Apa jadinya jika dalam suatu pernikahan hadir orang ketiga?
Begitulah nasib Mayang yang harus menghadapi kehidupan pernikahannya yang penuh dengan lika-liku.
Mertua, dan ipar menganggapnya sebagai benalu.
Ditambah dengan lima tahun pernikahannya dengan Adam, mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Sanggupkah Mayang menghadapi semua kemelut kehidupan?
Akan kah Mayang memilih untuk meninggalkan suaminya atau tetap bertahan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marina Cs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Melvin memilih tempat duduk di tengah-tengah. Kami duduk berjejer dengan hafiz di tengah-tengah kami. Kami bertiga menonton sangat fokus sambil memakan popcorn yang tadi aku beli.
Usai menonton film, kami pun langsung berpamitan dengan Melvin. Melvin sempat menawarkan makan malam. Hanya saja Mayang sungkan.
"Film nya seru banget om."ungkap hafiz riang.
"Iya, fiz. Film nya seru banget enggak nyesel om ajak hafiz nonton."ungkap Melvin senang dengan pilihan film nya.
"Kapan-kapan ajak hafiz nonton ya om"
"Boleh, tapi ijin dulu sama bunda. Ok jagoan"
"Boleh kan Bun?"tanya hafiz sambil melihat kearah ku yang sedang menyaksikan pembicaraan mereka.
"Boleh, tapi pas hari libur ya sayang. Itu juga kalau om Melvin nya tidak sibuk." Jawab Mayang dengan senyum melihat anaknya yang bahagia.
"Beneran bunda" tegas hafiz mendengar penuturan ku.
"Iya sayang."
"Asyiiiiiik.... Om kata bunda boleh!!!!" Ungkap hafiz
"Iya jagoan om juga denger, makasih ya mba mayang udah ijin hafiz." Jawab melvin
"Sama-sama mas. Oh iya mas, boleh minta nomor rekening nya" tanya Mayang
"Buat apa mba mayang?"
"Buat balikin uang buku yang tadi sama tiket nontonnya" ungkap Mayang.
"Oh.. enggak usah mba. Tenang aja. Saya malah senang." Jawab melvin menolak
"Tapi mas....."
"Udah enggak apa-apa mba. Nanti saja ganti nya. Tapi kalau mba Mayang mau menggantiin bisa kok?" Tawar Melvin
"Beneran mas, gimana saya mengganti uang masnya." Ujarku
"Gimana kalau kapan-kapan saya ajak mba dan hafiz makan malam." Tawar Melvin dengan senyum nya.
"Ya sudah mas kalau begitu. Nanti kabarin aja kapan waktu nya" jawab ku jujur
" Beneran mba?" Tanya Melvin senang
"Iya mas. Kalau begitu kami pamit dulu ya mas. Hafiz salam om nya. Kita pulang ya nak."
"Om, hafiz sama bunda pulang dulu ya. Nanti kita jalan-jalan bareng lagi ya om?" Tanya hafiz sambil mencium punggung tangan Melvin.
"Siap jagoan. Nanti om hubungi hafiz ya lewat hp bunda. Nanti kalau hafiz mau hubungi om lewat hp bunda saja ok jagoan?" jawab melvin sambil menerima tangan nya di cium hafiz. Melvin pun mengacak-acak rambut hafiz dengan lembut.
"Ok om" jawab hafiz senang.
"Kalau begitu kami permisi dulu mas, makasih ya udah traktir kami makan dan nonton." Ucap Mayang
"Sama-sama mba Mayang." Jawab melvin dengan senyumnya.
Mayang dan hafiz berpisah dengan Melvin, lalu kami pun berjalan menuju mobil. Selama perjalanan menuju rumah. Hafiz menceritakan film yang baru di tonton nya. Tak luput pula hafiz mengungkapkan rasa bahagianya bisa ngobrol dan jalan-jalan dengan Melvin.
"Ahhhhh.. segitu bahagianya dirimu nak. Bisa jalan bertiga." Batin Mayang.
Mayang sadar hafiz membutuhkan sosok ayah dalam hidup hafiz. Mayang tidak menutup mata mengenai hal itu. Hanya saja Mayang masih ragu untuk membuka kembali hati nya buat laki-laki. Menurut Mayang biar lah waktu yang menjawab.
"Sayang, mau makan apa?" Tawar Mayang sambil melihat pedagang kaki lima di pinggir jalan.
"Ayam aja bunda, pecel ayam!" Jawab hafiz.
Mayang langsung mencari pecel ayam di pinggir jalan. Setelah melihatnya Mayang langsung memakirkan mobil nya. Dan turun dari mobil bersama hafiz.
"Bang, ayam nya dua ya. Sama nasi nya dua. Sama lalapan nya" pinta Mayang
*Ayamnya dada atau paha Bu?" Tanya tukang pecelnya.
