"Aku akan menikahi wanita mana pun yang bisa meluluhkan hati anakku!" Itulah pengumuman yang dibuat oleh Eza. Putra dari lelaki yang dikenal sebagai duda +1.
Karena salah satu orang terkaya di negaranya, sayembara Arkan menjadi viral. Padahal sayembara itu bukan atas kemauannya, melainkan karena ulah sang anak. Ratusan wanita mengantri untuk ikut sayembara. Sampai seorang perempuan yang sangat mirip mendiang ibunya ditemukan oleh Eza. Nama gadis itu adalah Beby. Gadis tomboy yang mendaftar sayembara karena taruhan. Alhasil Eza meminta Arkan untuk menikahi Beby. Masalahnya adalah, Beby ternyata sangat muda, dia masih menginjak kelas dua SMA.
Bagaimana kisah selanjutnya? Apakah Arkan akan tetap menikahi Beby demi anak semata wayangnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraliv, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 - Rencana Arkan & Beby
...༻✿༺...
Arkan menatap Eza. Dia merasa kalau yang terjadi sekarang atas dasar rencana sang putra. Sebagai papanya Eza, dia tentu sangat mengenal bagaimana anaknya tersebut.
"Eza! Kau tahu itu tidak benar. Kenapa kau berbuat begini sama Papa?" Arkan berjongkok ke hadapan Eza. Mengguncang tubuh anak itu karena merasa tak habis pikir.
"Arkan! Bisa-bisanya kau berkata begitu pada Eza? Apa kau pikir dia berbohong?" timpal Pram.
"Ayah! Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Dalam sayembara itu, memang tidak ada wanita yang terpilih," jelas Arkan.
"Lalu siapa gadis ini?" tanya Pram sambil menunjuk ke arah Beby.
"Dia hanya--"
"Astaga, wajahnya mirip sekali dengan Arini," komentar Pram saat memperhatikan Beby dengan serius. Dia segera menoleh ke arah Arkan. "Sekarang aku mengerti kenapa kau memilih dia. Ternyata apa yang dikatakan Eza benar!" tukasnya.
"Tidak! Itu salah!" bantah Arkan. Dia segera menatap Beby dan berkata, "Beb! Katakan sesuatu."
"Tuh dengar, Kek! Papa memanggilnya dengan sebutan Beb!" imbuh Eza. Semakin memanas-manasi.
"Tidak, Kek. Namaku memang Beby. Aku akan jelaskan semua kesalahpahaman ini," ujar Beby yang akhirnya angkat bicara.
"Kalian pikir aku percaya?! Sebenarnya apa alasan kau menyembunyikan semuanya? Hal seperti ini saja disembunyikan," omel Pram. Dia segera menoleh ke arah Beby. "Kau! Kalau kau ingin menikahi putraku, cepat menghadap padaku dan istriku!" tegasnya.
"Kau salah, Kek. Aku masih SMA. Aku tidak akan menikahi--"
"Cukup! Aku tidak akan mempercayai perkataan kalian. Karena semuanya sudah jelas!" potong Pram. "Ayo, Za. Biar Kakek bawa kau ke toko es krim saja," lanjutnya seraya membawa Eza pergi.
Arkan dan Beby mematung. Mereka tak menyangka semuanya akan jadi begini.
Sementara itu Eza, dia menyempatkan menengok ke belakang. Lalu mengerlingkan sebelah matanya.
"Dasar anak itu!" geram Arkan. Dia hanya bisa mengepalkan tinju di kedua tangan.
"Apa kau benar-benar tidak tahu mengenai semua ini?!" timpal Beby.
"Kalau aku tahu, aku tidak akan menemuimu sekarang!" sahut Arkan.
"Sekarang aku terjebak. Kau harus tanggung jawab! Pokoknya aku tidak mau tahu, aku tidak mau menikahimu!" kata Beby.
Arkan terdiam sesaat. Entah kenapa dia merasa seperti ditolak oleh Beby.
"Oke. Sebaiknya kita tenangkan diri dulu. Aku akan memikirkan jalan keluarnya," ucap Arkan sembari duduk ke kursi. Hal serupa lantas juga dilakukan oleh Beby.
"Menurutku hal terbaik yang dilakukan sekarang adalah meyakinkan kakek kalau hubungan kita tidak seperti yang dia kira," cetus Beby.
"Tidak. Aku sangat mengenal ayahku. Dia tidak akan percaya semudah itu. Lagi pula seberapa keras kita meyakinkannya, aku yakin Eza pasti akan terus berusaha menyatukan kita. Anak itu keras kepala dan pantang menyerah," balas Arkan.
"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Beby.
"Aku rasa kaulah orang yang berperan paling besar untuk merubah tekad Eza. Bersikaplah jahat padanya. Maksudku, jangan terlalu ramah. Buat Eza benci padamu," usul Arkan panjang lebar.
"Aku rasa itu ide yang bagus," tanggap Beby yang tampak melebarkan kelopak matanya.
"Tapi jangan berlebihan. Aku tidak akan diam kalau kau membuatnya menangis!" ancam Arkan.
"Aku akan mencoba." Beby mengangguk. Setelah itu dia pergi meninggalkan restoran.
Arkan menatap kepergian Beby. Gara-gara gadis tersebut, dia jadi teringat mendiang istrinya lagi. Arkan jadi merindukan Arini.
"Kau harusnya menjadi yang satu-satunya. Bagaimana bisa ada gadis yang mirip denganmu," gumam Arkan. Seolah bicara dengan mendiang istrinya.
tetap semangat
arkan sa ae.. otak nya langsung berharap beby pake bikini🤭🤣🤣