NovelToon NovelToon
Diam-diam Cinta

Diam-diam Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: SariAdja

#Saquel : Gairah Sang Konglomerat

Baca dulu Gairah Sang Konglomerat !!

Tentang Dirga yang hatinya untuk Rosalin tetapi tubuhnya menginginkan Tiara.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariAdja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Tomi tiba di Bandara.

Ia bersama Ronald dan anak buahnya yang lain mencari Tiara ke semua tempat dan ruang yang ada di Bandara. Namun, istri dari Bos-nya itu tidak ditemukan.

Dari hasil rekaman CCTV, Tiara terlihat meninggalkan Bandara bersama dua orang lainnya. Satu perempuan dan satu laki-laki.

“Kita berpencar! Aku akan menghubungi perusahaan Taxi dan kamu pergi ke tempat-tempat yang kemungkinan di datangi Tiara!” titah Tomi. Ronald, selalu menjadi rekan kerja paling kompeten sejauh ini, paham apa yang harus dilakukan.

“Siap, aku akan ke rumah Tiara dan akan memeriksa di rumah kedua orang temannya!” jawab Ronald. Ia bergegas ke arah area parkir, segera mengendarai mobilnya menuju ke panti asuhan terlebih dahulu.

Menunggu informasi dari Ronald, Tomi menghubungi perusahaan Taxi dan juga menghubungi Arman. Jelas sekali, Vida tampak di CCTV pergi bersama Tiara.

Namun, hingga pukul setengah belas siang. Pesawat yang ditumpangi Dirga mendarat. Tomi tidak juga mendapatkan informasi mengenai keberadaan Tiara.

“Di mana Tiara?”

Dirga melontarkan pertanyaan itu saat melihat Tomi, duduk menunggunya di lobi. Ia tidak sabar ingin bertemu dengan Tiara dan meminta maaf.

“Maaf Tuan, saya kehilangan jejak!”

“Sudah kuduga!” ejek Dirga.

Tomi menelan ludah. Hari minggu, ia harus berangkat kerja dengan tigas di luar dugaan, tetapi ia masih menerima ejekan dari sang Bos! Kalau Dirga bukan Bos-Nya, Tomi, akan menutup mulutnya dengan kaus kaki.

“Segera bawa Tiara ke hadapanku! Aku tidak mau kalian kehilangan jejak! Pastikan, jangan melukainya! Awas saja kalau aku melihatnya terluka seujung kukku sekali pun!” Dirga bergerak ke mobil, ia juga akan mencari Tiara.

* * *

“Informasi apa yang kamu dapat?” tanya Rosalin. Mendengar Dirga dan Tiara sudah kembali ke Jakarta terlebih dahulu ia semakin curiga dengan hubungan mereka sebenarnya.

Terlebih, Rosalin menemukan connecting room, yang menghubungkan kamar Tiara dan Dirga.

“Tidak banyak Nona, kami hanya tahu jika beberapa bulan yang lalu Tuan Dirga sempat membawa gadis itu ke salah satu Villa milik keluarganya di Bogor! Dan setelah itu, Dalam kurun waktu satu dua bulan ini, wanita itu tinggal di kediaman keluarga Abraham.” Jelas sang informan.

“Apa hanya itu? Bagaimana dengan identitas Tiara dan status hubungan mereka?!” Rosalin yakin ada yang mencurigakan antara Tiara dan Dirga. Terakhir ia merasa, Dirga hanya memanfaatkannya. Semoga saja dugaannya salah.

“Tiara hidup bersama kedua orangtuanya , sebelum mengenal Tuan Dirga, dia bekerja Kafe, sekarang tidak lagi! Dia salah satu mahasiswi jurusan ekonomi di universitas Xx” Pria itu menyampaikan informasi sesuai yang ia dapatkan.

“Apa aku harus memberikan pelajaran padanya?” tanya suara di seberang.

“Tidak, jangan lakukan apapun sebelum aku menyuruhnya!” balas Rosalin. Ia mengakhiri panggilan telefon.

Kemudian, ia menelefon Dirga untuk mengetahui keberadaannya.

“Halo,” sapa Dirga di seberang telefon. Suaranya keras, tidak menunjukkan perhatian.

“Di mana?”

“Aku di rumah!” Dirga menjawab dengan nada ketus.

“Aku akan ke sana sekarang!” usul Rosalin, perlu mendapat penjelasan dari sikap aneh Dirga.

