Savana Mahesa (20tahun) mencintai Adrian Santoso (27tahun).
mereka dijodohkan oleh kedua orang tuanya,
tak ada yang bisa menolak kesepakatan itu selain dari pada kedua belah pihak.
Adrian membenci Savana yang selalu mengejarnya, karna prinsipnya adalah sejatinya wanita adalah dikejar bukan mengejar.
Savana menghalalkan segala cara agar bersama dengannya, membujuk kedua orang tua Adrian agar dijodohkan.
orang tua Adrian yang begitu menyayangi Savana akhirnya setuju dengan sarannya.
tapi setelah hari kematiannya, jiwanya tersangkut dan tidak sampai pada alam baka,
memohon pada Tuhan agar diberi kesempatan ke dua untuk menjalani kehidupan yang baik, dan berjanji tidak akan mengusik Adrian lagi, dan pergi sejauh mungkin dari kehidupan Adrian, itu adal tekadnya.
tapi bagaimana jadinya jika Adrian malah tidak ingin melepaskannya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
terjatuh bersama
ketika kelas Savana selesai, hari sudah sore, berniat akan pulang, Rina pulang lebih dulu karna ada urusan mendadak,
Savana mengemudi secara perlahan, dijalan yang cukup sepi, melewati banyak pepohonan dan terlihat seperti hutan, saat itu Savana dan Rina sering datang ketempat ini setelah pulang sekolah. dan kadang mereka bolos,
tapi setelah menikah, dia tidak lagi bisa keluar bersama Rina dan hanya tinggal dirumah menunggu kepulangan Adrian.
(kapan terakhir kali aku kemari
rasanya sudah lama sekali) gumamnya.
pemandangan disini sangatlah menakjubkan, terdapat danau buatan, dan dikelilingi bunga yang sedang mekar, terdapat pula rumah pohon disana, dia akan berada disini bersama Rina ketika sedang luang, menginap dirumah pohon sudah menjadi tempat ternyaman baginya, tidak ada yang tahu tempat ini selain dia dan Rina, berpikir (mungkin aku akan lebih sering sering kemari).
ketika dia akan pulang tidak sengaja netranya tertuju pada sosok yang sedang duduk dengan tatapan kosong, (siapa itu ) batinnya.
mendekat dan menepuk bahu pria itu, "hai" Tersenyum menyapa pria itu, dia adalah pria tampan yang mengenakan pakaian formal,
rambut yang terlihat kusut, duduk dengan kaki bersila diatas rumput.
"apa yang kamu lakukan disini?" Savana bertanya karna penasaran, dia pikir hanya dia dan Rina yang tahu tempat ini, ternyata ada orang lain.
"aku hanya sedang tersesat, kamu sendiri?"
"oh, aku hanya datang dan melihat Lihat, heheh"
"kamu sering kemari?" tanya pria itu. "iya aku sering kemari bersama temanku" Ucap Savana tersenyum
"apakah itu seorang pria, akan berbahaya jika pria dan seorang gadis sedang berada ditempat yang sunyi, akan menimbulkan hal hal yang tidak diinginkan" ucap pria itu.
"hahah, bukan dia Sorang gadis sama sepertiku" Ucap Savana tersenyum kearahnya.
pria itu terpanah melihat senyum gadis disampingnya, (cantik) batinnya.
"baiklah aku akan balik dulu?" Savana berdiri dari posisi duduknya menepuk pakaian membersihkan daun daun yang sudah kering tersangkut dicelana jeansnya.
pria itu ikut berdiri dan melakukan hal sama, "aku juga akan kembali" ucapnya melirik Savana,
mereka berjalan dengan pria itu yang menuntun jalan, banyak sekali bunga yang menutupi jalan hingga pria itu kesulitan melangkah. Savana yang ikut dibelakangnya hampir menabrak punggungnya.
"sini biar aku yang menuntun jalan" ucapanya kesal.
pria itu berhenti dan berbalik memberikan jalan pada untuk Savana yang terlihat kesal,
pria itu mengulum senyum,
ketika Savana melangkah tidak sengaja kakinya menginjak sesuatu yang keras, panik karna merasa tubuhnya oleng menggapai apa saja yang ada disekitarnya termasuk lengan baju pria disampingnya, hingga mereka jatuh berguling ketanah, posisi yang sangat menegangkan.
Savana berada dibawah pria itu yang sedang memeluk dirinya dengan posisi Savana mencium jakunnya, pria itu merasakan hawa panas menerpa kulitnya termasuk jakunnya.
menunduk dan melihat gadis dibawahnya yang sedang menutup mata ketakutan,
pria itu menyeringai mendekatkan bibirnya pada bibir Savana dan mengecupnya, mata Savana terbuka dan melotot kearahnya akan protes tapi pria itu lebih dulu berbicara.
"kita tidak mati, kenapa kamu ketakutan setengah mati" kekeh pria itu.
Savana kesal dan mendorong bahunya agar pria itu menyingkir dari tubuhnya.
"kamu mencuri kesempatan kan?" tudingnya.
"aku tidak melakukan apa apa" menghindari tatapan dan menahan tawa, Savana merapikan pakaiannya dan terkejut mendapati kaosnya sobek tepat di samping dadanya, kebetulan dia menyimpan cardingannya dimobil,
(aduh bagaimana ini) memeluk tubuhnya.
"sini aku bantu!" tawar pria itu mengulurkan tangan kearahnya agar ikut berdiri,
pria itu menertawakannya, Savana semakin kesal, "kamu sih, mengenakan baju kekurangan bahan, berkurang lagi kan sekarang? untung disini hanya ada kita berdua, jika ada orang lain yang menyaksikan ini, mungkin dia berpikir aku telah memperkaos anak gadis orang" cibir pria itu.
Savana berpikir (mengapa ada pria yang cerewet semacam ini, menyebalkan)
pria itu melepas jasnya lalu memberikan pada savana "pakai ini! mau aku gendong?" tawarnya.
"aku akan jalan sendiri" menolak.
"jalan sendiri, lalu terjatuh lagi, dan bajumu akan sobek lagi" kembali mencibir.
ketika mereka sampai didekat mobil Savana, pria itu berdecak, melirik kesana kemari "ck dia meninggalkanku"
Savana melangkah kearahnya, "bagaimana kamu pulang?" pria itu terlihat menggaruk alisnya yang tidak gatal "entahlah"
"ikut saja denganku! aku akan mengantarmu"
"baiklah" pria itu terlihat pasrah, tapi tidak ada yang tahu dalam hatinya saat ini.
masalah gampang di bkb ribet.