(Tahap Revisi)
Hani tidak punya pilihan lain selain menerima tawaran pekerjaan dari sahabatnya, yakni menjadi pelayan di sebuah Villa mewah. Namun nasib naas malah menimpanya di villa mewah itu.
"Katakan, siapa yang sudah menghamilimu?" seorang wanita paruh baya langsung melabraknya.
"Laki-laki yang burungnya mati suri" Hani mengatakannya dengan judesnya di depan semua orang.
Yuk simak kisahnya hanya di cerita Dihamili Tuan Impoten!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alif Irma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
"Bibi, disini aku yang menjadi korban pemerkosaan, tapi malah aku yang akan di adili. Karena aku memukuli pria bajingan itu, bibi" ucap Hani sambil mengusap kasar air matanya. Halimah langsung memeluknya.
Wanita paruh baya itu tidak tahu seperti apa luka batin dan fisik yang sedang dialami ponakannya. Tak ada wanita terhormat ingin dilecehkan oleh seorang pria. Bagaimanapun kondisinya, pasti si korban akan terus melindungi dirinya, begitu halnya yang dialami oleh ponakannya.
"Ini tidak bisa dibiarkan, kita harus menuntut keadilan" ucap Halimah dengan tekadnya. Ponakannya harus mendapatkan keadilan, tidak peduli seperti apa orang yang akan dihadapinya, walau presiden sekalipun, mereka akan siap menghadapinya.
Sayangnya mereka tidak bisa berlama-lama untuk berbicara. Pasalnya salah satu pak polisi meminta mereka untuk keluar. Dengan berat hati, Hani dan bibinya lekas keluar. Kemudian pak polisi langsung memborgol Hani yang menjadi tersangka utama tindak kekerasan terhadap saudara Hans Prasetyo Dirgantara.
Kedua tangan Hani sudah di borgol oleh polisi. Sedangkan Hani hanya mampu pasrah dan tidak melakukan perlawanan sama sekali.
"Pak, ponakan saya tidak bersalah. Dia hanya menjadi korban pelecehan" ucap Halimah dengan mata berkaca-kaca. Dia berusaha keras membela ponakannya di hadapan polisi.
"Jangan halangi kami untuk membawa saudari Hani ke kantor polisi. Anda bisa jelaskan nanti di kantor polisi" ucap pak polisi dengan tegasnya.
Hani lalu berpamitan kepada bibi nya dengan perasaan sedih, malu, bercampur menjadi satu. Wanita paruh baya itu langsung terisak memeluk tubuh ponakannya, sebelum polisi membawanya pergi. Dia seolah-olah ingin segera menyembunyikan Hani dari pak polisi tersebut. Namun tak ada yang bisa diperbuatnya saat ini.
"Maaf, waktu kami tidak banyak. Kami harus segera membawa saudari Hani ke kantor polisi" ucap kembali Pak polisinya untuk segera membawa tersangkanya ke kantor polisi.
Kemudian Hani dimasukkan ke dalam mobil. Seketika terdengar suara kehebohan oleh para tetangga yang memanggil nama Hani. Sementara Halimah hanya mampu menangis melihat ponakannya dibawah polisi.
Ada beberapa warga yang tidak menyukai Hani berlomba-lomba mengambil Video proses penangkapan Hani untuk mengunggahnya di sosial media. Itu bentuk aksi balas dendam mereka terhadap Hani. Hanya beberapa menit, seketika unggahan mereka Viral di sosial media.
Sirine polisi kembali terdengar sepanjang mobil polisi yang ditumpangi Hani mulai melaju meninggalkan kompleks Permadani.
Pak RT dan para tetangga segera menghampiri Halimah yang terduduk di lantai. Mereka lekas membantu Halimah duduk di kursi, ada juga yang memberinya minum, mengingat Bu Halimah sangat shock atas musibah yang menimpa ponakannya.
Setelah itu, Halimah meminta tukang ojek untuk mengantarnya ke kantor polisi. Karena banyak hal yang perlu dijelaskan di kantor polisi.
*
*
*
Rumah sakit Dirgantara....
Nyonya Miranda begitu antusias menyuapi Hans, putra semata wayangnya. Sejak Hans bangun, tak henti-hentinya dia sibuk menyiapkan kebutuhan sang putra dan mulai overprotektif mengenai hal yang harus dikonsumsi oleh sang putra.
Selain itu, dia baru saja mendapatkan kabar baik dari orang suruhannya bahwa pelaku yang sudah membuat putranya babak belur sudah diamankan di kantor polisi.
Diluar dugaan, tuan Wibowo yang tengah asyik membaca berita update melalui iPad nya tampak mengerutkan keningnya melihat berita viral hari ini.
Hans yang sedang mengunyah makanannya langsung melirik kearah layar iPad milik kakeknya karena suaranya cukup besar.
