NovelToon NovelToon
WARS OF SYSTEMS

WARS OF SYSTEMS

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Teen School/College / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Epik Petualangan
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA

Ketika kampus memasang sistem di tubuh setiap mahasiswanya untuk mengontrol fokus mereka dalam berkuliah dan mencegah adanya gagal lulus. Mahasiswa yang berhasil luput dari pemasangan sistem itu, berjuang untuk melawan sistem yang telah memperbudak dan membunuh perasaan para mahasiswa yang kini bagaikan robot akademik. Apakah para mahasiswa itu berhasil mengalahkan kampus dan sistemnya ? Atau justru kampus akan semakin berkuasa untuk mengontrol para mahasiswa nya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 05 BAGAS LINTANG NUGRAHA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KELABU

Sudah dua hari, Ray terbaring di rumah sakit. Luka yang dialaminya benar-benar parah, nyaris membuat tulang pinggangnya patah. Namun, ia juga mengkhawatirkan mahasiswa yang menolong mereka saat itu. Kabarnya, mahasiswa itu mengalami luka yang lebih parah. Luka di bagian lambung atau apalah, tapi beruntungnya tidak sampai ulu hati, yang kalau kena resikonya bisa mengalami kematian.

Dengan keadaannya seperti ini, ia amat sangat berterimakasih pada Svetlana yang meski panik, namun dia bisa memanggil ambulance darurat tepat waktu. Ambulance itulah yang membawa dirinya dan mahasiswa itu ke rumah sakit. Saat itu, ia dalam keadaan tak sadarkan diri dan tahu-tahu ketika ia membuka mata, ia sudah di rumah sakit dengan tangan yang terpasang infus.

“ Gimana keadaanmu, Ray ? “ Svetlana tersenyum, berjalan menghampirinya untuk menyapa. “ Sudah mendingan ? “ Ia duduk di kursi yang tersedia di sebelah ranjang Ray, yang memang diperuntukkan untuk keluarga atau teman pasien yang ingin berkunjung.

“ Entahlah.. “ Ray menggeleng. Suaranya terdengar lirih, tanpa tenaga, dan tidak menunjukkan adanya semangat dalam hidupnya. “ Aku masih merasakan rasa sakit yang luar biasa. Lukanya cukup dalam. “

Svetlana merasa bersalah saat mendengarnya. Biar bagaimanapun, ia berpikir bahwa dirinya lah yang menyebabkan Ray terluka seperti ini. Kalau bukan ia yang ingin mencari kakaknya dan meminta bantuan Ray, hal seperti ini tak mungkin terjadi. “ Aku minta maaf padamu, Ray. “

Ray tersenyum. “ Sudahlah, tak perlu minta maaf. Hal yang sudah berlalu, biarlah berlalu. “ Kata-katanya terdengar begitu bijak. Apalagi dengan kondisinya yang terlihat lemah, ia seperti seorang kakek sekarat yang tengah memberi petuah sebelum dirinya meninggal. “ Apa kau membawa sesuatu ? “

Svetlana terkejut. Ia bingung saat ditanyai begitu. Jelas ia tak membawa apa-apa karena ia pun tidak tahu mau membawa apa. “ Aku tidak membawa apa-apa. “

“ Buah ? Atau makanan gitu ? Tak satupun ? “ tanya Ray yang celingak-celinguk, melihat ke belakang Svetlana, siapa tahu ada barang yang disembunyikan sebagai barang bawaan untuknya.

“ Kau tak minta. Jadi, aku tak membawa apa-apa, “ ucap Svetlana yang agaknya makin merasa bersalah karena datang dengan tangan kosong. “ Aku cuma punya permen karet. Kau mau ? “ Ia segera mengambil tasnya, menunjukkan sebungkus permen karet yang ia miliki.