"Dadanya dua bang." Jawab Mayang.
"Baik Bu, mohon tunggu sebentar"
Setelah memesan makanan, Mayang dan hafiz duduk di kursi plastik yang tersedia. Hafiz meminjam hp Mayang. "Bun, pinjam hp nya. Hafiz mau hubungi om Melvin."ujar hafiz.
"Nanti saja di rumah ya sayang, om Melvin nya pasti masih dijalan." Tawar ku.
"Iya juga ya Bun, tapi nanti janji ya hafiz pakai hp bunda buat hubungi om Melvin??" Tanya hafiz memastikan.
"Iya kesayangan bunda. Dirumah bunda kasih hp nya biar hafiz hubungi om Melvin."jawab ku sambil mengelus rambutnya. "Ok bunda"
Hafiz menyenderkan kepala nya di bahu Mayang. Mayang pun mengelus-elus rambut hafiz dengan penuh kasih sayang.
"Bu, ini ayam dadanya dua, nasinya dua sama lalapan nya juga. Totalnya empat puluh dua ribu rupiah" ucap tukang pecel lele nya. Sambil meletakan bungkusan di meja Mayang dan hafiz duduk.
Mayang mengeluarkan uang lima puluh ribu, lalu menyerahkannya. "Ini pak, kembalian nya buat bapak saja" ujar Mayang sambil mengambil bungkusan makanan yang tadi di keletakan di meja.
"Alhamdulillah, makasih ya Bu, den. Semoga rezekinya lancar dan Aden nya makin tambah pintar" ungkap bapak tukang pecel lelenya.
"Aamiin, sama-sama pak. Permisi!!" Jawab Mayang.
Mayang dan hafiz kembali menuju mobilnya. Mayang membuka pintu mobil, Mayang masuk kedalam dan meletakkan bungkusan nya di kursi belakang. Dilihatnya hafiz sudah duduk. Mayang menutup pintu mobil, lalu menyalakan mesin mobil tak lupa pula Mayang menurunkan sedikit jendela serta mengambil uang lima ribu rupiah buat tukang parkir lalu menyerahkan uang nya kepada tukang parkir lalu menutup jendela nya kembali.
Mayang memacu kendaraannya menuju rumah. Mayang turun dari mobil lalu membuka pintu pagar, kemudian Mayang memasukkan mobilnya di pelataran rumah. Mayang kembali menutup pintu pagar dan mengembok nya.
Mayang mengeluarkan semua kantong-kantong belanjaannya. Hafiz membantu Mayang membawa bungkus plastik makanan mereka. Mayang menyalakan lampu-lampu, Mayang meletakkan barang belanjaannya di ruang keluarga. Lalu menutup pintu rumah dan menguncinya.
Mayang dan hafiz menuju ke kamarnya masing-masing untuk membersihkan diri. Selesai membersihkan diri Mayang kembali ke ruang keluarga, dilihatnya hafiz sedang duduk sambil membuka plastik bungkus buku.
"Plastik nya di kumpulin jadi satu ya sayang!" Perintah Mayang
"Iya bunda" jawab hafiz sambil merobek bungkus plastiknya.
"Besok kita kemana nak?" Tanya Mayang sambil melihat kegiatan anaknya.
"Hafiz belum tahu Bun. Bun, mana hp bunda, hafiz mau menelpon om Melvin" ucap hafiz sambil meletakan buku yang tadi habis di buka nya.
Mayang menyerahkan hp nya ke tangan hafiz. Hafiz langsung mencari nomor telepon Melvin. Lalu memencetnya. Mayang mengambil bungkus plastik makan malam mereka dan membawa nya ke meja makan untuk di hidangkan.
Selesai menghidangkan, Mayang memanggil hafiz. "Sayang, makan dulu." panggil Mayang. Hafiz bergegas mematikan hubungan telepon nya. Dan meletakannya di meja dekat tv. Lalu berjalan menuju ruang makan.
"Sudah selesai nak telpon nya" tanya Mayang yang sedang duduk menunggu hafiz.
"Sudah bunda, om Melvin kirim salam buat bunda." Jawab hafiz sambil duduk di meja makan.
"Wa'alaikum salam. Ya udah kita makan dulu yuk. Jangan lupa berdoa" ujar Mayang.
Mayang dan hafiz mulai berdoa lalu menyantap makanan yang tadi sudah mereka beli. Seusai makan, Mayang membersihkan piring mereka dan mencuci nya.
Mayang merapikan bungkus plastik yang sudah hafiz jadikan satu lalu membuangnya ke tempat sampah. Mayang membantu hafiz membawa buku mereka ke perpustakaan di lantai atas dan menyusun nya.