Wanita itu. Batin Hans terkejut yang tak sengaja melihat wajah wanita yang sudah memukulinya.
"Mira, segera hubungi inspektur Aditama untuk menghentikan kasusnya" ucap tuan Wibowo dengan tegasnya. Pria tua itu tidak ingin seseorang mengambil keuntungan atas berita tersebut. Apalagi para musuh yang merupakan lawan bisnisnya di luar sana selalu mencari-cari kekurangan anggota keluarganya.
"Apa! Aku tidak mau melakukannya, ayah. Biarkan wanita itu mendapatkan efek jera atas perbuatannya. Kalau perlu dia harus mendekam dalam penjara" ucap Nyonya Miranda terdengar kesal dan mendadak mood nya berubah jika membahas pelaku yang sudah membuat putranya terluka.
Hans langsung paham atas maksud dari pembicaraan ibu dan kakeknya. Apalagi dia sempat menyimak berita yang sedang berlangsung tersebut.
"Seharusnya kamu tanyakan terlebih dahulu permasalahannya kepada Hans, mengapa putramu sampai dipukuli oleh wanita itu" ucap tuan Wibowo sambil melirik kearah cucu penerusnya.
Mendadak Hans langsung terbatuk-batuk mendengar ucapan kakeknya. Dia seperti orang yang tertangkap basah.
"Ayah, tetap saja wanita itu salah karena melakukan tindak kekerasan kepada Hans" ucap Nyonya Miranda dan begitu kekeh membela putra semata wayangnya.
"Hans, kenapa wanita itu sampai melawan mu?" tanya kakeknya yang mulai mendekat kearah tempat tidur.
Hans menjadi bungkam, dia tidak mungkin mengatakan yang sejujurnya bahwa dia telah memperkosa wanita itu. Tapi, dia juga tidak tega jika sampai wanita itu di penjara. Padahal wanita itu yang sudah membangunkan burungnya yang mati suri, bisa dikatakan wanita itulah yang sudah menyembuhkannya.
"Ayah, kondisi Hans belum stabil, jadi tidak perlu mengajaknya berbicara untuk menjelaskan tunduk permasalahannya. Ada-ada saja dehh, kenapa tidak tanyakan langsung kepada pelakunya" ucap Nyonya Miranda cemberut.
"Hans, jangan-jangan kamu habis...."
Iya kek, aku memang berbuat macam-macam kepada wanita itu. Hans hanya mampu membatin.
"Jangan berbicara sembarangan ayah, Hans tidak mungkin tertarik dengan wanita berandalan seperti itu, banyak wanita cantik dan berkelas di luar sana yang antri ingin menjadi pacar Hans" protes Nyonya Miranda yang tidak setuju dengan arah pembicaraan ayahnya.
"Baiklah, ayah akan ke kantor polisi untuk menanyakannya langsung kepada wanita itu" ucap Tuan Wibowo dengan santainya.
"Tidak perlu ayah, biar pengacara kita yang mengurusnya. Ngapain capek-capek mengurus hal yang tidak penting" sahut Nyonya Miranda dengan sewotnya.
"Hal tidak penting menurutmu? lalu mengapa kamu membesar-besarkan permasalahannya. Bahkan keluarga kita ikut tersorot" ucap tuan Wibowo dengan tegasnya. "Ayah yang akan menyelesaikan masalah ini" tambahnya.
"Ayah, tolong jangan ikut campur urusanku kali ini. Aku hanya ingin memberikan efek jera untuk wanita itu, biar dia tidak berani lagi berurusan dengan keluarga Dirgantara." ucap Nyonya Miranda memohon kepada ayahnya.
"Huhh, baiklah" ucap Tuan Wibowo dan memilih mengalah jika putrinya sudah memohon begini. Namun diam-diam dia tetap menyuruh Budi untuk menutup semua berita viral tentang wanita berinisial HN di sosial media maupun lini masa. Sebenarnya dia tinggal menunggu kabar dari orang suruhannya.
*
*
*
Sementara di kantor polisi, Hani baru saja selesai diwawancara oleh pihak penyidik dan tuduhan Hani semakin memberatkan untuknya, karena Hani memang mengakui perbuatannya.
Walaupun Hani sempat menjelaskan alasan dia melakukan tindakan kekerasan terhadap si korban, namun tetap saja pihak penyidik kepolisian tidak mempercayai semua ucapannya. Hani sudah menduganya, jika dia sedang berurusan dengan orang kaya, ujung-ujungnya dia akan ditindas.
Karena kasusnya sedang berjalan, untuk sementara Hani di tahan di kantor polisi. Mulai hari ini dan seterusnya dia akan menjadi tahanan sebelum diproses di kejaksaan lalu menunggu jadwal persidangannya di kantor pengadilan untuk dijatuhi vonis hukuman dari hakim.
Bersambung.....