Muridku Suamiku

"Saya ini kekasihnya Alex buk"

"Saya ini kekasihnya Alex buk"

Mata Wulan tiba-tiba terbuka, ucapan Eve terus berputar-putar dikepalanya. Dengan sekuat tenaga Wulan mendorong tubuh Alex hingga ciuman mereka terlepas.

"Aku membenci mu Alex" teriak Wulan dengan deraian air mata, kemudian ia berlari sekuat tenaga meninggalkan Alex.

Alex kaget dan terpaku ditempatnya.

🌹🌹🌹

Wulan kembali berjalan pelan setelah merasa jauh dari Alex. Ia segera menghapus air matanya. Ia tidak ingin orang tau. Sungguh ia merasa dipermainkan oleh Alex, bahkan ciuman pertama nya dicuri oleh anak itu.

Dengan hati gundah ia masuk ke kantor dan mengambil tas yang berisi buku pelajaran. Tak lama kemudian, bell tanda masuk pun berbunyi, tanpa membuang waktu Wulan pun bergegas menuju kelas yang akan ia ajar.

Di kelas xii ips 1, para murid sedang mengerjakan contoh soal-soal ujian tahun kemaren. Ujian nasional semakin dekat. Terdengar hiruk pikuk para murid yang sedang berdiskusi. Guru membebaskan mereka mengerjakan jawabannya sendiri atau berkelompok.

Suasana yang ribut tidak mampu mengusik Alex yang sedang kalut dengan pikirannya. Ia masih memikirkan perkataan Wulan tadi.

Alex sudah mendapatkan laporan dari Edo kalau kemaren jam istirahat Eve dan genk nya terlihat sedang berbicara dengan Wulan.

Alex harus berbicara dengan Eve. Ia tidak mau jika Eve menyakiti Wulan. Alex berdiri dan melirik ke arah Eve, memberi isyarat agar ia mengikuti nya. Eve yang paham pun segera berjalan dibelakang Alex.

"Ada apa sayangku, kangen ya ?" ucap Eve saat mereka telah berada di luar kelas.

"Apa yang kau lakukan terhadap buk Wulan ?" tanya Alex dengan dingin

Eve pun kaget dan melongo

"Kenapa Alex malah membahas guru itu sech ?" batin Eve kesal tapi ia segera memasang wajah lembut dan tersenyum kembali. Didepan Alex, Eve selalu bersikap lembut dan lemah gemulai. Ia berharap Alex akan luluh dengan sikap anggunnya.

"Aku tidak melakukan apa-apa sayangku" jawab Eve dengan suara dibuat se sexi mungkin.

"Jangan bahas guru genit itu, peluk aku sayang, aku kangen" rayu Eve. Ia pun mulai mendekati Alex dan ingin memeluknya, tapi Alex mendorong bahu Eve sehingga gadis itu mundur ke belakang

"Jangan coba-coba menyentuhku" ketus Alex dengan dingin dan datar.

"Aku peringatkan Eve, jangan ganggu buk Wulan, jika terjadi sesuatu padanya, kau akan ku buat menyesal" ucap Alex dengan penekanan disetiap kata nya. Ia pun menatap tajam Eve dengan aura marah dan menakutkan kemudian berjalan kembali ke dalam kelas.

Eve pun tercekat, ia yang sebelumnya tidak pernah melihat tatapan marah Alex menjadi ketakutan. Eve tidak menyangka jika Alex akan marah padanya. Selama ini Alex hanya diam jika ia mengusir dan mengancam para gadis yang menyukai Alex, bahkan ada satu orang guru yang tak luput dari amukan Eve. Guru tersebut adalah Serena. Guru mapel Ekonomi yang sekarang di gantikan Wulan.

Tapi kemudian rasa takut itu menghilang berganti rasa cemburu dan dendam membara. Eve meremas tangannya kuat. Selama ini Alex tidak pernah menunjukkan perhatian sekecil apapun kepada siapapun.

Ia yang mati-matian berusaha meluluhkan hati Alex di tikung begitu saja oleh guru baru yang belum seminggu mengajar disekolah mereka. Eve pun semakin meradang mengingat usia Wulan yang pastinya lebih tua dari Alex.

Yang benar saja...ia yang masih muda dan segar kalah dengan wanita tua. Ia benci Wulan, sangat....

Ia akan membuat Wulan dikeluarkan dari sekolah seperti nasib Serena.

Flashback on

Satu bulan sebelum Serena mengundurkan diri

Alex, tolong bantu ibuk bagikan kertas ini ke teman-teman kamu ya" pinta Serena dengan senyum manis sambil menyodorkan kertas ujian.

Eve pun langsung berdiri dan berjalan menghampiri Serena.

"Biar saya saja buk" ucap Eve sambil mengambil lembaran kertas di tangan Serena.

Serena pun menahan tangan Eve dan menepisnya dengan kasar.

