Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kenyataan Yang Pahit
Melihat kondisi Fang Wei yang mengigil hebat, membuat Cheng Qing panik tidak tahu harus berbuat apa.
"Apa yang kau berikan kepadaku?!" Fang Wei memegangi gigi giginya yang serasa ingin rontok.
Satu buah itu membuat Fang Wei meronta satu jam lebih, Fang Wei menggunakan tenaga dalamnya untuk memanaskan tubuhnya namun tidak ada perubahan. Rasa dingin itu seolah ingin membuatnya mati membeku secara perlahan.
"Ahh, itu..." Cheng Qing menggaruk kepalanya seraya menghindari bertatapan dengan Fang Wei.
"Aku... Itu. Aih, aku tidak menyangka kalau tubuhmu tidak bisa menahannya. Begini..." Cheng Qing mencoba mencari penjelasan agar membuat Fang Wei mengerti.
"Apa yang kau katakan sebenarnya?" tatapan Fang Wei menjadi dingin.
"Ehem, tidak perlu marah! Aku hanya mencoba berbaik hati memberimu buah." Cheng Qing tersenyum canggung.
"Kau yakin itu buah bukan racun?" Fang Wei menaikkan alisnya. Satu buah itu saja sudah hampir mencabut nyawanya, mendengar Cheng Qing yang mengatakan tentang hal baiknya membuat Fang Wei ingin mencekiknya.
Cheng Qing menjelaskan kalau itu memang buah dan sangat terkenal akan cita rasanya di dunia kultivator dan bahkan sulit ditemukan.
Buah itu dikenal dengan nama Cery Salju dan sering kali dihidangkan kepada pemimpin Klan kultivator. Cery Salju sendiri mempunyai efek menenangkan pikiran dan memulihkan kekuatan spritual.
Berbanding terbalik dengan efek yang dialami oleh Fang Wei, kebanyakan orang yang pernah dilihat Cheng Qing tidak pernah membeku dan biasa saja.
"Kultivator yang kulihat bahkan pemilikku sebelumnya sering memakannya namun mereka biasa saja." Cheng Qing mengangkat bahunya, merasa heran dengan keadaan Fang Wei.
"Apa lagi maksudmu kekuatan spiritual? Lagi pula aku meragukan ini bisa berguna untukku." Fang Wei melirik Cery Salju.
"Kau lebih bodoh rupanya, haiih..." Cheng Qing menepuk jidatnya.
Cheng Qing menjelaskan kalau kekuatan spritual itu hal yang wajib dimiliki oleh kultivator dan bisa membuat mereka merapal mantra dan menciptkan segel bahkan formasi, untuk melatihnya sendiripun mengharuskan mempunyai akar roh atau inti emas. Tampa itu mereka adalah orang biasa tampa bisa berlatih menjadi kultivator.
Mengandalkan kekuatan spiritual itu juga bisa membuat kultivator bisa mengendarai pedang dan terbang, bahkan bisa melompat dan melakukan hal yang orang biasa sulit lakukan.
"Jadi cara kerjanya hampir sama dengan tenaga dalam para pendekar." Fang Wei mengelus dagunya, walau tenaga dalam belum tentu bisa membuat mengendarai pedang namun tenaga dalam bisa membuat penggunanya terbang seperti burung.
Fang Wei memahami kalau pendekar dan kultivator yang dijelaskan Cheng Qing berbeda walau cara kerja kekuatan mereka hampir sama. seumur hidup Fang Wei belum pernah bertemu oleh pendekar yang bisa terbang dan hanya mendengar rumornya jikalaupun ada, mungkin jumlahnya hanya hitungan jari.
"Kau tidak ingin mencobanya lagi?" Cheng Qing menggoyangkan Cery Salju di dekat wajah Fang Wei.
"Aku tidak cukup bodoh." Fang Wei menjauhkan wajahnya, hawa dingin Cery itu terasa di wajahnya.
"Ah, sayang sekali. Nue pasti sedih buah langka ini disia siakan." Cheng Qing mengerucutkan bibirnya.
Buah Cery Salju itu merupakan pemberian Nue si Roh Telaga salju sebagai permintaan maaf kepada Fang Wei setelah mengagetkannya malam kemarinnya.
Cheng Qing mengambil kotak giok tempat serulingnya dan menaruh semua Cery Salju ke dalamnya lalu menyerahkannya kepada Fang Wei dengan alasan mungkin akan berguna nantinya.
Fang Wei menyimpan kotak gioknya, malas berdebat dengan Cheng Qing. Fang Wei memilih mempelajari kitap naga lebih jauh dan bisa meninggalkan tempat tampa sinar matahari itu.
"Jangan ganggu aku dulu." Fang Wei memperingatkan Cheng Qing.
"Kapan aku mengganggumu?" Cheng Qing melipat tangannya seraya menjulurkan lidahnya. Fang Wei hanya mendengus kesal.
Di halaman pertama Kitab Naga tertulis cara pelatihan pernafasan yang setiap sekali tarikan nafas dapat menghasilkan dua tenaga dalam dan lima bagi yang berbakat, halaman kedua adalah peraktik ilmu pedang bernama Taring Naga.
ilmu Taring Naga membuat penguasanya mampu memberi tusukan beruntun sebanyak enam kali di tubuh target seperti gigitan.
Fang Wei pertama tama berniat menguasai ilmu pernapasannya dulu, yang dengan cepat memberinya tiga tenaga dalam. Hasilnya cukup membuatnya puas.
Fang Wei mengulanginya sebanyak sepuluh kali yang memberinya tiga puluh tenaga dalam, Fang Wei merasakan tubuhnya mendapat seratus lima puluh tenaga dalam setelah dijumlahkan dengan seratus dua puluh tenaga dalamnya sebelumnya.
