🔥🔥🔥
Harap bijak dalam membaca!
Its real my karya, jika ada unsur kesamaan nama, tokoh atau kejadian yang sama itu diluar dugaan saya. dengan ini saya menyatakan, bahwa saya telah berfikir keras dalam memberikan cerita khayalan ini. terimakasih!
***
*
Bulan Aleena Zahrani, gadis muslimah bercadar yang sangat cantik, dia terlahir dari keluarga Sederhana. tapi nasibnya tidak secantik parasnya. Bulan dinikahi oleh pria berdarah dingin tentunya dari keturunan mafia kejam sama seperti nasib yang ia alami saat ini.
Stevan Jafer Dirgantara, anak dari Moundy Dirgantara. Dia adalah mafia yang terkenal paling kejam di kotanya. Stevan menikahi Bulan karena ingin membalas dendam pada Ayah gadis bercadar tersebut.
Lalu bagaimana dengan nasib Bulan?
Apa dia akan tetap bertahan menerima kekejaman dari suaminya atau justru dia akan pergi?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Kekejaman Suamiku
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
"Apa aku akan benar-benar menyerahkan dia kepada orang tua nya jika aku sudah bosan ? Ah kenapa rasanya sulit sekali, apa yang harus aku lakukan ?"
Stevan terus bicara dalam hati sambil menatap wajah istrinya. Karena sudah sangat lelah karena pekerjaan yang menumpuk, akhirnya Stevan menutup mata tertidur dengan sendirinya.
***
Pagi hari nya.
Stevan sudah berada di sebuah perusahaan, hari ini dia ada janji pertemuan dengan salah satu rekan bisnis nya, karena di perusahaan itu mengajak perusahaan yang di miliki Stevan untuk bekerja sama.
"Selamat datang, Tuan Stevan!" pemilik perusahaan yang di miliki pria itu menyambut kedatangan Stevan dengan ramah.
Stevan mengangguk sebagai jawaban, dia duduk di samping pria itu. Dia juga datang bersama Boy yang akan menjadi wakilnya bicara.
"Perkenalkan, ini anak saya. Stevani namanya!" ujar pria itu yang bernama Haikal Arman Wijaya, biasa di panggil Tuan Arman.
Stevan menatap gadis itu sekilas dan menundukan kepala sebagai tanda sapa tanpa senyuman. Stevan memang memiliki wajah yang sangat tampan, tubuh yang atletis, mempunyai nama yang besar dan harta melimpah membuat para gadis akan sangat kagum jika memandangnya.
"Baik, bisa kita mulai meeting nya sekarang?" ujar Stevan dengan nada dingin dan tegasnya.
"Baik, kita mulai sekarang presentasinya. Aurel, silahkan!" sahut Tuan Arman dan menyuruh sekertarisnya memulai presentasi.
Semuanya fokus menatap ke depan melihat sekertaris Tuan Arman melakukan pembahasan tentang kerja sama perusahaannya. Sedangkan gadis yang bernama Stevani itu tanpa di ketahui tidak mengalihkan pandangannya terus menatap wajah tampan Stevan sambil terus memainkan kursinya. Boy yang duduk di belakang Stevan melihat gerak-gerik gadis itu hanya tersenyum sinis.
"Dia menyukai Stevan rupanya." batin Boy.
"He is very handsome, very-very handsome. he must be mine !" ucap Stevani dalam hati. ("Dia sangat tampan, sangat-sangat tampan. Dia harus menjadi milikku !")
Dia yang baru pulang dari luar negeri, tidak pernah tahu siapa dan bagaimana Stevan sebenarnya. Pria kejam itu juga tahu sejak awal datang gadis itu selalu menatapnya, tapi dia tidak peduli itu. Karena di kagumi oleh kaum hawa sudah hal biasa bagi Stevan.
Sedangkan Boy memajukan tubuhnya berbisik pada Stevan, dia ingin memberitahu untuk berhati-hati pada putri dari keluarga Wijaya. Jangan sampai kerja sama nya batal hanya karena seorang gadis.
"Van, gadis itu terus memandangmu tanpa berkedip. Apa kita harus memberi tahu statusmu?" bisik Boy.
"Biarkan saja, tidak usah pedulikan dia." sahutnya menoleh ke samping dan berbisik.
*
Satu jam sudah Stevan melakukan meeting di Perusahaan Wijaya. Dia kini berdiri dari duduknya dan berpamitan pada Tuan Arman untuk kembali ke perusahaannya.
"Terimakasih atas kerja sama nya Tuan Wijaya. Besok asisten saya yang akan mengantarkan kontrak kerja sama nya pada Anda!" ujar Stevan menyalami pria tua itu.
"Terimakasih juga Tuan Stevan, senang bisa bekerja sama dengan anda." sahutnya menerima uluran tangan Stevan. "Tuan Stevan, jika tidak keberatan, saya ingin mengundang anda makan malam di restoran kami. Kebetulan restoran ini baru beroperasi. Senang rasanya jika anda mau mencicipi hidangannya.!" sambung Tuan Arman dengan ramah.
"Baiklah, jam delapan malam kami akan sampai di restoran anda Tuan Arman!" Boy menyahut ucapan pria itu sebagai wakil dari bibir Stevan.
