Kuyssss...... novel ke 6 nihhh. Sambil nunggu lanjutan keluarga Zandra. Semoga menghiburrr...
Seorang wanita yang terlahir dari keluarga Kaya Raya dan penuh kasih sayang, namun tak membuatnya menjadi wanita manja. Fia merupakan anak perempuan satu-satunya di keluarga Anderson dan ia jyga satu-satunya anak yang tidak mau di publikasikan.
Setelah di khianati oleh tunangannya, tak lantas membuatnya bersedih. Justru membuatnya bahagia, karena terlepas dari tali perjodohan yang di buat oleh nenek.
Selain mandiri, Fia pun mempunyai beberapa keahlian yang membuat seorang pria jatuh cinta padanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Koreaaaaaa
Hari ini adalah hari keberangkatan Fia, Mia dan Will ke Korea. Viona, Ravindra dan Andri ikut mengantar mereka ke bandara.
"Hati-hati kalian di sana, jangan kelayapan kalo ga di kawal sama kakak kalian. Sesuai permintaan Fia, Papa tidak akan mengikut sertakan bodyguard. Huhhh.... mama benar-benar tak habis pikir denganmu Fi, sifat anggunmu hanya bertahan selama 2 tahun. ada pesawat pribadi, malah pilih pesawat komersil." Ravindra yang mendengarnya pun terkekeh, putrinya memang lebih suka hidup sederhana.
" Kak, kamu harus bisa menjaga 2 anak gadis mama, jangan sampai terjadi hal yang tidak di inginkan. Walau mereka bisa beladiri, mereka tetaplah seorang wanita." Viona terus memberi wejangan pada 3 orang yang akan segera berangkat berlibur.
"Iya mama" jawab mereka bersamaan, Fia dan Mia pun sampai melakukan gerakan menundukan tubuhnya.
"De, tumben kamu gak ngerengek?" tanya Ravindra yang heran melihat putra bungsunya terlihat anteng.
"Andri sudah besar, malu kalau harus guling-guling di sini. Lagian kak Fia gakan lama di sana, minggu depan juga ketemu lagi." jawab Andri seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.
"Cih, mama ga percaya. Pasti ada udang di balik bala-bala kamu." Viona tau bagaimana watak putra bungsunya.
"Mama su udzon ihh sama anak sendiri, ga boleh gitu mah." jawab Andri dengan wajah seriusnya, walau dalam hati ia sudah merasa was-was.
Fia yang mendengarkan perdebatan itu pun tertawa kecil.
" Ya udah mah, pesawat kita udah mau berangkat. Mama baik-baik di rumah ya, jangan berantem terus sama Andri. Kasian papa, pusing dengerin mama ceramah tiap hari. Assalamu'alaikum" ucap Fia yang langsung berlari setelah mencium punggung tangan dan pipi Viona dan Ravindra.
Will dan Mia pun menggelengkan kepalanya dan mereka pun mencium punggung tangan Viona dan Ravindra.
"Kami berangkat ma, pa, dek" setelahnya menyusul Fia.
Setelah punggung mereka bertiga tak terlihat, Viona, Ravindra dan Andri pun berbalik untuk dan pergi meninggalkan bandara.
--------------------
"Kamu berangkat sekarang bang?" tanya Kania, saat mereka tengah makan siang.
"Iya mom, perusahaan di sana membutuhkan Arkan. Di sana hanya 3 atau 4 hari." jawab Arkana setelah menghabiskan minumnya.
"Abang mau kemana memangnya?" tanya Diyah sambil mengunyah makanannya.
" Telan dulu makanannya dek." tegur Arhab sang ayah
" glek.... hehehe, maaf dad." ucap Diyah terkekeh
"Abang mau ke Korea." jawab Arkana, Diyah yang mendengarnya pun langsung tersedak air minumnya.
"uhuk... uhuk... " Arhab yang ada di sebelah Diyah pun langsung menepuk pelan punggungnya.
"Kamu ini kenapa sih dek?" tanya Kania kesal, karena airnya menyembur sedikit ke wajahnya.
"Ma maaf mommy, ade ga sengaja. Abang mau ke Korea? Korea Selatan?" tanya Diyah, yang membuat Kania mendelikkan matanya karena kesal.
Arkan hanya menganggukan kepalanya dan langsung berdiri dari duduknya. Ia pun langsung mencium punggung tangan kedua orang tuanya dan tak lupa mencium kening sang mommy. Saat ia menyodorkan punggung tangan pada Diyah, Diyah pun malah cemberut.
"Kakak bukan mau main ke sana, kamu pun harus belajar untuk persiapan ujian bukan? Nanti kakak bawakan oleh-oleh untukmu." ucap Arkana seraya mengusap kepala Diyah, Diyah pun mencium punggung tangan Arkana pada akhirnya. Walau wajahnya terlihat cemberut, namun ia pun mengiyakan ucapan abangnya.
