Dokter yang hampir dipecat tiba tiba mendapatkan kemampuan supranatural, setelah Jason mendapatkan kemampuan itu, dia tidak hanya mengetahui penyakit pasien dengan akurat tapi dia juga bisa melakukan operasi besar dan operasi kecil setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon azmya cute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
"Astaga, apa hemostat ini langsung dijepit tanpa alat bantu?" tanya Dokter Gary dengan ragu
"Ya, dokter bernama Jason yang melakukan nya." jawab Dokter Iriawan.
Tadi mereka mengira Jason menjepit dengan asal asalan, namun sekarang hemostat ini terlihat di jepit tepat di arteri pulmonalis.
Seketika muncul rasa curiga di diri mereka Jason tidak mungkin memiliki mata tembus pandang kan? Jika tidak bagaimana bisa seakurat ini? Juga bagaimana dia bisa yakin kalau arteri pulmonalis yang mengalami pendarahan? Ini benar benar menakjubkan.
Di ruang operasi, pembuluh darah Angel di jahit dengan cepat. Karena Jason telah menstabilkan tekanan darah jadi proses penyelamatan menjadi lebih mudah.
Saat ini Jason ingin berdiri tapi rasa sakit di betisnya mulai terasa, Jason hampir tak bisa berdiri dengan seimbang.
"Jason apa kamu terluka?"
"Saat tadi menendang tangan pria itu aku tergores pisau, tapi tak masalah aku bisa menjahitnya sendiri."
Setelah dibawa ke ruangan dengan memakai kursi roda Jason menjahit luka nya sendiri. Direktur Adi melihat tehnik penjahitan Jason yang luar biasa dirinya hampir tidak percaya.
Kebetulan saat ini di ruang operasi Dokter Gary mengirim pesan ke grup "Operasi berhasil! Penyelamatan Dokter Angel berhasil."
"Omong omong karena penyelamatan Dokter Angel sudah berhasil, ayo pergi menemui nya. Setelah memastikan baik baik saja saya akan kembali dengan tenang."
Direktur Adit dan Dokter Joshua mengangguk lalu tiba tiba Direktur Adit bereaksi. "Hah? Kamu bukan dokter rumah sakit ini?"
"Ya, aku dokter di kota kecil yang di undang untuk melakukan operasi tumor."
Pemuda sehebat ini bukan dokter di rumah sakitnya? Direktur Adit merenung, tidak bisa. Dia harus memikirkan untuk membawa Jason ke rumah sakit provinsi ini.
Saat ini Dokter Angel terbaring sendirian di dalam bangsal steril yang terpisah, mereka dapat melihat melalui kaca jendela di luar bangsal.
"Ting, selamat kepada tuan atas penyelamatan yang berhasil."
Saat ini keluarga Angel sudah datang ke rumah sakit, suami nya adalah seorang pediatri di rumah sakit ibu anak. Mereka sudah mendengar kejadian ini melalui telepon.
Suami Angel menyeka air matanya "Terima kasih sudah menyelamatkan istri saya, kalau bukan kamu yang melakukan tindakan tepat waktu, mungkin istriku..."
Jason menggelengkan kepalanya "Jangan terlalu sungkan, kita semua ini dokter sudah seharusnya saling membantu."
Jason berencana untuk kembali, namun ketika akan pergi tiba tiba Dokter Gary menghentikan Jason.
"Ada apa?"
"Ada satu hal yang membuatku penasaran, jadi aku ingin menanyakan nya padamu."
"Apa itu?" tanya Jason
"Bagaimana kamu bisa menilai bahwa titik pendarahan yang paling serius adalah pulmonalis? Bagaimana kamu bisa berhasil menghentikan pendarahan dengan hemostat di saat kritis? Setelah torakotomi di ruang operasi tadi, kami menemukan bahwa posisi hemostat satu sentimeter dibawah titik pendarahan yang paling penting. Aku benar benar tidak bisa membayangkan seseorang bisa mengetahui titik pendarahan dengan sangat akurat tanpa alat bantu. Ini sungguh membuatku penasaran. Jadi aku ingin bertanya padamu, bagaimana kamu membuat penilaian pada saat itu?"
