kisah ini bercerita tentang gadis muda berusia 21 tahun bernama Alya, Alya terpaksa menerima tawaran menikah dari dosen kampusnya yang usianya 37 tahun bernama Rafa, Rafa meminta Alya mengandung anaknya karena istrinya tidak bisa memberikan keturunan. lambat Laun benih cinta diantara mereka mulai tumbuh, dari sinilah timbul masalah baru, istri sang dosen tidak rela suaminya membagi cinta dengan alya. dapatkah Rafa mempertahankan dan membuat Alya di akui sebagai istrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Daisha.Gw, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pernyataan cinta
"mau kemana Lo jihan"
"Gue mau nyari buku manajemen bentar ke atas"
"Gue juga mau nyari" buru-buru alya bangkit merapikan bukunya, tapi Jihan tidak kalah cepat, ia kembali mendudukkan Alya di kursi nya
"Buku gue, buku Lo juga, jadi Lo tenang aja, biar gue yang nyari"
"Ta--tapi jih---"
"Husst, lu di sini aja bareng Azzam" Alya menoleh, ia kembali berpaling karena Azzam terus memandang nya
"Gue pergi daah"
"Jihaaan--" tanpa sengaja Azzam menahan Alya dengan menggenggam pergelangan tangan nya, merasa Alya tidak nyaman Azzam melepaskan genggamannya
"Maaf Al... Lo kenapa sih Al, akhir akhir ini Lo terus menghindar dari gue, gue ada salah sama Lo, apa perkataan gue pernah nyakitin Lo" Alya sesaat menoleh, kembali ia letakkan tasnya di atas meja, Alya duduk kembali.
"Nggak... Lo orang baik zam, gue nggak punya alasan untuk marah sama Lo, gue cuman mau ngejaga jarak aja, nggak seharusnya seorang perempuan berdekatan dengan pria yang buka mahram nya, gue takut zam" apa yang Alya katakan benar, untuk alasan lainnya biarkan Azzam tidak tau dulu.
"Gue tau Al, gue tau Lo ngerti perasaan gue ke Lo kaya gimana" Alya mengangkat wajahnya ia beranikan diri untuk menatap lawan bicaranya.
"Lo tau Al, gue yakin Lo udah tau gimana perasaan gue ke elo, gue dah lama nyimpan perasaan ini ke elo, mengagumi sosok Alya yang bahkan namanya jarang di elukan mahasiswa kampus, Alya... Mahasiswa berprestasi jauh dari kata sensasi, nggak pernah berusaha merebut perhatian siapapun termasuk gue, Alya yang selalu menjaga jarak dengan sikap tertutup nya, gue--gue kagum Al, gue kagum sama Lo, apa boleh gue menaruh perhatian juga perasan lebih ke Lo"
"Zam--gu--"
"Al, gue nggak minta Lo jadi pacar gue, gue mau Lo jadi pendamping hidup gue, menjadi ibu untuk anak-anak gue, menjadi istri yang akan gue jaga hingga kita ke surga nanti "
"Zam--"
"Alya keruangan saya sekarang " suara berat, dingin terdengar jelas di pendengaran dua sosok yang mendongak menatap Rafa dengan raut wajah datar.
Jantung Alya berpacu dengan cepat, peluh mulai bercucuran dengan tangan yang saling terpaut di bawah meja.
"Ya Allah, mas Rafa pasti salah paham lagi" batin Alya.
"Kamu dengar saya kan, Alya"
"Ii--iya pak" Alya mengekor di belakang Rafa dengan perasaan takut, sedangkan Azzam yang tidak tau menahu menyibak rambutnya prustasi, ia ingin mengutarakan perasaan nya tapi Rafa datang di waktu yang tidak tepat.
"Alyaaa, besok gue mau ngomong yang serius sama loo" teriakan Azzam menggema di perpustakaan, semakin panas dingin lah Alya di buatnya, sudah pasti Rafa mendengar semua nya
...
"Kunci Pintunya" Alya tidak berani mendekat, ia berdiri di ambang pintu depan Tangan yang terus meremas tali tas nya, keadaan sekarang seperti Dejavu.
"Ke sini" Alya tidak bergeming
"KESINI SAYAA BILANG"
"Maas... Please dengerin dulu"
"Dengar apa, saya liat, saya dengar sendiri, apa yang mau kamu jelaskan, ooh apa.kamu mau bilang kalo kamu menerima tawaran Azzam untuk menikah dengan nya, cih dasar murahan "
"Tega banget kamu ngomong kaya gitu mas, semurahan itu kah aku di mata mas, setidak ada kah hargadiri ku di hadapan mas"
Rafa berdecak
"Senang kamu sekarang, ingat Alya kamu itu sudah bersuami, apa pantas duduk berdua dengan pria lain"
"Mas aku nggak berdua, ada Jihan juga mass, percayalah... Jihan kelantai dua nyari buku "
"DIIAAAM, KEBANYAKAN ALASAN KAMU, ALYA" pria itu berdiri menghampiri sang istri, perlahan Alya mundur kala Rafa semakin dekat, jujur ia takut, tatapan tajam Rafa membuat nya merinding.
