NovelToon NovelToon
Lima Benih CEO Mandul

Lima Benih CEO Mandul

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / CEO / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Kembar / Cerai
Popularitas:304.1k
Nilai: 5
Nama Author: sayonk

(Warning !! Mohon jangan baca loncat-loncat soalnya berpengaruh sama retensi)

Livia Dwicakra menelan pil pahit dalam kehidupannya. Anak yang di kandungnya tidak di akui oleh suaminya dengan mudahnya suaminya menceraikannya dan menikah dengan kekasihnya.

"Ini anak mu Kennet."

"Wanita murahan beraninya kau berbohong pada ku." Kennte mencengkram kedua pipi Livia dengan kasar. Kennet melemparkan sebuah kertas yang menyatakan Kennet pria mandul. "Aku akan menceraikan mu dan menikahi Kalisa."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 29 Lima tahun kemudian

Kennet memandangi jam di lengannya itu. Ia menghubungi Erland. "Erland bagaimana keadaan Khanza dan yang lainnya?"

"Mereka baik Kennet. Kaki kalisa sudah membaik ya walaupun jalannya masih agak sakit. Anita juga sering menjenguk mereka. Kennet kau tidak ingin kesini?" tanya Erland. "Setidaknya kau bisa memantaunya walaupun tidak menyapa mereka."

"Iya aku berniat untuk ke sana. Setidaknya ia bisa melihat anak-anak dan Livia."

Erland tersenyum, ia merasa sebenarnya Kennet masih ada rasa. "Kau masih menyukai Livia? Jujurlah pada ku."

"Iya, Erland selama ini aku hidup dalam bayangan Livia. Aku ingin menemuinya dan mengatakannya tapi aku merasa tidak pantas. Aku juga memiliki tanggung jawab yang tak bisa aku tinggalkan."

Erland paham bahwa Kennet masih memiliki status sebagai suami Kalisa. "Bagaimana kalau kau jujur saja? Cepat atau lambat dia pasti akan tau. Kennet kau tidak bisa bersembunyi seperti ini."

"Aku tidak takut pasa Kalisa, yang aku takutkan anak-anak ku. Aku mengkhawatirkan mereka. Namun aku tidak berani menghampiri mereka. Aku akan secepatnya kesana."

"Iya."

Kennet menaruh ponselnya di atas meja. Dia menopang dagunya sambil memikirkan perkataan Erland.

Lima tahun kemudian.

Seorang pria menurunkan kaca jendela mobilnya. Di balik kaca mata hitamnya dia melihat lima anak yang berjalan. Khanza tumbuh menjadi gadis cantik, dia bergandengan tangan dengan Caesar. Sedangkan di belakangnya ada tiga anak laki-laki yang juga sangat tampan. Siapa sangkan tiga wajah laki-laki itu setengah mirip dengannya dan setengah mirip dengan Livia padahal saat berusia lima tahun ia yakin wajahnya sangat mirip dengan Livia.

Selama lima tahun ini ia hidup melihat mereka dari kejauhan, pernah ia meminta untuk bertemu namun lima anaknya menolak dan Livia juga menolak. Ia tidak bisa memaksa dan hanya bisa melihat dari jauh. Setiap bulan, empat kali dia ke Jakarta hanya untuk melihat mereka.

Bahkan ia membeli toko roti untuk Livia namun Livia tidak tau bahwa ia yang membelikan toko itu dengan harga murah agar wanita itu tidak curiga padanya. Livia, wanita itu masih cantik dan sama seperti dulu.

"Tuan sudah lima tahun tuan mengawasi mereka," ucap Bernad. Dan selama lima tahun ini Kalisa belum mengetahuinya.

Kennet menunduk, kemudian menoleh ke arah anak-anaknya. Sangat ingin ia memeluk mereka. Ia berharap selama masih ada nyawa, ia di beri kesempatan untuk memeluk mereka.

"Aku tidak berani, aku sangat takut untuk menemui mereka. Kadang aku bertanya-tanya, kenapa aku harus menjadi ayah mereka. Aku tidak memiliki tanggung jawab seperti ayah lainnya, seperti Erland."

