WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hecticnya bunda
Ternyata mengagungkan rasa gengsi tak membuatnya meraup untung. Kini ia harus menebalkan kulit wajahnya setebal kulit tapir, saat ia dengan gamblang meminta Arka untuk membantunya melangkah menuju kamar mandi. Tapi untungnya, Arka adalah manusia paling kalem dan kaku seantero Jakarta, hingga tak mempermasalahkan rasa tak tau malu Shania.
"Ya udah, karena mas yang maksa. Aku mau mandi !" Shania mengulurkan kedua tangannya untuk ditarik Arka. Arka mengulas senyumannya, menarik kedua tangan dengan salah satu jemari manisnya terpasang cincin emas putih pengikat dirinya dan Shania.
"Air hangat ?"
"Air dingin aja, aku keringetan," ketusnya. Dengan mudahnya badan kecil Shania digendong menuju kamar oleh Arka. Jika besok presiden mengadakan kontes warga negara tak tau malu, mungkin Shania adalah salah satu kontestan paling diunggulkan.
*********************
"Bunda !"
"Astaga, anak bunda kenapa bisa begini ?! itu kakinya udah kaya nasi lemang ! dipakein bungkusan ?!" bunda selalu diribetkan dengan beberapa box kue yang ia bawa, bukan hanya kue, tapi ada juga masakan kesukaan Shania, dan buah buahan. Seperti disini Shania tak diberi makan saja. Kini kita tau gen hectic Shania berasal dari mana.
"Jadi apa kata dokter ?!"
"Dislokasi sendi bun, sudah dibenarkan lagi posisinya ke semula. Hanya tinggal pemulihan, " jawab Arka.
"Udah sekarang mah jangan diijinin lagi main basket, Ka..selalu aja gini, ceroboh. Dulu celaka motor, sempet nabrak kerumunan bapak bapak lagi pada main gapleh, sampe kakinya ketimpa motor terus dipasangin gips juga !" jujur bunda, membuat gadis ini mengubur dalam dalam wajahnya di bawah lantai rumah Arka. Sepertinya bunda dan Kala merupakan manusia satu tipe, manusia dengan kadar jujur setingkat legendary.
"Si bunda ih, pake dibuka buka. Itu mah udah case close, namanya juga hidup ! kalo ga mencoba jatuh ya ga akan tau yang namanya pengalaman," cebik Shania. Ibu dan Arka hanya menjadi penonton setia debat ibu dan anak di depannya dengan sesekali tawa diantara mereka.
"Tapi pengalaman kamu mah, bikin semua orang hectic, coba pengalaman tuh yang enak enak, yang bikin orang orang ga usah sport jantung, kalo ga dipanggil sekolah, dipanggil warga, atau ngga polisi !"
"Biar antimainstream ! sayang bunda banyak banyak," jawab Shania mengecup pipi bundanya.
"Kaya begini aja sayang bunda banyak banyak, ih meni pengen nakol !" (ih berasa pengen mukul/getok).
"Kapan bisa buka gips Ka ?" tanya bunda.
"Insyaallah semingguan bun," bunda terlihat mengangguk angguk.
"Bunda ga ke toko ?!" tanya Shania.
"Ada mbak Dina, "
"Dari rumah sakit dikasih obat pasti, " tebak bunda tak salah lagi, demi apa ?! kenapa seharian ini pembahasan obat tak ada habisnya. Shania sudah menggembungkan pipinya, tak mau hal ini dibahas lagi.
"Udah minum obat belum ?" tanya bunda sanksi.
"Udah, bun !" bukan Shania yang menjawab tapi Arka.
"Wah, hebat ! gimana caranya, nih anak susah banget minum obat, kaya ibarat masukkin gajah ke dalem botol, impossible !" decak bunda kagum.
"Ah udah ah ! ga usah dibahas, " jawab Shania yang sudah memerah di wajahnya. Ibu Arka mengulum bibirnya.
"Ayo bu, ikut makan...sudah mau masuk jam makan siang, " ajak ibu Arka bersuara kalem dan lembut.
"Iya bu,"
"Assalamualaikum, "
"Waalaikumsalam, Nez !!!"
"Hay bunda ! pak, bu !" Inez salim takzim.
"Inez, nyampe juga kesini ?" tanya bunda.
"Iya bun, ga susah ko cari rumah pak Arka, "
"Diluar yu Nez, " ajak Shania. Belum Shania meminta, Arka sudah membantunya beranjak dari kursi, sungguh suami perhatian.
"Mas, malu !" Shania terkesiap. Tapi ia tak menggubrisnya, malah membawa Shania ke kursi di teras, Inez mengekor.
"Sha, di rumah ada bunda sama ibu, mas ke cafe dulu..ada kerjaan yang harus mas urus, " wajah Shania sudah memerah demi melihat ekspresi Inez yang sudah menahan kedutan di bibirnya siap meledakkan tawanya.
"Iya, mas !" jawab Shania.
Arka masuk ke dalam rumah memakai jaketnya dan membawa tas laptop juga kunci mobil.