"Ma--mas, mau apa" Alya hanya bisa menegak salivanya, Rafa mengurung sang istri dengan kedua tangan nya, perlahan telapak tangan Rafa mengelus sensual sisi kiri wajah Alya, bulu kuduk alya meremang, matanya memejam ketakutan.
"Kamu itu milik saya Alya, hanya milik SAYAAA" teriak Rafa tepat di telinga Alya.
Rafa mendekatkan wajahnya, ia sedikit menunduk agar wajah nya dengan sang istri sejajar, ia me dekatkan kepalanya untuk menyatukan bibir nya dengan bibir ranum sang istri, cukup lama hingga alya terpaksa mendorong dada Rafa agar berhenti jika Rafa tidak berhenti nafasnya lah yang akan berhenti.
Alya terengah-engah mengatur nafas, wanita itu hampir saja ke habisan Nafas, air matanya mulai menetes, perlakuan Rafa benar benar melukai perasaannya, wanita itu terisak ia merosot duduk bersimpuh di hadapan Rafa, tangannya ia gunakan menutup wajah, Rafa mengacak pinggang nya, ia sendiri bingung kenapa bisa setidak suka itu melihat Alya dekat dengan Azzam, ia cemburu melihat istrinya mendengar pengakuan cinta dari pria lain di hadapan matanya.
Flashback on
"Assalamualaikum pak, hari ini apa bapak ada waktu luang, saya mahasiswa bimbingan bapak, saya ingin konsul Jika bapa memiliki waktu" pesan singkat dari salah satu mahasiswa bimbingannya, Rafa baru saja menyelesaikan pekerjaan di kantor sang ayah.
"Iya, saya tunggu di perpustakaan jam 11 siang nanti "
"Siap pak, makasih " begitulah kira-kira isi pesannya, Rafa ingin sekalian mencari buku, itu sebabnya ia meminta bertemu di perpustakaan saja, sesampainya di sana ia justru di suguhkan pemandangan yang membuat hatinya bergemuruh hebat, Alya dan Azzam, Rafa mendengar dengan jelas apa yang Azzam katakan pada Alya, tapi kedua orang itu tidak menyadari kehadiran Rafa di dekat mereka, amarahnya memuncak dengan pengakuan cinta terang terangan yang Azzam katakan pada alya.
Flashback off
Alya masih menangis, ia menangis tanpa sedikitpun suara, hanya bahunya yang bergetar, Melihat sang istri ada rasa bersalah di hatinya, Rafa ikut merubah posisi duduk di hadapan Alya, ia peluk wanita yang terisak itu.
"Husss, diam lah"
"Aku nggak bisa kaya gini terus mas, aku sudah berusaha menjauh, tapi sebelum kita menikah... aku dan Azzam sudah dekat, aku sudah berusaha menjauh tapi sulit mas, keadaan yang memaksa, aku ingin mengatakan tepat di wajahnya untuk menjauh karena aku sudah bersuami, ta--tapi aku nggak bisa mas" lirih Alya di pelukan Rafa.
"Aku sudah berusaha mematuhi aturan pernikahan kita, aku tidak dekat dengan siapapun selama kontrak kita masih berjalan, tapi aku hanya manusia biasa mas, aku nggak bisa mengontrol sesuatu yang tidak aku inginkan, iyaa... Azzam mengatakan perasaanya, jika hati ini belum terpaut pada mu mas, mungkin aku sudah berbunga bunga karena pengakuan Azzam, tapi... Hati ini sudah begitu terikat dengan mu mas, aa--aku mencintai kamu mas, aku sayang kamu, aa--aku cinta dan menaruh perasaan lebih pada mu, aa--aku tau aku salah, aku Melanggar janji, tapi aku juga nggak bisa menahan perasaan ini, mas"
"Cukup Alya " sentak Rafa,
"Iya, aku tau aku salah tidak seharusnya a--"
"diam lah Alya "
"Aku harusnya mematuhi per--"
"DIAAAM SAYA BILANG, APA KAMU TULI"
alya memberontak ingin melepaskan diri, tapi Rafa mempererat pelukannya,
"Lepas mas, lepaasss "
"Saya juga cinta sama kamu Alya, saya sayang sama kamu"
Degg
tapi Kenapa ya like' nya dikit ya