Kennet melepaskan kaca matanya dan mengusap air matanya yang menghalanginya penglihatannya. "Jalan."

Khanza menatap dari jauh. Dia tau bahwa di dalam mobil itu adalah ayahnya. Sudah beberapa kali ia melihat ayahnya namun ia pura-pura tidak melihat. "Kak tadi ada Papa."

"Biarkan saja Khanza, biarkan dia melakukan apa yang ingin dia lakukan." Caesar masih ingat dengan punggung yang perlahan menjauh itu. "Jika dia butuh kita, dia tidak akan meninggalkan kita seperti lima tahun lalu."

Khanza menyandarkan kepalanya di bahu Caesar. Nasibnya dan nasib kakaknya tidak seberuntung mereka yang memiliki sosok seorang ayah.

"Kita masih bersama seperti ini sudah bersyukur. Itu Mama." Killian melambaikan tangannya. Baginya sudah cukup seperti ini.

Mobil warna putih itu pun berhenti tepat di hadapan si kembar. Lima anak itu pun masuk ke dalam. Khanza mencium pipi Livia.

"Aku menyayangi Ma," ucao Khanza.

"Hey adik kecil, kami juga menyayangi Mama. Bukan hanya kamu tau." Damian menyela. Dia melirik ke arah Khanza dan Livia.

Livia mengusap kepalanya Damian. "O iya Sayang, nanti Zelo ke rumah. Kalian harus menemaninya. Mama masih mau ke toko roti soalnya banyak pesanan hajatan."

"Iya Ma." Sahut Caesar.

Tak butuh waktu lama, Livia dan anak-anaknya sampai di rumah. Mereka melihat Anita, Erland dan Zelo.

"Kak Khanza." Sapa Zelo.

Khanza tersenyum dan mengusap kepala Zelo. Damian melerai Khanza dan Zelo. Ia sungguh tidak suka pada bocah kecil itu yang menyukai adiknya yang menggemaskan.

Erland dan Anita tersenyum paksa, sepertinya anaknya harus memiliki sebuah kekuatan untuk mendapatkan Khanza.

"Emm Damian, Zelo, anak-anak ayo kita masuk ke dalam." Anita membawa anak-anak masuk sedangkan Livia masuk ke dalam mobilnya menuju toko roti."

...

Livia melayani beberapa pelanggannya dan setelah semuanya pergi. Dia fokus pada ponselnya dan tak menyadari seorang pria masuk ke dalam toko rotinya itu.

"Livia."

Livia mengangkat wajahnya. Dia menatap Kennet, pria itu datang lagi padahal ia berharap selamanya pria itu tidak mendatanginya. "Kennet kau mau apa?"

Kennet menatap Livia, ia sangat merindukan Livia.

"Baiklah, aku akan menutup toko dulu." Livia membalikkan papan nama kemudian dia menarik gorden putih di kaca itu. "Sekarang katakan kau mau apa lagi?"

Kennet melangkah lebar, dia langsung memeluk Livia. Rasanya begitu hangat dan menggertarkan hatinya. Dia memeluk erat Livia.

Livia meronta dan mendorong Kennet. "Kennet lepaskan aku."

"Biarkan seperti ini Livia, aku sangat merindukan mu." Kennet mengeratkan pelukannya.

Livia menyerah, "Lepaskan."

Kennet mengerai pelukannya. "Kenapa kau memeluk ku Kennet? Kau mengatakan merindukan ku? Untuk apa?"

Livia mendorong Kennet. "Apa aku akan tergoda pada pria tengik seperti mu Kennet? 10 tahun sudah 10 tahun."

"10 tahun perasaan itu tidak berubah Livia. Aku memang menikah, tapi hati ku tidak menginginkannya Livia." Kedua mata Kennet memerah, rasanya sangat sakit untuk waktu yang lama. Sedangkan ia tidak bisa menceraikan Kalisa karena wanita itu tidak memiliki salah padanya. Ia berharap, bahkan ia sangat berharap Kalisa melakukan sebuah kesalahan padanya dan itu adalah harapan terbesarnya.

