mengikuti perjalanan Kaelan, seorang remaja yang terjebak dalam rutinitas membosankan kehidupan sehari-hari. Dikelilingi oleh teman-teman yang tidak memahami hasratnya akan petualangan, Kaelan merasa hampa dan terasing. Dia menghabiskan waktu membayangkan dunia yang penuh dengan tantangan dan kekacauan dunia di mana dia bisa menjadi sosok yang lebih dari sekadar remaja biasa.
Kehidupan Kaelan berakhir tragis setelah tersambar petir misterius saat dia mencoba menyelamatkan seseorang. Namun, kematiannya justru membawanya ke dalam tubuh baru yang memiliki kekuatan luar biasa. Kini, dia terbangun di dunia yang gelap dan misterius, dipenuhi makhluk aneh dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Diberkahi dengan kemampuan mengendalikan petir dan regenerasi yang luar biasa, Kaelan menemukan dirinya terjebak dalam konflik antara kebaikan dan kejahatan, bertempur melawan makhluk-makhluk menakutkan dari dimensi lain. Setiap pertarungan mempertemukan dirinya dengan tantangan yang mengerikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Raven Blackwood, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Terakhir Menuju Final
Matahari pagi menggantung tinggi di langit, sinarnya yang panas menyelimuti arena pertarungan. Seminggu penuh telah berlalu, dan Kaelan telah menghadapi lebih banyak lawan daripada yang bisa dia hitung. Setiap pertarungan membawa Kaelan semakin dekat pada satu tujuan mendominasi turnamen ini dan mencapai final.
Di sekelilingnya, sorak-sorai penonton membahana, menandakan pertarungan demi pertarungan yang baru saja selesai. Banyak petarung hebat telah gugur, dan kini hanya tersisa segelintir yang masih berdiri, menunggu giliran mereka untuk melangkah ke medan laga. Di antaranya, nama-nama besar seperti Aesir, Seron, Lilith, dan Eira masih terdengar jelas di bibir para penonton, memuji mereka sebagai petarung yang sudah dipastikan masuk babak final.
Namun, dari semua nama itu, ada satu yang selalu menggetarkan arena setiap kali disebut Darius “The Stormbreaker.” Petarung legendaris yang selama ini menjadi topik perbincangan karena kekuatannya yang seolah tak tertandingi. Darius dikenal karena kekuatan tak terbendungnya, mampu menaklukkan bahkan badai petir yang ganas sekalipun, sesuatu yang membuatnya mendapatkan julukan “The Stormbreaker.” Semua orang di arena tahu bahwa Darius sudah pasti masuk ke babak final, menyisakan rasa penasaran akan siapa yang berani menantang kekuatannya.
Kaelan menyaksikan dari tepi arena saat Darius melangkah keluar dari pertarungan terakhirnya dengan kemenangan telak. Tubuh kekar Darius dibalut oleh energi yang seolah tak pernah padam, dan setiap gerakannya menebarkan aura intimidasi. Tatapan mereka sempat bertemu sejenak, namun Kaelan tidak gentar sedikit pun.
“Dia memang kuat,” gumam Kaelan pada dirinya sendiri, “tapi badai itu belum pernah menghadapi petir sejati.”
---------
Sekarang, Kaelan berdiri di tengah arena, napasnya teratur namun penuh dengan antisipasi. Ini adalah pertarungan terakhir sebelum final, dan lawannya adalah Zethra, seorang pendekar yang dikenal dengan ketepatan dan kecepatannya dalam bertarung. Berbeda dengan Darius yang mengandalkan kekuatan luar biasa, Zethra terkenal karena kecepatan gerakannya yang begitu cepat, seolah dia bisa menghilang dari pandangan musuh hanya dalam hitungan detik.
“Pertarungan yang menarik,” pikir Kaelan, merasakan darahnya mulai mendidih dengan semangat bertarung. Zethra berdiri di seberang arena, wajahnya tenang, namun tatapannya penuh dengan determinasi.