“ Ya udah. Permen karet pun tak apa. “ Ray mengambil permen karet itu dan mulai mengunyahnya. “ Makanan disini sama sekali tak enak. Hambar. Aku sama sekali tidak menyukainya. “

Melihat Ray yang mengunyah permen karet, Svetlana pun ikut mengambil permen karet itu. “ Ya, namanya juga rumah sakit. Kalau makanannya enak-enak, namanya jadi rumah makan. “ Keduanya terkekeh geli sambil mengunyah permen karet. Ray mulai meniupkan permen karet itu menjadi balon, begitu juga dengan Svetlana. Sayangnya, Svetlana tak mampu, membuat Ray pun turun tangan untuk mengajarinya.

“ Pertama, kulum dulu. Baru tiup dengan dorongan bibir. “ Ia mempraktekkan cara itu, meniupkan permen karet menjadi sebuah balon yang semakin besar dan besar, lalu..

BOOM !

Permen karet itu meledak tepat di wajah Ray, membuat Svetlana langsung tertawa. Kejadian itu sangat lucu bagi Svetlana, bahkan hampir membuatnya jatuh dari kursi. Karena hal itu, dokter dan beberapa perawat mendatangi ruangan Ray untuk memeriksa situasi.

“ Apa yang terjadi disini ? “ tanya dokter pada Ray dan Svetlana, yang agak terkejut melihat mereka didatangi oleh beberapa tenaga kesehatan.

“ Ah, tidak apa-apa, Dokter.. “ Svetlana menjawabnya. Sementara Ray yang masih menyimpan permen karet di mulutnya, hanya diam saja.

“ Baiklah. “ Dokter mengangguk. Svetlana dan Ray berpikir mereka akan pergi, namun justru sang dokter berbicara, “ Oh, ya. Saya mau menyampaikan hasil pemeriksaan luka saudara Ray. Untuk hasil terakhir, saudara Ray diperbolehkan pulang. Obatnya bisa diambil di apotek, di dekat bagian administrasi, ya. “

Svetlana refleks mengatupkan tangannya. “ Terimakasih, Dokter. Nanti akan saya ambil. “ Dokter itu tersenyum, lalu ia bersama dengan perawat lainnya pergi meninggalkan ruangan Ray itu.

Setelah mereka pergi, Svetlana pun bangkit berdiri. “ Nah, Ray. Aku mau ambil obat dulu, kau siap-siap untuk pulang. “

Ray menghela nafas panjang. “ Akhirnya, aku bisa keluar juga dari tempat ini. “

~~

Pengambilan obat tak berlangsung lama. Bahkan cepat, karena yang mengantri pun cuma mereka. Sepertinya rumah sakit ini tak banyak menerima pasien. Buktinya, suasana begitu sepi, meski bangunan ini terbilang cukup besar dengan kamar-kamar yang banyak.

“ Untungnya lukamu tak begitu parah, Ray. “ Svetlana menghampiri Ray yang duduk di ruang tunggu sambil membawa obatnya. “ Cuma antibiotik, kok. Dosisnya tiga kali sehari. Setelah makan. “

Ray menerima obat itu. Dengan tatapan polos, ia bertanya pada Svetlana, “ Ini artinya aku harus makan dulu, ya ? “

Svetlana mengangguk. “ Aku tahu maksudmu. Ayo kita cari tempat makan di sekitar sini ! Aku pun lapar. “ Keduanya pun berjalan meninggalkan rumah sakit itu.

Sebenarnya, kalau mau mencari tempat makan terdekat, kantin rumah sakit adalah pilihan terdekat. Tapi, Ray punya pilihan tempat makan terbaik menurutnya. Apalagi kalau bukan kantin Bond-band. Jaraknya sekitar empat ratus meter dari rumah sakit, cukup jauh apalagi mengingat cuaca sekarang yang panasnya begitu terik.

Sesampainya di kantin ini, Svetlana langsung bertanya pada Ray. “ Apa bagusnya kantin ini sampai kita harus jauh-jauh kemari ? “ Ia berkacak pinggang, menunggu jawaban dari Ray.