"Kau berbohong Kennet!" teriak Livia. Selama ini ia selalu berusaha memendam perasaannya. "Kau berbohong, kau bahagia bersama Kalisa."

"Tidak!" tegas Kennet. Dia mengguncang tubuh Livia. "Siapa yang bahagia, bahkan saat aku harus menyentuh Kalisa aku harus membayangkan wajah mu. Aku tidak bisa menyentuhnya." Kennet menunduk. "Semuanya salah ku, seharusnya aku tidak terpancing hanya karena aku mandul."

"Tolong Livia, aku mohon ... Tolong aku, berikan aku kesempatan walau hanya satu sekali. Aku sangat merindukan mu dan anak-anak. Aku ingin bersama kalian." Kennet memegang kedua kaki Livia. "Aku mohon, tolong aku Livia. Aku tidak ingin berpisah dengan kalian."

"Anak-anak sudah membenci mu dan itu sudah jawaban dari ku," ucap Livia dengan nada tajam dan dingin. Dia sama sekali tidak pernah mementingkan kebahagiannya, dia hanya mementingkan kebahagiaan anak-anaknya. "Kennet kau sudah menikah, kita sudah memiki kehidupan masing-masing. Jalani kehidupan mu dan aku pun begitu."

"Tapi aku menginginkan kalian, aku aku hanya ingin bersama dengan kalian. Aku selalu berharap rasa ku mati pada mu Livia. Namun semuanya tidak bisa Livia."

"Apa bagimu dulu aku bisa mengantarkan mu menikah dengan wanita lain? Semua orang menghina ku, dan kata maaf mu itu tidak bisa mengubahnya dan tidak bisa menyembuhkan luka ku. Bagaimana aku di pandang rendah oleh mereka." Livia mendorong Kennet dengan kasar. "Dengar Kennet aku dan anak-anak sudah menganggap mu mati, jadi matilah untuk kami. Hanya itu yanhg perlu kau lakukan."

1
Okto Mulya D.
Kalisa, nekat ingin menghabisi Livia. Kalisa benar² gelap mata dan tidak berfikir bahwa dirinya akan masuk penjara..
The🐱🐾🦊Symphony🐬
kalisa ini gak bisa mengikhlaskan aja gitu, minta imbalan uang kek, di jamin uang seumur hidup kek, kan bisa jadi pengangguran kaya raya, gak susah mikirin uang
The🐱🐾🦊Symphony🐬
jangan-jangan nanti ada romance antara mama nya Kenneth dan alan🤣🤣
Kartika Lina
pasti sangat sakit disaat anaknya tidak dipedulikan oleh ayahnya
Kartika Lina
kamu benar erland,, tpi ya temanmu itu emang bodoh bin bloon
Kartika Lina
nyeselkan sekarang,, ngakunya ceo tapi ko bodoh nya ga ketulungan 😡
Kartika Lina
ga tau aja mereka,, tu si bodoh kernet nikahin si kalisa waktu livia masih jadi istrinya dan sedang hamil
Kartika Lina
Luar biasa
Kartika Lina
laki laki bodoh 😡😡
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor
0v¥
kayaknya mommy helena yg ke tembak biar nebus dosa2 nya sama livia setuju ngak
Hermalinda Nova
dan yg tertembak adalah mommy helena😜😜😜😜😜😜
Tiara Bella
waduh....menggantung LG.....penasaran siapa nnti yg akan tertembak
Yukeu Nadhira
nyes banget itu ucapan Caesar untuk mu Kenneth
🍁𝐌𝐈❣️💋🅷🅰🆁🅸🅶🆄🆁🆄👻ᴸᴷ
Sebesar apapun usahamu untuk melenyapkan Livia tidak akan pernah berhasil Khalisa justru kamu yang akan hancur
aca
males kalo. balik benci deh q inget bgt dlu anak anak minta kennet milih Kalisa atau si kembar dan bdoohnya kennet milih jalang kalisa
Tiara Bella
entahlah momy Helen udh lempeng apa blm....
Osie
aku harap livia g balik jd istri kennet.. kalu mau balikan asli livia spek perempuan terbodoh menurutku.
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor🙏
Rabiatul Addawiyah
Lanjut thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!