertarik dengan wanita yang tidak lebih cantik dari aku."
Sarah merasa sangat sakit hati dengan ucapan Rachel. Ia memilih menahan emosinya.
"Nona Sarah, saya permisi ke toilet sebentar. Sehabis itu kita langsung menengok ballroom tempat acara pernikahan diadakan besok."
Rachel hanya mengangguk. Ia kembali menuju sofa yang ada di ruangan Sarah. Pandangannya memindai seisi ruangan mencari kebenaran yang baru saja terjadi di ruangan itu.
"Kau tidak tertarik dengan janda itu kan Thomas?" Tanya Rachel tiba-tiba.
"Janda? Siapa yang kau maksud?" Jawab Thomas.
"Tentu saja Sarah."Ketus Rachel.
Darah Thomas rasanya mendidih. Beraninya Rachel menghina istri kesayangannya dan menyebunya Janda, sementara Ia masih sehat dan belum menceraikan Sarah.
"Jika kau tidak percaya padaku, lebih baik pernikahan ini kita batalkan. Aku tidak ingin hidup dengan wanita pencemburu. Aku adalah laki-laki yang hanya setia pada satu wanita saja. Jangan salahkan jika wanita lain tertarik padaku. Sekarang tentukan pilihanmu Rachel, sebelum semuanya terlambat. Aku tidak segan-segan menceraikanmu bila sikap posesif berlebihanmu ini kumat terus."
Rachel seketika menjadi ketakukan dengan ancaman Thomas. Ia langsung memeluk tubuh Thomas. Tapi Thomas tidak membalasnya.
"Aroma parfum ini. Dasar Jalang! Aku akan buat perhitungan denganmu setelah aku resmi menikahi Thomas." Gumam Rachel dalam hati.
Saat Rachel sedang memeluk Thomas, Sarah melihatnya dari balik pintu. Ia berlari menjauh dari ruangannya menuju ke toilet. Tangisnya kembali pecah. Ia tidak sanggup melihat Thomas bersama dengan wanita lain.
"Kamu memeluk wanita lain saja aku tidak rela. Apalagi besok dan seterusnya kamu akan menyentuh wanita itu. Aku tidak rela Thomas."Lirih Sarah.
Ia memukul dadanya sendiri untuk menghilangkan rasa sakit di hatinya. Setelah beberapa saat, tangisnya mereda. Ia kembali membasuh wajahnya dan segera kembali ke ruangannya.
"Maaf jika saya lama Nona,Tuan." Ucap Sarah sungkan.
"Tidak masalah. Ayo kita menuju ke ballroom. Aku tidak sabar melihat dekorasinya." Jawab Rachel.
Sepanjang jalan menuju ke ballroom, Rachel terus menerus bergelayut manja pada Thomas. Ia sengaja ingin menunjukkan pada Sarah, bahwa Thomas adalah miliknya dan Sarah tidak bisa mendekatinya.
Sarah hanya bisa tertunduk menyaksikan aksi Rachel yang seperti lintah menempel terus pada Thomas. Ia mengepal kedua tangannya dengan kuat. Mencoba meredam semua amarahnya. Hingga kuku panjang miliknya itu menancap dan melukai telapak tangan Sarah.
Sesampainya di ballroom. Dekorasi bunga mawar putih dan pink menghiasi seluruh ruangan. Nuansa soft gold juga menambah kesan elegan di ruangan itu.
"Bagaimana Nona Rachel. Apa masih ada yang kurang?" Tanya Sarah.
"Sejauh ini cukup bagus. Semoga besok tidak ada kendala, atau kau akan angkat kaki dari hotel ini."Jawab Rachel mengintimidasi.
Thomas sedari tadi mencuri pandang pada Sarah. Pandangannya tertuju pada telapak tangan Sarah yang terluka pada bagian telapak. Thomas paham dengan kebiasaan Sarah. Jika sedang menahan emosi, maka Ia akan mengepal tangannya dengan erat, hingga kukunya bisa melukai telapak tangan Sarah.
Nampak sekilas kepanikan di wajah Thomas.
"Apa dia marah melihat Rachel terus menempel padaku? Harusnya aku bisa mengobati lukanya." Gumam Thomas dalam hati.
Tuan Alex pun sudah hadir di sana. Ia juga ikut antusias dengan persiapan pernikahan putri tunggalnya itu.
"Apakah kalian suka dekorasinya?"
Seketika Rachel berbalik badan melihat ayahnya.
"Daddy... Rachel senang Daddy disini. Ya sejauh ini suka."
"Pastikan besok tidak ada kendala Sarah. Aku mau pernikahan putriku besok berjalan lancar." Tegas Tuan Alex pada Sarah.
"Baik Tuan. Saya akan mengusahakan yang terbaik untuk acara besok."
Sarah dan Thomas kembali saling curi pandang. Rasa rindu keduanya masih besar. Namun keadaan yang membuat keduanya hanya bisa diam di tempatnya masing-masing saat ini.
"Aku masih rindu Sarah. Bisakah kita kabur dari dunia ini berdua? Kita pergi ke tempat dimana seorang pun tidak bisa menemukan kita. Hanya kita berdua. Aku masih ingin memelukmu Sarah.
Aku masih ingin kita bisa bersama seperti dulu. Apakah bisa hari itu terulang? Aku hanya minta sehari saja untuk bisa sama seperti waktu kita masih bersama. Maafkan aku Sarah. Aku sudah menggores luka hatimu begitu dalam.
Maafkan aku yang tidak bisa menjelaskan semuanya dengan benar seperti seorang pengecut. Apa aku egois jika minta kau tetap bersamaku, padahal nyawamu akan terancam?
Aku dulu tidak takut apapun Sarah. Tapi kini aku hanya takut pada 2 hal. Aku takut kau meninggalkanku karena kematian dan aku takut aku juga meninggalkanmu karena kematian. Jadi, aku mohon bersabarlah.
Aku sedang berdoa pada Tuhan agar kita diberikan jalan yang mudah untuk kembali bersama. Walaupun aku tidak tau kapan Tuhan akan menjawab doaku. Semoga saja, saat waktunya tiba nanti aku belum terlambat dan kau belum dimiliki orang lain." Gumam Thomas dalam hati.
Thomas masih setia dalam lamunannya menatap Sarah. Lalu Rachel datang menghampirinya.
"Kenapa diam disini sayang? Ayo kita harus mengambil cincin dan gaun pernikahan." Ajak Rachel.
Thomas pun menurut saat badannya ditarik Rachel. Tapi pandangannya lekat memandang Sarah hingga tubuhnya menjauh dari ruangan itu.
...----------------...
Bersambung ke Bab Selanjutnya.