NovelToon NovelToon
Satu Malam Panas Bersama Mu

Satu Malam Panas Bersama Mu

Status: sedang berlangsung
Genre:cintapertama / CEO / One Night Stand / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ain Izza

Daffa bertemu lagi dengan wanita yang meninggalkannya setelah menghabiskan malam panas bersama lima tahun yang lalu dan sedang menggandeng seorang anak laki-laki yang mirip dirinya!
Selama itu pula, Daffa berusaha mencari dia dan diliputi rasa bersalah atas apa yang menyebabkan wanita itu pergi, dan kini Daffa bertekad untuk tidak melepaskannya lagi. Namun, ternyata wanita itu tidak menginginkannya.
Daffa harus berjuang untuk menyakinkan Desi akan cintanya dan juga mencari restu dari orangtuanya yang telah merencanakan perjodohan untuk dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Restu dari Rini

Jam dinding di rumah Desi menujukkan pukul 05.00. Desi mendekati Rini yang sedang memasak untuk sarapan.

"Masak apa buk hari ini?" tanya Desi sembari mendudukkan diri di kursi yang ada di depan bar dapur.

"Kemarin ibuk beli ayam sama tahu tempe, mungkin di bikin semur aja sama tahu tempe nya digoreng enak ya Des." ucap Rini meminta pendapat.

"Terserah ibuk aja, semua masakan ibu pasti Desi sama Gala doyan kok." puji Desi membuat Rini terkekeh.

"Em... Buk ..." panggil Desi membuat Rini menoleh, seolah bertanya 'kenapa.

"Nanti Kak Daffa mau main kesini sekalian jenguk Gala... B-boleh?"

Rini kembali fokus mencuci ayam nya di wastafel.

"Memangnya kalau ibuk bilang gak boleh, kamu gak akan maksa?" tanya Rini seolah menyindir, membuat Desi pun menampilkan cengirannya.

"Ibukkk...!" Desi berseru manja sembari memeluk ibunya dari belakang.

"Kak Daffa itu sebenarnya baik kok, memang ibu belum mengenal dia aja. Percaya sama Desi, ibu tahu kan kalau Desi itu punya insting yang baik dalam membedakan mana orang yang tulus mana yang enggak." ucap Desi membuat Rini menggelengkan kepalanya.

"Namanya orang kalau lagi jatuh cinta, ya yang keliatan cuma bagus nya saja, kayak kamu ini." omel Rini membuat Desi mengerucutkan bibirnya.

"Katanya ibu pengen Desi bahagia, menemukan suami dan ayah untuk Gala... Sekarang Desi sudah menemukan orangnya, tapi ibu gak kasih restu." ucap Desi membuat Rini menghentikan kegiatannya.

"Oke... Ibu akan kasih restu ke kalian, kalau nanti Daffa bisa memenuhi permintaan ibu."

"Apa saja pasti Kak Daffa lakukan buk." Desi mencium tangan Rini dengan berbinar.

Rini menghela nafas.

"Ibu udah tua Des, gak tau umur ibu sampai kapan. Ibu pengen nantinya yang akan menjadi pendamping kamu itu, bukan cuma punya materi yang cukup, tapi juga bisa membimbing kamu menjadi lebih baik, menuntun Gala menjadi anak yang shalih, dan dapat mengayomi keluarga kecil kalian dengan kasih sayang yang tulus."

Ucapan Rini sontak membuat Desi berkaca-kaca.

"Makasih ya buk, udah sayang banget sama Desi dan Gala. Ibu jangan pernah ngomong gitu lagi ya... Ibu pasti akan panjang umur dan bisa melihat Gala dewasa nantinya."

"Amiiin... Semoga saja seperti itu."

Desi pun melepas pelukannya ke Rini.

"Desi bantuin ya buk." ucap Desi kemudian dan Rini pun mengangguk.

***

"Yang, aku udah di depan rumah mu." Ucap Daffa dalam sambungan telepon itu.

"Oke kak, Desi kesitu."

Desi memataikan telefonnya, dan menatap Gala yang masih berbaring.

"Sayang, bunda buka in pintu buat Om Daffa sebentar ya !"

Gala mengangguk.

"Nanti ke sini lagi ya bunda, sama om Daffa diajak kesini juga." pinta Gala dan Desi mengangguk sambil tersenyum.

Gala kembali menonton tablet nya yang menampilkan serial kartun anak.

Desi menuruni tangga dan segera membukakan pintu untuk Daffa.

Senyum terkembang di bibir Daffa. Dia mendekat dan memeluk sejenak tubuh Desi.

"Ayo masuk kak, udah ditungguin Gala."

Desi pun mempersilahkan Daffa untuk masuk.

"Emangnya Gala udah tau kalau ayahnya mau kesini?" tanya Daffa sembari meletakkan beberapa bingkisan yang dia bawa di atas meja dapur.

Dia membawa sebuah parcel buah, sekotak kue, dan beberapa makanan ringan.

"Gak tau kak, dia taunya Om Daffa yang mau kesini." sahut Desi sembari mengulum senyum, membuat Daffa terkekeh.

"Jadi... Kapan dong dipanggil ayah kalau sekarang masih om terus, hmm?" Daffa meraih pinggang ramping Desi dan mencium bibirnya sekilas.

Desi menggeleng masih dengan senyum manisnya. Dengan tak sabar Daffa mengangkat pinggang Desi hingga duduk di bar dapur.

Dia mencium bibir Desi dengan rakus, tak peduli pintu ruang tamu yang masih terbuka, hingga sekitar 5 menit berlalu, suara lembut milik Rini yang baru saja pulang dari pasar mengagetkan mereka.

