NovelToon NovelToon
One Night Stand With Brother In Law

One Night Stand With Brother In Law

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / One Night Stand / Single Mom / Percintaan Konglomerat
Popularitas:398.1k
Nilai: 4.8
Nama Author: Nana Hutabarat

Kaisar merasa dirinya punya kelainan karena menyukai calon adik ipar lelakinya, Airlangga. Dia menepis rasa itu, tapi tetap tidak bisa hilang.
Di sisi lain, Airlangga kebingungan karena dirinya dinyatakan hamil oleh dokter. Sedangkan pria yang menghamili nya adalah kakak iparnya sendiri. Dia tidak mungkin membuka jati dirinya jika sejatinya dia adalah seorang anak perempuan bukan lelaki seperti yang keluarganya ketahui. Jika sampai itu terjadi maka keluarga ayahnya akan menghentikan pengobatan ibunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana Hutabarat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 19 Pria Misterius

Farida merasa aneh dengan yang Kaisar lakukan. Pria itu menyuruhnya untuk duduk di sebelahnya padahal seharusnya yang berada di sana adalah sekretarisnya, bahkan dia mengenalkan sebagai asisten pribadinya.

Farida tidak mungkin membantah perkataan Kaisar di depan bapak Mentri yang terhormat. Namun, ini adalah pengalaman pertamanya bertemu langsung dengan pembesar pemerintahan. Rasanya bangga.

Setelah rapat itu selesai dan Pak Mentri serta para ajudannya meninggalkan ruangan pertemuan, kini mereka hanya berdua saja.

Kaisar melepaskan jas dan dasi yang melekat di tubuhnya serta menaikkan lengan baju sampai ke siku.

Dia duduk di sebuah kursi seperti layaknya seorang raja. Terlihat anggun dan berkharisma. Tatapannya tajam, intens dan mengintimidasi, Farida menjadi takut sendiri jika penyamaran ini akan cepat terbuka di depan Kaisar.

Hal itu membuat Farida kesal dan malu sendiri karena diam-diam dia terus memperhatikannya.

"Okey, Kakakmu mengatakan telah membuat konsep untuk perusahaan yang akan kita bangun ini. Dia juga mengatakan bahwa kau yang akan menjelaskan konsep itu."

Farida mulai mengambil laptopnya. Dia sudah menyusun perencanaan perusahaan di sana dengan lengkap. Berharap konsep yang telah direncanakan di sepakati oleh keduanya.

"Kami ingin membuat perusahaan dengan perencanaan yang matang. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam hal ini. Sejauh pengalaman kami...."

Farida lantas membuka laptop itu, tapi tetap dengan posisi duduk yang menjaga jarak.

Kaisar memberi tanda dengan mengayunkan pena yang dia pegang agar Farida mendekat ke arahnya. Dengan wajah datarnya.

Dengan canggung Farida menurut. Dia mendekatkan kursinya ke kursi Kaisar sehingga kursi itu saling menempel satu sama lain.

Farida berusaha berkonsentrasi penuh untuk tidak terbawa dalam perasaan aneh yang menyelimutinya. Ini adalah tugas dari kakaknya dan dia tidak boleh mengecewakan mereka.

Kaisar seperti mendengarkannya semua yang Farida terangkan. Walau sesekali Farida bisa merasakan hangatnya nafas Kaisar menerpa kulit pipinya yang putih seperti giok. Dia penasaran, apakah Kaisar memang sengaja melakukannya.

"Bagaimana, Pak? Apakah Anda tertarik dengan konsep yang kami tawarkan. Jika ada kekurangan Anda tinggal mengatakannya dan akan kami evaluasi lebih lanjut."

"Semuanya terdengar sempurna, hanya saja biaya yang murah apakah tidak membuat kita merugi?"

"Tidak, jika banyak barang yang masuk lewat perusahaan yang akan kita dirikan," jawab tegas Farida.

"Sebenarnya konsep ini telah ada semenjak setahun yang lalu, hanya saja dana yang akan digunakan sebagai modal tidak ada. Kami akan sangat senang jika konsep ini dipakai dalam perusahaan yang akan bapak dirikan ini."

