Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
15 Kamu pulang
Perusahaan lapindo group sendiri adalah klien tetap Moonlight . Mulai dari audit laporan tahunan sampai dengan konsultasi keuangan . Kedua perusahaan telah bekerja sama cukup lama bahkan sebelum Anggita bergabung di dalamnya .
Oleh karena itu , walaupun proyek kerja sama dengan Pt lapindo group tidak sebesar Birdt And Meeting group . Namun tidak kalah penting jika membandingkan keduanya .
Setelah mengoreksinya sedikit dan memastikan sudah sesuai dengan data. Anggita hendak segera menunjukkan kepada Pak Narendra , namun tiba tiba kepalanya merasakan sedikit pusing saat pertama kali dia.berdiri dari kursinya .
Anggita memegang kepalanya , melihat dalam pantulan cermin wajahnya yang agak pucat .
"Kenapa bisa seperti ini ? Padahal aku sudah menyisihkan sausnya ." Anggita pergi ke toilet untuk membasuh wajahnya . Akan tetapi hal itu sama sekali tidak berhasil menghilangkan rasa pusingnya .
"Anggita kamu kenapa ?."Tanya Pak Narendra yang saat itu kebetulan dia sedang lewat di lorong perusahaan dan melihat Anggita yang baru keluar dari toilet sambil berpegangan di dinding , juga kelihatan sangat lesu membuat Pak Narendra penasaran dan langsung bertanya .
Ketika melihat lebih dekat Pak Narendra menyadari wajah Anggita sangat pucat .membuat dirinya gelagapan dan panik .
"Anggita , kamu sakit ? Apa kah ini semua karena ayam panggang saus pedas yang saya pesan .?."
"Pak Narendra , bisakah saya pulang lebih awal ." tanya Anggita tidak menghiraukan pertanyaan Pak Narendra .
" Saya sudah menyelesaikan audit Pt lapindo group." tambah Anggita .
"Apa perlu Saya antar ."? Tawar Pak Narendra karena merasa bersalah.
Akan tetapi Anggita menggeleng kan kepala ." Saya masih bisa sendiri Pak . Terima kasih atas tawarannya ."
Setelah itu Anggita benar benar pergi meninggalkan perusahaan dan mengendarai mobil sendiri . Meski sedikit pusing tapi dia bisa pulang dengan selamat .
Bibi indri yang kebetulan sedang menyiram bunga di halaman depan . Melihat mobil Anggita memasuki halaman dia segera mematikan kran airnya dan segera berjalan menghampiri mobil Anggita .
"Nyonya , Anda sudah pulang .?
Bibi Indri terkejut saat melihat Anggita yang baru keluar dari mobil dengan wajah yang sangat pucat , segera dia mendekat dan memapah Anggita , dia di buat semakin panik saat merasakan badan Anggita sedikit hangat .
"Nyonya , Anda sakit .?
"Bantu aku ke kamar dulu Bi ." ucap Anggita .
Tanpa membantah Bi Indri segera mengantar Anggita ke dalam kamar , kemudian pergi membuatkan teh hangat dan mengambilkan supleman untuk Nyonyannya .
"Nyonya sakit , apa perlu bibi memberi tahu Tuan , Nyonya .? Tanya Bi indri .
"Tidak usah , aku hanya kecapekan saja Bi , ini hanya pusing biasa ,aku istirahat sebentar pasti akan segera sembuh ." ucap Anggita sambil menggelengkan kepalanya .
Bibi Indri membantu Anggita berbaring dan menata selimutnya . Setelah itu Bibi Indri pergi keluar dan menutup pintu kamar dengan pelan . Namun walau bagaimana Bibi Indri masih tetap mengkhawatirkan keadaan Nyonyanya .
" apa aku harus tetap memberi tahu Tuan saja ." gumam Bibi Indri sambil mengeluarkan ponselnya dari saku bajunya dengan ragu .
***
Hari sudah sore , bibi Indri bersiap ,akan menyiapkan makan malam . Dia sedang memeriksa persediaan makanan ,masih cukup banyak dan lengkap , kemudian dia pergi menemui Anggita untuk bertanya malam ingin makan makanan apa .
"Nyonya ." Panggil Bi Indri sambil mengetuk pintu kamar , dia menunggu dengan cukup sabar di luar pintu kamar . Tapi setelah menunggu beberapa lama dan tiada jawaban , bibi Indri jadi semakin panik .
Terlebih mengingat hari ini Anggita pulang dari kantor lebih awal ." Nyonya ." Bibi Indri kembali memanggil.
