Flowlin Queen Arkanza, merupakan gadis kampung yang hidup sebatang kara.
Kejamnya dunia tak menggoyahkan semangat gadis tersebut untuk bertahan hidup.
Demi sesuap nasi ia bahkan rela bekerja keras, banting tulang. Ia tak pernah mengeluh akan hidupnya.
Hingga suatu hari ia bertemu dengan seorang wanita paruh baya, yang mana pertemuan tersebut akan merubah hidupnya.
Hal apa yang akan merubah hidupnya? apakah ia bisa merubah hidupnya? bagaimana kisah selanjutnya? ikuti cerita selanjutnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Marcelina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#33
Rere yang hendak turun tidak sengaja melihat kearah tangannya yang terasa geli seperti ada yang menjalar, saat melihat ternyata banyak ulat bulu yang menjalar di tangannya.
Rere teriak, dan ia kehilangan keseimbangan nya, hingga akhirnya ia jatuh dari pohon tersebut.
Gedubrak,,,,
"Auu,, aduuhh,," keluhnya sakit.
"Sial, sial, sial." Teriak nya.
Pria yang tadinya sudah berjalan agak jauh berhenti karena mendengar teriakan Rere, ia merasa aneh karena di tengah hutan belantara ada suara orang, dan suaranya seperti suara wanita. Pria itu berbalik badan, kembali ke arah suara yang ia dengar. Tak lama ia melihat seorang wanita yang terlihat begitu lusuh, ia menghampirinya walaupun ada keraguan.
Rere ya g mendengar suara langkah kaki yang mendekat ia membalikkan badannya dan melihat ke arah datangnya suara itu, ia melihat pria paruh baya tadi kembali dan seperti hendak mendekatinya.
"Sial, semoga saja dia orang baik dan bisa aku manfaatkan," gerutunya.
.
.
.
Rangga telah pulang dari rumah sakit, ia telah pulih kembali setelah beberapa pengobatan.
Saat ini Rangga tengah mengatur strategi untuk membalas kejahatan Antonio.
Ia juga telah memastikan jika sang Ibunda telah di kawal beberapa orang kepercayaannya. Ia meminta sang Ibunda untuk sementara berada di pulau pribadinya agar keamanannya pasti dan ia tidak cemas dengan keselamatan sang ibu.
"Bima!"
"Ya, Tuan!"
"Minta A, B, dan C untuk memantau pergerakan Antonio kembali! Lalu minta Clear untuk mengurus sisanya!"
"Baik tuan, saya undur diri."
"Hmm,"
Bima pergi dari sana, ia menuju ke ruangannya, di sana ia kembali menelpon seseorang untuk mengabari langkah yang di ambil Rangga.
"Iya, dia ingin segera mengurus Antonio."
"Hmm, bagus. Lebih baik Antonio di bersihkan sampai ke akarnya."
"Baik Nyonya!"
"Ya, tolong kau jaga ia untukku."
"Ya nyonya, walau bagaimanapun dia calonku, karena kita sudah kalian jodohkan sedari dulu. Aku menyayangi nya, pasti akan ku jaga."
"Oh, syukurlah! Aku lega mendengarnya. Kau harus terbiasa memanggil ku Ibu atau Bunda."
"I-iya Bu-bunda," ucapnya gugup dan mukanya langsung memerah.
"Hihihi, aku yakin mukamu telah merah Bim."
Bima tidak menjawab namun ia sangat malu saat inj.
"Ya sudah. Kau lanjutkan tugasmu dahulu!"
"Hmm, baiklah!"
Akhirnya panggilan itu berakhir, Bima masih malu ia tersenyum sangat tipis, mengingat wanita yang ia cintai.
Saat ini, ia kembali ke misi yang di berikan Rangga, ia menghubungi A, B, dan C. Setelah itu ia menghubungi Clear untuk misi yang lebih berbahaya, Clear terkenal dengan pembunuuh handal yang mana tanpa mengeluarkan jeritan dan darah dari korbannya, hanya dengan sekali penggal korban langsung mati tanpa meninggalkan jejak dan sampai saat ini tidak ada yang mengetahui sosok Clear seperti apa. Ia hanya meninggalkan kelopak mawar hitam di atas jasad korbannya sebagai tanda jika ia yang membunuh mereka.
"Ya! kau lakukan dengan baik, target utama Antonio, yang lainnya biar aku yang urus."
"Oke Bim, aku akan membuatnya mati dengan nyaman, tumben sekali kalian tidak menyiksa terlebih dahulu?"
"Kau tanyakan sendiri pada kawanmu itu."
"Cih, kau ini. Dia bukan temanku, jika bukan karena kau, tidak akan ku bantu misinya."
