NovelToon NovelToon
Suami Rahasia

Suami Rahasia

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / cintapertama / Poligami / patahhati
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.7
Nama Author: Linda manik

Selalu disakiti dan tidak diperlakukan tidak adil oleh suaminya membuat Ella berniat membalas dendam kepada suami dan madunya.

Ella, wanita mandiri berusia 25 tahun yang merasakan sakit dipoligami. Menjadi istri yang baik, penurut dan juga mandiri tidak membuat sang suami Zico bersyukur memilikinya.

Bagi Zico. Ella hanyalah wanita parasit bagi hubungannya dengan istri kedua. Ella adalah pengganggu.

Tidak seperti Zico. Ella justru tulus menjalani pernikahan poligami itu. Ella berusaha bertahan walau sakit hati yang terus dia terima. Terkesan bodoh memang. Tapi kedatangan seorang pria di kehidupan Ella mengubah semuanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Ella memberanikan diri untuk semakin masuk ke dalam rumah. Matanya berkeliling mengamati sekeliling rumah. Setelah bertemu dengan salah satu pelayan. Ella mengutarakan maksud dari kedatangannya. Sang pelayan mendahului langkah Ella hingga Ella menginjakkan kakinya di ruang tamu. Tiga orang wanita cantik sedang bersantai dan bersandar di sofa mewah. Di depan mereka terpampang televisi besar. Sebagai masyarakat biasa. Ini pertama kalinya dia menginjakkan kakinya di rumah mewah dan melihat televisi yang sangat besar. Tiga wanita cantik itu sangat terlihat serius menonton film barat romantis.

"Selamat siang," sapa Ella sopan. Tiga wanita bersamaan memutar kepala ke arah Ella.

"Siapa kamu," tanya wanita yang paling tua sedikit ketus. Wanita itu meneliti penampilan Ella dari atas kepala sampai ke ujung kaki.

"Saya Ella Bu. Saya datang kemari ingin bertemu dengan pak Bima," jawab Ella sopan. Tiga wanita semakin menatap Ella dengan sinis.

"Kamu mau merayu dan menawarkan tubuhmu ke Bima. Pergi kamu. Bima sedang sakit tidak bisa diganggu," usir wanita itu lagi. Satu dari dua wanita yang memakai dress warna biru dan terlihat masih muda itu bertolak pinggang dan menatap Ella seperti merendahkan. Sedangkan wanita muda yang memakai atasan warna krem dan celana denim masih fokus menonton film barat tersebut. Ella memutar matanya malas. Melihat wanita bertolak pinggang itu mengingatkan Ella kepada sosok Karina yang sering juga bertolak pinggang jika menghadapinya.

"Apa anda tidak bisa melihat dengan jelas apa yang aku pegang. Apa wanita yang hendak merayu membawa berkas dan berpakaian sopan seperti ini," tanya Ella berani. Wanita itu menatap tajam. Ella juga menatap wanita tetapi tidak tajam. Sedangkan

"Bisa saja. Berkas dan berpakaian sopan untuk memuluskan rencana kamu."

"Jangan menyimpulkan sesuatu itu berdasarkan pemikiran sendiri apalagi dengan pengalaman sendiri," jawab Ella sambil mengedarkan pandangannya. Dia berharap ada seseorang yang langsung menunjukkan keberadaan Bima di rumah mewah ini.

"Apa maksud dari perkataan kamu itu," tanya wanita itu sambil mendekat.

"Udahlah ma. Tidak perlu diperpanjang. Mbak. Ayo aku antar ke kamar kak bima," kata wanita berpakaian krem itu ke Ella. Ella seperti mendapat keberuntungan. Dia mengikuti langkah wanita itu menaiki tangga.

"Terima kasih mbak," kata Ella sambil berjalan menaiki tangga.

"Panggil Kiki saja mbak. Umurku masih 16 tahun." Tanpa berhenti dan terus berjalan Kiki melangkahkan kakinya hingga telah sampai di lantai kedua. Dia mengira Kiki sebelumnya seumuran dengan dirinya. Kiki memang masih nampak sangat muda. Di belakang Kiki, Ella tersenyum. Diantara dua wanita yang terlihat judes tadi. Kiki menawarkan kebaikan kepadanya.

"Makasih Kiki. Namaku Ella," kata Ella sambil mengulurkan tangannya. Mereka kini sudah berdiri di depan pintu sebuah kamar. Kiki menerima uluran tangan Ella dan tersenyum. Ella membalas senyuman itu dengan tulus. Senyum datar yabg seperti biasa diperlihatkannya. Dan baru menyadari jika usia Kiki sesuai dengan wajahnya yang terlihat sangat cantik dan imut.