"Hati hati di rumah, kalo ga bisa ke toilet sendiri minta tolong ibu, atau bunda. Kalo ada apa apa telfon saja, nanti mas pulang. Nanti mau dibawakan apa dari cafe ?" tanya Arka.
Shania menggeleng, "engga usah, di rumah udah banyak makanan, " jawab Shania.
"Jangan lupa bentar lagi minum obat, mas udah kasih tau ibu sama bunda kalo kamu mesti minum obat, biskuit sama pisang masih utuh !" sumpah demi apa, Arka sudah seperti ibu ibu di pasar senen kalo lagi nawarin barang begitu detail.
"Iya mas ! udah sana pergi aja !" usir Shania. Arka menyodorkan tangannya, Shania menyalami takzim tanpa mengucap sepatah kata pun, itupun tak luput dari pandangan Inez.
"Nez, saya duluan !"
"Iya pak ! hati hati !!" pekik Inez berseru sambil melirik lirik ke arah Shania yang sudah duduk tak nyaman, seakan gadis itu tau, sejuta ledekan siap meluncur bebas dari mulut Inez untuknya. Pandangan kedua gadis itu masih mengikuti pergerakan mobil Arka hingga hilang di ujung ekor mata.
"Hahahahahaha !"
"Cie mas, udah damai nih ? mas apa dulu nih. Mas 24 karat apa mas sayang ?"
"Diem loe ! ck, " decaknya kesal.
"Hampir aja si Cakra mau ikutin gue kesini Sha, " Inez mengurut dadanya lega.
"Terus, loe bisa lolos ?! Cakra kan banyak anak buahnya ?" tanya Shania khawatir, jika lambat laun teman teman sekolahnya akan tau statusnya dan Arka.
"Gue takut Nez, lambat laun satu sekolah bakalan tau status gue sama pak Kala ! kalo sampe sebelum lulus status hubungan gue bocor, gimana nasib gue, Nez ?"
"Loe tau sendiri nasib si Maya aja kemaren gimana ? ko gue jadi aware ya !" Shania menggigiti kuku jarinya, seperti kebiasaannya jika panik dan takut.
"Santai aja lah ! kan pak Wildan (kepsek) juga tau, pak Arka juga ga akan tinggal diam, kalo sampe itu terjadi !" Inez dengan santainya meraih gelas jus jeruknya dan merogoh keripik dari toplesnya.
"Jadi sekarang udah punya nama kesayangan nih ?" Inez menaik turunkan alisnya menyebalkan.
"Ga usah dibahas !" ketusnya, membuat Inez tertawa.
"Kalo diliat liat loe berdua sweet juga deh, ngiri gue !" wajah Shania semakin keruh.
"Bisa ga sih ga usah bahas terus mas...pak Kala !" wajahnya sudah merah padam begitu Inez kembali meledakkan tawa meledeknya.
Bukannya menyetujuinya Inez malah semakin penasaran dengan membahasnya.
"Pak Arka manis banget sih, ga nyangka gue ! orang galak gitu, peka sama hal hal sepele."
"Apanya yang manis, yang ada dia tuh kaya daun kering, kaku..keras...garing !" gerutuan Shania. Mesum pula !
"Tapi survey membuktikan loh Sha, cowok cowok kaku and dingin kaya gitu, aslinya romantis, sweet ! bikin meleleh," jawab Inez lenye lenye.
"Cih, mitos ! " padahal pipinya sudah merona mengingat kejadian semalam.
"Kalo loe pengen meleleh, diem aja di atas lava pijar gunung merapi ! dijamin loe meleleh cuma beberapa menit aja !" jawab Shania.
"Ck, udah bucin baru nyaho loe !" goda Inez di tengah kunyahan nya.
"Eh, iya ! ko gue baru kepikiran sih Sha !" Inez menegakkan duduknya.
"Itu kabar pacarnya pak Arka gimana ?" bisik Inez hati hati dengan sesekali melirik ke arah pintu.
"Ga tau gue, gue ga sekepo itu buat nanya nanya ! setau gue sih, mas Kala bilang mereka udah putus, tapi ga tau juga !" gidik Shania tapi hatinya mencelos, rasanya lubang di hatinya masih begitu menganga, tapi apa penyebabnya gadis itu tak tau, ia begitu minim ilmu dan pengalaman pasal urusan hati, entah karena ia yang takut tergelincir dan dilengserkan lalu menyandang status janda di usia muda, secara ia tak memiliki kekuatan apapun di hati Arka, atau karena ia yang sudah jadi perusak hubungan antara Arka dan Alya.
"Malah pada ngobrol terus diluar, mau jadi pager ayu ? Nez ! ayo gabung makan sama bunda !!" ajak bunda.
"Ini sambel buatan ibunya Arka enak, mantap !" pekik bunda lagi.
"Iya bun !!"
.
.
.
nyambung dimana tuh panggilan? gak ada keren"nya gak sepaket amat. mereka masih muda bagusnya mommy daddy, ayah ibu ketuaan untuk mereka terlebih sih shania. kan kalau mommy kece buat shanian...hot mommy,..lah kenapa beda sama si lakinya berasa salah satunya orang tua sambung si xia😪
baru bener😪