Warning area dewasa!!! Ada adegan kekerasan (action) dan dewasa ...
Thea Luna Robert, seorang wanita kaya bar-bar yang menantang seorang pria gondrong yang bernama Jared Kingsford, untuk berlomba minum bir di bar kecil yang ada di pinggiran kota London.
Pertemuan kedua manusia somplak itu, membuat Thea mengikuti kemanapun Jared pergi termasuk ke tempat tinggalnya di hutan.
Bagaimana kisah bar-bar mereka? Yuk ikutin ceritanya ... ini kisahnya ringan banget dan ga ada konflik berat ...
Seperti biasa ya ... setting LN/barat ... no pelakor, kalaupun ada selalu terhempas ke planet pluto ...hewhewhew
Ini karya dari author receh yang tulisannya jauh dari kata sempurna, tapi alurnya dijamin menyenangkan😆 semoga sukaaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#18
Setelah keluar dari kamar mandi, Thea tak langsung keluar melainkan naik ke atas tempat tidur.
Dia membuka jendela kaca yang ada di area tempat tidur.
Kemudian dia melihat ke arab Jared yang masih sibuk dengan pagawainya.
"Honey!!! Aku akan tidur dulu!! Kau boleh menyusulku kemari jika mau!!" teriak Thea yang jelas saja didengar oleh semua pegawai di sana.
Jared menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Thea itu.
"Jangan mempedulikanya. Dia terlalu tergila-gila padaku," kata Jared.
Beberapa pegawai tampak tersenyum mendengarnya.
Thea kemudian mengambil sebuah buku note serta pensil yang ada di meja nakas di dekat tempatnya duduk.
Entah apa yang ditulisnya di buku note itu. Dia hanya menyunggingkan senyumnya ketika menulis.
Setelah menulis, dia meletakkan buku itu kembali ke meja. Thea kemudian merebahkan dirinya di ranjang yang terasa nyaman itu.
Thea melihat hasil jepretannya di kamera dan mengirim beberapa file foto itu ke ponselnya.
Cukup lama Thea memindahkan dan mengedit beberapa fotonya hingga tak terasa sudah masuk waktu makan siang.
"Kau tak jadi tidur?" tanya Jared di tangga.
Thea menoleh ke arah Jared dan tersenyum. "Tidak, aku masih melihat foto-fotoku, kemarilah."
Lalu Jared naik ke atas ranjang dan duduk bersama Thea.
Jared ikut melihat foto-foto hasil jepretan Thea. "Fotomu cukup bagus. Kau bisa jadi fotografer profesional," ucap Jared yang masih melihat ke arah kamera Thea.
"Ya, aku memang suka memotret dan pernah ikut kelasnya," jawab Thea.
Lalu Jared melihat foto-foto dirinya yang juga ada di kamera Thea.
"Kau memotretku? Untuk apa?" tanya Jared.
"Siapa tahu kita tak akan bertemu lagi. Setidaknya aku punya kenang-kenangan darimu," ucap Thea seadanya sembari mengedikkan bahunya.
Jared melihat ke arah Thea dan menatap matanya.
"Kau cukup tampan dan fotogenic. Seharusnya kau mencoba menjadi foto model atau artis," ucap Thea lagi.
"Aku cukup kaya dan tak membutuhkan uang tambahan dari pekerjaan itu," jawab Jared.
"Ayo makan siang. Mereka sudah menyiapkannya," lanjut Jared menaruh kamera milik Thea di atas ranjang.
"Ya, aku sudah sangat lapar," jawab Thea.
Lalu Thea memasukkan kamera dan ponselnya ke dalam ransel kecilnya. Dia membeli kamera itu ketika membeli barang-barang kebutuhannya di kota kemarin.
Jared beranjak dari ranjang dan turun ke tangga.
"Honey ... wait!!" panggil Thea yang sudah terbiasa memakai panggilan itu untuk Jared.
"Ada apa?" tanya Jared yang sudah sampai di tengah tangga.
"Don't move!!" Thea berdiri dan turun dari ranjang lalu langsung melompat ke punggung Jared.
"Aku suka melakukan ini pada daddy dulu. Sekarang daddy sudah cukup tua dan aku butuh punggung baru," ucap Thea melingkarkan tangannya ke leher Jared.
"Kau punya tiga saudara laki-laki," kata Jared dan mengapit kaki Thea dengan kedua lengannya lalu turun dari tangga.
"Mereka sudah menikah dan Phoenix terlalu menyebalkan," jawab Thea.
Lalu Mereka pun keluar dari rumah kayu itu dan bergabung dengan para pegawai lainnya yang berjumlah sekitar 10 orang.
"Halo, perkenalkan, aku Thea. Aku akan menjadi pengganggu bos kalian untuk sementara," ucap Thea menyapa pegawai Jared dengan cukup akrab.
Dan para pegawai itu tampak tertawa pelan mendengar ucapan Thea yang terkesan blak-blakan.
"Ayo kita mulai," perintah Jared.
Tampak di sebuah meja kayu panjang terdapat makanan sederhana yang cukup lezat.
"Ini tampak lezat. Siapa yang memasaknya?" tanya Thea.
"Istriku, Nona," jawab salah satu pegawai.
Thea tersenyum pada pegawai itu. Senyuman Thea yang cantiknya di atas rata-rata, tentu saja membuat pegawai yang lain tampak terkagum melihatnya.
Apalagi jarang ada atau bahkan hampir tak pernah ada wanita yang masuk ke area tempat kerja mereka yang ada di dalam hutan.
"Paman sangat beruntung memiliki istri yang pandai memasak," kata Thea.
"Dan Tuan Jared sangat beruntung memiliki kekasih seperti anda," jawab pegawai itu.
Thea tertawa menaggapi hal itu. "Dia tak mau menjadi kekasihku, Paman. I'm so sad," ujar Thea dengan akting mimik wajah sedih.
"Hei ... Ayo kita mulai makan siangnya. Kalian harus bekerja lagi setelah ini," Jared memotong pembahasan ini dan mereka pun memulai makan siangnya bersama.
heem ceritanya bagus kak AQ suka 👌😘😘