NovelToon NovelToon
Morning Dew

Morning Dew

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur / Harem / Romansa / Penyeberangan Dunia Lain / Kontras Takdir
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Vidiana

Yuki berusia lima belas tahun, ketika Dia menemukan rahasia mengenai asal usul ibunya yang selama ini terpendam rapat di sebuah kamar tertutup yang ada dalam rumahnya. Namun yang tidak Dia sangka, rahasia itu merubah masa depan dan kehidupannya.

Pertemuan kembali dengan Ayahnya dan jati dirinya mulai terkuat seiring dengan rentetan bahaya dan kematian yang mengikuti langkahnya.

Saat akhirnya Yuki menemukan cinta dari seorang Bangsawan, akankah Yuki akan tetap mengikuti takdirnya ?. Bahkan ketika Dua orang Pangeran mulai membayangi hidupnya. Memaksa Yuki untuk menjadi milik Mereka. Sang Bulan di malam musim dingin, ataukah Sang Mentari pagi di musim semi ?

Ikutilah kisahnya dalam Morning Dew Series

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vidiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19

Yuki sangat gugup. Dia tahu lebih baik Dia segera menyelesaikan keperluannya dengan Pendeta Serfa lalu pergi dan tidak akan berurusan lagi dengan Mereka.

“Aku menemukan ini di aula istana, Aku pikir ini adalah milik Pendeta Serfa yang terjatuh saat Kita bertabrakan semalam” Yuki merogoh saku bajunya dan menarik bungkusan kain milik Pendeta Serfa keluar. Yuki menyodorkan bungkusan itu dengan kedua tangannya ke arah Pendeta Serfa.

“Ah benar. Ini adalah milikku. Aku pikir jatuh dimana. Terimakasih Putri sudah sampai repot datang kemari untuk mengembalikannya” Pendeta Serfa mengambil bungkusan miliknya.

“Syukurlah jika memang itu milik Pendeta Serfa. Kalau begitu Pendeta, Aku permisi pergi dulu” kata Yuki dengan lega.

“Putri tidak ingin tinggal dan minum teh bersama Kami terlebih dahulu ?” Yuki tahu Pendeta Serfa hanya berbasa-basi dengan mengundang Yuki minum teh. Lagipula Yuki tidak mau harus satu ruangan lagi dengan seorang Pria gila yang merasa dirinya adalah Pria paling tampan sedunia dan seorang lagi Pangeran berwajah muram. Jadi Yuki menundukkan kepala dengan sopan untuk menolak tawaran Pendeta Serfa.

“Terimakasih atas undangannya Pendeta. Tapi Saya harus pergi karena ada kelas setelah ini. Saya permisi dulu”

Tanpa menunggu jawaban, Yuki segera berlari pergi meninggalkan tempat mengerikan di belakangnya.

Ketika Yuki baru saja keluar gedung Basmana. Dia melihat Bangsawan Dalto berlari ke arahnya dengan wajah cemas dari arah yang berlawanan.

“Dari mana saja Kau. Kau membuatku cemas” tanya Bangsawan Dalto begitu Dia sudah berada didekat Yuki.

“Aku baru saja dari gedung Basmana untuk mengembalikan kantung milik Pendeta Serfa yang kuceritakan tadi pagi” jelas Yuki merasa bersalah.

“Bukankah Aku sudah bilang untuk menungguku. Aku akan mengantarmu”

Yuki tersenyum meminta maaf. Dia mengamit lengan Bangawan Dalto manja. “ Maafkan Aku, tadi sewaktu Aku akan pergi ke tempatmu, Aku melihat Bangsawan Asry dan Bangsawan Xasfir. Jadi sekalian saja, Aku menyusul Mereka agar bisa bertemu dengan Pendeta Serfa”

“Astaga Yuki. Jangan sembarangan memutuskan sesuatu yang akan Kau sesali nantinya. Semua orang tahu bagaimana suasana hati Pangeran Riana akhir-akhir ini. Salah-salah Kau bisa dihukum karena sembarangan bertindak.”

Yuki cemberut.

Bangsawan Dalto tidak tahu jika Yuki sudah mencari masalah dengan menampar Bangsawan Voldermon. Jika Dia sampai tahu, Yuki khawatir Bangsawan Dalto akan terkena serangan jantung saking kagetnya mendengar kelakuan Yuki.

“Aku mengerti. Lain kali Aku tidak akan melakukannya lagi” Yuki memutuskan untuk tidak menceritakan perihal Dia yang menampar Bangsawan Voldermon kepada Bangsawan Dalto. Yuki memperhatikan wajah Bangsawan Dalto sejenak. Ada luka lebam di pipinya. Sudut bibir Bangsawan Dalto terluka seperti baru dipukul. “Siapa yang memukulmu ?” Tanya Yuki dengan nada tidak suka.

Luka di wajah Bangsawan Dalto yang sebelumnya saja belum sembuh sampai sekarang. Sekarang, malah ada luka baru lagi. Membuat Yuki menjadi kesal dan marah.

