(Sedang dalam proses perbaikan kata)
Ketika semua teman-temannya sudah menikah dan memiliki keluarga, Aldo seorang pria yang usianya hampir mencapai 30 tahun masih berjuang dalam urusan percintaannya. Ia telah bergonta-ganti pasangan lebih dari 100 kali dengan hubungan yang hanya berjalan selama beberapa Minggu dan tidak pernah lebih dari 1 bulan.
Di tengah sakit hatinya ketika kembali diputuskan oleh pacarnya yang entah sudah ke berapa kalinya, sebuah system kemudian datang untuk membantunya.
[Saya adalah system yang akan membantu Anda untuk menjadi seorang pria sejati, anda terpilih oleh system karena anda merupakan orang paling menyedihkan di dunia ini.]
Kedatangan system dengan banyak kemampuan spesial yang bisa ia dapatkan dengan mudah memanglah mengubah kehidupan Aldo 360 derajat, tapi misi yang diberikan oleh system juga sangatlah tidak masuk akal.
[Menikah dan membuat 10 anak. Hadiah: 1 miliyar Poin System, 1 miliyar Poin Kemampuan, 100 Miliyar Dollar, 100 tahun t
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chp 19: Mengantar Katharine Pulang
Awalnya Katharine hanyalah gadis biasa yang hidup damai dengan kedua orang tuanya, ia hidup serba berkecukupan karena ayahnya yang bekerja sebagai manajer di kantornya dan ibunya yang memulai usaha kue di rumah.
Katharine biasanya menghabiskan waktu bersama dengan teman-temannya sepulang sekolah dan membantu ibunya membuat kue ketika luang.
Tidak ada yang salah dengan kehidupan damai Katharine hingga berita tentang ayahnya yang melakukan korupsi mengubah segalanya.
Korupsi yang dilakukan ayah Katharine tidak main-main jumlahnya yakni sekitar 5 milliar rupiah, ia ditangkap dan langsung dijebloskan ke penjara setelah penyelidikan kepolisian mengonfirmasi jika itu benar.
Seluruh uang yang ayah Katharine korupsi tidak pernah sampai di keluarganya, jadi Katharine dan ibunya menentang keras kasus itu.
Namun rupanya polisi juga menemukan bukti bahwa seluruh uang yang di korupsi itu dilarikan oleh selingkuhan ayah Katharine yang membuat ibunya semakin syok sampai jatuh sakit.
Di tengah keterpurukan itu tidak ada satupun yang datang untuk menolong Katharine termasuk teman-temannya yang menghilang entah kemana.
Katharine tidak tahu harus berbuat apa, seluruh aset berharga keluarganya telah disita untuk melunasi semua uang yang di korupsi ayahnya dan bahkan itu masih belum cukup untuk melunasi hutang dengan jumlah tak sedikit itu.
Dengan terpaksa Katharine harus bekerja seorang diri demi melunasi hutang dan biaya berobat ibunya.
Beberapa bulan bekerja sebagai pelayan di salah satu restoran, Katharine masih belum menghasilkan cukup uang untuk biaya berobat ibunya.
Katharine merasa tidak berguna di pekerjaan itu dan memutuskan untuk keluar sebelum dia melihat lebaran perekrutan aktris di perusahaan FGC.
Siapa yang tidak tahu tentang perusahaan itu? Hanya dengan uang tunjangan hidup saja sudah cukup untuk seseorang bertahan selama bertahun-tahun, jadi tanpa pikir panjang Katharine langsung saja mencoba mendaftar.
Dia melihat proposal pendaftaran dan sedikit terkejut karena harus melalui serangkaian tes akting jika ingin lulus, dengan penuh tekad Katharine kemudian berlatih berhari-hari lamanya demi dapat berakting dengan baik.
Usahanya itu terbukti membuahkan hasil yang manis karena Katharine diterima masuk walaupun mengalami sedikit masalah di awal tadi.
Katharine sangat senang, tapi dia juga sedikit tidak nyaman ketika harus membaca naskah yang akan dia perankan nantinya.
Wajahnya memerah padam seiring matanya dengan cepat menelusuri serangkaian kalimat yang sangat eksotis di kertas bertuliskan 'Cinta bersemi satu malam di Prancis'.
Entah apa yang dipikirkan gadis itu, yang terlihat hanyalah dia sangat malu ketika harus membaca semua adegan dewasa yang dibuat sangat detail itu.
"A- apa aku harus memerankan karakter utama wanita di cerita ini?" Katharine bertanya penuh harap kepada Aria.
"Benar, kau harus memerankan seluruh adegan yang dilakukan si pemeran utama wanita." jawab Aria yang membuat pipi Katharine memerah padam.
"Aku tidak bisa melakukan ini, bahkan aku tidak pernah punya pacar apalagi berciuman seperti yang tertera di adegan ini." ujar Katharine menunjuk adegan ciuman panas di naskahnya.
Aria merasa kasihan melihat gadis polos di depannya itu, dia adalah gambaran gadis yang pantas untuk memerankan karakter polos dan naif seperti yang tertera di naskah.
