NovelToon NovelToon
Affair With CEO

Affair With CEO

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / patahhati / Selingkuh / Cinta Terlarang / Penyesalan Suami
Popularitas:2.9M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mei-Yin

Kirana tak pernah menyangka, bujukan sang suami pulang ke kampung halaman orang tuanya ternyata adalah misi terselubung untuk bisa menikahi wanita lain.
Sepuluh tahun Kirana menjadi istri, menemani dan menjadi pelengkap kekurangan suaminya.

Kirana tersakiti tetapi tidak lemah. Kirana dikhianati tetapi tetap bertahan.

Namun semuanya berubah saat dia dipertemukan dengan seorang pria yang menjadi tetangga sekaligus bosnya.

Aska Kendrick Rusady, pria yang diam-diam menyukai Kirana semenjak pertemuan pertama.

Dia pikir Kirana adalah wanita lajang, ternyata kenyataan buruknya adalah wanita itu adalah istri orang dengan dua anak.

Keadaan yang membuat mereka terus berdekatan membuat benih-benih itu timbul. Membakar jiwa mereka, melebur dalam sebuah hubungan terlarang yang begitu nikmat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlawanan Kirana

“Lina!” bentak Zidan keras saat tak sengaja mendengar ucapan anak bungsunya. Kebetulan mereka sama-sama baru saja keluar dari kamar dan ucapan itu membuatnya tercengang.

Mendengar teriakan dengan mata melotot membuat Lina takut, dia segera bersembunyi dibalik tubuhnya.

“Jangan berteriak di depan mereka, Zidan,” desisnya, tak lagi memanggil pria itu dengan sebutan ‘Mas’ seperti biasanya.

Kirana segera membawa kedua anaknya ke meja makan. Di sana ada Wina yang masih menyiapkan makanan di atas meja.

“Udah, Mbak. Ayo makan,” ajaknya yang dijawab gelengan kepala.

“Ada Bu Ajeng sama Mbak Nina. Nanti mereka marah,” sahut Wina pelan.

“Biarin, duduk Mbak.” Kirana menatap wanita itu tegas.

Segera mereka berempat duduk di meja makan yang sama. Kirana mengambilkan makanan untuk kedua anaknya dan segera makan tanpa menghiraukan yang lain.

“Mbak makan. Tunggu apalagi, biarin aja mereka.” Dia kembali berbicara ketika mendengar suara tawa yang begitu keras dari ruang tamu.

Kirana hanya makan beberapa suap saja, napsu makannya hancur melihat kedatangan tamu tak diundang.

Belum sempat kedua anaknya selesai makan, Zidan dan yang lain masuk ke ruang makan.

“Ibu sama anak sama aja. Nggak punya sopan santun,” gerutu Ajeng dengan wajah kesal.

“Makan kok nggak ngajak sih! Mbak Kirana ini harusnya menghargai tamu, kami ini keluargamu lho,” sambung Nina, segera duduk di tempat Wina tadi.

“Kami akan sopan kalau tamunya juga punya sopan santun,” sahut Kirana sinis.

Tanpa peduli ucapannya, ibu dan anak tersebut duduk dan menyantap makanan yang tersedia.

Matanya melirik wanita muda yang usianya seumuran dengan Nina. Namun yang menjadi pusat perhatian adalah perutnya yang sudah membesar, terlihat seperti hamil besar.

Zidan menarik kursi untuk wanita itu duduk.

Kebetulan meja makan di rumah ini memang besar, karena memang untuk seluruh keluarga.

“Kamu mau makan apa, Dek?” tanya Zidan penuh perhatian.

Wanita itu menatap hidangan di atas meja kemudian menggeleng.

“Aku nggak mau makan ini, Mas. Nanti nggak higienis lagi,” ucapnya dengan nada manja.

“Makan aja ini dulu, nanti kalau udah pulang ke rumah aku belikan yang kamu mau,” ucap Zidan tak kalah lembut.

“Baunya aja nggak enak, aku mual, Mas.” Belum sempat Zidan menjawab, wanita itu terdengar muntah tepat di depan kedua anaknya makan.

Segera Rina bangkit dan menuju wastafel, dia memuntahkan seluruh makanannya yang sudah ditelan. Segera dia bangkit dengan kasar dan memijat tengkuk anaknya.

