Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SURAT PERINTAH
Elara mengangguk, tanpa gentar. Dengan gerakan cepat dan presisi Dr. Nofia, ia membersihkan luka Kapten Gema menggunakan air bersih, lalu meneteskan ramuan hijau cerah itu.
Begitu ramuan itu menyentuh luka, keajaiban terjadi. Darah yang mengalir deras segera berhenti. Kapten Gema, yang tadinya meringis kesakitan, terkejut dan memandang lukanya. Luka sayatan yang dalam itu mulai menutup, kulitnya perlahan-lahan beregenerasi.
Dalam hitungan menit, lukanya benar-benar menutup, hanya menyisakan bekas kemerahan.
"Rasanya... hangat," bisik Kapten Gema, menggerakkan tangannya.
"Lukanya hilang! Jenderal, saya baik-baik saja!" seru Kapten Gema, mengejutkan semua orang.
Ruangan itu terdiam. Jenderal Guntur, Tabib benteng, dan prajurit lainnya menatap tak percaya, hanya dalam hitungan menit, ramuan itu sudah berhasil menyembuhkan luka yang cukup dalam.
"Ini... ini mustahil," gumam Tabib benteng.
Jenderal Guntur menoleh ke arah Elara, matanya kini dipenuhi kekaguman, rasa hormat, dan juga kewaspadaan. Ia tahu, ia baru saja menemukan sebuah harta yang jauh lebih berharga daripada semua emas di Kerajaan.
"Aku akan memberimu apa pun yang kau butuhkan, Nona Vesta. Kekuatan militer, uang, bahkan nyawaku. Kami akan menjadi perisaimu, selama Ramuan Kehidupan ini untuk Kerajaan Elang," ucap Jenderal Guntur, membungkuk sedikit di hadapan Elara.
Mendengar perkataan dari Jenderal Guntur, Elara tersenyum penuh kemenangan.
"Jenderal, saya hanya butuh satu hal. Perintah militer yang menjamin kediaman Vesta, tanah, dan properti, berada di bawah perlindungan militer. Segera kirimkan surat itu ke Ibu Kota. Itu akan menghentikan permainan Bibi dan Paman saya," ucap Elara, tegas, lebih ke sebuah perintah yang tidak menerima penolakan.
"Dan tentu saja, saya akan menyediakan pasokan ramuan ini secara teratur untuk pasukan Anda," lanjut Elara.
"Selesai. Dalam satu minggu, tidak ada satu pun orang sipil, bahkan seorang Baron, yang berani mengganggu Marquess Vesta. Kau sekarang adalah bagian dari strategi militer Kerajaan," jawab Jenderal Guntur, mengangguk tegas.
"Hem"
Gumam Elara mengangguk kan kepala nya, dan ada sedikit garis senyum samar di wajah nya, akhirnya dia memiliki sekutu militer yang akan mendukung nya dan melindungi nya.
Elara bukan takut dengan Bibi nya, hanya saja Elara sadar bahwa saat ini dirinya tidak bisa bertindak gegabah tanpa memiliki dukungan dari orang yang cukup berpengaruh di kerajaan.
Bisa saja Elara langsung memenggal kepala Bibi dan Paman nya, supaya tidak lagi menganggu diri nya dan juga warisan peninggalan Ayahnya, tapi itu semua tidak segampang itu, ada peraturan yang harus Elara patuhi.
Setelah mendapatkan kesepakatan itu, Elara kembali ke kediaman Vesta. Meskipun perjalanannya melelahkan, ia kembali dengan fondasi kekuasaan yang jauh lebih kuat. dukungan militer dari Jenderal Guntur.
Saat Elar tiba di kediaman nya, Elara melihat Nyonya Martha, Baron Vico, dan Notaris Kerajaan sedang menunggu di ruang tamu, wajah mereka tampak gembira.
Mereka yakin, tanpa berita dari Elara selama seminggu, gadis itu pasti melarikan diri karena ketakutan.
"Selamat datang kembali, Elara sayang. Kami datang untuk menanyakan apakah kamu sudah mendapatkan uang deposit awal?" tanya Nyonya Martha dengan senyum mengejek.
"Waktu satu bulan sudah berjalan satu minggu. Hanya tersisa tiga minggu lagi, Elara. Sepuluh ribu koin emas. Apakah kau sudah mendapatkannya?" Baron Vico menyeringai, yakin akan kemenangannya.
"Tentu saja, Paman. Itu adalah uang yang sangat mudah didapatkan. Kami sudah memiliki total sembilan ribu koin emas di brankas Ayah saya. Hanya tersisa seribu koin lagi," jawab Elara tersenyum manis.