Karena tidak kunjung mendapatkan jawaban , Bibi Indri terpaksa langsung mendobrak pintu kamar Anggita , raut wajah Bibi Indri ikut pucat saat melihat majikannya terbaring meringkuk dengan badan mengigil di atas tempat tidur .
"Nyonya ." Bibi Indri berlari dan segera menyentuh dahi Anggita .
"Tubuh Nyonya sangat panas .!" Bibi Indri langsung berlari keluar dari kamar Anggita menuju ke dapur untuk mengambil baskom berisi air dan kain handuk untuk mengompres kening Anggita . Dengan sabar dan telaten Bibi indri mengompres juga mengelapnya .
Namun kondisi Anggita yang tidak kunjung membaik Bibi Indri terpaksa menghubungi Maxsim . Walau dia percaya saat ini Tuannya juga sedang sibuk . Tapi masalah sudah seperti ini Bibi Indri juga jadi serba salah .
Maxsim yang masih berada di kantor , mendapat kabar Anggita sakit dari Bibi Indri , tanpa.pikir panjang dia segera pulang meninggalkan pekerjaan nya .
"Tuan Anda sudah datang ." sapa Bibi Indri .
Maxsim mengabaikan sapaan Bibi Indri , dia langsung berlari naik ke lantai dua menuju ke kamarnya Anggita . Melihat keadaan Anggita yang pucat dan berkeringat dingin , Maxsim segera menghubungi Dokter pribadinya .
"Tolong cepat datang ke vila , sekarang juga ." ucap Maxsim lewat ponselnya dan langsung menutup nya .
Lima belas menit kemudian Dokter pribadi Maxsim yang bernama iqbal telah sampai di vila
"Tuan , Apakah Anda punya keluhan ." tanya Dokter Iqbal sambil mengeluarkan stetoskopnya .
"Bukan saya , tapi dia ." ucap Maxsim sambil melirik Anggita yang terbaring di tempat tidur .
Sebagai Dokter pribadi , tentu saja Dokter Iqbal tahu siapa Anggita , dan dia segera berjalan menghampiri Anggita dari sisi ranjang Dokter iqbal segera melakukan pemeriksaan . Benerapa menit kemudian Dokter iqbal bangkit dan meresepkan beberapa obat .
"Se0ertinya Nyonya kembali memakan makanan pedas , seharusnya ini di hindari kalau tidak akan membahayakan . Tapi Tuan jangan takut , karena keadaan Nyonya sudah membaik ." ucap Dokter iqbal.
""sebentar lagi asisten saya akan datang mengantarkan obat untuk Nyonya ,yang telah saya resepkan." tambah Dokter iqbal .
Maxsim mengangguk sekilas kemudian melambaikan tangan memberi izin Dokter iqbal.untuk pergi .dia melirik Bibi Indri yang ada di samping dengan tatapan mengintrogasi .
"Siapa yang memberinya makanan pedas ." tanya Maxsim .
Sontak bibi Indri menelan ludah susah payah yang dia ras sangat pahit .
"Maaf Tuan ,Bibi selalu masak tanpa cabai seperti apa yang Tuan katakan . keadaan Nyonya seperti ini semenjak pulang dari kantor . Mungkin Nyonya makan makanan pedas saat berada di kantor ." jelas Bibi Indri .
Maxsim memandang Anggita sekilas .dia melambaikan tangan pada bibi Indri untuk meninggalkan kamarnya . Pada saat itu juga Rey menghubunginya , Maxsim segera mengangkatnya .
"Ada apa ?
"Tuan bagaimana denganbrencana penerbangannya .? Jam sepuluh kita harus sudah berangkat ke bandara ."
Maxsim diam sejenak mendengar ucapan Rey , dia kembali menatap ke arah Anggita sambil berjalan menghampirinya .
"Jadwalkan ulang , aku akan pergi besok pagi .?
"apa ?, tapi Tuan ..
Di sebrang sana Rey ingin mengatakan sesuatu , tapi Maxsim sudah mematikan teleponnya . Maxsim meletakan ponselnya di atas nakas kemudian ikut berbaring di samping Anggita sambil memeluk tubuhnya .
Pagi harinya Anggita mengeliat dalam tidur nya . Dia terbangun saat cahaya matahari menembus jendela dan menyinari wajahnya . Dia segera mendudukan dirinya dan mendapati seorangblelaki yang berdiri membelakanginya sedang memakai dasi .
"Kamu pulang ...