"Itu hal mudah. Posisi fisiologis dan anatomi luka itu adalah di jantung. Kalau di perhatikan lebih teliti, posisi itu ada di ujung bawah jantung kanan adalah arteri pulmonalis. Ketika aku memasukan hemostat aku bisa merasakan perlawanan yang berbeda dari pembuluh darah normal. Perlawanan yang kecil menunjukkan kehilangan darah jadi aku menilai bahwa posisi ini adalah titik pendarahan, kemudian turun satu sentimeter untuk menjepitnya, seperti itu."
Pria hebat, Jason mampu membuat penilaian yang tepat dalam waktu singkat. Pertama ia mengetahui anatomi tubuh manusia dengan baik. Kedua dapat membedakan resistensi antara pembuluh darah normal dan pembuluh darah yang mengalami pendarahan hanya dengan hemostat, ini menunjukkan bahwa dia pasti telah berlatih menjahit pembuluh darag dan operasi semacamnya berkali kali sebelumnya.
"Apa masih ada pertanyaan? Jika tidak saya akan kembali."
Sebelum pergi, Direktur Adit menambahkan kontak Jason. Selain itu, dia juga meminta apotek untuk memberi Jason obat penghilang rasa sakit dan anti radang.
Hari sudah mulai gelap, awalnya Jason ingin meminta cuti karena kakinya seperti ini. Namun Dokter Hendy jam segini pasti sudah kembali. Akhirnya Jason memutuskan kembali ke asrama.
Tiba tiba terdengar suara gadis menyapa "Dokter Jason."
Jason melihat ke belakang, bukan kah itu Jesika?
Dia terlihat begitu energik dan imut. "Sedang apa kamu disini?" tanya Jason
"Sepulang sekolah aku ke rumah sakit untuk menjenguk ibuku. Kaki Dokter Jason kenapa?"
"Huh, panjang ceritanya. Intinya hari ini aku lagi sial jadi terluka. Kalau begitu kamu cepat ke masuk sana. Aku mau pulang."
Setelah mengatakan itu Jason tertatih berjalan ke asrama. Siapa sangka Jesika langsung berinisiatif pergi ke sisi Jason dan memapah satu lengan Jason.
"Aku akan membantu Dokter Jason, aku akan pergi menjenguk ibu setelah mengantar dokter pulang."
"Tidak usah, aku akan merepotkan mu, aku bisa pulang sendiri." Jason tidak ingin mengganggu gadis itu, karena siswa kelas tiga SMA pasti sedang sibuk sibuknya.
Jesika menundukkan kepala "Tidak apa Dokter Jason, dokter sudah banyak membantu kami. Mana mungkin merepotkan bantuan kecil ini."
Jason pun tidak dapat menolak lagi, kaki Jason benar benar sakit.
Jesika pun meraih tangan Jason, namun satu tangan itu tidak banyak membantu. Jesika pun langsung meletakkan satu tangan Jason di bahunya. "Dokter Jason bersandar lah di bahuku. Dokter akan lebih mudah berjalan."
Jason tercengang, ini terlalu dekat bukan? Akan kah jadi kurang baik kelihatan nya.
"Tidak apa apa, kamu pegang tanganku seperti ini saja."
"Oke"
Saat sampai di asrama Jesika bertanya tinggal di lantai berapa saat Jason menyebutkan lantai 4 Jesika pun ingin mengantarnya sampai depan pintu karena berjalan saja susah apalagi naik tangga.
Adegan Jason diantar pulang dilihat oleh rekan rekan nya. Bukan kah ini akan menjadi gosip.
"Hei Jason kamu benar benar membawa pulang seorang gadis?"
"Kakiku terluka, dia berbaik hati mengantarku pulang."
"Oh begitu, tapi kelihatan nya tidak begitu."
Setelah Jesika meninggalkan asrama temannya masih bercanda "Aduh, jarang sekali melihat Jason mendekati wanita."
Setelah mencuci muka, dia pun tertidur. Pada saat yang sama insiden yang terjadi di rumah sakit provinsi secara bertahap menyebar.
Video dan pengunggahnya berbeda namun kejadian di rumah sakit tersebut komplit walaupun kamera tidak begitu jelas namun Jason tahu itu kejadian di rumah sakit provinsi.
update yg banyak ya