Nadia adalah cucu dari Nenek Mina, pembantu yang sudah bekerja di rumah Bintang sejak lama. Perlakuan kasar Sarah, istri Bintang pada Neneknya membuat Nadia ingin balas dendam pada Sarah dengan cara merebut suaminya, yaitu Majikannya sendiri.
Dengan di bantu dua temannya yang juga adalah sugar baby, berhasilkah Nadia Mengambil hati Bintang dan menjadikannya miliknya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Nadia berangkat sekolah lebih cepat dari biasanya, dia berusaha menghindari Bintang. Setelah membantu Tuti seadanya di dapur, Nadia pun berangkat sekolah.
Sementara itu Bintang yang baru bangun tidur karena kelalahan semalaman menggempur istrinya buru-buru masuk kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia ingin bertemu Nadia karena tahu gadis itu pasti menunggunya tadi malam.
Setelah rapi dengan pakaiannya, Bintang segera keluar kamar setelah mencium kening istrinya yang masih tergeletak kelelahan di tempat tidur. Saat turun, mata Bintang nerkeliling mencari sosok yang di carinya, tapi sayangnya sosok yang di cari Bintang itu sudah pergi sekolah sejak tadi.
“Nadia sudah ke sekolah?” tanya Bintang pada Tuti.
“Iya, Tuan. Tadi Nadia sempat membantu saya di dapur sebelum berangkat sekolah,” jawab Tuti. Bintang hanya mengangguk, dia lalu duduk sendiri di meja makan. Dia yakin Nadia pasti kecewa padanya. namun, Bintang tidak bisa menghentikan apa yang dia lakukan karena dia benar-benar ingin melakukannya. Apa lagi dalam penglihatannya, dia sedang bercinta dengan Nadia dan bukan dengan Sarah.
Di kamar utama saat Sarah bangun dan melihat matahari sudah sangat tinggi di luar sana, tak henti-hentinya dia memaki suaminya yang membuatnya sampai kelehana hingga tidak tidur sampai tidak sadar jam sudah hampir menunjukkan pukul sebelas siang.
Itupun mungkin dia belum bangun seandainya ponselnya tidak terus berdering. Sarah melihat ada puluhan panggilan tidak terjawab dari asistennya, juga dari beberapa klien lainnya. Sarah mengabaikan itu semua dan langsung menghubungi Bintang. Sialnya, Bintang tidak menjawab panggilannya. Sarah yang kesal membanting ponselnya di tempat tidur dan bergegas membersihkan dirinya di kamar mandi.
Sarah turun tergesa-gesa sampai menabrak salah satu pembantu baru, bukannya minta maaf, Sarah malah memaki pembantu itu karena menghalangi jalannya. Wanita yang masih muda itu ingin membela dirinya tapi Tuti yang melihatnya dari jauh menggelengkan kepalanya memberi kode agar jangan mengatakan apapun.
“Kenapa sih pembantu di rumah ini tidak ada yang beres,” oceh Sarah sambil terus berjalan menuju mobilnya.
Saat mobil Sarah sudah meninggalkan halaman rumah, Tuti segera menghampiri pembantu itu dan mengelus pundaknya.
“Nyonya memang begitu, jangan di masukka ke hati,” kata Tuti. Mereka lalu melanjutkan kembali pekerjaannya.
Pelajaran telah usai, bel sudah berbunyi dengan nyaring membuat semua murid yang sudah sejak tadi menantikan suara bell itu bersorak gembira. Hari ini mereka telah menyelesaikan semua pelajaran yang di berikan oleh para guru. Mengerti tau tidak, pelajaran hari ini telah usai.
Hari ini Vanesa dan Angel sudah kembali ke apartemen setelah seminggu tinggal di rumah masing-masing. Bagi anak yang mendapatkan kasih sayang di dalam rumah, meninggalkan rumah adalah pilihan terakhir jika mereka harus menghabiskan malam bersama teman-teman.
Tapi bagi Vanesa dan Angel, meninggalkan rumah dan tinggal sendiri merupakan pilihan utama ketika rumah sudah tidak senyaman rumah pada umumnya.
“Mau jenguk Nenek?” tanya Vanesa, Nadia menggeleng.
“Aku boleh nggak nginap di apartemen kalian, hari ini kalian sudah tinggal di apartemen kan?” Vaensa dan Angel saling pandang mereasa ada yang tidka beres dengan Nadia.
“Kamu kenapa lagi sama Tuan Bintang kamu itu?” tanya Vanesa. Sudah pasti hal yang membuat Nadia galau adalah Bintang.
“Aku nggak tahu,” jawabnya dengan lesu. Vanesa dan Angel hanya bisa menarik anfas melihat drama percintaan Nadia dan Bintang.