"Ayo Don." Arkana pun langsung melangkah keluar setelah mengucapkan salam
dan di ikuti Doni di belakangnya.
--------------------------
Setelah 7 jam 17 menit di dalam pesawat, akhirnya mereka pun sampai di bandara Seoul Incheon Internasional.
"Alhamdulillah, sampai dengan selamat." ucap Fia yang tengah meregangkan tubuhnya karena pegal.
"KOREAAAAAA I'M COMING" teriak Mia tanpa malu
"Siapa dia? Aku tak kenal, aku siapa? Apa aku Anemia, ehh... Amnesia?" gumam Fia yang masih terdengar oleh Will, sehingga membuatnya tertawa.
Fia dan Will yang merasa malu pun ,langsung melangkah meninggalkan Mia.
"HEIIII.... TUNGGU AKU" teriaknya lagi
Mereka pun masuk ke dalam taxi dan meminta mengantarkan mereka ke apartemen teman Will.
Di waktu yang sama pun Arkana telah tiba di Bandara SEOUL, namun karena Arkana sempat diam cukup lama di pesawat karena mengecek Email masuk. Sehingga tidak bertemu dengan Fia.
Setela setengah jam, ia memeriksa email. Arkana pun akhirnya turun dari pesawat pribadinya.
"Kita langsung ke penthouse, aku ingin mengistirahatkan tubuhku sejenak." ucapnya pada Doni, Doni pun mengangguk mengiyakan.
Setelah di mobil, Doni pun meminta supirnya mengantarkan ke tempat tujuan.
_______________
Di ibu kota
Bram terlihat melamun di perusahaannya, sesal yang ia rasakan tak bisa mengembalikan hubungannya dengan Fia. Ia pun menatap undangan yang siap di sebar , tak lama ia pun menaruh kartu undangan itu di atas meja kerjanya.
"Kenapa aku bisa sebodoh ini? Mona sialan, gara-gara dia terus menggodaku. Pernikahanku dengan Fia yang tinggal sebulan pun berakhir batal. Fia.... apa aku masih memiliki kesempatan?" ucapnya seraya mengusap kasar wajahnya, ia pun kembali mengingat kenangan saat bersama Fia.
Walau tidak banyak, namun sikap lemah lembut dan penurut Fia berputar di kepalanya. Padahal Fia rela berubah demi dirinya, namun semua sia-sia karena kesalahannya.
BRAAAKKK
"BRAAAAAMMM" teriakan yang di barengi dengan suara pintu yang terbuka dengan kasar membuyarkan segalanya.
"Tu tuan, maafkan saya. Nona Mona memaksa masuk." ucap seorang sekertaris yang menggantikan Mona.
Bram pun mengangguk dan memintanya keluar. Bram langsung berdiri dari kursinya dan berjalan mendekati jendela, berdiri membelakangi Mona.
"Apa maksudnya Bram? Kenapa aku harus di pecat dengan cara tidak hormat hah?!" bentak Mona tak terima.
"Itu keputusan yang terbaik, aku tidak ingin terjerumus terlalu jauh. Cukup pernikahan aku yang hancur, aku tak ingin keluargaku pun ikut hancur hanya karena kesalahanku. Dan kesalahan terbesarku adalah menerimamu menjadi sekertarisku dan masuk ke dalam hubunganku dengan tunanganku, bodohnya aku tidak menyelidikimu lebih detile." jawab Bram tanpa melihat ke belakang.
"Apa maksudmu Bram, ini bukan hanya kesalahanku. Salahmu juga karena tidak bisa menahan nafsumu. Jangan sok suci kamu Bram, di sini kita berdua bersalah. Bukan salahku bila Fia pada akhirnya memergoki kita sedang berdua." ucap Mona yang belum paham maksud Bram
"Hahahahaaha... aku benar-benar bodoh, bisa-bisanya aku tertipu oleh ular sepertimu. Aku tak menyangka, bila aku hanya di jadikan alat balas dendammu pada tunanganku." tawa Bram terdengar sangat pilu
"Ma maksudmu apa? Aku mencintaimu Bram, tak mungkin aku berniat merusak rencana pernikahanmu dengan Fia. Bahkan aku rela menjadi simpananmu selama ini." Mona mulai tergagap
Bram pun berbalik dan berjalan mendekati Mona, ia pun langsung memegang dagu Mona dengan penuh emosi.
" Dari awal pembicaraan, aku tidak ada menyebutkan nama tunanganku. Dan kamu mengetahuinya, padahal ia tak pernah sekalipun datang ke perusahaan ini. Kenapa aku bisa sebuta itu? Niatmu mendekatiku adalah ingin menghancurkan Fia. Kamu yang di penuhi rasa iri dan dengki, selalu ingin menjatuhkan Fia. Dan kini pernikahanku yang menjadi korbannya, kamu adalah wanita menjijikan yang pernah aku kenal." ucap Bram yang langsung melepaskan pegangannya secara kasar ke samping, sehingga membuat Mona terhuyung jatuh.
deg