WANTED DILARANG JIPLAK !!! LIHAT TANGGAL TERBIT !!!
Karena ketidaksengajaan yang membuat Shania Cleoza Maheswari (siswi SMA) dan Arkala Mahesa (guru kimia) mengikat janji sehidup semati di hadapan Tuhan.
Shania adalah gadis dengan segudang kenakalan remaja terpaksa menikah muda dengan gurunya Arka, yang terkenal dingin, angkuh dan galak.
Tapi perjuangan cinta Shania tak sia sia, Arka dapat membuka hatinya untuk Shania, bahkan Arka sangat mencintai Shania, hanya saja perlakuan dingin Arka di awal pernikahan mereka membuat lubang menganga dalam hati Shania, bukan hanya itu saja cobaan rumah tangga yang mereka hadapi, Shania memiliki segudang cita cita dan asa di hidupnya, salah satunya menjadi atlit basket nasional, akankah Arka merelakan Shania, mengorbankan kehidupan rumah tangga impiannya ?
Bagaimana cara Arka menyikapi sifat kekanakan Shania.Dan bagaimana pula Arka membimbing Shania menjadi partner hidup untuk saling berbagi? ikuti yu asam manis kehidupan mereka disini..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sinta amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
GGH
Shania nyengir bak kuda betina, melihat wajah seindah surga tepat di depan matanya. Ia memang manusia kesayangan Allah, buktinya Allah mengirimkan hal hal indah padanya, wajah tampan layaknya pangeran berkuda di cerita dongeng, badan sixpeck yang minta dijilat, dan bahu tegap kekar yang sandarable minta digigit. Baru kali ini Shania merasa tergila gila hingga hilang akal oleh makhluk berjuluk lelaki dewasa.
Takk !!!
Penggaris memukul meja yang ada di depan Shania.
Jederrrr !!!!!!
Ia tarik semua ucapannya yang mengatakan jika makhluk ini adalah malaikat surga, lebih tepatnya ia malaikat pencabut nyawa Shania, bukankah syaitan memang selalu menampakkan wajah tampan ? siapa tau lelaki ini memakai kedok saja. Tapi jujur Shania seperti tersihir akan ketampanannya.
"Bapak, bikin saya kaget aja !" Shania mengurut dadanya yang baru saja tersambar petir si dewa Zeus.
"Kamu tidur ?!!" raut wajah tampan itu tak kehilangan kharismanya.
"Ralat pak ketiduran, tapi saya belajar ko pak !" jawabnya tanpa berdosa.
"Apa yang kamu pelajari ?" tanya Arka.
"Belajar mengagumi keindahan ciptaan Tuhan, "
"Mana ada teori kimia begitu !"
"Ada pak, "
"Ciptaan Tuhan yang mana?" tanya Arka sudah benar benar memupuk kesabaran menghadapi gadis ini, cantik-cantik tapi bikin darting.
"Ciptaan yang ada di depan saya lah pak, bapak orangnya !" kekeh Shania.
"Lari kamu keliling lapangan ! 5 putaran !" jawab Arka dingin.
"Lari doang nih ? " tanya Shania.
"Kenapa ? kurang hukumannya?" tanya Arka.
"Kirain mau ngajak nikah !" jawab Shania langsung kabur, bahkan guru penjaga perpustakaan saja sudah menahan tawanya, siapa yang tak kenal Shania.
Rambut gelombang panjangnya bergerak ke kanan ke kiri. Peluhnya membasahi kening dan pelipisnya. Arka bersidekap di pinggir lapangan, memperhatikan Shania yang berlari. Memang benar Shania harus diawasi, kalau tidak maka ia akan kembali mangkir.
"Udah pak, 5 kan !" ucapnya tersengal dan membungkukkan badannya.
"Masih kuat ?" tanya Arka melirik jamnya.
"Kuat apa pak ? saya mah kuat pak, lari dari kenyataan aja sering !" jawabnya.
"Balik ke kelas sekarang !! besok besok saya tidak mau kamu membuat masalah lagi, kamu tau kan saya tegas dan disiplin ?!" ucap Arka dengan Shania yang mengekor di belakangnya.
"Tau pak, bagus lah pak ! cocok buat dijadiin bapaknya anak anak !" jawab Shania. Astaga apa harus Arka ajak gulat gadis ini di dalam ring tinju, mulutnya ini kaya pengen disobekin.
"Saya tidak luluh sama gombalan kamu, kalo mau ghosting, saya bukan target mudah !" ucap Arka, semakin dibalas semakin Shania senang.
"Asal bapak tau juga, saya bukan orang yang pantang menyerah. Tekad saya kuat sampai ke tulang sum sum !" ucap Shania jumawa. Arka menggeleng, untung saja stok sabarnya masihlah tebal dan banyak.
Shania masuk ke dalam kelas. Melihat Shania yang ceria, Inez tau bahwa temannya ini baik baik saja, terlampau baik malah.
"Loe diapain pak Arka ?!" tanya Inez.
"Ga diapa apain, maksud gue belum diapa apain !" jawab Shania duduk. Inez sontak bengong.
"Emang loe mau diapain be*go !" Inez menoyor kepala Shania.
