NovelToon NovelToon
Sebatas Ibu Pengganti

Sebatas Ibu Pengganti

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: embunpagi

Binar di wajah cantik Adhisty pudar ketika ia mendapati bahwa suaminya yang baru beberapa jam yang lalu sah menjadi suaminya ternyata memiliki istri lain selain dirinya.

Yang lebih menyakitkan lagi, pernikahan tersebut di lakukan hanya karena untuk menjadikannya sebagai ibu pengganti yang akan mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn, suaminya, dan juga madunya Salwa, karena Salwa tidak bisa mengandung dan melahirkan anak untuk Zayn.

Dalam kurun waktu satu tahun, Adhisty harus bisa mmeberikan keturunan untuk Zayn. Dan saat itu ia harus merelakan anaknya dan pergi dari hidup Zayn sesuai dengan surat perjanjian yang sudah di tanda tangani oleh ayah Adhisty tanpa sepengetahuan Adhisty.

Adhisty merasa terjebak, ia bahkan rela memutuskan kekasihnya hanya demi menuruti keinginan orang tuanya untuk menikah dengan pria pilihan mereka. Karena menurutnya pria pilihan orang tuanya pasti yang terbaik.

Tapi, nyatanya? Ia hanya di jadikan alat sebagai ibu pengganti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Adhisty segera di bawa ke IGD setelah sampai di rumah sakit. Karena terlalu panik mendapati Adhisty yang tiba-tiba pingsan, Lisa bingung harus bagaimana sekarang. Ia mencoba mencari ponsel Adhisty ke dalam tas wanita tersebut.

Setelah ketemu ponsel Adhisty Lisa mencari kontak Zayn. Beberapa saat mencari, ia kebingungan karena tak ada nama itu di ponsel Adhisty. Namun, ada satu nama kontak menarik perhatian Lisa. Singa lapar, itulah nama kontaknya, yang mana Lisa tebak jika itu pasti nomor suami Adhisty, karena Adhisty pernah bilang kalau suaminya galanya melebihi singa lapar.

Beberapa kali mencoba menghubungi nomor tersebut tak juga di angkat. Lisa beralih ke kontak bernama Madu pahit, itu pasti istri sah Zayn yang memiliki ide gila menyewa rahim Adhisty, pikir Lisa. Diapun langsung mencoba menelepon ke momor tersebut. Beruntung sekali panggilan langsung di angkat oleh pemilik Nomor.

"Halo Dhis, ada apa?" tanya Salwa dari seberang telepon.

"Maaf, ini temannya Adhisty. Apa ini keluarganya Adhisty? Dia tadi pingsan di depan toko buku dan sekarang berada di rumah sakit Sehat Waras," ucap Lisa.

Mendengarnya, Salwa hanya menghela napas, "Baiklah, saya akan ke sana sekarang," ucapnya langsung mematikn panggilan tanpa basa-basi.

"Kok aku merinding ya telepon dia, mana nggak ada terima kasihnya udah aku kabarin," keluh Lisa.

Tak lama Arka datang membawa kantong plastik AlfaBeta berisi minum dan roti, "Nih Lis, minum dulu. Kamu pasti shock tiba-tiba Dhisty pingsan begitu," ucap Arka sembari mengasongkan plastik itu kepada Lisa.

"Makasih, mas," ucap Lisa, ia menerima bungkusan tersebut.

"Bagaimana keadaan Dhisty?" tanya Arka khawatir.

"Belum tahu, mas. Dokter masih memeriksanya. Aku udah hubungi keluarganya sebentar lagi datang," sahut Lisa.

"Apa kamu tahu sesuatu tentang Dhisty yang nggak aku tahu? Soal suaminya mungkin? Apa dia ada cerita tidak bahagia, atau suaminya memperlakukannya dengan tidak baik sampai dia sakit begini?" selidik Arka.

"Enggak mas, Adhisty nggak seterbuka itu sama aku. Aku tahunya sama kayak yang mas Arka tahu tadi, kalau Adhisty jadi istri kedua, itu aja. Lainnya nggak tahu," dusta Lisa. Ia tak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada Arka,. Pria itu bisa nekat nantinya jika tahu kalu Adhitty dinikahi hanya untuk memberikan anak.