“ Asal kau tahu, Svetlana. Kantin ini adalah kantin paling normal. “ Ray mengatakan itu dengan penuh keyakinan. “ Kau akan melihatnya. “ Ia mulai berjalan, diikuti oleh Svetlana yang memandangi sekeliling kantin itu, berusaha menemukan hal yang menjadi kelebihan kantin itu.

Sementara itu, Ayu yang melihat mereka, langsung menyapa dengan suara ramahnya. “ Kau lagi, Ray ? Sepertinya aku sudah punya pelanggan tetap, nih, “ katanya dengan percaya diri. “ Bawa siapa, nih ? “

“ Ehm, ini Svetlana. Ini temanku. “ Ray berusaha memperkenalkan Svetlana di depan Ayu, namun Svetlana malah sibuk mengamati kantin itu. Hal itu jelas membuat Ray agak gugup dan kebingungan di hadapan Ayu, yang juga heran melihat tingkah Svetlana.

Untungnya, ia segera bertanya untuk mencairkan suasana awkwkard ini. “ Kalian mau makan apa ? “

“ Ayam goreng aja, sih. Kau apa, Svetlana ? “ tanya Ray pada Svetlana sambil menyenggolnya agar dia berhenti mengamati kantin tersebut. Svetlana tersadar, dan berkata, “ Aku sama. “ Ayu mencatat pesanan itu, dan langsung menyiapkan makanannya.

Sementara itu, Ray berbisik pada Svetlana. Ia ingin bertanya padanya mengenai tingkahnya tadi. “ Kau kenapa, Svetlana ? “

“ Aku cuma lihat-lihat aja, Ray, “ jawab Svetlana yang tampak santai. “ Kau benar soal kantin ini. Sangat bagus, dan estetik. Aku tertarik untuk menggambarnya. “ Ia kemudian mengambil buku gambar dan pensil dari tasnya. “ Aku ingin ke sana untuk menggambar. Lalu, kau nanti nilai gambarku, ya ? “ Ray agak kaget dengan tingkah Svetlana ini, tapi Svetlana sudah terlanjur pergi untuk menggambar. Meninggalkan Ray yang duduk sendiri sambil menunggu makanannya.

Tapi, kesendiriannya tak berlangsung lama karena sebuah suara tiba-tiba mengejutkannya. “ Kau tak masuk kelas lagi. Ray ? “

Ray langsung berbalik, menatap sang pemilik suara yang kini sudah duduk di sebelah kanannya. Dia adalah Jean, yang langsung memesan ayam goreng kepada Ayu sebagai makan siangnya. “ Gimana kabarmu ? “

“ Baik, Pak. “ Ray bingung mau menjawab apa. Jadi, ia memutuskan untuk memberi jawaban yang seadanya saja. Tak usah panjang-panjang, takutnya malah jadi boomerang baginya.

“ Ku dengar kau masuk rumah sakit. Kenapa itu, Ray ? “ tanya Jean, yang membuat Ray menarik nafas panjang. Baru saja dibilang, sudah kejadian. Ia tak mungkin bilang sebab sebenarnya, karena itu sangatlah berbahaya. Berkelahi di kampus, hukumannya bisa saja fatal bagi kehidupan kampusnya.

“ Saya sakit, Pak. “ Seperti prinsipnya, jawablah seadanya kalau tak mau ditanya yang macam-macam. Namun, justru dengan itu membuat Jean semakin penasaran dan kembali bertanya, “ Sakit apa itu ? “

“ Ehm.. “ Ray termangu, diliputi keraguan hendak menjawab atau tidak. Ia ingin jujur saja, tapi itu beresiko untuknya. Di saat itu, Jean menepuk punggungnya dan berkata dengan bijaknya, “ Tidak apa, katakan saja.. “

Luka Ray yang belum pulih sepenuhnya, dan kini ditepuk oleh Jean membuatnya meringis kesakitan. Rasa nyeri itu menyebar ke tubuhnya, dan Ray tak mampu menahannya. “ Ugh.. “ Jean melihat itu dengan tatapan cemas. Ia segera bertanya apa yang terjadi, tapi Ray cepat-cepat menggeleng dan mengatakan bahwa ia baik-baik saja, meski sebenarnya ia ingin tumbang untuk sekali lagi.