"Masuklah mbak. Kakakku ada di dalam," kata Kiki sopan setelah membuka pintu tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ella ragu. Karena dilihat dari pintu kamar itu seperti kamar tidur.

"Masuk ke dalam?. Bukankah ini kamar tidur?.

"Apa kamu tidak mengetahui jika kedatangan kamu ke rumah ini karena kak Bima sakit?.

Ella menepuk dahinya. Dia baru ingat perkataan Pak Andi ketika memintanya untuk membawa berkas ke rumah ini. Kiki menepuk pundak Ella dan berlalu dari depan pintu itu. Ella seketika bingung. Antara masuk dan tidak. Dia belum pernah melihat Bima sebelumnya. Apalagi harus masuk ke kamar pribadi sang atasan. Ella gugup. Ella memberanikan diri menjulurkan kepalanya melihat ke dalam kamar. Kamar yang besar dan luas itu tidak menunjukkan dimana keberadaan Bima ataupun ranjang. Tidak ingin dianggap lancang. Akhirnya Ella mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum melangkah masuk ke dalam kamar.

Satu ketukan, dua ketukan hingga berkali-kali Ella mengetuk pintu itu. Belum ada sahutan dari dalam untuk menyuruh masuk. Hingga akhirnya Ella memutuskan berlalu dari depan pintu itu dan menuruni tangga.

"Kiki," panggil Ella ketika melihat Kiki masih di sofa pertama kali dia melihat wanita itu. Kiki menoleh dan melambaikan tangan ke arah Ella. Dua wanita yang sebelumnya tidak terlihat. Kiki sendirian.

"Sudah selesai," tanya Kiki. Ella menggelengkan kepalanya. Kiki menatapnya heran.

"Aku sudah mengetuk pintu itu berkali-kali. Tetapi belum ada sahutan. Bantu aku sekali lagi Ki," kata Ella. Kiki beranjak dari duduknya. Kiki paham apa yang dimaksudkan Ella.

"Setiap wanita cantik yang ingin menemui kakakku pasti tidak butuh teman untuk masuk ke kamarnya. Kamu lain sendiri mbak," kata Kiki. Kiki mendahului langkah Ella menaiki tangga.

"Setiap orang kan beda beda Ki. Jangan samain mbak donk dengan wanita cantik lainnya," jawab Ella. Mereka baru saja bertemu tapi sudah seperti sudah lama bertemu.

"Mbak ternyata merasa cantik yah. Muka Mbak aja datar dari tadi tidak ada senyum. Beda dengan wanita lainnya yang selalu memamerkan senyum kalau datang ke rumah ini."

"Issh kamu itu ya. Tadi ketika kita bersalaman. Sepertinya aku senyum deh."

Ella menatap punggung Kiki dari bawah. Lagi lagi Kiki membedakan dirinya dengan wanita lain. Tapi perkataan Kiki seperti tamparan baginya. Berkali kali Ester Sahabatnya mengingatkan dirinya untuk sering sering senyum. Tapi perkataan Kiki kali membuat Ella tersadar. Jika dirinya di kantor dijuluki dengan sebutan si senyum kaku. Ella mengambil ponsel dari saku blazer yang dipakainya. Ella membuka kamera. Di belakangnya Kiki dia mengamati wajah kemudian belajar tersenyum dengan menampakan gigi putihnya. Senyum itu terlihat masih kaku.

"Awas jatuh mbak," kata Kiki yang sudah berdiri di tangga paling atas. Ella spontan melihat Kiki dan tersenyum. Ella masih berada di pertengahan tangga.

"Itu baru senyum mbak," kata Kiki lagi. Mereka kini beriringan menuju kamar Bima. Ella mendekap berkas itu sambil memasuki kamar.

"Kak, ada wanita cantik yang ingin menemui kamu. Mbak Ella, sekarang aku tinggal ya," kata Kiki setelah mereka kini berdiri dekat ranjang Bima. Pria itu terlihat duduk bersandar di head board ranjang. Di lehernya terlilit syal rajut biru.

"Tunggu sebentar Ki," kata Ella pelan. Kiki tertawa dan berlalu dari kamar itu. Ella menunduk dan gugup.

"Selamat siang pak," sapa Ella sopan mengawali pembicaraan diantara mereka. Bima hanya menganggukkan kepalanya. Ponselnya yang tadi berada di tangannya diletakkan begitu saja di ranjang itu. Dia mengulurkan tangannya meminta berkas yang masih di dekap oleh Ella.

"Berkasnya," kata Bima. Ella tersadar dan tersenyum Kikuk. Dia menyodorkan berkas itu kepada Bima.

"Bisa ambil pulpen itu," kata Bima sambil menunjuk sebuah pulpen yang berada di atas nakas. Ella mengangguk dan cepat mengambil pulpen tersebut.