“Ini bukan apa-apa” kata Bangsawan Dalto berkilah.

Yuki berdecak kesal mendengar jawaban Bangsawan Dalto. “Apanya yang bukan apa-apa. Jika ada orang yang menyakitimu balas saja. Jadi orang jangan terlalu baik. Kau berhak untuk membela diri”

Bangsawan Dalto terdiam sesaat seperti memikirkan sesuatu. Dia kemudian mendongak, menatap Yuki dalam. “Yuki, jika Kau diberi kesempatan untuk bisa membalas ketidakadilan yang terjadi padamu. Apakah Kau akan menerimanya ?”

“Tentu saja” jawab Yuki cepat tanpa keraguan. “Untuk apa Kita berbelas kasih pada orang yang menjahati Kita. Jika Aku diberi kesempatan untuk membalas dendam pasti akan Kulakukan.

Bangsawan Dalto tersenyum sembari memeluk bahu Yuki. Menuntun Yuki untuk ikut berjalan menuju gedung Kuldhi. Bangsawan Dalto mengacak-acak poni Yuki gemas.

“Baik, baik tuan Putri. Aku mengerti. Sekarang berhentilah mengomel. Aku akan mengantarmu ke kelasmu”

Mereka melangkahkan kaki kedalam gedung tepat saat bel pelajaran berbunyi. “Bagaimana dengan luka-lukamu. Aku akan mengobatinya terlebih dahulu” tawar Yuki teringat dengan luka di tubuh Bangsawan Dalto.

“Jangan khawatir. Kau bisa membantuku mengobatinya setelah jam makan siang nanti”

...****************...

Kelas etika baru saja selesai. Yuki dan beberapa murid lainnta memilih menunggu di meja masing-masing sembari mengerjakan tugas mengarang yang harus dikumpulkan sebelum jam pulang sekolah berakhir.

Elber masuk kedalam kelas dan duduk di depan Yuki. Dia tanpa banyak bicara langsung menyodorkan selembar kertas undangan pesta dansa di depan Yuki. Yuki menjentikkan jarinya untuk menyingkirkan kertas yang menutupi halaman bukunya sembari berkata dengan tegas “Tidak !”

“Oh…Ayolah Yuki, pertimbangkan perasaanku yang setiap hari di rongrong Mereka untuk mengajakmu ke pesta dansa” Ujar Elber memohon kepada Yuki dengan wajah memelas.

Yuki kembali menulis. Dia tidak terkecoh dengan sorot mata Elber yang memohon padanya. “Aku tidak berniat dengan pesta seperti itu”

“Baiklah, Lalu pesta seperti apa yang Kau inginkan ?” Tanya Elber lagi masih tidak menyerah.

Yuki langsung mendelik, memandang Elber dengan sikap memprotes.

“Elber…!!” Hardik Yuki kesal.

Elber tau Dia tidak akan berhasil jika membujuk Yuki dengan cara ini, Jadi Dia berpikir keras dan menemukan ide ketika melihat Bangsawan Dalto berjalan di taman tengah dari jendela kelas. Sementara Yuki yang asyik menulis tidak melihat sosok Bangsawan Dalto. Dia masih sibuk menyelesaikan tugas mengarangnya.

“Apa Kau tidak menyadari, sikapmu ini telah membuat banyak masalah untuk Bangsawan Dalto” Elber sengaja memasang wajah sedih penuh simpati. Yuki mendongak untuk menatap mata Elber.

“Apa maksudmu ?” Tanya Yuki tidak mengerti.

Elber berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan senyum di wajahnya. Yuki sudah masuk dalam perangkapnya. Jadi Dia hanya perlu mendorongnya sedikit lagi agar tujuannya dapat tercapai.

“Gara-gara Kau selalu mengekori Bangsawan Dalto dan menolak tawaran berteman dengan Bangsawan lain, sehingga Mereka menjadi semakin salah paham dengan Bangsawan Dalto. Mereka berpikir Bangsawan Dalto telah menjelek-jelekkan Mereka didepanmu dan melarangmu untuk berteman dengan Mereka”

Yuki mengerjap sesaat. Mencerna perkataan Elber yang sebelumnya tidak pernah Ia pikirkan. Kemudian Yuki mengangkat satu tangannya dengan bersungguh-sungguh memasang wajar serius. “Aku bersumpah atas nama Ibuku, Bangsawan Dalto tidak pernah melakukannya”

“Meski Kau tidak bersumpah sekalipun, Aku percaya padamu” Kata Elber masih menunjukkan wajah simpatinya. “Tapi Yuki, Aku bukanlah Mereka, Para Bangsawan yang ingin berkenalan denganmu. Mereka tidak berpikir seperti Aku. Apa Kau tidak menyadari, Bangsawan Dalto semakin sering di ganggu akhir-akhir ini ?”

Yuki mengernyit. Bahkan Elberpun sadar akan apa yang terjadi. Yuki memang menyadari dan heran sebelumnya, ketika melihat Bangsawan Dalto lebih sering mendapatkan luka dan lebih sering dikerjai teman-temannya akhir-akhir ini. Sekarang bukan hanya Bangsawan Doldores dan Putri Norah, tapi Bangsawan lainpun mulai ikut menyerang Bangsawan Dalto.