Setelah memuntahkan isi perutnya, dia meminta kedua anaknya masuk ke kamar lebih dulu.

Ajeng dan Nina hanya melirik singkat tanpa mau berkomentar apa pun. Mereka sepertinya sudah terbiasa melihat kelakuan wanita ini.

“Singkirkan makanan ini, Kira. Luna mual mencium baunya,” ucap Zidan tanpa rasa bersalah.

“Maklum aja, aku sedang hamil,” sahut wanita yang diketahui bernama Luna tersebut.

Mau pamer kalau kamu hamil sama suamiku? Nggak mempan, aku udah melahirkan dua anaknya.

“Kamu harus mengerti Kirana. Nggak usah marah,” timpal ibu mertua.

Bela terus.

“Kalau dia emang mual dan mau muntah, bisa ke kamar mandi. Jangan di hadapan orang makan, nggak sopan banget. Punya aturan nggak sih?” sahutnya kesal.

“Ngerti aja, dia lagi hamil. Nggak perlu marah.”

“Dia hamil, bukan penyakitan. Pastinya dia bisa ke kamar mandi dong. Orang salah dibelain, kalau bagi kalian itu wajar aku bisa maklum, karena kalian emang nggak punya otak,” sahutnya sinis.

“Kamu nggak akan tahu rasanya, Mbak. Dia hamil anak laki-laki lho.” Nina mencoba memprovokasi.

“Apa bedanya? Nggak ada bedanya, aku udah pernah ngerasain dan udah ngeluarin dua. Kamu bahkan belum tahu rasanya.”

“Kirana!” bentak Zidan marah mendengarnya menyingung tentang kondisi sang adik.

“Nggak usah marah, aku ngomong kenyataan lho,” jawabnya dengan nada menjengkelkan.

Brak!

Wanita paruh baya itu membanting sendok yang dipegang dan menatapnya marah.

“Kamu keterlaluan!”

“Aku ngomong kenyataan, Bu. Kok marah? Makanya kalau ngomong dipikir dulu, jangan asal mangap aja. Nggak semua orang bisa terima ucapan kalian.”

Tiba-tiba disela pertengkaran mereka terdengar suara isak tangis lirih. Wanita hamil itu menangis dengan air mata yang sudah banjir membasahi pipi.

“Ayo pulang aja, Mas. Sakit hatiku,” ucapnya terbata.

“Sakit mana sama hatiku? Kamu ambil suami dan ayah anak-anakku.”

“Stop, Kirana!”

“Giliran aku ngomel, kalian nyuruh aku diem. Kalau kalian caci maki aku, boleh? Hebat banget, ya.”

Nina segera menghampiri dan mendorong tubuhnya hingga dia menabrak kulkas.

“Awas kamu, Mbak. Aku bakal bales kamu!” Setelah mengatakan itu Nina segera pergi, disusul ibunya.

Dia kembali menoleh ke arah Zidan dan istri mudanya. “Ngapain masih di sini? Cepat pergi!”

Zidan membantu wanita itu bangkit dan menuntunnya keluar ruang makan. Setelahnya pria itu kembali dan mendekatinya.

“Kita belum selesai, Kira. Aku harus bicara setelah ini,” ucap Zidan dingin dan segera berlalu begitu saja.

“Aku nggak peduli sama kamu, Zidan Pranadipa!”

Setelahnya Kirana segera membereskan meja makan dibantu dengan Wina.

“Sabar ya, Bu Kira. Aku ikut sedih lihatnya, kamu nggak pantes diperlakukan kayak gini, Bu.” ucap Wina dengan suara serak.

“Begitulah orang Mbak. Semua kebaikan atau kelebihan akan kalah hanya karena satu kekurangan.”

Wina memeluk Kirana, sebagai sesama perempuan wanita yang juga pernah merasakan hal serupa itu ikut sakit hati.

“Rina dan Lina ngapain, Mbak?”

“Udah tidur, Bu.”

Setelah selesai beres-beres, dia menghampiri kamar anaknya dan melihat keduanya benar-benar sudah terlelap.

“Kamu sakiti aku bisa tahan, tapi tidak jika itu anak-anakku, Mas. Akan kulakukan apa pun untuk mereka, bahkan jika harus melawan kalian.”