Kaisar mendorong kakinya agar roda kursi yang dia gunakan berjalan ke belakang. Membuat jarak keduanya.

"Kalau begitu kau buat detailnya. Kita akan memulai semuanya besok. Di mulai mencari tim IT untuk membuat aplikasi perusahaan kita."

Farida menganggukkan kepalanya.

"Saya rasa apa yang saya terangkan sudah cukup, Pak."

Kaisar hanya menggerakkan alisnya saja.

"Seperti yang aku usulkan kemarin, Farida. Aku meminta kau berkantor di kantor milikku selama proses mendirikan perusahaan ini. Setelah punya tempat untuk dijadikan kantor pusat perusahaan itu, kau baru pindah. Itu untuk memudahkan aku untuk mengawasi semuanya."

"Baik, Pak karena mulai sekarang Anda adalah atasan saya."

"Kita buat juga kontrak kerjasamanya agar jelas. Aku minta Hanafi bekerja sebagai CEO nya karena dia yang faham tentang konsep ini."

"Sepertinya dia akan menolak," saut Farida.

"Dia tidak bisa melakukan itu karena terkadang kita harus membuang kenyamanan kita untuk mendapatkan hasil yang memuaskan."

"Dia tidak suka bekerja di kantor, Pak," imbuh Farida ragu.

Kaisar nampak berpikir sebentar. Dia menatap ke arah Farida.

"Aku tidak bisa menjadikanmu CEO nya karena bagaimanapun kau belum punya pengalaman sebanyak Hanafi dan kau juga bukan orang yang tepat untuk menduduki jabatan pemimpin suatu perusahaan. Kau terlalu lemah."

Farida tertegun.

"Aku bisa membaca sikap yang kau perlihatkan tadi. Kau kurang punya ketegasan dan masih takut melakukan salah. Padahal seorang pemimpin harus berani melakukan inovasi ke depannya agar perusahaan bisa maju. Dia juga harus punya sikap tegas agar bisa dihormati oleh bawahannya."

Wanita itu sekali lagi dibuat tercengang peka pendapat Kaisar. Pria itu terlihat dingin dan tidak memperhatikanmu sesuatu, tetapi dia selalu detail melihat sesuatu.

"Saya rasa hanya ini yang ingin saya sampaikan. Jika tidak ada lagi yang ingin bapak tanyakan dan kemukakan maka saya ijin undur diri untuk kembali ke tempat usaha kami."

Kaisar mengangguk. "Mulai besok kau bekerja di tempatku!"

"Besok, Pak!"

"Tidak ada bantahan." Kaisar lantas bangkit dan berjalan ke arah jendela. Menatap pemandangan ibu kota dari balik kaca besar.

Setelah pembicaraan itu usai, Farida menutup laptop dan memasukkan kembali ke tas ransel miliknya. Dia langsung bangkit.

"Biar sopir hotel mengantarmu pulang."

"Tidak usah, Pak. Saya akan pesan taksi saja."

"Turuti atau kau tidak bisa pergi dari sini!" ancam Kaisar dengan suara tegas membuat Farida terkejut.

"Baiklah," jawabnya lemah.

Baru saja mereka bekerja sama tapi dia sudah mulai mendominasi hidup Farida. Membuat Farida tidak nyaman. Dia sebenarnya ingin menolak, hanya saja itu malah akan membuat perdebatan.

Farida mulai berjalan keluar ruangan itu.

"Apakah kau dari dulu tinggal di Jakarta?" tanya Kaisar tiba-tiba.

"Ya di kawasan Tebet, eh baru dua tahun ini saya di Jakarta," jawab Farida kacau. Lidahnya keceplosan memberitahu lokasi rumah ayahnya.

"Oh, ya sudah."

Farida lantas keluar dari ruangan itu dengan termangu. Bertanya dalam hati tentang maksud Kaisar.

Malam harinya, Kaisar kembali ke kediaman miliknya. Langkahnya terasa berat ketika menjejakkan kaki masuk ke dalam rumah itu.

