NovelToon NovelToon
Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Gadis Peter Pan Milik Ceo Kaivan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: skyl

Ini tentang sebuah perselisihan dua puluh Tahun lalu antara Atmaja dan Biantara

Mereka berperang pertumpuhan darah pada saat itu. Atmaja kalah dengan Biantara, sehingga buat Atmaja tak terima dengan kekalahannya dan berjanji akan kembali membuat mereka hancur, sehancur-hancurnya

Hingga sampai pada waktunya, Atmaja berhasil meraih impiannya, berhasil membawa pergi cucu pertama Biantara yang mampu membuat mereka berantakan.

Lalu, bagaimana nasib bayi malang yang baru lahir dan tak bersalah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 18 -First kiss

"Ternyata kamu juga merasakan apa yang mas rasakan, sayang. Matanya mirip sekali dengan Heera kita," ucap Calvin.

"Iya mas, aku rasa ingin terus memandang matanya hingga rasa rinduku kepada putri kita sedikit terobati.

Tangan Calvin mengenggam tangan Aliza. Mereka saling memandang sesaat.

"Apa kamu senang hari ini?" tanya Calvin.

"Sangat senang, aku berharap bisa bertemu dengan Aruna lagi, tapi sepertinya sangat mustahil. Terlihat pak Kaivan begitu posesif, pasti tidak membiarkan Aruna kenal kepada sembarang orang."

"Iya mas setuju sama kamu."

----------------

Mungkin begitu melelahkan sehingga membuat istrinya tertidur diperjalanan pulang. Hari sudah mulai malam.

"Dia terlihat begitu senang, saya juga senang. Akhirnya uangku terpakai juga." Melihat barang belanjaan Aruna di bagasi membuat Kaivan bahagia, sepertinya dia juga perlu mengajari Aruna untuk shoping, biar ada yang menguras hartanya.

Yakali bekerja keras tetapi uang hanya di simpan, rugi dong.

Sesampainya di mansion. Kaivan menggendong istrinya ke kamar. Melepaskan sepatu yang Aruna pakai lalu menidurkannya di ranjang.

Setelah itu beralih dia yang membersihkan badan.

Tubuhnya kini jauh lebih segar sehabis mandi. Dia memandang Aruna yang tertidur lalu beralih ke layar ponselnya yang menyala.

"Denis." Kaivan langsung mengangkat telpon dari Denis.

"Ada apa?"

"Saya sudah menemukan orang yang selama ini menyekap Nyonya Aruna, dia bernama Atmaja...."

"Atmaja?"

"Iya Tuan."

"Namanya tidak asing."

"Iya Tuan, perusahannya beberapa kali meminta kerja sama dengan perusahaan Tuan, tapi Tuan selalu menolaknya. Perusahannya juga pernah diujung kebangkrutan tetapi bulan ini perusahaannya kembali normal."

"Jelas normal, dia memakai uang hasil menjual Aruna untuk memperbaiki perusahaannya," ucap Kaivan.

"Jadi bagaimana rencana Tuan selanjutnya?"

"Cari tau lebih dalam tentangnya, mungkin kita bisa mendapatkan clue tentang keluarga Aruna."

"Iya Tuan."

Mereka memutuskan panggilan telpon. Kaivan menaroh ponselnya ke nakas, setelahnya memandang istrinya kembali.

"Saya janji sama kamu akan mencari tau keluarga kamu. Dan membalaskan perbuatan mereka yang membuat mentalmu seperti ini, membuatmu lama mengenal apa itu arti dunia, Aruna." Kaivan mencium kening Aruna agak lama.

Tiba-tiba saja Kaivan salah fokus pada bibir pink Aruna.

"Ini sudah bolehkan ya? Kan sudah halal." Kaivan mencium bibir kecil Aruna, melum*tnya perlahan.

Sial! Manis sekali, jika tau semanis ini dari tadi Kaivan mencobanya.

"Maaf istriku." Kaivan menghapus sisa air liurnya di bibir Aruna. "Manis, mulai sekarang ini akan menjadi benda favoritku."

Merasa sangat lelah, Kaivan ikut berbaring di samping Aruna. Masuk ke dalam selimut yang dipakai Aruna.

Memeluk Aruna, menaroh wajahnya di leher mulus Aruna. Sangat wangi, wangi bayinya sangat terasa, Kaivan sangat suka.