"Pedangku sudah hancur ya..." Fang Wei menggaruk kepalanya, bingung ketika hendak melatih ilmu Taring Naga sementara dia belum bisa menarik Pedang Naga.
"Perlu bantuan Tuan muda pemarah?" Cheng Qing melirik Fang Wei sambil tertawa kecil.
"Itu semua karenamu!" Fang Wei menjadi marah setelah mengingat pedangnya yang dihancurkan Cheng Qing sebelumnya.
"Lagipula pedang buruk begitu akan tetap hancur tampa campur tanganku, kemarahanmu tidak berdasar wahai tuan pemarah." Cheng Qing mengibaskan tangannya.
"Kau!"
Fang Wei kehilangan kesabaran dan mengayungkan tangannya ke kepala Cheng Qing namun pukulan itu seolah memukul ruang kosong setelah menembus kepala Cheng Qing.
"Apa lagi ini?!"
Fang Wei berubah heran, pukulannya sebelumnya berhasil memukul Cheng Qing namun sekarang tidak lagi, kali ini pukulannya menembus tubuh Cheng Qing.
"Tidak perlu terkejut, lagi pula aku ini Roh. Kau berhasil memukulku sebelumnya karena aku meminjam sebagian energi hidupnya yang hampir menguap." ucap Cheng Qing seraya menguap, tampa melihat expresi Fang Wei yang terkejut setengah mati.
Cheng Qing sebelumnya meminjam sebagian energi hidup Fang Wei setelah terjatuh sebelumnya, energi hidupnya menguap karena Fang Wei hampir meregang nyawanya. Cheng Qing menggunakan sedikit qi nya untuk menahan energi yang meluap itu sebagian besar ia kembalikan kepada Fang Wei dan ia mengambilnya sedikit untuk membuatnya bisa memadat walau sementara.
"Hmm, jika dihitung. Aku mengambil satu tahun umurmu, mungkin lebih." Cheng Qing memasang wajah berfikir.
Fang Wei seperti disambar petir mendengar penjelasan Cheng Qing, tidak menyangka gadis itu begitu licik dan kejam.
"Itu masalah kecil, lagi pula aku akan membuatmu kuat hingga bisa hidup tiga ratus tahun tampa masalah." Cheng Qing tertawa kecil.
Mulut Fang Wei komat kamit, rasa kesalnya memenuhi isi kepalanya sementara Cheng Qing bersikap seolah tidak terjadi apa apa.
Malam itu berlalu tampa Fang Wei menanggapi semua perkataan dan godaan Cheng Qing, membuat gadis itu semakin gencar menggodanya.
Pagi remang remang pun menyinsing, Fang Wei mendatangi Cheng Qing yang melayang di udara dan sebagian tubuhnya berupa kepulan asap hitam.
"Perbaiki pedangku!" Fang Wei mununjuk Cheng Qing .
"Aku tidak sesakti itu bisa memulikan sesuatu yang sudah kuhancurkan." Cheng Qing membuang wajahnya.
Fang Wei mengepalkan tangannya, Cheng Qing lagi lagi tertawa kecil melihatnya sebelum meminta Fang Wei ke tepi Telaga Salju.
Cheng Qing menyuruh Fang Wei menepuk air itu tiga kali dan tak lama Roh air Nue muncul, awalnya tidak ingin mendekati Fang Wei namun Cheng Qing meyakinkannya jika Fang Wei tidak bermaksud buruk.
Cheng Qing meminta Nue memberi Fang Wei sebuah pedang untuk berlatih Kitan Naga, Nue hanya mengangguk dan menyelam ke dalam air.
Nue muncul dengan sebuah pedang yang membeku lalu menyerahkannya kepada Fang Wei yang menjadi kebingungan.
"Pedang es?" Fang Wei mengerutkan dahinya, tidak yakin mau menyentuh pedang di tangan Nue.
Nue tersenyum, sekali lambaian tangannya pedang yang sebelumnya membeku perlahan mencair dan menampakkan wujud pedang yang berkilau. Fang Wei menebak kalau pedang itu terbuat dari kualitas yang sangat langka.
Fang Wei mengambil pedang itu dan mengayungkannya, detik berikutnya membutnya berdecak kagum. Pedang itu sangat bagus, setelah Fang Wei mengalirkan tenaga dalam padanya. Pedang itu seolah menjadi sangat tajam dan ada sedikit hawa dingin menyelimutinya.
"Kualitas pedang itu hampir sama dengan Pedang Nagamu namun sayangnya tidak bisa menandinginya." Cheng Qing memberi penjelasan.
Sebagus apapun pedang tetap tidak bisa menandingi pedang pusaka yang memiliki roh di dalamnya.
Selesai dengan urusannya, Fang Wei kembali ke tempat terakhirnya jatuh dan memandang ke atas tebing curam itu.
"Lupakan saja jika kau ingin memanjatinya, setidaknya kau harus mempunyai tenaga dalam yang sangat melimpah untuk terbang."
"Terbang?!" Fang Wei tersedak nafasnya sendiri, kakinya menjadi lemas.
Dengan demikian dirinya harus mempunyai ribuan tenaga dalam untuk melakukannya berdasarkan ketinggian jurang itu. Untuk menjalankan balas dendam Sektenya, Fang Wei harus keluar dari lokasi itu melalui tempatnya jatuh namun mengumpulkan tenaga dalam ribuan rasanya mustahil untuknya.
"Balas dendam memang sesuatu yang manis namun kau harus bisa memiliki kepampuan melebihi semua tingkat musuhmu kalau tidak ingin mati konyol." Cheng Qing tertawa terbahak bahak, puas melihat Fang Wei yang berlutut dipenuhi rasa putus asa.