Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
"Lari kemana baksonya?" Tanya Elvin tanpa memalingkan matanya dari Lexa.
"Lari ke sinilah," ucap Lexa dengan cepat sembari mengelus perutnya yang penuh.
"Kamu telan baksonya?" Tanya Elvin membuat Lexa yang tengah meneguk airnya tersedak.
"Uhuk, uhuk, uhuk," Elvin segera menepuk punggung Lexa dengan pelan hingga Lexa tidak tersedak lagi.
"Mas!" Lexa menatap Elvin dengan wajah kesalnya.
"Mas ini aneh banget sih, kalau di telan ya matilah aku, aneh," ucap Lexa membuat Elvin tertawa pelan.
Idih, tertawa lagi! Batin Lexa memperhatikan Elvin.
"Mas aku mau balonnya." Pinta Lexa deng tangan yang sudah menengadah di hadapan Elvin.
"Sebentar, Mas makan dulu," ucap Elvin yang tak ingin Lexa bermain sendiri tanpa mengajaknya. Mendengar hal itu Lexa langsung melemaskan tubuhnya di atas meja. Elvin lagi-lagi hanya tersenyum melihat tingkah menggemaskan Lexa.
"Sebentar sayang, sudah mau habis bakso Mas," ucap Elvin dengan lemah lembut dengan tangan yang kembali mengelus kepala Lexa lalu kembali melanjutkan makanannya.
Di kediaman Lexa saat ini, terlihat Monica masuk dengan wajah kesalnya. Walaupun terlihat samar, namun Sean mampu mengetahui apa yang terjadi. Sean yang memang usil pun mentertawakan Monica. Monica melirik Sean yang menertawakannya.
"Kenapa ni pada tertawa?" Tanya Sandra yang baru saja datang bersama Arsen.
"Ini Ma, Monic menjadi bayangan tak terlihat Lexa dan Elvin. Hhhh," ucap Sean kembali tertawa membuat Monica meremas tangannya lantaran sangat kesal ditertawakan oleh Sean.
Sandra dan Arsen tersenyum mendengar ucapan Sean. Mereka paham saat ini Monica iri dengan pengantin baru itu sedangkan ia tidak karena tak mempunyai pasangan.
"Jones, jomblo ngenes," ucap Sean lagi sembari tertawa membuat Arsen tertawa kecil.
"Sean!" Teriak Monica lalu berdiri dan mengejar Sean. "Awas ya,,," Teriaknya lagi berusaha meraih Sean yang lari dengan cepat mengitari ruang keluarga. Hal itu membuat Sandra dan Arsen tak dapat menahan tawanya.
"Sudah sayang," ucap Sandra menghentikan Monica dengan cara memeluknya.
"Nggak kena, nggak kena," ucap Sean terus saja menggoda Monica sehingga wanita semakin kesal.
"Sean!" Tegur Sandra membuat Sean berhenti menggoda Monica.
"Maafkan Sean ya sayang, dia memang suka seperti itu. Gimana tadi nontonnya," ucap Sandra sembari mengajak Monica untuk duduk.
"Buruk Ma, Monica menonton drama romansa secara live," ucap Sean membuat Monica menajamkan matanya.
"Sean!" Kali ini Arsen yang menegurnya membuat Monica yang kesal kini balik menertawakannya.
"Hm," dehem Sean duduk dengan wajah datarnya membuat sih dingin Arsen tersenyum.
Keempat orang itu pun berbicara santai dengan di hiasi candaan dan godaan Sean yang suka amat menjengkelkan. Arsen sedikit terbuka dan mau berbicara dengan semuanya tidak seperti biasanya yang hanya diam dan memperhatikan.
Kembali ke taman kota, terlihat Elvin sibuk menemani Lexa bermain balon. Bahkan Elvin menjadi fotografer dadakan untuk istri manja dan nakalnya itu. Lexa tak henti-hentinya meminta Elvin mengambil foto dirinya yang mempunyai puluhan gaya. Walaupun lelah, Elvin tetap saja menuruti keinginan wanita yang sudah berhasil memenuhi hatinya itu.