“Untuk apa? Tidak perlu! Aku sedang sibuk!” dalih Dirga. Tidak siap menemui siapa pun, selama Tiara belum ditemukan. Sampai sekarang, ia belum mengetahui keberadaan Tiara.

“Oh okay,” jawab Rosalin kecewa. Belum pernah ada orang yang berani melakukannya, hanya Dirga.

Klik.

Dirga mengakhiri panggilan telefon, begitu saja. Membuat Rosalin semakin naik pitam, karena Dirga memperlakukannya dengan semena-mena.

* * *

Sore hari di ruang tunggu Bandara Soekarno Hatta.

“Papaku sudah mengizinkan membawamu ke rumah,” ucap Ferdinand. Ia memohon agar sang papa juga bersedia membiayai kuliah Tiara.

Hening. Kuliah adalah salah satu impian Tiara. Sampai saat ini, itu masih menjadi impian yang kelak akan ia capai setelah menyelesaikan kontrak pernikahannya dengan Dirga.

“Kamu bersedia ke Singapura denganku kan? Kita akan kuliah di sana. Kedua orang tuaku bersedia membiayai kuliah kita. Kamu bersedia ikut aku ke Singapura” tanya Ferdinand sekali lagi. Sejak tadi Tiara hanya menurut. Tidak pernah mengiyakan dengan lantang bahwa dirinya bersedia ingin ikut ke Singapura.

Degh.

Ya, Tiara sadar sejak tadi tidak pernah mengiyakan tawaran dari Ferdinand. Bukankah ini saat yang tepat untuk kabur? Mungkin setelah hari ini tidak ada kesempatan lagi baginya untuk kabur.

“Aku akan tetap di sini!” Tiara menegakkan kepala dan yakin dengan apa yang baru saja ia ucapkan.

“Kamu tidak mau ikut aku ke Singapura? Kita akan ke Singapura, setelah itu aku kan mengurus kuliahmu di sana. Kita hanya perlu izin dari orang tuamu.” Ekspresi wajah Ferdinand berubah kecewa.

“Aku tidak bisa, pernikahanku dengan Tuan Dirga memang hanya pernikahan kontrak. Tapi aku berhutang banyak padanya!” dalih Tiara. Ia sendiri tidak yakin alasan sebenarnya tetap memilih di sisi Dirga.

Ada jeda sekian menit hanya keheningan diantara mereka.

“Kalau begitu aku ingin tahu apa alasanmu menangis?” Ferdinand berhak tahu, mengapa pagi tadi Tiara menangis saat bertemu dengannya.

“Apa pria itu membentakmu, apa dia memarahimu, atau kamu marah karena dia tidur dengan wanita lain?” tanya Ferdinand, ingin tahu mengenai perasaan Tiara. Itu lebih penting dari pada status pernikahan mereka.

“Emm—,” gumam Tiara ragu ia sendiri tidak tahu alasan mengapa ia menangis. “Aku tidak tahu!” ucapnya.

“Hah?"

“Iya aku tidak tahu! Tidak tahu kenapa tadi pagi aku menangis!” Di saat seperti ini, ia masih saja mengingat Dirga. Bukan marah padanya, tapi ingin pria itu minta maaf dan menjelaskan yang terjadi antara dirinya dan Rosalin semalam.

“Jadi, Dirga tidak marah padamu?”

“Tidak!”

“Dirga tidak membentakmu?”

“Tidak!”

“Jadi, kamu marah karena pria itu tidur dengan wanita lain?” desak Ferdinand.

Tiara mengangguk pelan.

“Baiklah, aku tidak akan memaksamu untuk pergi ke Singapura bersamaku! Aku akan menelefon Dirga dan memintanya untuk datang ke sini!” tawar Ferdinand. Ia yang menyadari bahwa Tiara menaruh hati pada Dirga memilih mundur, memberikan ruang bagi Tiara untuk menentukan pilihan.

Ferdinand menatap Tiara. Ada rasa sedih karena merasa tertolak. Perasaan cintanya selama belasan tahun ini. Ya, gadis itu memilih pria lain yang jelas-jelas memanfaatkannya.

Ferdinand mengambil ponsel di dalam sling bag miliknya. Menunda sejenak untuk menghubungi Dirga.

