Salma seorang guru TK, menikah dengan Rama seorang duda dengan satu anak. Setahun lebih menikah kehidupan keduanya harmonis dan bahagia. Apalagi Rama adalah cinta pertamanya saat SMA.
Namun, kenyataan bahwa sang suami menikahinya hanya demi Faisal, anak Rama dengan mantan istrinya yang juga merupakan anak didiknya di tempatnya mengajar, membuat semuanya berubah.
Akankah Salma bertahan di saat ia tahu suaminya masih mencintai mantan istrinya yang datang lagi ke kehidupan mereka?
IG: sasaalkhansa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sasa Al Khansa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIUA 34 Kecewa
Sebatas Ibu Untuk Anakmu (34)
" Tante ingin bertemu Rama?," tanya Salma penasaran.
" Tidak. Tante justru ingin bertemu denganmu. Ada yang ingin Tante sampaikan.".
" Apa yang ingin Tante sampaikan?,"
Bu Ana menarik nafas panjang. " Maaf."
💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞
Salma termenung memikirkan apa yang tadi Bu Ana sampaikan.
Bahkan, saat Rama masuk ke dalam kamar rawatnya,Salma tidak sadar. Ia masih bergelut dengan pikirannya.
" Sayang!," Panggilan Rama yang cukup keras membuat ia tersadar dari lamunannya.
" Sejak kapan mas masuk?" tanya Salma.
" Sejak kamu melamun." Rama duduk di kursi samping brangkar.
Salma hanya diam. " Mas dari mana saja? Aku menelpon tapi, tidak di angkat." tanya Salma penasaran.
Kalau Mas berkata jujur, aku akan memaafkanmu.
" Aku ke kantin sebentar. Mencari makan." jawabnya.
Maaf membohongimu.
Salma hanya tersenyum. Tak menyangka suaminya akan kembali berbohong.
" Kamu belum makan apapun. Mau aku suapi, atau belikan sesuatu. Mungkin kamu ngidam sesuatu?,"
Salma terdiam. Ia hanya menggelengkan kepalanya.
Sejak Rama kembali ke ruang rawat, Salma banyak melamun. Namun, jika di tanya apa yang dia pikirkan, Salma hanya menggeleng.
Rama sadar, Salma menyembunyikan sesuatu darinya. Namun, yang jadi pertanyaan adalah apa yang istrinya sembunyikan.
" Apa..."
" Aku mau tidur dulu. Nanti kalau Hasya dan Insi datang, tolong bangunkan aku." Salma memotong perkataan Rama. Ia mulai memejamkan matanya.
Rama hanya men_desah.
Seperti yang di janjikan, kedua sahabat Salma itu datang menjenguk.
" Hei, bumil enggak boleh banyak pikiran." Seru Hasya yang mendapati Salma lagi-lagi melamun.
Ya, ini kedua kalinya. Tadi, saat Insi dan Hasya masuk ke dalam ruang rawat, Salma pun hanya melamun sambil melihat ke arah jendela.
" Ada apa?," tanya Hasya.
" Paling tentang suamimu. Iya kan?," Insi duduk di tepi ranjang.
Salma menganggukan kepalanya.
"Apalagi yang dilakukannya?," tanya Hasya.
Ketiganya bisa berbicara lebih pribadi tanpa gangguan para suami mereka. Karena kedua suami dari para sahabat Salma itu ada di luar bersama Rama.
Flashback on
" Kenapa Tante tiba-tiba minta maaf?,"
" Karena Tante sudah meminta bantuan Rama untuk menolong Dewi." jelasnya.
" Menolong Dewi? Menolong apa maksudnya?,"
" Dewi sekarang kondisinya tidak baik-baik saja. Setelah pulang dari acara di rumah Putri, ia mencoba melukai dirinya. Dia mencoba mengakhiri hidupnya." lirih Bu Ana yang malah menceritakan kondisi Dewi.
Salma terkejut. Ia menutup mulutnya.
" Bagaimana bisa?," tanya Salma.
Salma ingi tahu lebih jelas dari Bu Ana. Sekalipun ia sudah sedikit mengetahuinya dari sang suami.
" Dewi merasa frustasi. Karena rahasianya sudah diketahui Rama."
Jelas Bu Dewi tanpa menjelaskan lebih bahwa Dewi pun merasa ia tidak bisa lagi membuat Rama kembali padanya. Ia tidak mungkin menjelaskan hal itu pada Salma.
" Rahasia apa?," tanya Salma bingung.
Apa mungkin tentang Ical?
Rama memang belum sempat menceritakan rahasia mengenai Faisal kepada Salma.
" Rahasia bahwa Ical bukan anak kandung Rama."
Lagi-lagi Salma di buat terkejut. Ia memang pernah menebak-nebak bahwa mungkin rahasia tentang Faisal kemungkinan mengenai ia yang bukan anak kandung suaminya. Namun, saat dugaannya benar, ia sulit untuk percaya.
" Bagaimana bisa, Tan?,"
" Tante sendiri baru tahu saat Dewi mengatakannya kemarin. Tante tidak percaya kalau Dewi sudah mengkhianati Rama sejak lama."
" Jadi, permintaan tolong apa yang tanye maksud?," tanya Salma ti tje point.