"Permisi!" Stevan menganggukan kepalanya sebagai tanda pamit lalu melangkah pergi meninggalkan ruang meeting di ikuti oleh Boy dibelakangnya.
*
Sore harinya.
Stevan melangkah lebar saat pintu rumah sudah terbuka. Dia melangkah menaiki tangga menuju kamar istrinya. Karena dia ingin mengajak wanita itu untuk makan malam sesuai undangan Tuan Arman.
Setelah membuka pintu kamar itu, Stevan melihat Bulan sedang tidur dengan pulasnya. Dia berbaring di samping wanita itu, Stevan memandangi Bulan sebentar. Dia tidak bergerak sedikit pun karena takut akan mengganggu tidur nya.
Lima menit memandang, Bulan menggerakkan tubuhnya dan membuka matanya dengan perlahan.
"Astagfirullah! Stevan! Kau sedang apa?" Bulan terkejut bukan main saat melihat seorang pria sedang memandanginya.
"Apa aku mengganggu tidurmu?" tanya Stevan yang sudah duduk bersandar saat melihat Bulan terkejut.
"Tidak, aku sudah ingin bangun." sahutnya menarik nafas dalam. "Aku mau mandi dulu."
Bulan menuruni kasurnya dan melangkah menuju kamar mandi akan membersihkan tubuhnya lebih dulu. Jantungnya masih berdetak cepat dan terus mendengkus kesal karena Stevan sudah membuatnya terkejut.
Stevan hanya bisa memandangi rambut panjang wanita itu dari belakang sampai pintu kamar mandi tertutup.
Dia meletakkan paper bag di atas kasurnya dan menulis surat untuk Bulan. Karena menunggu wanita itu sampai selesai mandi sangat lama bagi dirinya.
Bulan keluar dari kamar mandi, dia menggosok rambutnya menggunakan handuk. Saat akan melangkah menuju lemari langkahnya terhenti karena melihat sebuah kotak di atas kasurnya.
"Apa itu?" tanya Bulan pada dirinya sendiri.
Bulan melangkah mendekati ranjang dan mengambil kotak itu, dia membaca surat yang ditulis langsung oleh Stevan.
"Pakai itu, kita akan makan malam di luar jam delapan malam." itulah isi surat dari Stevan.
Bulan akhirnya membuka kotaknya dengan sangat hati-hati. Setelah terbuka, dia melihat sebuah gamis mewah berwarna Lilac dengan jilbab dan cadar senada di lengkapi dengan pernak-pernik di setiap sudut pakaian membuatnya semakin terlihat indah.
*
Satu jam berlalu, Stevan membuka pintu kamar istrinya dan melihat wanita itu sudah memakai gamis yang dia belikan siang tadi sesuai pesanan.
Sedangkan Bulan yang sedang berdiri di depan cermin akan memakai hijabnya terhenti karena melihat pria itu masuk ke dalam kamarnya. Stevan kembali menutup pintu kamar itu dan melangkah mendekati Bulan lalu menatapnya di balik cermin.
"Sempurna. Dia cantik sekali." gumam pria itu dalam hati.
Bulan tersenyum saat Stevan memandangi nya dari belakang. Dia akhirnya memakai cadarnya dan berbalik menatap suaminya.
"Bagaimana penampilanku? Bagus tidak?" tanya Bulan antusias.
"Bagus, tidak terlihat memalukan!" sahutnya datar.
Wajah wanita itu seketika berubah masam dibalik cadarnya. Dia ingin sekali suaminya mengatakan bahwa dirinya sangat cantik, tapi rasanya sangat sulit bagi pria itu untuk memuji kecantikannya secara langsung.
"Kau terlalu cantik, Bulan." lirihnya lagi dalam hati.
Stevan menarik tangan Bulan dan membawanya turun, karena saat ini jam sudah menunjukan jam setengah delapan malam. Stevan tidak ingin terlambat sampai tempat. Dan asisten nya langsung yang akan mengantar mereka ke restoran siapa lagi kalau bukan Boy.
Sepanjang perjalanan Bulan selalu diam, dia tidak lagi antusias seperti tadi. Dia sedang merasa sedikit kecewa karena Stevan tidak pernah memuji kecantikannya. Hingga tak berselang lama, mobil yang di kendarai Boy sudah sampai di halaman restoran yang di tuju.
Mereka semua turun, Stevan juga membantu istrinya keluar dari mobilnya. Keduanya berjalan beriringan menuju pintu utama restoran tersebut. Tuan Arman dan Stevani sudah melihat kedatangan Stevan dari kejauhan dan...
Degh...
"Siapa wanita di samping Stevan ?" tanya gadis itu dalam hati.
...****************...
Bulan hamil..
semoga boy org pertama yg mendapat kabar Bulan hamil
semakin seru nih....
lanjut thor
istrinya yang habil stevan yang ngidam😁
semangat berkarya..
aku yakin saat ini Stevan jafier dirgantara sedang menikmati indahnya penyesalan
semoga Bulan terus kuat menjalani kehidupannya
Steven dan Bulan benar2 berpisah nih