“Jika kamu berubah pikiran, aku akan selalu ada untukmu Tiara. Aku akan menjemput dan membawamu. Tapi, jika ini memang pilihanmu aku tidak bisa melarangmu! Kau tahu, aku akan selalu ada untukmu! Aku akan menunggu sampai kontrak pernikahanmu dengan Dirga berakhir.” Ferdinand mengusap pundak Tiara, lalu berniat menghubungi Dirga sekarang juga.

* * *

Sudah ratusan kali Dirga berjalan mondar-mandir di ruang kamarnya. Jangankan makan pagi, makan siang pun ia lewatkan.

Sampai saat ini, jam empat sore. Tiara belum juga ditemukan. Tomi dan Ronald, tak kunjung memberikan kabar bagus. Dari pagi tadi, hingga sekarang. Ia belum mendapat kabar apapun mengenai keberadaan Tiara.

Tepat ketika Dirga ingin menghubungi Tomi, ponselnya berdering. Ada panggilan dari nomor yang tak dikenalnya.

“Halo, siapa?” tanya Dirga. Berharap Tiara yang menghubunginya.

“Halo, benar ini nomor Om Dirga? Ini saya Ferdinand!” sahut suara di seberang.

“Ada apa kamu menelefonku, di mana Tiara!” seloroh Dirga tidak sabar.

“Tiara bersamaku, dia meminta Om Dirga agar menjemputnya di Bandara!” pinta Ferdinand.

“Aku akan menjemputnya sekarang juga!” balas Dirga cepat. Ini adalah kabar yang ia tunggu sejak tadi, kabar mengenai keberadaan Tiara.

“Tunggu, Om, jangan matikan telefonnya! Ada yang ingin aku katakan!” sela Ferdinand.

“Ada apa?”

“Sebentar lagi aku terbang ke Singapura, aku tidak bisa berbuat banyak untuk Tiara. Maaf untuk tadi pagi karena aku sudah memukul Om Dirga, aku hanya minta agar Om Dirga tidak membuat Tiara menangis! Aku titip Tiara Om, setelah kontrak pernikahan antara Om dan Tiara selesai, aku akan mengambil Tiara dari Om Dirga!” ucap Ferdinand pasrah. Ia tidak yakin, tetapi ia juga tidak bisa menyerah begitu saja terhadap perasaannya dengan Tiara.

“Di mana Tiara sekarang!” Hampir saja Dirga berteriak.

“Di sampingku Om!” jawab Ferdinand.

“Cepat jemput aku,” lirih Tiara.

“Tiara, meminta Om Dirga agar segera menjemputnya!” jelas Ferdinand.

“Jangan panggil aku Om! Karena aku tidak menikah dengan Tantemu!” balas Dirga sebelum mengakhiri panggilan telefon. Ia masih marah dan kesal dengan Ferdinand. Setidaknya, panggilan telefon dari bocah itu berhasil membuatnya lega, karena akhirnya bisa mengetahui dimana keberadaan Tiara.

Setelah mengakhiri panggilan telefon, Dirga bergerak cepat menuju garasi. Ia mengambil mobil dan segera melajukannya menuju bandara.

Tak sampai tiga puluh menit Dirga tiba di bandara. Dalam sehari ia dua kali memeriksa ruang tunggu Bandara untuk mencari Tiara. Namun, sama halnya seperti tadi pagi. Saat ini Tiara juga tidak ada di sana.

“Bocah sialan! Kau berani menipuku!” umpat Dirga menganggap Ferdinand membohonginya. “Awas kau!”

1
SariAdja
Ayok di baca
dika edsel
bagus thor..aku suka ceritanya, gk berbelit-belit sat set das des..!! tiara yg lemah lembut baik hati vs dirga yg kaya raya dan gengsinya selangit..,sukses ya thor semangat..!!!
dika edsel
yasalam..,semoga perkataan mu yg terakhir itu didengar oleh tiara..heran gk jelas nih abang2 kyk bunglon ye kelakuannya..., setelah ini apakah dirga akan menyanyi kalau sudah tiada baru terasa bahwa kehadirannya sungguh berharga..
Laila Isabella
ngaku aja deh tuan dirga kalau udh jatuh cinta..😍😍
dika edsel
hadeeeh abang dirga ini sok2an dingin ye pdhl dia ingin...?? namanya juga diam2 cinta ya gengsi dong mau ngungkapin bner gk bang?? yok lebih digedein lagi gengsinya bang..
Laila Isabella
sudah mampir di sini thor..🤭🤭
SariAdja: makasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!