Penguasa Peradaban

Pada saat ini, ada banyak orang yang berkumpul di bawah panggung batu, beberapa di antara mereka mengajukan pertanyaan.

"Benarkah ada daratan legendaris tak berujung di lautan?"

"Apakah akan ada keajaiban yang memungkinkan kita untuk menemukannya?"

Diatas panggung batu, Noah mengangkat tangannya dan berseru, "Tentu saja."

"Itu adalah tanah yang sangat luas. Kita akan membangun kota daratan yang paling megah disana, aku dan para pengikutku akan menjadi yang kedua setelah Raja Kebijaksanaan, yang pernah menginjakkan kaki di daratan itu."

"Kita akan menjadi bagian paling epik dalam sejarah peradaban, yang akan dicatat dalam buku sejarah di masa depan."

Dia tersenyum melihat ke bawah, banyak pemuda melihatnya dengan kagum.

Para pemuda Kota Devalaya semuanya pernah mendengar cerita tentang Noah, dia adalah Begawan Agung pertama untuk sang dewa, juga orang pertama yang memasuki kedalaman lautan dan mendirikan kota di dasar laut.

Dia pernah menjelajahi ngarai laut mengerikan, tempat yang tidak pernah dicapai oleh siapapun, juga pernah menghadapi letusan gunung berapi bawah laut yang paling menakutkan.

Dia membuat peta laut Kerajaan Luo Shen, dia membuat aturan dan hukum pertama, untuk menyuarakan keadilan bagi yang teraniaya.

Satu per satu prestasi, beresonansi dalam pikiran mereka sekarang.

Di Kota Devalaya, Noah adalah seorang pahlawan.

Dia mulia, jujur, rendah hati, dia memiliki semangat petualangan yang selalu berkobar, dan memiliki kebijaksanaan untuk mengatasi semua kesulitan. Seolah-olah semua sifat baik berkumpul padanya.

Dan sekarang, pahlawan itu telah mengundang mereka.

"Ayo! Ikuti aku, jadilah mitra terbaikku. Mari kita menjadi epik tertinggi, yang akan selalu diingat oleh generasi mendatang!"

Ekspresi semua pemuda bersinar penuh semangat yang meledak-ledak dengan impian.

Petualangan selalu membuat orang berdebar, apalagi mengikuti Pangeran Noah.

Dengan itu, Noah berangkat berpetualang sekali lagi, bersama Merlin serta para pengikutnya.

Mereka masih muda, semuanya berangkat dengan membawa impian mereka.

"Kiw kiw!"

Monster Mitologi "Merlin" yang baru saja meninggalkan Kota Devalaya, tiba-tiba memutar kepala untuk melihat ke arah tertentu, seolah-olah dia merasakan sesuatu yang tidak beres. Tapi setelah melihat sekeliling, dia tidak menemukan apa pun.

...

Tidak jauh dari Kota Devalaya.

Asoka dan Pangeran Kedua sekarang berdiri di tengah-tengah sekumpulan karang, di bawah mereka adalah monster mitologi yang satu berbentuk bintang laut dan yang lainnya seperti cacing, mereka bersembunyi di antara karang yang berantakan.

Mereka melihat kepergian Noah dengan puluhan pemuda. Dibandingkan dengan Pangeran Pertama, Noah lebih seperti Putra Mahkota, pewaris sah yang ditetapkan raja.

Asoka melihat Noah di kejauhan, "Ketika dia berhasil menemukan daratan dan kembali, dia akan menjadi raja."

Pangeran Kedua bertanya, "Jika kamu tahu, mengapa tidak pergi, kakak?"

Asoka tertawa dingin, "Jika aku yang pergi, apakah ayah akan memilihku sebagai pewarisnya?"

"Lagipula, ayah sudah menetapkan Noah sebagai pewarisnya. Dia tidak pernah menyukaiku, hanya Noah, anak bungsunya, yang selalu ia cintai."

Asoka menguatkan tinjunya saat berkata, "Mungkin ada hal yang tidak bisa kumiliki, tapi itu bukan berarti aku tidak bisa mendapatkannya."

Matanya berkilau dengan ketegasan dan kegilaan, seolah dia tidak lagi memedulikan apapun.

"Ayah sudah tua! Raja yang besar akan layu, era baru akan menggantikan era lama. Tapi era baru ini akan menjadi milik siapa, masih belum jelas."

"Kita tidak bisa menunggu Noah kembali, jika itu terjadi, kita tidak akan memiliki kesempatan lagi."

Pangeran Kedua berkata setelah berpikir, "Ayah memiliki kekuatan kekuasaan raja yang paling kuat, tidak ada yang bisa menentang atau mengkhianatinya."

Asoka tersenyum licik dan mengungkapkan rencananya.

"Dia adalah Raja Kebijaksanaan, tetapi bukan raja monster mitologi. Kita mungkin tidak bisa melanggar kehendaknya, tetapi itu tidak berlaku untuk para monster mitologi...

"Mereka tidak akan menuruti perintahnya, karena mereka adalah keturunan Dewi Luo Yi."

Segel yang mengontrol monster mitologi telah lama beralih ke tangan mereka, hanya mendengarkan perintah para pangeran.

"Ayah telah memindahkan Kekuatan Primordial Kebijaksanaan ke dalam Mahkota Raja, dia sudah memutuskan bahwa setelah Noah kembali, dia akan menempatkan mahkota itu di kepala Noah secara pribadi."