Ternyata seenak ini mempunyai istri, pantas saja mamanya ngotot menyuruhnya menikah.

"Ini berkat mama."

Kaivan memejamkan matanya, ikut terbawa ke alam mimpi bersama dengan Aruna.

----------------

Kaivan terbangun terlebih dahulu daripada Aruna yang masih terlelap.

"Cantiknya," puji Kaivan melihat istrinya yang masih tertidur. "Mungil sekali istriku. Rejeki pria tampan, dapatnya daun muda," kekeh Kaivan, tidak menyangka jika dirinya bisa mendapatkan istri muda.

Dia turun dari ranjang lalu berjalan ke kamar mandi, sebenarnya sangat malas ke kantor, tetapi dia harus berangkat.

Semenjak bertemu dengan Aruna, dia begitu malas bekerja inginnya terus di rumah bersama dengan istrinya. Padahal dulu, Kaivan selalu lembur di kantor, tak jarang tengah malam sekali dia pulang, tapi sekarang baru jam lima sore dia sudah berada di rumah.

Saat Kaivan selesai mandi dan berpakaian rapi, barulah Aruna bangun.

"Monster," panggil Aruna saat melihat Kaivan berdiri di depan cermin.

"Sudah bangun?"

"Monster Una mau gendong," rengek Aruna.

Dengan senang hati, Kaivan mendekati ranjang lalu menggendong tubuh istrinya seperti bocah.

"Kamu sikat gigi dulu." Mereka menuju kamar mandi.

Di sana terdapat sikat gigi berwarna pink, sikat gigi Aruna dengan odol yang senada dengan sikat giginya. Ia mendudukan Aruna di closet lalu memberikan sikat gigit yang sudah dia oleskan odol.

Kaivan mengikat rambut Aruna agar terlihat lebih rapi lagi. Membantu membasuh wajahnya hingga kini terlihat lebih segar dari sebelumnya.

"Kita sarapan dulu."

Kaivan tetap menggendong Aruna hingga ke meja makan, sebab gadis itu yang meminta.

Di meja makan sudah tersaji sarapan, seperti roti, sandwich, nasi goreng. Tentu saja mereka tidak akan menghabiskan itu semua, nanti ada pelayan yang akan menghabiskannya.

"Aruna kamu duduk di kursi dulu."

"Enggak mau," tolak Aruna, ingin duduk di pangkuan Kaivan saja.

"Baiklah."

Mereka pun mulai sarapan, Kaivan menyuapi Aruna sandwich.

"Enak?"

Aruna mengangguk. Kaivan menyuruh para pelayan untuk pergi dari sana. Ia ingin berduaan dengan istrinya.

"Enak, sini Una juga mau menyuapi monster."

Kaivan membuka mulutnya, Aruna pun memasukkan sandwich ke dalam mulut Kaivan.

Setelah mengunyah sandwich tersebut, Kaivan mencium bibir Aruna, sedikit memperdalam ciuman mereka.

"Bibir kamu lebih enak, Aruna."

"Kok monster cium bibir Una," kesal Aruna saat mendapati serangan tiba-tiba.

"Coba kamu jangan panggil saya monster."

"Terus panggil apa?"

"Panggil mas Kai."

"Enggak, jelek," tolak Aruna, walaupun tak tau artinya, Aruna tidak suka namanya. "Una mau panggil Ipan aja."

"Ipan?"

"Nama monster kan Kaivan, Una mau panggil Ipan aja, lucu."

"Baiklah terserah, asal jangan panggil monster."

1
Pujiastuti
😅😅😅Aruna,,,,,,, Aruna sok sokan suruh Ipan jauh² bobonya ternyata ngak bisa bobo juga ya Runa kalau ngak dipeluk sama Ipan 😁🤭
Pujiastuti
😅😅😅kalau sampai berani bilang langsung kalau bos nya bodoh bakalan dipecat kalian 😁😁😁
Pujiastuti
walah ini emak sama anak malah gelut rebutan Aruna 😁😁🤭
Pujiastuti
aduh senengnya kalau punya mertua kayak mamanya Kavian
Pujiastuti
ayo lo Kaivan bisa tahan godaan ngak nih jangan macam² sama Aruna ya Ipan nanti dilaporkan ke mama ipan yang malu nanti 😁😁
Pujiastuti
Aruna ketemu ayah kandungnya ni,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!