Di tengah obrolan Arka dan Lisa, Salwa datang dengan pelayannya yang selalu, mengikutinya kemanapun, "Kamu teman Dhisty? Saya kakaknya, yang kamu telepon tadi," ucap Salwa.

"I-iya, saya Lisa. Dhisty sedang di periksa di dalam, kak," sahut Lisa.

"Kakak dari Hongkong!" batin Lisa, ia tahu wanita di depannya ini yang sudah mengancam dan memaksa keluarga Adhisty. Kelihatannya saja baik dan kalem, tapi aslinya licik, mirip kedondong. Mulus di luar tapi dalamnya ampun deh.

Arka yang penasaran ingin mempertanyakan soal hubungan kakak Adik versi Salwa, tapi keburu dokter keluar dan memanggil keluarga Adhisty karena gadis itu sudah sadar.

"Dia siapa?" Kenapa aku nggak kenal kalau kakak Adhisty? "tanya Arka pada Lisa.

Lisa mengangkat bahunya, "Kakak ketemu gede mungkin!" jawab Lisa asal.

Salwa masuk ke ruangan dokter, "Adik saya sakit apa, dok?" tanya Salwa.

"Dia hanya kelelahan saja, wajar terjadi pada usia kehamilan yang masih muda. Kedepannya, Anda harus menasihati adik Anda untuk tidak terlalu capek dan banyak istirahat. Karena hamil muda sangat rentan sekali, saya akan resepkan Vitamin dan Zat besi untuk nona Adhisty," ucap dokter.

Dari penjelasan itu, yang Salwa tangkap hanya soal Adhisty hamil. Ia sangat senang sekali, akhirnya yang ia tunggu-tunggu terjadi juga. Tak lama lagi ia dan Zayn akan memiliki anak.

Arka yang sengaja menguping, tentu saja terkejut hingga seluruh tubuhnya lemas mendengar wanita yang ia cintai kini tengah hamil dari pria lain. Meski itu suaminya sendiri.

"Sabar, mas. Mending kita pergi saja, Adhisty udah ada keluarganya. Mas Arka harus bisa menerima kenyataan sekarang," ucap Lisa.

Lisa benar, Pelan-pelan Arka berjalan pergi meninggalkan rumah sakit.

Sementara Adhisty? Ia dilema, antara seneng dan juga sedih. Ia senang karena ada nyawa lain yang bersemayam di dalam perutnya. Ia usap perutnya yang masih rata. Tapi, di sisi lain ia juga sedih, karena anak itu bukan miliknya tapi milik Zayn dan Salwa.

"Dhisty, apa kau tidak senang? Kau hamil, itu artinya sebentar lagi Bang Zayn dan aku akan punya bayi yang lucu," ucap Salwa saat mereka berada dalam mobil menuju ke rumah.

"Yang harusnya senang kan mbak Salwa sama suami mbak Salwa. Aku cuma di butuhkan untuk melahirkannya," ucap Adhisty lirih tapi Salwa mendengarnya dan dia masa bodoh, yang penting rencananya untuk memiliki anak berhasil sebentar lagi.

"Suami mbak mana? Apa dia nggak mau dengar kabar kalau aku hamil?" tanya Dhisty karena ia tak melihat suaminya sejak tadi.

"Bang Zayn lagi sibuk, mungkin dia belum sempat pegang hape. Biar nanti aku saja yang kasih tahu dia kalau kami bakal jadi orang tua, karena itu calon anak kami. Pasti dia senang," sahut Salwa.

Adhisty tak menyahut lagi, ia memilih diam.

......

Benar saja, terlalu sibuk, Zayn sama sekali tak peduli dengan ponselnya. Barulah pada malam hari saat hendak pulang, ia melihat ponselnya. Ada beberapa panggilan dari Adhisty," Tumben dia telepon? Biasanya di chat juga nggak balas," gumamnya.

Zayn kemudian membuka pesan dari nomor Adhisty juga yang mengatakan kalau istrinya itu pingsan dan di bawa ke rumah sakit.