Selamat tinggal Aira, maaf aku tidak bisa lagi mengizinkanmu tinggal di hatiku karena sudah ada wanita yang berhasil merebutnya darimu. Kau berbahagialah dengan keluarga barumu dan aku akan berbahagia dengan keluarga baruku. Dulu aku sangat mencintaimu Aira namun kini cinta itu sudah pergi bersama masa lalu ku. Sekarang hatiku hanya milik istriku seorang, yaitu Clara Lexa Viviana. Aku sangat mencintainya. Dia adalah anugrah terindah yang di kirimkan Tuhan kepadaku, tidak sepertimu yang di datangkan hanya sebagai ujian. Batin Elvin mengingat kembali kenangannya bersama Aira wanita yang ia cintai tanpa ikatan haram. Keduanya saling suka namun memilih menjaga dalam doa. Aira tau jika Elvin mencintainya, begitu pun dengan Elvin yang tau Aira juga mencintainya.
Aira adalah wanita muslimah yang di didik di keluarga yang jauh dari kata paham agama, namun wanita itu tetap berusaha menjadi wanita shalihah yang di rindukan surga hingga ia rela melakukan apapun untuk surga itu. Ia rela mengorbankan cinta dan hidupnya demi berbakti kepada Allah dan kedua orang tuanya hingga menerima pria yang di jodohkan padanya. Itulah sahabat Elvin yang memiliki hubungan sangat dekat dengannya. Mereka bukan hanya rekan kerja saja, namun juga sahabat dari zaman masih sekolah. Rasa sakit yang di rasakan Elvin berlipat dari biasanya karena yang menjadi suami dari wanita yang di cintainya adalah sahabatnya sendiri bukan orang lain.
"Mas." Panggil Lexa sembari menggoyangkan tubuh Elvin yang diam seperti orang kaku. Elvin menggoyangkan kepalanya dengan wajah yang bingung. Dia sadar dari lamunannya dan menatap Lexa yang kini menatap kesal padanya.
"Ada apa sayang?" Tanyanya dengan lembut pada Lexa.
"Mas kenapa?" Tanya Lexa menatap Elvin dengan wajah penasarannya.
"Nggak apa-apa sayang, ayo foto lagi," ucap Elvin namun langsung mendapatkan gelengan pelan dari Lexa.
"Aku mau makan es krim itu Mas," ucap Lexa sembari menunjuk penjual es krim keliling.
"Apa kamu nggak kenyang makan terus?" Tanya Elvin khawatir sebab Lexa sudah makan terlalu banyak, apalagi sebelumnya istrinya itu memakan makanan yang sangat pedas.
"Nggak Mas," ucap Lexa dengan Kepala yang menggeleng pelan.
"Sudah, kalau sakit perut jangan nangis," ucap Elvin memberi peringatan namun dia tetap membelikan es krim untuk Lexa.
Ternyata enak juga ya jalan-jalan sama Mas Elvin. Semua yang aku inginkan pasti di turuti, nggak seperti Mama dan Kakak yang super duper over protektif. Batin Lexa tersenyum puas melihat Elvin yang sedang membelikan Es krim untuknya.
Setelah membeli es krim dan membayarnya, Elvin pun kembali mendekati Lexa. Ia meminta istri manjanya itu untuk duduk di kursi taman yang tak jauh dari mereka. Dengan senang hati Lexa pun menuruti permintaan Elvin. Kini keduanya duduk berdua di kursi taman yang berada di bawa pohon rindang sehingga cahaya matahari tidak menyentuh kulit mereka.
"Pelan-pelan makannya sayang, lihat tu belepotan," ucap Elvin memperhatikan Lexa tanpa ikut menikmati es krim juga. Karena tidak nyaman melihat sesuatu yang kotor, Elvin pun mengeluarkan sapu tangannya lalu membersihkan mulut Lexa.
"Makasih Mas, sayang Mas," ucap Lexa dengan sangat manisnya lalu mencium pipi Elvin dengan cepat membuat Elvin tertegun. Walaupun pipinya basah karena kecupan Lexa, Elvin cukup senang mendapatkan hadiah kejutan itu. Elvin berharap kedepannya dia bisa merasakan hal manis yang lebih dari yang dia dapatkan sekarang.
"Mas juga sayang kamu sayang," ucap Elvin lalu hendak mencium Lexa namun Lexa dengan cepat menghentikannya dengan cara menyodorkan es krim di mulut Elvin. Wajah seceria mentari Elvin kini berubah menjadi semendung awan.
Good Job thor🖤