“ Cuma ada sedikit cedera.. “ Ray berusaha untuk menguasai rasa nyeri yang menderanya. Di depan Jean, ia bersikeras menyembunyikan lukanya agar tidak dicurigai macam-macam. Namun, Jean yang terlihat khawatir padanya, segera menanyainya dimana cederanya itu. “ Cedera dimana Ray ? “ tanyanya sambil memegangi bagian punggung Ray, yang jelas membuat Ray untuk sekali lagi merasakan nyeri hebat.

“ Akh ! “ Ray bergeser, menjauhi Jean. “ Oke, Pak. Saya akan jujur, “ katanya dengan wajah yang sudah berkeringat. Tapi, tiba-tiba Svetlana datang. Ternyata ia melihat apa yang terjadi pada Ray dan khawatir padanya.

“ Kenapa Ray ? “ tanyanya sambil menatap Jean dengan tatapan waspada. Ia tahu bahwa Jean tadi melakukannya dengan sengaja.

“ Kau ternyata punya pacar, Ray ? “ tanya Jean, yang refleks membuat Ayu tertawa keras saat mendengarnya. Ray dan Svetlana langsung memelototinya. Ayu berusaha menahan tawanya dan berkata, “ Oke, rahasia kalian aman padaku. “

“ Rahasia apa ? “ Svetlana tampak tak terima. “ Kami tidak pacaran, ya. “ Ia kemudian mengalihkan pandangan pada Jean, dan mengacungkan telunjuk ke arahnya. “ Anda jangan membuat berita bohong, ya ! Kami cuma teman. Tidak lebih. “ Kata-katanya begitu berapi-api, terlihat sekali amarahnya yang kini membara.

Ray berusaha menenangkannya dengan menyuruhnya untuk duduk. “ Svetlana, wajahmu tak perlu semerah itu. Santai aja. “ Namun, bukannya tenang justru suara Svetlana malah meninggi.

“ Aku tenang, ya ! Sangat santai ! “ seru Svetlana dengan mata yang melotot pada Ray, membuatnya merasa ngeri saat melihatnya. Melihat keributan itu, Jean merasa harus bertanggung jawab. Apalagi, ini semua kan karena ucapannya yang bernada bercanda itu.

“ Sudahlah, Nona. Aku cuma bercanda. “ Jean tersenyum geli, dan suasana pun kembali menjadi tenang. Tak lagi panas seperti tadi. Dengan kondisi yang kembali normal, ia mengalihkan pandangannya pada Ray untuk melanjutkan pembicaraan. “ Kau mau jujur apa tadi, Ray ?

“ Jujur tentang.. “ Ray masih diliputi keraguan. “ Tentang luka ku ini. “ Svetlana terkejut. Ini berbahaya kalau sampai Jean tahu. “ Sebenarnya luka ku ini ada di bagian punggung. “ Jean tampak bersalah, ia sampai menutup mulutnya untuk menunjukkan penyesalannya yang telah menepuk pundak Ray. “ Maaf, aku sama sekali tak tahu. Apakah itu parah ? “ tanya Jean yang penasaran.

“ Jatuh dari lantai dua, jelas parah. Untungnya tak sampai patah. “ Mendengar jawaban Ray itu, Svetlana agaknya terkejut. Ia pikir Ray akan mengungkapkan yang sejujurnya, ternyata itu tipuan.