"Saya bilang Alex bukan kamu, duduk !!!" ketus Serena sambil melotot pada Eve. Eve pun kembali duduk dengan emosi yang tertahan. Ia akan membuat perhitungan dengan guru baru itu.

Alex menghela nafas. Ini permintaan yang entah ke berapa kali nya hari ini. Alex pun maju mendekati Serena. Saat tangan Alex mengambil kertas yang ada di tangan Serena, dengan sengaja Serena membelai punggung tangan Alex dengan jari telunjuk nya. Ia menatap Alex dengan tatapan menggoda.

Alex segera menarik tangannya dan berlalu dengan wajah datar dan dingin seolah tidak terjadi apa-apa.

Serena geram. Ia yang baru mengajar selama satu minggu di sekolah ini langsung jatuh hati pada ketampanan Alex. Selain tampan postur tubuh Alex juga berbeda dari anak-anak seusia nya. Ia lebih tinggi dan atletis, bahu lebar dan kokoh, tubuh lebih besar dan berotot membuat Serena melayang membayangkan bagaimana rasa nya berada dibawah kungkungan Alex.

"Sabar Serena, kamu baru mulai" batin Serena, ia benar-benar penasaran dengan Alex. Sikap dingin dan angkuh nya membuat ia tertantang untuk menaklukkan anak itu.

Baru kali ini ada yang menolaknya terang-terangan. Biasanya para pria akan segera bertekuk lutut setelah melihat kemolekan tubuhnya. Mereka akan rela melakukan apa saja agar bisa bersama Serena.

Ia sangat percaya diri bisa membuat Alex jatuh cinta pada nya. Ia memiliki kulit yang putih bersih, rambut hitam bergelombang, ukuran dada dan pinggul besar serta pinggang yang kecil. Bentuk tubuh Serena sangat aduhai bak gitar spanyol. Para lelaki sulit melewatkan pesonanya.

🌹🌹🌹

Saat jam istirahat, Serena sedang berada dikantor guru. Yudha yang melihat Serena segera menghampiri.

"Hai gadis cantik, kita makan siang yuk" tawar Yudha sambil menatap liar tubuh Serena.

"Kamu pasti nikmat banget Serena" batin Yudha menelan saliva nya kasar membayangkan adegan tak senonoh di otaknya.

Serena menatap sinis Yudha.

"Boleh, aku mau makan siang di Lomanove Restaurant" jawab Serena

Yudha pun tersurut. Ia tau kalau restoran itu adalah restoran bintang lima yang mahal pake banget. Ia masih belum mampu makan di sana. Gaji yang ia dapatkan sebagai guru di sekolah ini memang sangat besar, tapi cicilan yang harus ia bayar juga besar. Ada cicilan rumah, motor dan hutang bank untuk membangun rumah orang tua nya dikampung. Jadi sisa gajinya hanya cukup untuk bertahan dari bulan ke bulan.

Akhirnya Yudha berlalu dengan wajah yang ditekuk cemberut.

"Orang miskin aja belagu, sok-sok an mau deketin gue" gumam Serena sombong

Serena kemudian keluar dari kantor. Ia ingin menemui Alex dan melakukan pendekatan lagi. Ia tau Alex sedang berada di taman dari informan nya. Saat ia melewati gedung labor komputer yang sepi, ia dihadang oleh Eve dan geng nya. Mereka tidak membiarkan Serena lewat. Serena pun melotot.

"Minggir !!!" ketus Serena

"Jangan dekati Alex !!!!" ucap Eve tak kalah ketus

Serena pun tertawa mengejek seolah-olah sedang mendengarkan lelucon.

"Anak kecil jangan berani menghalangi jalanku" ucap Serena mengintimidasi, ia sangat kesal pada Eve

"Alex milikku kekasihku Serena" balas Eve tak kalah ketus

Mereka saling bertatapan dengan penuh kemarahan seakan mencabik-cabik tubuh masing-masing.

"Apa kau yakin ? Setau ku Alex membencimu" sinis Serena

Eve pun tergagap.

"Tidak, itu tidak benar" bantah Eve

"Mari kita buktikan anak kecil, bagaimana kalau kita menemui Alex dan lihat siapa yang ia turuti kata-katanya" tantang Serena

"Kau berani atau takut ?" ucap Serena sambil tertawa remeh

"Siapa takut, ayo" ajak Eve yang semakin terbakar amarah

"Siapapun yang berhasil mengajak Alex pergi dia lah pemenangnya, yang kalah tidak boleh ikut campur lagi" ucap Serena

"Ok" jawab Eve merasa yakin tidak akan kalah

"Kau tau Alex ada dimana ?" tanya Serena menyelidik

Eve pun termangu, ia tidak tau dimana Alex sekarang. Eve sejak dulu memang susah menemui Alex, selain Alex sering menghilang tiba-tiba, Alex juga selalu dijaga oleh Doni, Rudi dan Angga. Mereka seperti pengawal pribadi Alex. Siapapun tidak akan bisa mendekati jika tidak di izinkan Alex.