"Hahaha, iya iya, aku percaya!"
"Sudahlah. Aku kerjakan misi terlebih dahulu sebelum melakukan misi yang kau pinta itu."
"Hmm, ya."
Bima kembali fokus pada laptopnya, saat membuka laptop itu tampaklah foto gadis yang ia sayangi, dengan melihat fotonya saja ia sudah bahagia dan kembali semangat.
.
.
.
Flow saat ini sedang berbincang dengan Yuyu, ia telah mendengarkan semua berita yang di bawa Yuyu dari hasil penyelidikan nya. Ternyata dalang dari kerusakan tokonya merupakan salah seorang anak bangsawan yang tidak menyukai jika toserba Flow berkembang dengan pesat, ia iri karena Flow yang baru membuka toko saja telah ramai dengan pembeli, baik golongan bawah maupun atas.
Bahkan lebih banyak peminat nya dari bangsawan dan ibu serta putri kerajaan.
Mereka sangat suka dengan wewangian yang di jual Flow, bahkan hampir semua produk yang di jual Flow mereka merasa wajib untuk membeli nya.
"Baiklah, aku tidak akan tinggal diam. Yuyu kau pergilah panggil tim E lima orang, suruh mereka menghadap." Pintanya pada Yuyu.
"Iya Nona, jika begitu saya pamit undur diri." Ucap Yuyu sambil melangkah meninggalkan Flow yang masih menatap punggungnya.
Tak lama kemudian sampai lah 5 orang yang di panggil Yuyu, "Salam Queen."
"Humm, duduklah! " ucapnya dengan lembut namun ada ketegasan pada suara nya.
Mereka duduk, dan menunggu instruksi dari Flow, "Kalian sudah tahu, jika yang menyerang toko kita bangsawan Nha?" tanya Flow pada mereka.
"Maaf Queen, kami baru mengetahuinya. Hukum kami Queen, karena lalai dalam semuanya."
"Baiklah, kalau begitu saat ini kalian musnahkan keluarga bangsawan Nha sampai ke akar-akarnya, jarah seluruh hartanya. Pastikan kerjaan kalian rapih tidak ada meninggalkan bukti."
"Baik Queen," ucap mereka semangat.
Flow sangat puas dengan tanggapan mereka, saat ini ke lima orang itu telah pergi untuk melaksanakan misi dari Flow.
"Queen tidak pernah menghukum kita, ini bukan hukuman, tapi ini hadiah untuk kita. Karena Queen mempercayai kita untuk melakukan misi ini." Ucap salah satunya.
"Iya, Queen sangat berjasa bagi saya. Jika Queen tidak menolong saya saat itu, mungkin saat ini kita tidak akan bersama, saya pasti akan berjalan di jembatan neraka."
"Aku juga, dulu saat pertama bertemu dengan Queen dia tidak pernah memandang aku dengan hina seperti orang-orang lain, ia begitu tulus dan lembut, saat itu Queen tiba-tiba menolong ku dari kejaran segerombolan serigala. Jika tidak ada Queen aku juga tidak mungkin ada di sini."
" Iya sama, Queen sangat baik. Aku tidak bisa berkata-kata tapi aku akan setia padanya bahkan nyawaku pun aku rela pertaruhkan demi queen."
"Iya kalian benar, kita semua di tolong Queen di saat yang tepat. Pokoknya kita akan selalu di depan dan setia untuk Queen."
"Yaa, hidup Queen!" ucap mereka serentak.
.
.
.
Sepanjang perjalanan mereka selalu membahas Queen, bahkan mereka sangat mengagung-agungkan Flow. Hingga tidak terasa mereka telah dekat dengan tempat tujuannya, "Kita harus melakukan semuanya dengan cepat, kita tidak boleh mengecewakan Queen."
"Ya, ayo kita bergerak sesuai dengan strategi yang kita bahas tadi!"
Plak,,
"Duh, kenapa kau memukul kelalaku?"
"Kapan kita membahas strategi, tadi tadi kita selalu membahas Queen."
"Hehehe, pokoknya strategi kita memusnahkan mereka."
"Sudah-sudah, kalian selalu saja ribut, lebih baik sekarang kita bergerak berhubung sudah malam dan mereka pasti tengah tertidur pulas."
Mereka langsung mengambil posisi masing-masing, dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan masing-masing,
Tap
Tap
Tap
Bersambung,
...----------------...
.
Jangan lupa seperti biasa jadikan favorit ya!!
Sekalian juga,
Like
Komentar sebanyak-banyaknya
Gift
Vote
Terima kasih banyak semuanya, sayang kalian semua,, 🥰😘😘🫶🫶
.
.