“ Oh, ya.. kenapa bisa jatuh ? “ Ayu ikut-ikutan penasaran. Ia sebenarnya heran saja bagaimana orang seperti Ray bisa jatuh dari lantai dua dan selamat, apalagi tipikal Ray yang punya badan ringkih membuatnya untuk selamat dari kecelakaan sekecil apapun itu adalah hal yang mustahil.

“ Yah.. apa lagi kalau bukan karena kebodohanku. “ Ayu setuju dengan jawaban Ray itu. Jean apalagi, Svetlana yang tahu bahwa itu adalah kebohongan pun setuju. Apalagi kalau kebohongan itu menjadi nyata, ia tetap setuju. “ Lebih tepatnya aku berdiri di lantai dua, bersiap bunuh diri, tapi malah terpeleset dan jatuh dengan punggung duluan ke tanah. “

Ayu merasa ngilu mendengarnya. Ia tak bisa membayangkan kejadian itu. Kalau ia di posisi Ray dalam cerita, mungkin ia sudah tewas. “ Ray, aku tahu kau frustasi. Tapi, kenapa kau mau bunuh diri ? “

Suara Ray terdengar putus asa. “ Svetlana menolak cintaku. “

“ Heh ! “ Svetlana berteriak. Ia langsung menutup mulut Ray. Serapat-rapatnya sampai Ray tak bisa berbicara. Wajahnya memerah, ia tak bisa menahan rasa malu. Tapi, Ayu dan Jean sudah terlanjur membuat kesimpulan. Membela diri pun terasa sia-sia baginya.

“ Jadi selama ini kau sulit fokus dalam kelas ku karena Svetlana, Ray ? “ Jean tersenyum geli. “ Hadeuh, masalah remaja. Ada-ada saja. “

Ayu pun menimpali. “ Hey, Ray, kalau ditolak itu harusnya maju bukan malah bunuh diri. Itu membuatmu jadi cowok lemah. “ Ia kemudian mengalihkan pandangannya ke Svetlana. “ Dan Svetlana, kenapa kau menolak Ray ? “

“ Ehm.. “ Svetlana yang pikirannya kacau, tak bisa membuat kebohongan. Apalagi dengan situasi seperti ini, pikiran dan perasaannya tidak terkendali. Ray pun melepaskan tangan Svetlana dari mulutnya dan berkata, “ Karena katanya, aku adalah cowok yang lemah. Maka dari itu, aku melompat untuk membuktikan bahwa aku adalah cowok yang kuat. “

Jean termangu, begitu juga dengan Ayu yang melongo mendengar penjelasan Svetlana. Ayu kemudian berkata, “ Sudah benar kau menolaknya. Ternyata, pola pikirnya rusak. “

Jean setuju dengan Ayu. “ Aku pun kalau jadi kau, Svetlana. Aku akan menolaknya juga. Cara berpikir mu buruk sekali, Ray. “ Svetlana cuma bisa senyam-senyum mendengar mereka berpendapat. Situasi yang kacau sekali, ia sebenarnya ingin pergi dari sini.

Tapi, ia pun lapar dan kemudian memutuskan untuk mengalihkan topik dengan bertanya, “ Eh, maaf sebelumnya, apa makanannya sudah siap ? “

Ayu menepuk jidatnya. “ Oh, iya. Tunggu sebentar, ya.. “ Ray dan Svetlana bernafas lega untuk itu, sementara Jean memerhatikan keduanya dengan saksama.

~~

Sepulang dari kantin, wajah Svetlana tampak masam. Ia masih kesal dengan Ray yang membuat cerita kebohongan, yang menurutnya sangat keterlaluan. “ Kau bisa-bisanya kepikiran hal-hal seperti itu. Gila, banget ! “

Ray mengangkat bahu. “ Yah, mau gimana lagi ? Daripada ketahuan, mending begitu. “ Apa yang dikatakan Ray juga benar. Bisa bahaya kalau Jean atau Ayu mengetahui kebenarannya. “ Kita bisa mati kalau ketahuan berkelahi. Yah, setidaknya aku yang kena. Kau tidak. “

