Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 33
Kotak hadiah berwarna merah di depan mata Sheren itu adalah hadiah pernikahan ke sekian yang mereka terima. Tumpukan kado di rumah saja belum mereka buka, sekarang ada lagi yang berasal dari beberapa sekretaris Tuan Winata yang merupakan Direktur Utama.
“Kado di rumah aja masih belum kebuka semua, yang ini juga ngantri lah!” kata Nathan yang memang selalu menyombongkan diri.
Sheren melirik suaminya dengan kesal. Laki-laki itu dengan siapa pun pasti akan selalu menyebalkan. Kesombongannya itu memang mengalahkan segalanya.
“Aku buka aja ya, mereka pasti nanyain nanti gimana reaksi aku sama Pak Nathan,” sahut Sheren antusias.
Sebagai karyawan biasa, tentu Sheren lebih paham apa yang akan dirasakan oleh para karyawan yang sudah memberinya hadiah itu.
Dengan hati-hati, Sheren membuka kotak hadiah yang sudah dihias pita dengan cantik. Sementara Nathan sudah menebak isinya pasti hal-hal yang sangat berguna untuk urusan ranjang.
Saat kertas pembungkus dibuka sempurna, Nathan memicingkan mata dengan rasa penasaran yang besar.
“Ini alat masak,” kata Sheren dengan senyum mengembang. Dia mendapatkan hadiah satu set panci dan juga buku resep masakan. Itu adalah benda yang sangat bermanfaat untuk memulai kehidupan berumah tangga.
Nathan sebenarnya kecewa, tapi melihat raut wajah Sheren yang terlihat bahagia itu, Nathan jadi heran.
“Kenapa kamu sebahagia itu hanya karena alat masak?” tanya Nathan pada akhirnya.
Sheren masih memegangi kado pernikahan yang diterimanya itu. Dia mengukir senyum dan menatap suaminya dengan bahagia. “Ini adalah kado pernikahan yang sangat bermanfaat. Aku bisa bikin kreasi masakan dengan ini.”
“Aku pikir hadiahnya lingerie, atau obat yang bikin Ucup tegangan tinggi terus,” sahut Nathan dengan sangat jujur.
Revan yang masih berada di ruangan Nathan pun tertawa terbahak-bahak karena imajinasi konyol yang keluar dari mulut Nathan itu.
“Nanti aku kirim tenang aja, Bos. Nggak nyangka juga ternyata masih butuh obat begituan,” ledek Revan yang tidak pernah takut untuk membuli anak bosnya itu. Dia melarikan diri setelah mengatakan itu pada Nathan.
Nathan ingin mengejar Revan tapi sayangnya laki-laki itu sudah keluar dengan menutup pintu ruangannya.
***
***
Sheren sedang menemani Nathan untuk bertemu dengan klien yang akan bekerja sama dengan perusahaan mereka. Seperti biasa, Nathan tampil rapi dengan balutan jas berwarna hitam yang senada dengan pakaian yang dikenakan oleh Sheren.
“Klien kita ini adalah seorang wanita berbakat, Pak. Jadi, dia ini model sekaligus brand ambasador untuk sebuah produk internasional yang diperdagangkan di negara kita,” jelas Sheren saat Nathan protes karena tidak ingin bertemu dengan model yang akan memasarkan produknya, tetapi karena papanya memaksa akhirnya Nathan pun bersedia menemui wanita itu.
Mereka sampai di restoran lebih dulu dan harus menunggu beberapa saat, dan Nathan mulai kesal karena waktunya harus tersita karena wanita itu.
“Kenapa harus model seperti dia sih? Kenapa bukan model yang lain saja? Lihat, dia sudah terlambat sepuluh menit!”
Sheren mengenal nafas berat. dia sendiri juga merasa kesal karena harus menunggu, tetapi model yang akan mereka temui ini sudah disepakati oleh banyak pihak.
“Ya udahlah tunggu sebentar aja! Lagian Baru sepuluh menit belum sejam,” Saut Sheren berusaha menenangkan suaminya itu.
Nathan menyeruput habis minuman di gelas miliknya, tetapi tiba-tiba dua orang wanita menghampiri mereka.
“Halo selamat siang!” sapa wanita yang menjadi model, rekan bisnis perusahaan.
Secara bersamaan, baik Natan maupun wanita itu sama-sama saling menunjuk dengan jari telunjuk mereka.
“Nathan!” sapa wanita itu.
“Hai Angel!” balas Nathan yang kamu dan mencium pipi kanan dan pipi kiri wanita bernama Angel itu. keduanya seperti laki-laki dan perempuan yang telah lama tidak bertemu. Itu terlihat jelas dari raut wajah keduanya.
“Nathan, nggak nyangka ketemu di sini! Jangan-jangan kamu anaknya Tuan Winata?” balas wanita yang sudah lama menjadi model itu.
“Ya begitulah, nama belakang kami sama,” jawab Nathan sambil tertawa lirih.
“Oh iya juga sih. Aku dengar kamu sudah menikah ya, Memangnya wanita mana yang bisa membuat si Ucup bangun? Aku jadi penasaran, hebat sekali Dia aku aja kalah!”
Sheren yang dari tadi hanya bisa diam, kini menyimpulkan satu hal. Angel pasti salah satu dari banyak teman wanita suaminya itu.
***
kembang Kopinya jangan lupa guys 💋💋💋