"Karena hal itu, dia sekarang sudah sangat lemah, tidak lagi menjadi raja yang kuat dan bijaksana seperti yang dulu."

"Siapa pun yang bisa mendapatkan Mahkota Kebijaksanaan, dia akan mendapatkan kekuatan sejati, dan menjadi Raja Kebijaksanaan yang tertinggi."

Namun, Pangeran Kedua mengajukan pertanyaan, sesuatu yang paling ditakuti oleh mereka.

"Tapi, bagaimana jika penguasa dewa murka?"

Mendengar itu, Asoka seketika gemetar, tetapi dia segera kembali tenang dan berkata dengan tegas kepada Pangeran Kedua.

"Apakah kamu pernah melihat Dewa? Apakah kamu pernah melihat Dewa meninggalkan kuilnya?"

"Dia hanya bisa ada di dalam kuil, terjebak diantara kekuatan yang tinggi dan tak terjangkau."

"Wujud Dewa yang sebenarnya hanyalah patung batu, yang berdiri di atas altar."

"Percayalah padaku, karena aku sudah melihat Dewa dengan mata kepalaku sendiri."

"Kota Devalaya hanyalah pulau kecil yang tidak berarti, jadi tidak masalah jika kota ini dikembalikan kepada dewa, sementara seluruh daratan dan lautan akan menjadi milik kita."

"Segala sesuatu di bawah langit akan kita kuasai!"

Deklarasi ini membuat Pangeran Kedua merasa tergoda, dia juga memiliki kerakusan dan ambisi terhadap Kekuatan Kebijaksanaan.

Jika Noah bisa, mengapa dia tidak.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Pangeran Kedua.

Asoka mendekatkan wajahnya ke telinganya, dan berkata pelan.

"Aku ingin monster mitologi milikmu, dan kemampuannya untuk menyembunyikan diri."

Slash!

Monster Mitologi milik Asoka tiba-tiba bertindak, satu tentakelnya menembus dada Pangeran Kedua.

Mata Pangeran Kedua membelalak, dia jelas tidak menduga bahwa kakaknya sendiri akan melakukan ini.

"Kakak... Mengapa... Kau..."

Sebelum dia bisa menyelesaikan kata-katanya, Pangeran Kedua jatuh ke tanah.

Kemudian, Asoka menghancurkan kepala adiknya dan menemukan mutiara bulat.

Itu adalah segel untuk mengendalikan Monster Mitologi.

Asoka menelan mutiara yang berlumuran darah itu tanpa ragu sedikitpun, dengan wajah yang dipenuhi kegilaan.

"Jangan salahkan aku, memang inilah harga yang harus dibayar untuk menjadi raja."

Dengan itu, Monster Mitologi milik Pangeran Kedua akhirnya jatuh dan tunduk di bawah kaki Asoka.

...

Istana Kebijaksanaan telah mengalami banyak perubahan, sekarang tidak hanya menjadi sebuah kastil setinggi lebih dari dua puluh meter, tetapi juga dilengkapi dengan bangunan seperti mercusuar di puncaknya.

Di dalam mercusuar terdapat batu vulkanik, yang akan bersinar terang di malam hari, memungkinkan manusia trefoil di lautan untuk menemukan arah pulang.

...

Pagi hari.

Di bawah cahaya mentari, Luo Qing berjalan sendirian menaiki tangga batu istana, berjalan selangkah demi selangkah menuju puncak mercusuar Kota Devalaya.

Dia memandang ke bawah pada semua hal yang telah dia ciptakan, wajahnya dipenuhi dengan kepuasan dan senyuman.

Dia merentangkan kedua tangannya, dan mengucapkan kata-kata yang penuh semangat seperti masa mudanya.

"Aku adalah Luo Qing. Raja Kebijaksanaan semua makhluk."

Bang!

Kekuatannya meledak, dan cahaya menyilaukan seketika muncul.

Pada saat yang sama, semua orang trefoil merasakan sesuatu, kemudian keluar dan menemukan pemandangan aneh.

Cahaya yang menyilaukan itu bersinar dari mercusuar, menutupi seluruh langit Kota Devalaya.

Tak lama kemudian, semua cahaya itu kembali ke tubuh Luo Qing, dan menyatu dengan mahkota di atas kepalanya.

"Kekuatan Kebijaksanaan adalah mitos terbesar di dunia, dan dewa secara pribadi telah memberikannya kepadaku."

"Hari ini aku akan menempatkan kuasa kebijaksanaan di atas mahkota, semoga siapapun yang memakai mahkota ini, akan bermandikan cahaya dan kemuliaan Sang Penguasa Dewa, dia akan memerintah dengan kebijaksanaan hanya untuk Dewa."

Mahkota di atas kepala Luo Qing, yang semula hitam kelabu, perlahan-lahan berubah menjadi hitam pekat.

Kemudian, dalam sekejap mata, Luo Qing tampaknya menjadi lebih tua.

Dia mengangkat mahkota itu, wajahnya tersenyum.

"Mahkota Kebijaksanaan."

Dia akan segera menyelesaikan tugasnya, tetapi keinginan, kehendak, dan impiannya, akan kekal abadi di dalam mahkota ini.

Dengan itu, Artefak Tertinggi Trefoil yang tak tertandingi telah tercipta, sesuatu yang membantu pemilik mahkota menguasai semua ras trefoil.

Itu adalah Artefak yang akan terus bertahan dari generasi ke generasi, bahkan melampaui waktu dan peradaban yang tak terhitung jumlahnya di masa depan.