"Sedang apa kalian !" ucap Rini berdiri di depan pintu menuju dapur sambil bersedekap dada.

Seketika Desi dan Daffa berjingkat kaget.

"I-ibuk... Ibuk sudah pulang ?" tanya Desi dengan gugup.

Sedangkan Daffa hanya berani melirik Rini sekilas kemudian menundukkan pandangannya lagi.

Rini menggelengkan kepalanya pelan.

"Ikut ibuk ke ruang tengah !" titah Rini membuat Daffa dan Desi saling berpandangan sejenak.

"Ayok kak."lirih Desi.

Dia berjalan mendahului Daffa, namun Daffa meraih tangan Desi dan menggandengnya.

Rini menatap Daffa dan Desi yang duduk di sebrangnya.

Dia menghela nafas.

"Biasa saja wajah kalian, tidak usah ketakutan seperti melihat monster." ucap Rini setengah becanda membuat Daffa dan Desi sedikit menyunggingkan senyum nya.

"Maaf tante, ini salah saya-..." ucap Daffa namun Rini menghentikan nya dengan isyarat tangan.

"Sepertinya kalian sudah sering sekali melakukan hal seperti itu, sampai tidak ada canggung-canggungnya melakukan di dapur,hmm?"

"Ehm... Ibuk... Ini cuma ketidaksengajaan saja buk. Kami-..." ucap Desi yang lagi-lagi di potong oleh Rini.

"Gak perlu minta maaf, ibu yakin kalian pasti sering melakukannya." Rini menjeda kalimatnya.

"Kalau memang kamu serius dengan Desi, tolong jangan pernah melakukan hal itu lagi sebelum kalian halal dan menikah. Saya ingin kamu menghormati Desi dan tidak berlaku sesuka kamu kepadanya."

"Apa tidak cukup dulu kamu sudah merenggut kehormatannya, hah?" Rini mulai menitihkan air mata.

Daffa berpandangan dengan Desi sejenak seolah saling menguatkan.

Daffa bersimpuh di kaki Rini.

"Saya minta maaf atas apa yang sudah terjadi di masa lalu tante, saya akan segera menghalalkan Desi. Untuk itu saya meminta restu dari tante agar tugas saya berkurang satu, dan tinggal saya meminta restu kepada kedua orang tua saya."

Rini melirik Desi sejenak.

"Apa kamu yakin, kamu tulus mencintai anak saya?" tanya Rini.

"Insyaallah tan... Saya memang tidak sempurna dan banyak kekurangan, tapi saya akan berusaha menjadi imam yang baik untuk Desi, ayah yang baik untuk Gala, dan untuk adik-adiknya nanti."

"Kak !!" Desi memerah karena ucapan terakhir Daffa.

"Tante pegang ucapan kamu, tapi kamu harus janji tidak akan melakukan hal seperti itu lagi sebelum kalian menikah."

Daffa hanya diam tak menjawab. Dia tidak yakin bisa melakukan permintaan Rini itu.

Dia hanya berharap restu dari Rini dan kedua orang tua nya bisa segera dia dapatkan, agar Daffa bisa melakukannya secara halal.

"Kamu gak mau? Kenapa diam saja?" tanya Rini melihat Daffa yang masih mengatupkan bibirnya.

"Em... Insyaallah tan... Saya akan berusaha." ucap Daffa dengan sedikit menampilkan cengirannya.

Rini menggelengkan kepala.

"Sudah ku duga, kamu itu pasti tidak bisa menahannya, iya kan !"

"Ehm... Ibu, kaka Daffa pasti bisa bu... Lagian ibu tenang saja, Desi juga gak akan mau kalau kak Daffa sampai mencium Desi lagi."

Seketika Daffa memelongo kan wajahnya mendengar ucapan Desi. Dia mendesah agak kesal.

Rini tersenyum.

"Ibu harap kamu tidak terlalu memanjakan dia. Atau lebih baik, kalian tidak usah bertemu dulu untuk sementara waktu?" tanya Rini yang membuat Daffa seketika menggeleng.

"Jujur kalau harus tidak bertemu sama sekali saya belum bisa tan... Apalagi Gala itu anak kandung saya. Setiap detik rasa rindu ke dia itu selalu ada."

Rini bangkit dari duduknya.

"Secepatnya nikahi Desi." ucap Rini kemudian.

"Apa? " Daffa tersenyum lebar.

"Terima kasih tante atas restu nya." Teriak Daffa sambil mellihat Rini yang hendak menaiki tangga.

"Kita dapat restu yang !" ucap Daffa sambil memeluk Desi.

"Hei...!!" teriak Rini dari tangga, membuat Daffa pun terpaksa melepas pelukannya.

Desi terkekeh melihat wajah Daffa.

"Sabar ya kak." ucap Desi akhirnya.

1
muna aprilia
lnjut
Tasbih cinta: Ditunggu ya🥰
total 1 replies
Putra Putri
gmna lanjutin nya dia ke buru hilang crta nya
udh di cri² nggak ketemu crta yg tdi
Tasbih cinta: Di ketik aja di pencarian kak, Satu malam panas bersama mu... Terus ceritanya di tambahin ke rak kak.
total 1 replies
Joko Castro
Ceritanya memukau, jangan berhenti menulis ya author!
Yukishiro Enishi
Nggak bisa bayangkan hidup tanpa cerita dan karakter dalam karya ini!
Samsul Huda
cerita ini sangat menarik, semangat kak, lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!