Ini bukan rumah, pikir Kaisar. Namun, neraka yang dia buat sendiri. Dirinya tidak pernah merasa tenang atau bahagia tinggal di dalamnya.

Emilio ikut bersamanya pulang ke rumah itu setelah sebelumnya dia mengikuti Tuannya seusai pertemuan Tuannya dengan Farida.

Seorang pelayan lelaki mendekati mereka. Emilio menyerahkan tas milik Kaisar padanya.

"Kau boleh pulang, Emilio," kata Kaisar yang langsung duduk bersandar santai di kursi. Tuannya terlihat lebih pendiam dari biasanya walau memang kesehariannya dia lebih banyak diam.

"Tuan, Nona Alisa baru saja tidur. Sedangkan Nyonya Cantika belum pulang dari tadi pagi," terang Bruno, kepala pelayan rumah Kaisar.

"Aku tidak perduli dengan apa yang dia lakukan hanya saja apakah dia tidak kasihan dengan Alisha? Wanita egois!" ungkap Kaisar kesal.

Ini sudah pukul sembilan malam, tapi wanita itu masih saja berada di luar rumah. Sebenarnya apa yang dia lakukan?

"Seharian aku berada di perusahaan ayahku, mengurus usaha kami. Bukan bersenang-senang," timpal Cantika tiba-tiba.

"Alisa jauh lebih penting dari perusahaanmu, seharusnya kau bisa pulang lebih awal, bukannya selalu pulang larut dan mengabaikannya."

"Aku juga bekerja untuk masa depannya, agar dia menemukan kebahagiaan yang tidak ibunya dapatkan!" balas sengit Cantika tidak mau kalah.

Emilio dan Bruno yang berada di tempat itu memilih pergi dengan diam-diam.

1
Khun Tee
walau bingung karna sering salah nulis nama tapi mencoba lanjut pengen tau akhir dari langga kek mana 🥰
AR Althafunisa
kan lihat begini senang, bahagia ku harap mereka semua bahagia 🥰😌
AR Althafunisa
aku berharap Rosebdan Emillio hidup bahagia, masa mereka sad ending. Yang satu karena penyakit yg satu krna resiko pekerjaan 😩😭😭😭
dan aku bahagia, Farida dan Kaisar hidup bahagia 🥰🥰🥰
AR Althafunisa
kasihan Rose sama Emilio aka author, jangan sad ending untuk mereka 😩😩😩
AR Althafunisa
ternyata yang bukan pelakor malah suhu si Ira 😃
AR Althafunisa
dan akhirnya Cantika tak mendapatkan harta bahkan cinta krna keserakahan nya seperti ibunya 😂🤭😌
AR Althafunisa
wkwkwk... parah banget, istri anak yg dibanggakan dan diterima ternyata... 😂🤭
AR Althafunisa
apa sih rahasia itu? apa Alias yg bukan anak Kaisar atau ibu nya Cantika yg punya selingkuhan? hmm.. Atau Cantika ternyata bukan anak Fadil 😃
AR Althafunisa
ntar giliran Rose cinta Emilio mati lagi dalam tugas 😪
AR Althafunisa
Sebenarnya gemana sih perasaan Kaisar sama Rose??? 🤔
AR Althafunisa
nasib mu Air 😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
ya ampun kasihan kamu Air 😭😭😭😭
AR Althafunisa
semoga penjahat yg nyulik Air punya hati pas tau air adalah perempuan, disayang seperti adik dan ga dibuat jalang 😫😫😫😫
AR Althafunisa
😭😭😭😭😭😭😭
AR Althafunisa
di sini pelakor yang teraniaya parahnya juga dia korban lelaki bernama Fadil 🤧
AR Althafunisa
kasihan Air 🥲🥲🥲
Jjlynn Tudin
manusia biasa gitula ...buat apa rajin ibadah kalau Masih ada dendam🤭
Fachri Dhavi
lnjut crt alisa dan lana donk thor
Enni Etiningsih
farida gi jadi mak lampir..
Enni Etiningsih
serem kamu Kai..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!