Karena sebuah kesalahan satu malam, Fiona terpaksa harus menikah dengan Tuan Foster seorang CEO perusahaan terkemuka yang telah tidur dengannya. Lebih parahnya lagi pria yang telah menikah dengannya merupakan pria yang sudah memiliki istri.
Lantas bagaimana Fiona menjalani hari-harinya bersama Foster ? Terlebih lagi Fiona harus berhadapan dengan Selena yang merupakan istri pertama Foster !
Akan kah Fiona dan Foster saling mencintai ? Lantas bagaimana dengan Selena yang juga memiliki juga hak sebagai seorang istri ?
Simak ceritanya dalam novel "Istri Kedua Tuan Foster" mohon untuk memberikan dukungan berupa like dan komen sebanyak-banyaknya 🤗♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi KD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30 MENYADARINYA
Adrian datang menjemput Fiona untuk pergi ke kantor perkebunan. Ia merasa heran mengapa ada seorang pria di villa yang tengah merumput.
“Dia siapa ?” tanya Adrian pada Fiona.
“Oh, dia pegawai baru di villa !” jawab Fiona apa adanya.
Mata Adrian menyipit kemudian ia teringat akan pria yang kemarin. Adrian rasa itu adalah pria yang sama berpapasan dengannya.
"Apa dia juga bekerja di perkebunan ?" tanya Adrian lagi.
"Iya !" jawab Fiona. "Sudah, Ayo jalan !" ajak Fiona.
Adrian menganggukkan kepalanya, kemudian mereka pergi dari villa menuju perkebunan. Siang harinya, Fiona sudah kembali pulang. Kemudian ia menuju halaman belakang villa dengan mambawa buku novel yang belum selesai ia baca.
Matanya kemudian tertuju pada Foster yang tengah membuka pakaian atasnya. Ia hendak memotong kayu dan menyusunnya.
Fiona tertegun, ia bahkan menelan silvanya ketika melihat tubuh Foster yang begitu sixpack. Ingatannya kembali kepada Foster, karena dulu Foster juga memiliki tubuh yang seperti itu.
“Astaga, apa yang Ku lakukan !” Fiona menepuk keningnya sendiri. Ia kemudian memutuskan kembali ke kamarnya.
Malam harinya, hujan turun dengan deras disertai angin kencang dan juga suara petir yang membuat Fiona seketika merasa ketakutan. Dua orang pelayan yang bekerja di villa tidur di kamar bawah.
Foster yang belum tidur, berjalan ke lantai atas karena melihat jendela yang mungkin pelayan lupa menutupnya. Foster menutup jendela tersebut, setelah itu terdengar suara petir yang menggelegar hingga membuat listrik menjadi padam.
Bersamaan dengan itu Fiona menjerit dari dalam kamarnya. Foster yang mendengarnya pun menjadi panik, ia kemudian masuk ke dalam kamar Fiona dan langsung memeluk Fiona yang ketakutan karena suara petir dan lampu yang mati.
“Bu Fiona, tenanglah !”
“Kau kah itu, Armand ? Aku takut sekali !” Fiona membiarkan saja Foster memeluknya karena ia pun sangat ketakutan saat ini.
“Iya Bu ! Tenanglah.” Kata Foster, dalam hatinya ia begitu senang bisa memeluk Fiona lagi.
Lain halnya dengan Fiona ia menghirup aroma tubuh Foster yang sangat familiar baginya. Aroma tubuh itu sangat menenangkan jiwanya entah mengapa ia seakan tak ingin jauh dari Foster. Hingga pada akhirnya Fiona tertidur dalam pelukan Foster.
Pagi harinya Fiona membuka kedua matanya, ia langsung membulatkan kedua matanya ketika tahu dirinya sudah tidur satu ranjang dengan Foster.
Ia menatap wajah Foster dengan begitu dalam, jantungnya berdegup kencang.
“Tidak mungkin !” kata Fiona dalam hatinya.
Lama Fiona memandangi wajah Foster, Foster kemudian terbangun dari tidurnya dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah wajah Fiona yang masih berbaring di sampingnya.
Tatapan mereka saling bertemu dalam jarak yang begitu dekat. Hingga entah siapa yang memulainya duluan, pagi itu mereka berciuman. Setelah mereka melepas ciuman mereka. Fiona baru sadar kalau sebenarnya pria di sampingnya memang benar adalah Foster.
“Kau…” lirih Fiona
Fiona turun dari ranjang dan berdiri, Foster kemudian berlutut di kaki Fiona dan memeluknya.
“Maafkan Aku Fiona !” kata Foster dengan suara bergetar.
Mata Fiona langsung berkaca-kaca, ia tak menyangka kalau sebenarnya Foster sudah sejak lama ada di sekitarnya. Seharusnya ia bisa mengenali Foster saat itu. Bukan hanya rasa kecewa, tapi ia juga merindukan Foster dan juga rasa cinta yang masih tertanam di hatinya untuk Foster.
“Maafkan Aku Fiona…ampuni Aku.” Kali ini Foster menangis, ia tak sanggup harus kembali jauh dari Fiona. Setidaknya jika Fiona tak lagi mengharapkannya, biarkan ia dekat dengan anaknya, itu saja sudah lebih dari cukup baginya.
“Aku salah, maafkan Aku yang tidak percaya. Wahyu mengatakan yang sebenarnya, semua terjadi karena ulahnya dan juga Selena.” Kata Foster lagi menjelaskan hingga membuat Fiona menoleh.
“Jadi mereka…” ucapan Fiona terhenti kemudian ia memejamkan kedua matanya, air matanya kemudian lolos begitu saja.
“Jika Kau membenciku tak apa-apa, tapi setidaknya jangan pisahkan Aku dengan anak Kita !” kata Foster begitu lemah dan pasrah.
Deg
...****************...