Mendengar jawaban dari Elara, wajah Baron Vico dan Nyonya Martha langsung menegang. Sembilan ribu koin? Mustahil!
"Kau berbohong! Dari mana kau mendapatkan uang itu? Pasti kau menjual perhiasan ibumu!" bentak Nyonya Martha, wajahnya memerah.
"Itu urusan saya, Bibi. Yang penting, saya akan segera memenuhi syarat yang Paman Vico tetapkan," jawab Elara, dengan tatapan dingin.
Saat Nyonya Martha hendak melontarkan cibiran nya yang lain, tiba-tiba seorang utusan Kerajaan dengan seragam resmi masuk dengan tergesa-gesa.
"Maaf mengganggu, Nona Vesta! Ada surat perintah mendesak dari Jenderal Guntur!" ucap urusan itu, sopan.
Mendengar perkataan Prajurit itu, semua orang di ruangan itu terkejut, kecuali Elara. Jenderal Guntur? Panglima tertinggi di perbatasan?
"Silahkan Nona, ini perintah langsung dari Jenderal Guntur," ucap utusan itu menyerahkan sebuah dokumen yang disegel resmi dengan lambang Kerajaan Elang.
Elara membukanya dan membaca isinya. Isi surat itu adalah Perintah Militer.
Diam-diam Elara tersenyum miring dan segera membacakan isi surat itu dengan nyaring dan juga jelas.
Kepada Semua Pejabat Sipil dan Militer Kerajaan Elang:
Dengan ini diumumkan bahwa Kediaman, Tanah, dan Properti Marquess Vesta di bawah perlindungan mutlak Komando Militer Kerajaan Elang. Setiap upaya untuk mengganggu, mengambil alih, atau memasuki properti Vesta tanpa izin langsung dari Nona Elara Vesta akan dianggap sebagai tindakan subversif terhadap keamanan militer. Pelanggar akan ditahan dan diadili di Pengadilan Militer.
Ditandatangani, Jenderal Guntur, Komandan Guntur Fortress.
Ruangan itu hening total. Baron Vico dan Nyonya Martha tampak pucat pasi. Pengadilan Militer adalah hukuman terberat, bahkan bagi seorang Baron sekalipun.
"A-apa artinya ini, Elara?" tanya Baron Vico, suaranya tercekat.
Elara tersenyum sinis, senyum yang mematikan dan cerdas.
"Seperti yang tertulis, Paman. Saya adalah sekutu militer Kerajaan Elang. Kediaman ini sekarang adalah Gedung Kebutuhan Militer, dan Anda tidak bisa mengganggunya. Sebaiknya Anda lupakan hutang dan klaim Anda, Paman. Karena jika Anda melangkah lebih jauh, saya khawatir Jenderal Guntur akan menganggap Anda sebagai mata-mata musuh," jawab Elara, memberikan sedikit ancaman yang membuat Baron Vico tidak bisa berkata-kata.
"I-ini tidak mungkin," ucap Nyonya Martha, menggeleng kan kepala nya.
"Tidak ada yang tidak mungkin Bibi, surat ini resmi dan sesuai isi dalam surat ini, bahwa keluarga Vesta di bawah lindungan Jenderal Guntur," jawab Elara, menyeringai kecil.
"Emi, antarkan Bibi dan Paman kita keluar. Dan jangan pernah biarkan mereka masuk lagi tanpa seizinku," perintah Elara, tanpa basa-basi, pengusir dengan tegas.
"Baik Nona," jawab Emi, mengangguk kan kepala nya.
Nyonya Martha terhuyung-huyung keluar, Baron Vico mengikutinya, wajahnya dipenuhi amarah yang tertahan. Mereka baru saja dihancurkan oleh keponakannya yang mereka anggap lemah.
Elara kini telah berhasil melewati rintangan pertama. Ia telah mendapatkan uang, lewat Tabib Julian, dengan cara menjual ramuan milik nya, dan kekuatan lewat Jenderal Guntur.
Kini, Elara, sang Marquess muda, yang baru, akan mulai membalas dendam untuk orang tuanya, membuat keluarga Vesta kembali bangkit dari kemiskinan selama bertahun-tahun.
Elara akan mengubah Kerajaan Elang, bukan dengan ilmu medisnya, tetapi dengan kecerdasannya dan kekuatan yang baru ia bangun.
Bersiaplah, Kerajaan Elang. Dokter Master Beladiri dari masa depan sudah tiba, dan dia akan mengubah intrik kekuasaan menjadi medan perangnya sendiri.
luar biasa thor❤❤❤❤❤❤