Emily Gabriella Putri seorang gadis cantik berumur 25 th terpaksa harus bersandiwara menggantikan saudari kembarnya Emilia Karmila menjadi tahanan seorang mafia,karena telah melukai adik seorang mafia berkuasa bernama Albert wheeler.
Emily akan berusaha kuat untuk melindungi keluarganya.
Dan bagaimana perasaan Emily ketika mengetahui jika seseorang yang ia cintai adalah seseorang yang telah membuat ia merasa terpuruk selama 5 tahun lama nya.
“Tidak mungkin..laki-laki itu tidak mungkin Albert”gumam Emily dalam hati
Penasaran?
Yuk mampir
Selamat berhalu ria!!!!!!!!
Selamat berhalu ria
MOHON MAAF UNTUK KETIDAKNYAMANAN KALIAN DALAM MEMBACA CERITA INI. KARYAKU YANG INI MASIH DALAM PROSES REVISI PERBAB, GUNA MENYEMPURNAKAN TATA BAHASA MAUPUN TANDA BACANYA YANG MASIH SANGAT BERANTAKAN. BAGI KAIAN YANG SUDAH MEMBACA, MOHON MAAF JIKA TERGANGGU DENGAN NOTIF UPDATENYA. JIKA BERKENAN, KALIAN BISA MEMBACA ULANG.
TERIMA KASIH UNTUK PENGERTIANNYA
HAPPY READING🫶🏻
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Oming32, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 8
Menghela nafas panjang tatkala mendengar pengakuan Leon, Albert tak habis pikir dengan hati putranya yang begitu lembut. Masih saja malaikat kecil ini mendambakan kasih sayang sang ibu, padahal telah diperlakukan kasar pun acuh oleh Emilia.
Masih sesenggukan Leon didalam pelukan hangat sang ayah, hingga perhatiannya teralihkan oleh sosok perempuan yang terduduk dilantai. Mengerjap lucu kedua pupilnya, memperhatikan objek yang nampak tidak asing itu.
“Mommy, itu mommy?” Berseru dengan suara seraknya, menatap kedua mata sang ayah untuk mencari jawaban.
Terdiam, spontan Albert merasa terkejut pun menoleh cepat ke arah wanita yang ia lupakan kehadirannya. Mengangguk pelan, mulai kebingungan harus menjawab pertanyaan Leon seperti apa.
“Hm, itu mommy.” Tak bisa Albert mengarang sebuah kebohongan, sebab wanita itu memang kekasihnya, meski dirinya masih ragu akan fakta itu.
Sontak Leon memberontak, meminta untuk segera diturunkan dari gendongan sang ayah. Berlari kecil, buru-buru ingin menghampiri wanita yang sangat ia sayangi. Tanpa aba-aba, bocah itu menghamburkan pelukannya kepada wanita yang ia kira adalah sosok sang ibu.
“Mommy, i miss you” tangisannya kembali pecah, begitu erat ia memeluk wanita itu. Sesenggukan, benar-benar Leon tunjukan betapa besar kerinduannya kepada sang ibu.
Sedangkan Emily, ia hanya membeku bisu. Bertanya-tanya tentang siapa malaikat kecil ini dan mengapa sampai menangis saat bertemu dengannya. Namun yang pasti, Emily dapat merasakan bagaimana tulusnya kasih sayang anak ini.
Beberapa detik berlalu, Leon tiba-tiba melepas pelukannya. Mata bulatnya yang merah menatap Emily, bingung sebab pelukannya tak terbalaskan. Dan begitu pun Emily yang bingung harus bersikap seperti apa sekarang, sebab otaknya masih berusaha mengingat sesuatu.
“Apakah mommy tidak lindu dengan Leon?” Tertunduk sedih, malaikat kecil itu tak lagi menangis. Namun dapat Emily lihat rasa kecewa dimatanya.
“Ah iya, anak kecil ini, putra kak Emilia” gumam Emily dalam hati, akhirnya mengingat tentang anak laki-laki yang ada didepannya.
“Tentu saja mommy sangat rindu denganmu, sini peluk mommy.” Tersenyum ramah, Emily rangkul tubuh mungil itu dan memeluknya hangat. Pelukannya tulus, bukanlah sebuah rekayasa untuk mengisi perannya sebagai seorang pengganti. Pada dasarnya, Emily memiliki hati yang lembut pun penyayang. Tentu ia tidak akan tega melihat malaikat kecil ini bersedih.
Begitupun Leon, wajahnya sontak berseri. Senyumnya mengembang sempurna, membalas pelukan sang ibu tak kalah erat. Bertengger wajah manisnya di ceruk leher Emily, merasa sangat senang. Hingga matanya kembali teralihkan dengan sesuatu hal.