Terbersit di pikiran Salma bahwa perempuan paruh baya di hadapannya akan meminta suaminya menikahi Dewi lagi. Entahlah, Salma sendiri bingung kenapa ia berpikir seperti itu. Hanya saja, dari apa yang ia lihat, yang Dewi inginkan adalah kembali pada suaminya.
" Tolong izinkan Rama menemani Dewi dan memberi pengertian padanya agar ia tidak mengulangi hal nekad itu lagi." Diam sejenak. " Karena saat ia berhasil di selamatkan, dia kembali mencoba mengakhiri hidupnya." Air mata mulai membasahi pipi Bu Ana.
" Menemani bagaimana maksud Tante?" Salma ingin kejelasan. Jangan sampai maksudnya adalah menjadikan Dewi istri dari suaminya sekalipun jadi yang kedua.
" Sampai Dewi bisa kembali seperti dulu, izinkan Rama datang untuk menyemangati Dewi, mengunjungi Dewi."
Bi Ana melihat Salma yang hanya diam.
" Tante sebenarnya malu meminta hal ini padamu. Namun, hanya Dewi yang Tante punya. Dewi anak Tante satu-satunya. Tante tidak bisa kalau harus kehilangan Dewi. Tante mohon," Bu Ana menggenggam tangan Salma yang terbebas dari infus.
" Bukankah itu justru malah membuat Dewi merasa di beri harapan bisa kembali pada suamiku?," Salma masih waaras. Membiarkan Rama menemani mantan istrinya itu malah akan membuat masalah baru bagi rumah tangganya.
" Tante tidak tahu harus meminta tolong pada siapa lagi. Tante mohon," Bu Ana menangkupkan kedua tangannya di dada.
" Cobalah temui psikiater, Tan. Menurutku, solusi yang Tante beri hanya akan membuat Dewi kembali pada tabiatnya. Berambisi memiliki suamiku lagi."
" Tante janji, jika Dewi sembuh. Tante akan menjauhkan dia dari kalian. Tante tidak akan membiarkan Dewi merusak rumah tangga kalian." janjinya.
Namun,Salma sangsi akan hal itu. Orang yang sudah terlalu berambisi sulit untuk di hentikan.
Flashback end
Kedua sahabat Salma terdiam. Tidak menyangka ibu deu Dewi seberani itu meminta pada Salma.
" Lalu apa yang akan kamu lakukan?,"
" Tergantung kejujuran Mas Rama padaku."
" Maksudnya?,"
" Tadi, saat aku tanya ia kemana saat aku tidur, ia bilang dari kantin. Padahal, Tante Ana bilang, Rama sedang menemui Dewi saat Bu Ana menemuiku."
" Kalau dia tidak jujur juga?,"
Salma pun mengatakan apa yang akan ia lakukan jika suaminya tak kunjung jujur juga.
Berhari-hari Salma di rawat hingga lambat laun ia mulai merasa lebih sehat. Mulai ada makanan yang bisa masuk juga yang membuatnya mulai bertenaga.
Selama ia di rawat, Rama pun sering mengunjungi Dewi yang juga di rawat di rumah sakit yang sama. Dari mana Salma tahu, tentu dari Bu Ana karena berpikir Salma mengizinkan Rama melakukan itu.
Sementara Bu Ana sendiri tidak pernah membahas pertemuannya dengan Salma. Ia berpikir Rama tahu dan keberadaannya di sisi Dewi beberapa hari ini karena izin dari Salma.
"Boleh belikan aku soto ayam, Mas. Aku sedang menginginkannya." pinta Salma.
" Ya, sudah mas beli dulu ke depan."
" Aku mau yang di belokan dekat rumah kita. Soto Ayam Bunda Lisa." jelas Salma menyebutkan dimana suaminya harus membelinya.
" Tapi, nanti kamu harus sendiri di sini." Selama ini memang hanya Rama yang menunggui Salma. Bu Marisa di titipiFaisal. Walaupun sesekali menjenguknya dengan mengajak Faisal pula.
" Hmm. Tidak apa-apa."
" Baiklah." Rama mendekati Salma dan mengusap perut istrinya.
" Ade baik-baik sama Bunda, ya. Ayah beliin Soto Ayam dulu."
" Baik ayah," jawab Salma menirukan suara anak kecil.
Rama hanya terkekeh dan menggelengkan kepalanya mendengar suara istrinya yang di buat imut seperti anak kecil.
Salma mencium tangan suaminya. Sebuah kebiasaan jika sang suami akan pergi.
" Aku mau peluk dulu." pinta Salma.
" Bumil mode manja," kelakar Rama sementara Salma hanya tersenyum.
Salma mendekap erat suaminya dan menghirup dalam-dalam aroma yang sangat ia suka.
Rama mengurai pelukannya. Namun, tanpa aba-aba Salma malah mengecup bibirnya.
" Bumilku jadi agresif." Rama mengusap kepala Salma. Ia sebenarnya i gin melakukannya apa yang istrinya lakukan dengan durasi yang lebih lama, namun ia tidak ingin memancing hal yang lain.
" Ya, sudah aku sekalian menyimpan baju kotor ini ke rumah."
" Itu nanti saja, nanti mas lama keluarnya."
Rama pun menurut, ia langsung pergi membeli soto ayam untuk sang istri.
" Maafkan aku, mas. Aku terlanjur kecewa." Lirihnya sambil menelpon seseorang.
TBC