Suasana di arena mendadak berubah. Sorak-sorai penonton menjadi lebih sunyi, seperti hembusan angin sebelum badai besar. Semua orang tahu bahwa pertarungan ini akan menjadi penentu bagi Kaelan apakah dia akan melangkah ke final atau berakhir di sini, seperti banyak petarung lainnya.
“Kaelan vs. Zethra,” suara juri menggema di seluruh arena, memecah kesunyian. “Pertarungan yang akan menentukan siapa yang masuk ke babak final. Bersiaplah!”
Kaelan menggenggam pedangnya lebih erat, kilatan petir mulai muncul di sekujur tubuhnya. “Zethra mungkin cepat,” pikirnya, “tapi aku adalah kilat itu sendiri.”
------------
Namun, sebelum pertarungan benar-benar dimulai, sorak-sorai di arena kembali terdengar. Para penonton tidak sabar untuk melihat pertarungan yang akan datang. Di sekitar arena, para petarung yang telah lolos ke babak final mulai memperhatikan, termasuk Darius yang berdiri di sisi penonton, menatap Kaelan dengan penuh minat.
“Aku ingin melihat bagaimana kau melawan,” Darius bergumam pelan, suaranya tenggelam oleh sorak-sorai.
Zethra tetap berdiri tenang, jarak beberapa meter di depan Kaelan. Dia sedikit menundukkan tubuhnya, bersiap meluncur dengan kecepatan yang mengagumkan. Keduanya belum bergerak, namun aura ketegangan sudah bisa dirasakan. Pertarungan ini akan menentukan segalanya.
“Wuuusss...” hembusan angin halus berdesir, namun bagi Kaelan, itu terdengar seperti awal dari badai. Di hadapannya, Zethra melangkah dengan gerakan yang begitu ringan, seolah-olah melayang di atas tanah. Lalu, tiba-tiba CTAR!! sebuah suara kilat menyambar dari tubuh Kaelan, menandakan bahwa dia telah siap. Aura petir menyelimuti pedangnya, menari-nari di sepanjang bilah senjata dengan energi yang luar biasa.
“Ini tidak akan mudah,” pikir Kaelan, merasakan kegembiraan menjalar ke seluruh tubuhnya. “Tapi inilah yang kuinginkan... tantangan.”
Zethra tersenyum tipis, pandangannya tajam dan fokus. Dalam sekejap, dia melesat ke depan, tubuhnya hampir menghilang dari pandangan.
Kaelan tersenyum lebar. “Akhirnya... tantangan yang menarik!”
-----------
Namun, sebelum serangan benar-benar meletus, waktu terasa melambat. Kedua petarung, Kaelan dan Zethra, hanya terdiam sejenak. Detik-detik terakhir sebelum pertempuran mereka dimulai terasa seperti selamanya. Kaelan tahu bahwa inilah pertarungan yang akan menentukan segalanya.
Semua orang di arena menahan napas, menunggu momen di mana pertarungan akan benar-benar dimulai. Energi petir dari Kaelan semakin kuat, semakin intens, membuat tanah di bawah kakinya bergetar. Zethra, di sisi lain, tampak seperti bayangan yang siap meluncur dengan kecepatan yang luar biasa, tak sabar untuk menunjukkan keahliannya.
Pertarungan ini bukan hanya sekedar pertandingan biasa. Ini adalah pertarungan yang akan menentukan siapa yang layak masuk ke babak final dan berhadapan dengan nama-nama besar seperti Darius “The Stormbreaker” dan Aesir. Dan bagi Kaelan, ini adalah ujian terbesar yang pernah dia hadapi.
Saat itu, suara juri kembali terdengar, memecah keheningan.
“Siap...!”
Semua mata tertuju pada Kaelan dan Zethra. Mereka tahu, apapun yang terjadi dalam pertarungan ini akan tercatat dalam sejarah turnamen ini.
“Mulai!!!”
Dan tepat pada saat itu, pertarungan pun meletus.
coba cari novel lain trus cek buat nambah referensi 🙏