“Mommy” Leon melepaskan pelukannya lagi. Tangan dengan jari-jari mungil itu, menyentuh leher Emily yang mulai meninggalkan jejak kemerahan. Sedikit meringis, dapat Emily rasakan perihnya bekas cengkraman Albert tatkala kulit tangan Leon yang halus, menyentuh lehernya.
“Mommy sakit? Ini sangat melah” begitu penasaran, matanya terus memperhatikan leher serta dagu sang ibu. Sedangkan Emily, ia merasa bingung harus menjawab seperti apa pertanyaan malaikat kecil ini. Akan sangat lucu jika ia mengatakan, sang ayahlah pelakunya.
“Daddy, apa daddy menyakiti mommy?” Mata Leon kini beralih kepada sosok tegap yang masih berdiri dibelakang mereka. Menyipit kedua matanya, telah menaruh curiga ia kepada sang ayah yang juga memilih diam.
Berdiri dengan raut wajah kesal, Leon kembali menghampiri sang ayah. Berkacak pinggang, ditatapnya Albert dengan marah.“Daddy jahat. Daddy membuat mommy sakit” tuduhnya.
Bukan tanpa alasan anak kecil itu menuduh ayahnya sendiri, sebab beberapa kali Leon mendapati sang ayah melakukan kekerasan terhadap beberapa anak buahnya. Untuk itu, ia berasumsi jika kali ini sang ayah juga yang menyakiti ibunya.
“No, no, daddy tidak menyakiti mommy”jawab Albert cepat-cepat tatkala mendapat tuduhan dari putranya. Meski kenyataannya memang seperti itu, tentu saja Albert tidak ingin Leon mengetahui kejadian aslinya.
“Bohong, pasti daddy yang menyakiti mommy kan?!Aku pelnah melihat daddy memukul pengawal.” Albert terkejut dengan pengakuan putranya. Selama ini ia telah berusaha menyembunyikan segala sesuatu yang berbau kekerasan, dari putranya itu. Tapi ternyata, Albert kecolongan dan sungguh membuatnya menyesal.
“Hey, hey dengarkan daddy dulu-,” Albert tengah berusaha membujuk putranya, namun sepertinya gagal. Leon telah marah dan memilih untuk menghampiri sang ibu, alih-alih mendengarkan penjelasan daddynya.
Kembali ia berdiri dihadapan Emily dan menyentuh bekas kemerahan itu. Tatapan matanya sendu, telah bersiap untuk menangis kembali“Ini pasti sakit, ya kan mommy?”
Emily menggeleng cepat “Ti-tidak, ini tidak sakit” bohongnya. Emily tak ingin membuat malaikat kecil ini sedih jika saja ia menjawab jujur pertanyaan itu. Dan lagi, tatapan Albert cukup membuatnya merinding takut.
“Mommy, kita halus belobat. Ayo, ayo kita belobat mommy” ajak Leon, menarik tangan kiri Emily, memintanya untuk ikut.
Emily kebingungan dibuatnya, tidak tahu harus melakukan apa. Satu sisi takut dengan Albert, yang tak henti menatapnya tajam. Satu sisi dia kasian kepada Leon yang dengan susah payah menariknya.
“Ikutlah dengannya!” Albert memberi perintah, yang dijawab dengan satu kali anggukan kepala.
Emily beranjak bangun meskipun dengan bersusah payah. Dia raih tubuh mungil Leon dan menggendongnya keluar, meninggalkan ruangan itu serta Albert seorang diri. Tanpa menoleh sedikit pun, sangat-sangat merasa bersyukur setidaknya ia telah diselamatkan oleh malaikat kecil ini.
Masih di dalam ruangan, Albert nampaknya berpikir keras. Manik coklat dan sikap lembut wanita itu membuatnya semakin yakin, jika dia bukanlah Emilia. Tidak ada sejarahnya, Emilia mau menggendong putranya sendiri. Jangankan menggendong, memeluk pun rasanya tidak sudi.
“Clifton” panggilnya. Sigap sang sekretaris masuk ke dalam sana.
“Clifton kau selidiki siapa wanita yang dikirim oleh Justin.”perintah Albert
“Emily, dia adalah saudari dari nona Emilia. Mereka termasuk dalam kembar identik, dari segi wajah dan perawakannya sangatlah mirip. Keduanya memang sangat sulit untuk dibedakan tuan. Sedari kecil mereka berdua tinggal secara terpisah, nona Emilia di asuh oleh Justin dan nona Emily bersama kedua orang tuanya. Selama ini, publik tidak tahu jika nona Emilia yang berprofesi sebagai seorang model, memiliki saudari kembar. Sebab identitas nona Emily seperti disembunyikan, begitu pun dengan penampilannya yang sengaja dibuat berbeda. Dan saya juga menemukan fakta, jika nona Emily bekerja sebagai sekretaris dari tuan Dareen.” jelas Clifton panjang lebar seakan tahu informasi apa yang diinginkan tuannya.
Bersambung...