To Be Continue ....

...________...

Hai kak, jangan lupa yang baca tap love dan tinggalkan komentar ya. Semakin banyak yang baca, aku bakal semakin semangat buat up bab baru 😁

Yang baru mampir, kalian boleh mampir di karyaku yang lain yang udah tamat. Siapa tau cocok di hati 🤗

Makasih, salam sayang dari aku.

1
Wahyu Tyas
klo aku yg jd kira sdh tdk gugat cerai itu zidan , lg an kira bukan org bodoh kok masih mau bertahan, bener kt anaknya cari papa baru dpn rmh lebih dari segalanya, tp itu tergantung sm otornya ya yg ber belit belit . klo aku ga suka yg ribet ribet gini
Kusii Yaati
aq mendukungmu Ken...🤭
Kusii Yaati
rasanya aq ingin membunuhmu Zidan pranadipa!!!😡😡😡
Eemlaspanohan Ohan
lanjut
Eemlaspanohan Ohan
mampir. thoor
zahra ou
kutunggu dudamu mamas ganteng. duda sawit alias duda ganteng sarang duwit😂😂😂😂
galaxi
aq rasa rajendra sengaja memusuhi kiran supaya dia tetap aman dr mata2 jahat deh....
Nastiti Salem
Buruk
galaxi
ini pasti ulah daddy nya dan ketiga teman2nya....dasar persekongkolan ulung 😂
Dwi Laras Anggreni
Luar biasa
galaxi
seorang ayah adalah pahlawan bagi anak perempuannya tp sekali dia melukai perasaanya....seumur hidup akan sll diingat
Kusmia Mia
ini cerita...itu2 aja kejadian e diulang2 melulu ...dzk ada peningkatan apa authornya
galaxi
paham thor...klu kita udh byk makan asam garam pasti akan paham situasi yg dialami kirana...ya memang tak semudah itu....ngomong itu plg gampang...tp misal bener2 menjalani sendiri blm tentu...itulah manusia...
galaxi
klu uangnya udh kekumpul cukup kenapa g segera ambil sikap kirana....anak2 dipindah aklh,tinggalin rumah,cari rumah baru.lagian itu rumah atsnama kamu kan tinggal gembok aja udh...lalu minta tgl ken utk mengambil hak2 anak2 yaitu restoran itu
galaxi
aq paham bgt kenapa kirana memilih bertahan,ya krn satu sisi dia tdk mau egois dg memisahkan bpk dg anak2nya,sisi lain dia tdk mau anak2nya diasuh oleh jalangnya suami dia.krn klu cerai pilihannya cm 2,anak2 dipisahkan paksa dr papanya,atau dia pergi sendiri sementara anak2 sama papanya.dan 2 pilihan itu bnr2 g mgkn bagi seorang ibu
galaxi
Luar biasa
galaxi
ini baru bener2 pelik masalahnya...aq sgt paham dg karakter kirana...krn bagaimanapun kita tdk semudah itu mengorbankan perasaan anak2 yg masih blm tau apa2...krn bagaimanapun kita tdk mgkn menjelk2an papanya ke anak2,atau memisahkan paksa anak2 dg ayahnya...krn yg anak2 tau saat mereka butuh papanya ada.itu aja alhasil siibu yg sll jd korban...kecuali anak2 tau kebejatan ayahnya yg sll menyakiti ibunya itu beda cerita...masalahnya ini bpknya sama anak2 masih baik2 sj...jd sulit buat kirana...krn aq pun dulu pernah ngalamin gini sekedar berantem ama suami lalu aq plg kerumah orgtua dg anakku yg saat itu masih berumur 2th an pas dianterin ayahnya dia nangis hiateris mau ama papa gitu trs astaghfirullah klu inget masa itu...didlm kereta sepanjang jl dia nangis mau sama papa pdhl aq cm diem2 plg jd masih dianter ke stasiun tp naluri anak agt kuat ..ampe aq kuwalahan didlm kereta krn dia trs nangis minta sama papa.astaghfitullah....
Hilal Witan
suka ceritanya
@bimara Zyann
ternyata pesona kirana luar biasa...
zidan saja yg tdk bersyukur
@bimara Zyann
meskipun jadi pebinor tapi banyak dukungan ken...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!