Tapi bagaimanapun juga dia tidak bisa membuat Katharine melakukan apa yang tidak ingin dia lakukan, Aria tidak ingin timnya terlibat kasus pelecehan sek*ual jika Katharine melaporkan hal ini.
"Tidak masalah kalau kau ingin mundur dalam peran ini, aku bisa mencari kandidat yang lebih berminat dalam hal ini." Aria menghela nafas panjang.
"A- aku tetap pada peranku!" kata Katharine setelah merenungkan pilihannya sejenak.
Dia tidak bisa mundur begitu saja dalam hal yang sudah susah payah dia capai itu, dia rela kehilangan semua harga dirinya demi ibunya yang masih terbaring di rumah sakit.
"Bolehkah aku bertanya?"
"Apa itu?"
"Nantinya ... siapa yang akan menjadi pemeran utama prianya?" tanya Katharine, dia merasa harus tahu siapa pria yang akan melakukan hal itu dengan dirinya.
Sebelum Aria menjawab, Aldo sudah berkata, "Pemeran utama prianya adalah aku."
Katharine mengalihkan pandangannya melihat Aldo yang sedari tadi hanya duduk diam di sofa tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Tatapan mata Aldo yang tajam senantiasa memperhatikan wajah Katharine yang sedari tadi tersipu malu ketika tahu peran yang akan ia mainkan.
Bahkan sekarang setelah dia tahu jika pemeran utama pria yang akan melakukan berbagai aktivitas dewasa dengannya adalah Aldo, gadis itu menjadi tambah tersipu malu.
Katharine tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya ingin segera pergi dari situasi canggung itu.
"I- itu bagus, senang bekerjasama denganmu, sekarang aku harus pergi untuk menjenguk ibuku di rumah sakit!"
Katharine bergegas pergi, namun baru saja membuka pintu gadis itu sudah terdiam seolah mengingat sesuatu.
Aku tidak punya uang untuk pulang... - batinnya.
Aldo dan Aria tentu tahu kekhawatiran Katharine karena ia tadi sudah mengatakan kalau uangnya habis untuk datang kesini.
Jadi Aldo berdiri dari duduknya untuk menawarkan bantuan kepada Katharine, "Biarkan aku mengantarmu."
"Eh? Tapi-"
"Sudahlah, lagipula tidak baik bagi seorang gadis pulang larut malam seperti ini." imbuh Aria memotong bantahan Katharine.
Berduaan dengan seorang laki-laki saat larut malam jauh lebih berbahaya! - pikir Katharine berteriak histeris.
Seolah tahu kekhawatiran Katharine, Aria menambahkan, "Tenang saja, Aldo itu pria baik-baik, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan."
Pria baik-baik? - pikir Aldo menahan tawanya.
Karena paksaan dari Aria dan kondisi dompet yang memprihatinkan, mau tidak mau Katharine harus bersedia diantar pulang oleh Aldo.
Aldo tidak punya kendaraan apapun dan tidak enak jika harus mengantar seorang gadis menaiki bus, jadi dia meminjam mobil Aria yang lebih dari satu itu untuk mengantar Katharine.
Ugh ... sepertinya aku harus membeli mobil lain kali... - pikir Aldo.
Dia sudah punya cukup banyak uang sekarang, jadi tidak ada salahnya menghabiskan beberapa juta untuk membeli mobil daripada setiap hari harus menaiki bus yang padat penumpang.
Di dalam mobil sedan hitam yang dikendarai oleh Aldo itu, tidak ada satupun percakapan yang bisa terdengar.
Katharine masih merasa malu dan gugup di hadapan Aldo, orang yang nantinya akan berciuman dan melakukan berbagai hal dewasa dengan dirinya. Siapapun akan merasa gugup dalam situasi ini.
"Ekhem, kau sudah punya pacar?" tanya Aldo berdehem untuk memecah kecanggungan.
"Belum." jawab Katharine singkat.
Aldo melirik ke arah Katharine yang duduk disampingnya dan hanya bisa menundukkan kepalanya.
"Sebenarnya tidak masalah kalau kau mau mundur dari peran itu, kau juga tidak usah khawatir dengan biaya perawatan ibumu karena aku yang akan menanggung semuanya." kata Aldo tiba-tiba yang membuat Katharine sangat tercengang.
"A- aku tidak bisa membiarkanmu melakukan hal itu!" bantah Katharine.
Walaupun Katharine tidak terima dengan peran yang dia dapatkan tapi dia lebih tidak terima jika harus mendapatkan bantuan dari orang lain semudah itu.
Dia menghargai bantuan yang Aldo berikan, tapi tidak bisa menerimanya tanpa membalas budinya...
kapan2 dukung karya abal2ku ya suhu...judule 'Psikiater, psikopat dan Pengkhianatan... trmksh...
itu pun kalau gak keikut arus 🤭🤭🤭
apa author gak tahu harga kos sederhana dan layak 😂😂😂🤣🤣
maaf thoor