Tentu saja tidak akan berjalan mulus. Hubungan terlarang antara majikan dan pembantunya itu tidak akan seperti kisah cinta biasa antara laki-laki dan wanita. Selain Bintang sudah memiliki istri, Bintang juga berasal dari keluarga kaya raya yang tidak mungkin menerima seorang pembantu menjadi bagian dari keluarga mereka.
Hanya Nadia yang terlalu percaya diri untuk melanjutkan hubungan terlarang itu. Tapi rasa cemburunya benar-benar sulit untuk di bendung.
“Aku mau di jemput sama Om Alex,” kata Vanesa. Dia sudah tidak sabar bertemu dengan sugar daddynya itu, dia ingin mengobati rindu karena tidak bertemu selama beberapa hari, begitu juga dengan Angel, dia dan Bryan juga sudah membuat janji untuk bertemu hari ini.
Wajah Nadia cemberut, seandainya Bintang juga menjemputnya seperti Vanesa dan Angel yang di jemput sugar daddy mereka.
Baru saja terlintas dalam pikiran Nadia, mobil yang dia kenali milik Bintang itu berhenti tepat di depannya. Nadia terkejut bukan main saat melihat dari balik kaca yang terbuka ada Bintang di balik kemudi dengan memakai kaca mata hitamnya.
Nadia mendekati mobil itu dengan tidak percaya, “Ayo naik” seru Bintang dari dalam mobil. Nadia berbalik melihat Vanesa dan Angel dengan wajah bingung dan tidak percaya, Vanesa yang melihat Nadia hanya diam saja mendekati mobil Bintang. Dia membuka pintu depan dan menarik Nadia untuk masuk ke dalam.
“Hati-hati ya, Om” kata Vanesa menunduk dengan sopan dan melambaikan tangannya pada Nadia.
Di dalam mobil Nadia masih terdiam tidak percaya Bintang menjemputnya di sekolah. Padahal hal itu hanya ada dalam khayalannya saja.
“Kamu kenapa, Nad?” suara Bintang di sampingnya membuat Nadia percaya kalau laki-laki yang menjemputnya di sekolah memang adalah Bintang.
“Tuan Bintang” kata Nadia pad aakhirnya.
“Kenapa kamu kaget begitu melihat saya” Bintang tersenyum melihat wajah terkejut Nadia yang sangat lucu.
“Kenapa Tuan jemput saya ke sekolah?” Bintang menghela nafas.
“Nad, kita kan sudah sepakat kalau kamu tidak akan berbicara formal denganku. Dan kamu masih selalu memanggilku Tuan Bintang. Aku merasa seperti ada jarak yang memisahkan kita kalau kamu seperti itu,”
Nadia menatap Bintang, lama dia menatap laki-laki itu kemudian kembali mengarahkan pandangannya pada jalan di depannya. Hanya pandangannya saja yang berada di jalanan itu, tapi fikirannya ada pada laki-laki yang duduk di sampingnya.
“Tuan, kita ini sebenarnya apa sih?” Bintang mengekrutkan keningnya mendengar pertanyaan Nadia.
“Tuan sudah punya Nyonya yang begitu cantik, kenapa Tuan masih mendekati saya? Walaupun saya memang menyukai Tuan dan ingin memiliki Tuan, tapi saya sadar kalau itu tidak mungkin” Bintang meminggirkan mobilnya, dia tidak bisa menjawab pertanyaan gadis itu jika konsentrasinya ada pada jalan di depannya.
“Kalau kau mau jawabannya, aku juga tidak tahu kenapa. Aku hanya ingin berada di samping kamu, Nad. Aku juga ingin memiliki kamu”
“Jangan serakah, Tuan. Sudah ada bidadari seperti Nyonya Sarah di samping Tuan, apa lagi yang Tuan Bintang cari”
“Nadia, bukankah kita sudah membahas ini, bukankah kita sudah sepakat untuk menjalani hubungan ini dan kamu tidak keberatan”
“Tapi saya ingin hubungan yang normal, saya ingin anda hanya untuk saya. Saya bisa gila membayangkan Tuan dengan Nyonya berdua di dalam kamar sementara saya sendiri menunggu kapan Tuan akan datang menemui saya”
Bintang menghela nafasnya, Nadia pasti marah karena semalam.
“Jadi kamu mau apa?” tanya Bintang. Kali ini Nadia yang menghela nafas.
“Kalau Tuan belum bisa memilih antara saya dan Nyonya, Tuan harus adil membagi waktu Tuan karena saya juga membutuhkan, Tuan” Nadia sudah benar-benar kehilangan akal sehatnya.
“Tanpa kamu minta pun, Nad. Saya aka membagi waktu untuk kamu dan Sarah” Bintang mengusap lembut rambut Nadia.
“Sekarang kita bisa jalan lagi?” tanya Bintang ingin memastika kalau Nadia sudah merasa lebih baik. Nadia mengangguk dan Bintang pun melajukan kembali mobilnya.