"Anak itu, hobby banget sakit. Suruh makan aja susah!" gerutu Zayn.

Ia langsung bangkit dari duduknya dan pulang. Bagaimanapun Adhisty tanggung jawabnya, kalau gadis itu kenapa-kenapa, ia juga yang repot.

Zayn langsung pulang kerumah karena di kabari Salwa kalau Adhisty boleh langsung pulang oleh dokter.

Sampai di rumah, Salwa sudah menghadang Zayn di depan pintu dengan wajah berbinar.

"Ada yang ingin aku sampaikan sama abang, ayo ke kamar!" ajak Salwa langsung.

"Iya, tapi abang mau..."

"Dhisty lagi istirahat. Salwa Mau bicara penting, soal Dhisty, ayo!" Salwa meraih Zayn. Sengaja mencegah pria itu untuk langsung menemui Dhisty.

Zayn hanya manut saja, padahal ia khawatir dengan kondisi Adhisty.

"Ada apa?" tanya Zayn tak sabar. Ia ingin segera memastikan kondisi Adhisty.

"Aku punya sesuatu buat abang. Taraaaa!" Salwa memberikan gambar usg janin yang di kandung oleh Adhisty kepada suaminya.

Kening Zayn mengenyit.

"Kita akan punya anak, bang. Kita berhasil! Adhisty hamil! Abang akan jadi ayah!" ucap Salwa antusias.

"Benarkah? Dia hamil?" tanya Zayn memastikan.

Salwa mengangguk, "Dokter yang bilang tadi, usia kehamilannya sudah delapan minggu, lihat ini! Ini calon anak kita, bang," ucap Salwa.

Zayn tak bisa menyembunyikan rasa bahagia dan harunya. Ia refleks memeluk Salwa saking senangnya.

Adhisty yang tak sengaja mendengar percakapan mereka menggigit bibir bawahnya menahan sakit. Karena pintu kamar Salwa lupa tidak di tutup, membuat Adhisty bisa mendengar jelas kebahagiaan pasangan suami istri itu. Untuk memberitahukan soal kehamilannya saja ia tak berhak, sakit rasanya. Adhisty segera mengusap air matanya lalu pergi dari sana.

Zayn mengurai pelukannya pada Salwa. Ia ingin menemui Adhisty, bagaimanapun juga wanita itu telah mengandung calon anaknya. Ia ingin memastikan kondisi Adhisty.

"Jangan sekarang, Bang. Adhisty sedang istirahat sekarang. Jangan ganggu dia, kasihan. Besok saja. Malam ini kita rayakan berdua, sebentar lagi kita akan punya anak, abang senang?" ucap Salwa.

Zayn tersenyum dan mengangguk, meski sebenarnya ia sedikit banyak kepikiran soal Adhsity.

...----------------...

1
Damayanti Sani
Luar biasa
Sunatri Potabuga
Thoooor ikut nangis bersama Num deh
Sunatri Potabuga
ngak peka banget sih babang
Mala
cerita keren bikin baper dan banjir air mata
Sunatri Potabuga
aku terbawa dgan novel ini bagus jadi pelajaran
Sunatri Potabuga
huuuuuu sedih skali
Mala
UPS disty saking panik lupa kembar satunya
Mala
terima kasih othor elang siuman, cepatlah pulang Zayn istrimu racun Salwa berniat buruk
Mala
Zayn rindu berat sampe mimpi menerawang hal yang buat panik, selamatkan mereka othor plis
Mala
Luar biasa
Mala
wow melow bget ceritanya cup cup Zayn semoga othor berpihak padamu
Mala
syukurlah Salwa dapat karma......
Mala
dasar Salwa jalang bangkitan, semoga ketahuan huh
Mala
dasar Salwa minim akhlak, selingkuh ya tetaplah bobrok
Tri Utari Agustina
Ceritanya bagus banget thor semoga novel yang lain sangat bagus semangat
Mala
Air mata percuma kok mau Yaa adisty
Deli Waryenti
sekali selingkuh tetap selingkuh
Deli Waryenti
kabur aja, disty
Deli Waryenti
kok kasar omongannya disty
Anin Nindy Nindy
👍👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!