"Ini pak," kata Ella. Bima mengambil pulpen tersebut setelah terlebih dahulu melirik wajah Ella sekilas. Kemudian Bima terdengar batuk. Ella kembali bergerak cepat mengambil gelas berisi air putih di atas nakas.

"Terimakasih," kata Bima pelan. Bima meneguk air putih itu. Lagi lagi Ella kembali bergerak cepat mengambil gelas itu dari tangan Bima.

"Siapa namamu?" tanya Bima lemah.

"Ella pak."

"Ella, bisakah kamu membantu aku?" tanya Bima.

"Membantu apa pak?" tanya Ella kemudian menunduk. Berduaan dengan sang bos di kamar pribadi seperti ini sungguh membuat Ella merasa canggung. Walau tujuan sangat jelas hanya untuk mengantarkan berkas.

"Menikahlah denganku," kata Bima dengan jelas terdengar. Bima meletakkan berkas yang belum ditandatangani itu ke atas nakas. Ella terkejut bukan main. Dia menatap Bima yabg terlihat sangat santai walau jelas terlihat masih dalam keadaan sakit.

"Maksud bapak?" tanya Ella gugup.

"Aku rasa. Suaraku jelas terdengar. Kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Datanglah tiga hari lagi ke rumah ini untuk menjemput berkas itu. Dan berikan jawaban kamu setelah berpikir matang matang. Aku rasa kamu sudah cukup dewasa untuk berumah tangga," kata Bima lagi.

"Maaf pak. Saya tidak bisa," tolak Ella tegas. Bagaimanapun dia masih istri dari Zico. Menikah dengan pria lain tentu saja harus bercerai dari Zico terlebih dahulu. Butuh beberapa bulan lagi supaya dia bisa menikah kembali. Ditambah lagi dengan keadaan sang papa dan kedua keluarga besar yang pasti menolak perceraian mereka. Walaupun terbersit di pikirannya untuk mencari pengganti Zico. Bukan berarti dalam waktu dekat ini dia langsung menikah.

"Katakan penolakan dan persetujuan kamu tiga jari lagi. Aku tunggu jam delapan pagi. Sekarang, kembalilah ke kantor. Pekerjaan pasti sudah menunggu kamu," kata Bima lagi.

1
INDRA
👍🏻👍🏻👍🏻
RitaTandi
Luar biasa
Eni Etiningsih
othor komen yg membangun ambil, yg asal hempasskann..!
Tri Ulidar
poliandri, mengerikan Thor
Endang Supriati
bodoh si maya!!!
nanti di kasih sedepa, minta se hasta.
biar gimana yuda kebih sayang ke kiki yg diurus dr kecil. sedang ke nada hajya rasa bersalah.
Ce Habibah
sebenarnya GK usah kata cerai udah bisa karena selama ini tidak mendapat nafkah batin dan lahir😒
Anonymous
ok
Chairisna
Luar biasa
Endang Supriati
gampabg zico,cuma janji kosong sama karina. yg nananya rujuk hrs nyampur atau berhubungan suami istri baru bisa rujuk. klu tdk melakukan hubungan suami istri tdk bisa di bilang rujuk. santai aja zico dulu janji dihadaoan Allah dan kedua orang tua dgn ella bisa kamu abaikan! apalagi dgn karina janji yg tdk ada saksi siapa2 tinggal ulur waktu aja lah.
Endang Supriati
lagian secara agama juga si ella sudah bukan istri zico sedang 22 bln yg lalu.krn menurut jsnji pernikahan itu bahwa selama 6 bln suami tdk membeti nafkah bathin selama 6 bln dan istri tdk ikhlas .jatuh talak 1.
Endang Supriati
ellla waktu nikah sama bima tdknoakai wali nikah! dr bshasan barusan orang tua ella masih ada!
Fitri Nur'aini
menarik
Puteri Athirah
belum cerai dah kawin dgn lelaki lain.. macamana tu.? haram weiii ..
Aqil Aqil
sngt luar biasa
Anonymous
ok
Meryrostiti Titi
Linda manik tak ada dlm pencarian
Tri Wahyuni
kalo jodoh tsk akan kemana,zici menjaga jodoh orang selama 2 tahun....bodohnya dia menyesal dibelakang
Tri Wahyuni
kalo cuma nikah siri tidak dinafkahi bathinnnya,tidak digauili sebagai istri.... disebut apakah pernikahan itu???kalo sekarang dia menikah lagi itu halal menurutku.....takdir menyiapkan dia skenaruo yang Indah
rarayama
Buruk
Tri Wahyuni
greget di banget di bab ini/Awkward//Awkward//Awkward/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!