“ Tetap saja aku terlibat juga. Dan mungkin akan menyeret orang lain. Mahasiswa yang menolong kita pun akan terlibat. “ Karena membahas mahasiswa itu, Svetlana jadi kepikiran dengan nasibnya. “ Oh, ya.. eh gimana kalau kita jenguk mahasiswa itu ? “

“ Ehm, sebenarnya.. tadi saat aku di ruang tunggu, aku bertanya pada perawat disana. Kata mereka, mahasiswa itu sudah pergi. Bahkan dari kemarin. “ Penjelasan itu membuat Svetlana terheran-heran. Bagaimana bisa seseorang yang terkena luka lebih parah daripada Ray justru keluar lebih dulu ? Apalagi perawatannya pun sama saja.

“ Ini aneh. Apa kita harus menemuinya untuk berterimakasih dan meminta maaf padanya ? “ usul Svetlana, yang kemudian disetujui oleh Ray yang sebenarnya lebih kepada penasaran dan merasa bahwa mahasiswa itu bukan mahasiswa pada umumnya yang dingin dan cuek. Dia pasti adalah sosok yang sama dengan mereka, yang masih memiliki perasaan dan kepedulian.

“ Oke. Kita ketemu di Taman Keadilan, jam delapan, ya ? “ Svetlana menawarkan, dan Ray pun setuju-setuju saja. Tak ada saran yang terpikirkan olehnya, jadi ia mengikuti saja. “ Dan jangan telat ! “

Ray terkekeh, itu kebiasaannya. Tidak disiplin. Ia berharap bisa memperbaikinya meski tak mudah. “ Ku usahakan. “

“ Kalau kau telat, aku akan membuatmu menjadi seperti ini. “ Svetlana memberinya secarik kertas. Kertas itu adalah gambar dirinya saat terkapar di rumah sakit.

Wajahnya terlihat begitu menyedihkan, prihatin, dan sekarat saat di gambar. “ Dan satu lagi, tolong nilai gambarku. “ Ia juga memberikan satu kertas lagi. Kertas yang bergambar kantin Bond-band.

“ Oke.. aku akan melakukannya, “ jawab Ray tanpa melihat Svetlana. Ia masih fokus memerhatikan kedua gambar itu.

“ Kalau begitu, sampai jumpa ! “ Svetlana melambaikan tangannya. “ Jangan lupa minum obatmu, dan jaga kesehatanmu ! “ Ray cuma bisa tersenyum mendengar itu. Ia juga melambaikan tangannya. Menatap Svetlana yang kini sudah pergi jauh darinya.

~~

1
wiz khalifa
lanjut thor, nungguin nih
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz: semangat juga kak
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
semangat ☺️
piyo lika pelicia
Weh jangan 😫
piyo lika pelicia
semangat ☺️
Acelinz
tapi dia pun tak bisa keluar begitu saja karena situasinya
Acelinz
Memang pada dasarnya itu adalah sifat aslinya
Acelinz
Seperti itulah manusia, mudah tergiur akan sesuatu yang menarik tapi sebenarnya tidak jelas.
piyo lika pelicia
semangat dek ☺️
piyo lika pelicia
hah tak guna egois 😒
piyo lika pelicia
sebenar nya guru ini manfaatin mereka gak sih kok di fikir fikir gitu 🤔
Acelinz: benar, meski sebenarnya ada simpati dan harapan dari dosen tersebut kepada para mahasiswa nya
total 1 replies
piyo lika pelicia
hhhh 😂
piyo lika pelicia
ya gak usah kuliah kalau mau bebas diam aja di hutan
piyo lika pelicia
murit yang nakal
piyo lika pelicia
semangat adik ☺️
piyo lika pelicia
bukan kekanakan marah lah di tinggal gitu aja bahkan apa yang dia bilang enggak di dengerin.😒
Acelinz: lebih kepada kecewa, hanya saja dia juga butuh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!