Melihat Eve yang diam saja, Serena pun tersenyum mengejek.

"Kata nya kau kekasih Alex, kenapa tidak tau dimana dia ? sedangkan aku saja tau dimana Alex" ucap Serena menohok

Muka Eve memerah, ia pun semakin membenci Serena.

"Ayo, aku tunjukkan dimana kekasihku berada" ucap nya sinis

Serena pun berlalu dan Eve terpaksa mengikuti nya dengan hati dendam membara.

Mereka pun sampai ditaman. Terlihat Alex sedang duduk bersama Doni, Rudi dan Angga.

"Sana kau duluan" ucap Serena sambil melipat tangannya di dada

Eve mendengus pelan. Dengan penuh percaya diri ia menghampiri Alex. Saat Eve mendekat, ketiga teman Alex langsung berdiri siaga. Mereka tidak mau Eve berbuat nekad terhadap Alex seperti yang sudah-sudah. Eve pernah tiba-tiba berlari dan memeluk Alex dengan erat, pernah juga hampir mencium bibir Alex.

"Alex tolong ikut dengan ku sebentar, aku ingin bicara dengan mu" mohon Eve dengan wajah yang sendu

Alex hanya diam dengan tatapan dingin dan datar seperti biasanya.

"Tolonglah Alex ini ada hubungannya dengan mama ku, mama ku sedang sakit parah dan ia ingin bertemu dengan mu sebentar saja, aku mohon" ucap Eve dengan air mata yang sudah mengalir. Pintar sekali ia berbohong menjual nama mama nya.

"Bukan urusan ku" jawab Alex dan ia pun asik memainkan handphone nya.

"Tolong lah Alex, kasian mama ku" iba Eve dan berjalan cepat mendekati Alex ingin memeluknya. Tiba-tiba Rudi berdiri didepan Alex, Eve yang kaget akhirnya menabrak tubuh Rudi. Dengan sigap Rudi memegang pinggang Eve dan memeluknya sambil cengengesan.

"Rezeki nomplok" senyum Rudi

Eve pun segera mendorong tubuh Rudi dan menjauhi nya dengan wajah marah dan jijik.

"Brengsek kau Rudi" umpat Eve

"Sudah sana Eve, kau mengganggu saja" ujar Angga, ia mulai kesal dengan Eve yang keras kepala.

Eve pun berlalu dengan wajah malu menuju tempat Serena dan geng nya bersembunyi. Serena pun tertawa mengejek melihat kegagalan Eve.

Ia pun kemudian berjalan menuju Alex dengan wajah yang dibuat serius.

"Alex ikut ibuk sekarang ke kantor kepala sekolah, buk Diah memanggil mu" ucap Serena tanpa basa basi

Alex yang tidak curiga segera berdiri dan berjalan mengikuti Serena. Saat melewati Eve, Serena pun tersenyum sombong penuh kemenangan.

Eve meradang. Ia mengepalkan kedua tangan nya dengan emosi. Saat Doni, Angga dan Rudi melewati nya, Eve menahan tangan Angga.

"Apa yang dibicarakan Serena pada Alex ?" tanya Eve emosi

"Bukan urusan mu" ketus Angga dan menepis tangan Eve kasar, mereka pun berlalu.

"Aaarrgrhhhhhh......brengsek" Eve frustasi sambil mengacak-acak rambut nya. Teman-teman nya pun memegang tangan Eve.

"Sabar Eve, kita bisa atur strategi lagi buat menghancurkan Serena" bujuk Angel agar Eve rileks

"Nanti malam kita ke club, gue suntuk" ucap Eve

🌹🌹🌹

Eve's Club

Eve sedang menghembuskan asap rokok dari mulut dan hidung nya. Ia merasa pusing belum menemukan cara untuk menyingkirkan Serena. Ia asik menikmati rokok sambil menyesap vodka.

Tary yang menemani nya duduk di sofa hanya geleng-geleng kepala. Sementara teman nya yang lain tengah asik melantai menikmati musik DJ yang memekakkan telinga.

Tary khawatir obsesi Eve terhadap Alex suatu saat bisa menghancurkan diri nya.

"Eve, bagaimana kalau kamu lupakan saja Alex ? Kamu sangat cantik Eve. Pasti banyak yang menyukai mu" bujuk Tary, ia kasihan pada Eve

"Gak bisa dan aku gak mau" ketus Eve dengan mata yang nyalang. Tary pun hanya bisa menghembuskan nafas pelan. Ia tau sifat Eve sangat egois. Apa yang dia mau harus di dapatkan.

Tiba-tiba Bella, Angel dan Uwi menghampiri mereka dengan terburu-buru.

"Eve....coba loe perhatikan cewek yang pake gaun merah di meja ujung sana" tunjuk Bella dengan wajah serius

Eve pun mengalihkan pandangannya mengikuti jari tunjuk Bella. Tiba-tiba Eve terkejut melongo.

Itukan......

...****************...