“Jadi Apa yang harus Aku lakukan ?” Kata Yuki menyerah pada akhirnya.

Elber nyaris tidak dapat menyembunyikan antusiasnya. Dia menegakkan tubuhnya, kedua tangan Yuki digenggamnya penuh semangat. “Cukup mudah, Kau hanya perlu sesekali menerima undangan pesta salah satu Bangsawan, dengan begitu Mereka tidak akan lagi berpikir Bangsawan Dalto mempengaruhimu untuk menghindari Mereka, Bagaimana ?”

Yuki menghela nafas. Dia mengulurkan tangan dan mengambil undangan yang sebelumnya disingkirkannya di atas meja dan membacanya. “Tapi tidak hari ini, Raja mengundang Ayah untuk makan malam bersama diistananya, Beliau meminta Ayah secara khusus untuk mengajakku datang”

“Kalau begitu besok saja” Sambar Elber dengan cepat.

“Sebenarnya berapa banyak undangan pesta yang Kau punya ?” Sindir Yuki kesal saat Dia menyadari telah jatuh kedalam muslihat Elber. Tapi Yuki tidak mungkin menarik kembali kata-katanya dan menolak pergi.

Elber hanya nyengir tidak menanggapi kekesalan Yuki. Setidaknya Elber bisa menikmati kencannya tanpa terganggu dengan Para Bangsawan yang terus memaksanya untuk mengenalkan Mereka pada Yuki.

Elber menyilangkan kakinya yang jenjang, salah satu bagian tubuh yang sangat dibanggakannya selain dada dan pinggangnya. “Ngomong-ngomong Yuki, kenapa Yang Mulia Raja memintamu untuk ikut datang ke istananya ?” Tanya Elber penasaran.

Biasanya jika tidak ada acara besar. Seorang Putri Bangsawan masuk kedalam istana atas undangan dari Ibu suri ataupun Ratu. Istri-istri Raja yang lain hanya bisa mengundang Putri Bangsawan di istana Harem. Bukan diistana Raja. Undangan tersebut biasa ditujukan jika Putri tersebut menjadi kandidat sebagai calon istri dari salah satu anggota di keluarga kerajaan.

Baru kali ini Elber mendengar Yang Mulia Raja mengundang seorang Putri secara pribadi, Meskipun Dia juga mengundang Perdana Menteri Olwrendho yang merupakan Orang tua sekaligus wali dari Putri tersebut untuk makan malam bersama.

Yuki kembali sibuk dengan tugasnya. Dia hanya mengangkat bahu dengan acuh. “Hanya makan malam biasa, Kenapa ?”

“Jangan-jangan setelah Kau menolak menjadi wanita Bangsawan Voldemon, Raja malah berniat menjadikanmu Wanitanya atau Wanita Pangeran Riana ?”

Yuki langsung mencubit lengan Elber dengan gemas. Elber mengaduh. Dia langsung menarik lengannya sambil menatap Yuki memprotes.

“Apa yang Kau bicarakan, sembarangan, usia Raja bahkan lebih tua dari usia Ayah, mana mungkin Dia berpikir untuk menjadikanku wanitanya. Kau jangan terus menakutiku” hardik Yuki gusar.

“Kenapa tidak mungkin, Di dunia ini, hal seperti ini lumrah terjadi” Kilah Elber tidak mau kalah. “Umurmu sebentar lagi enam belas tahun, secara hukum yang berlaku didunia ini, Kau sudah boleh untuk dinikahi. Apa Kau tidak tahu, Wanita yang diangkat sebagai kekasih Raja Bardhana yang terakhir, baru berusia dua puluh dua tahun, tahun ini. Dia masuk ke istana sebagai wanita Raja saat berusia enam belas tahun”

1
CaH KangKung,
👣👣
Dewi hartika
siip thoorrt di tunggu up datenya.
Zhietha Shietha
Hay kak,aq ada grup wa nie,husus para pembaca novel,novel siapa aja.kali aja kakak minat untuk gabung bisa inbox no kkak di fb/ig aku,atau balas komen di sini,mungkin aja minat 🥰 itung2 tambah teman
Rendi Rustandi
lanjut dong
Hana
lanjut
Aegis Aetna
kalo lagi mimpi jiwanya pindah
Aegis Aetna
di sekitarnya
Aegis Aetna
sedari tadi
Aegis Aetna
kok diulang narasinya?
Aegis Aetna
sudah kuduga pasti mimpi
Aegis Aetna
di atas. di bawah
Aegis Aetna
di sekelilingnya
Aegis Aetna
disummon
Aegis Aetna
manusia serigala
Aegis Aetna
di mana.
Aegis Aetna
di sini.
Aegis Aetna
ki yuki... tangi woy wes awan...
Dewi hartika
di tunggu kelanjutannya thorr.
Dewi hartika
semangat up datenya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!