"Gue sih pengennya diajak jalan, diajak dinner ! diajak married, dah itu aja ga muluk muluk !" jawab Shania tenang. Inez tertawa, mendengar pengakuan Shania.
"Kemaren aja ngomongnya ga mau lah, ga akan kepincut lah, pasti bau minyak urut, minyak angin, minyak gosok lah ! sekarang loe nelen air ludah sendiri !"
"Oke, kali ini gue salah ! gue kira satu modelan sama pak Hadi atau pak Wahyu, ternyata yang ini mah seger, kaya air gunung...ada manis manisnya gitu !" jawab Shania.
Inez benar benar takjub dibuatnya, julukan legenda untuk Shania memang tidak begitu saja didapat gadis ini.
"Oke anak anak, apa ada yang tau jawaban rumus kimia hal 27 ?!" tanya pak Arka.
Shania mengacungkan tangan, Inez sampai melongo dibuatnya, sejak kapan temannya ini senang dengan pelajaran kimia, seumur umur sejak netes, yang Shania tau hanya tabel periodik untuk karbondioksida saja CO2.
"Sha, seriusan loe ?!" tanya Inez bengong.
"Ga usah dibe*go-be*goin muka loe ! udah be*go juga !" jawab Shania mengusap kasar wajah Inez.
"Tau !" jawabnya jumawa.
Arka sudah menatap tajam Shania, apa benar si natckal ini pintar ?
"Oke, silahkan Shania !" baru kenal satu jam saja nama Shania sudah tersemat di luar kepala. Memang sepemes itu gadis ini.
"Go Shania !! bebebs gue !!!" pekik Roy.
Shania maju ia mengambil spidol whiteboard dan membawa buku paketnya. Padahal otaknya sudah ngebul, jangankan jawaban, isi soalnya saja ia tak tau.
"Nomor berapa pak ?" tanya nya.
"Nomor 2 !"
"Nomor 2 ya ?! Shania mendekat so so an membawa buku untuk memastikan, padahal ia ingin berdekatan lama lama dengan guru tampan ini,
"Wangi gileee !" gumam dalam benaknya.
"Iya, kuping kamu budeg ?!" tanya Arka emosinya sudah diubun ubun.
"Santai pak, ga usah ngegas, bapak lagi pms ya ?!" tanya Shania.
"Bukan, saya lagi pengen makan orang !" jawab Arka.
"Wow, hebat ! bapak kanib4l !" jawab Shania.
"Tapi saya suka yang antimainstream gitu !" jawabnya.
Arka mengangkat alisnya sebelah, ada apa dengan gadis ini, apa ia bukan pasien rsj yang kabur?
"Memangnya saya peduli sama apa yang kamu suka?!"
"Saya cuma ngasih tau aja sih pak, kali aja bapak sama saya punya sifat yang sama !"
"Penting ?!" Arka sudah menggertakan jarinya di meja.
"Kalo buat saya sih penting pak, kali aja kita cocok !" teman sekelasnya hampir saja meledakkan tawanya.
"Kamu ke depan mau ngerjain atau mau berliterasi tentang kesukaan kamu ?" tanya Arka.
"Mau bapak, eh..." jawabnya kembali ke depan papan tulis putih itu. Arka ikut berdiri di belakang Shania.
"Bapak jangan disitu dong pak, saya kan jadi gugup !" ucapnya.
"Jangan geer kamu !" sarkas Arka.
Arka penasaran dengan kemampuan gadis cerewet ini, ia merasa tertantang dengan sikap Shania, gadis ini good looking tapi sikapnya sungguh bikin orang pengen ngacak ngacak mulutnya.
Teng....teng....
Bel jam pelajaran kedua akhirnya habis, saat Shania baru saja menulis soalnya.
Shania terkikik, sedangkan Arka benar benar sudah mengurut dadanya, tak habis pikir dengan kelakuan Shania.
"Saya tugaskan kamu mengerjakan soal yang belum selesai ini, untuk pelajaran saya selanjutnya, jika tidak, maka hukuman kamu akan lebih berat daripada lari ataupun di perpus ! nilai kamu pun tidak akan saya berikan pada wali kelas saat pembagian rapot," ancamnya tak segan segan.
"Siap pak, ga minta rumus yang lebih dari ini nih ?!" tanya Shania.
"Saya tidak mau bertanya, itu maunya kamu !" jawab Arka membereskan buku bukunya lalu keluar dari kelas.
"Dah pakk !!!" seru Shania melambaikan tangannya.
"Sampai ketemu lagi !!"
Inez tergelak "gue kira loe beneran bisa, gue sampe kaget, dapet ilham dari mana loe bisa ngerjain soal segitu susahnya !" ucap Inez.
"Meneketehe ! ogah gilaa, gue ngerjain soal yang bisa bikin pala gue botak, gue cuma mau nyium aroma parfum pak Kalajengking, harum banget Nez, " jawab Shania.
"Si oon !" ucap Inez tertawa mendengar nama julukan baru untuk guru barunya yang tampan dari Shania.
"Pak Kalajengking gemesin Nez, GGH !"
"Apaan GGH ?" tanya Inez.
"Ganteng Ganteng Hades (Dewa Neraka di Yunani Kuno)" jawab Shania.
.
.
.
.