"Butuh uang berapa?" tanya Sky to the point.
"500 juta Tuan. Kalau Tuan Sky tidak
keberatan, saya mau pinjam sesuai nominal tersebut dengan sistem potong gaji," terang Aletta.
"Saya kasih 1 milyar, tapi kamu harus nikah sama saya," tegas Sky.
"Bagaimana? Kamu setuju kan?" tanya Sky yakin.
Sky berdecak kesal melihat Aletta yang tampak memikirkan sesuatu di kepalanya.
"Ck, apalagi yang kamu pikirkan? Menikah sama saya nggak akan rugi. 1 milyar itu untuk kamu bukan hutang. Kamu nggak perlu menggantinya walau kontrak pernikahan sudah selesai," bujuk Sky pantang menyerah.
Beberapa detik kemudian ....
"Saya setuju Tuan," kata Aletta tanpa ragu.
Bagaimana kisah perjalanan Aletta menjalani pernikahan kontrak tersebut?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Follow TikTok @Bilqies Author
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menginap Di Hotel
Sinar mentari menyeruak, menerobos masuk kedalam kamar melalui celah-celah tirai yang tidak tertutup rapi. Kamar pun menjadi terang dan membuat tidur Aletta terganggu. Wanita berbulu mata lentik itu perlahan mengerjap beberapa kali sebelum terbuka lebar. Aletta tampak bingung dengan tatapan mata yang menyapu pandang ke seluruh ruangan. Ruangan yang begitu sangat luas, mewah, dan terdapat segala macam furniture yang lengkap dan mewah. Hal itu sangat kontras dengan pemandangan sehari-hari Aletta setiap kali bangun tidur.
"Ya Tuhan, kenapa aku jadi lupa begini. Bukannya semalam aku menginap di hotel," gumam Aletta setelah memori semalam saling bermunculan di kepalanya. Dia masih ingat betul bahwa pernikahan itu bukan mimpi, pesta meriah itu pun juga sungguhan. Dia tidak sedang halu. Aletta menjadi ratu satu malam, di samping raja yang tampan.
"Tuan Sky ...." Aletta terkejut bukan main sampai dia melompat turun dari atas ranjang. Tampak ekspresi panik dari raut wajah wanita itu, matanya menatap sekeliling ruangan mencari keberadaan suaminya. Tapi, sosok yang dia cari tidak ada di dalam sana. Tangan nya terulur meraba-raba tubuhnya sendiri, nampaknya Aletta takut kalau sudah di apa-apakan oleh Sky. Pasalnya tiba-tiba dia bangun sudah berada di atas ranjang, padahal semalam dia tidur di atas sofa. Aletta yakin kalau hal ini pasti ulah Sky karena tidak mungkin Aletta berpindah ke ranjang dalam keadaan tidur.
Ceklek ....
Aletta menoleh saat mendengar suara pintu di buka. Dari dalam kamar mandi, muncul Sky yang hanya memakai handuk melilit di pinggangnya. Otomatis membuat Aletta berbalik badan, walaupun dia sempat melihat pahatan roti sobek di perut Sky yang begitu menggoda iman.
PLAK!
Seketika Aletta menepuk kepalanya, dia tidak habis pikir bisa-bisanya dia memiliki pikiran yang macam-macam seperti itu. Di saat baru bangun tidur, dan masih lumayan pagi bukannya punya pikiran yang jernih, justru pikiran Aletta malah ternoda.
Tampak jelas kerutan halus tercetak di dahi Sky. Samar-samar pria itu memperhatikan Aletta yang bersikap aneh seperti salah tingkah. Dengan wajah datar, Sky berjalan melewati Aletta menuju koper miliknya untuk mengambil outfit santainya.
"Tuan Sky, kenapa ...."
Aletta yang belum selesai bicara, tapi sudah di potong cepat oleh Sky.
"Jangan berpikir macam-macam. Kamu sempat jatuh dari sofa, jadi terpaksa saya pindahkan kamu di atas ranjang," tegas Sky menjelaskan. Dari nada bicaranya, jelas bahwa Sky tidak mau ada kesalahpahaman.
Aletta terdiam sejenak, berusaha mengingat apa yang di ucapkan Sky barusan. Namun, Aletta tetap tidak merasa bahwa dirinya jatuh dari sofa. Entah Sky yang berbohong atau justru Aletta yang tertidur pulas, sampai tidak sadar kalau dirinya jatuh dari sofa.
Di tengah-tengah lamunan dan rasa penasaran sontak Sky kembali bersua.
"Aku tidak tertarik menyentuhmu. Jadi, jangan berpikir aku mencari keuntungan saat memindahkan mu ke atas ranjang," ucap Sky sedikit mencibir. Seolah Aletta tidak menarik sama sekali di matanya. Hal itu justru membuat Aletta kesal, dan punya keinginan untuk membalas ucapan dari mulut pedas Sky.
"Banyak orang bilang, pria normal sulit untuk menahan diri kalau sedang berduaan di kamar dengan seorang wanita," tukas Aletta. Wanita itu tersenyum puas dalam hati. Walaupun tidak bisa jelas melihat reaksi Sky karena saat ini posisinya berdiri membelakangi Sky.
"Jadi patut di pertanyakan kalau tidak terjadi sesuatu." Kalimat itu penuh dengan penekanan. Aletta terpaksa kembali bersua karena tidak ada respon apapun dari pria dingin itu.
"Memangnya apa yang kamu harapkan?" Aletta tersentak kaget saat mendengar suara Sky tepat di telinganya.
Saat Aletta menoleh, benar saja bahwa Sky sedang berada di belakangnya. Keduanya begitu dekat, hanya berjarak beberapa senti saja. Aletta menelan saliva dengan susah payah, kedua netranya tidak bisa di kondisikan lagi saat melihat pria itu masih bertelanjang dada. Kini penampilan Sky berbeda, tidak memakai handuk lagi melainkan celana pendek selutut. Melihat itu reflek Aletta menjauh dari tubuh Sky, terlalu dekat dengan Sky membuat nya sesak nafas. Apalagi aroma shampo dan juga sabun yang menguar dari tubuh suaminya, seolah mengobrak-abrik pertahanan indra penciumannya.
"T-tidak ada Tuan," jawab Aletta singkat sambil berlari masuk ke dalam kamar mandi.
Sky tersenyum miring saat melihat Aletta lari ketakutan. Jelas berbeda dengan pria lain yang akan ketawa melihat wajah pucat Aletta saat ketakutan. Tapi hal itu sama sekali tidak berlaku untuk Sky yang super dingin dan cuek.
🌷🌷🌷
Tampak seorang wanita yang tengah duduk di depan meja rias, sambil menikmati beberapa potongan buah di atas piring. Seharian dia dan suami dinginnya itu hanya berdiam diri di dalam kamar hotel, tanpa adanya interaksi apapun dari keduanya. Sementara Sky menyibukkan diri dengan laptopnya. Tadi pagi usai sarapan, asisten pribadi Sky datang ke hotel untuk sekedar membawa laptop miliknya. Mungkin saja pria dingin itu mulai bosan dengan berdiam diri terus di dalam kamar tanpa ada kegiatan. Jadi, terpaksa Sky menyuruh asisten pribadinya untuk membawakan laptopnya agar dia memiliki kesibukan. Pasalnya masih ada 1 malam lagi menginap di kamar hotel.
Mata Aletta tertuju pada jarum jam yang melingkar di tangannya. Sudah jam 11, dia ingin mengajak Sky keluar untuk makan siang agar tidak bosan, tapi rasa ragu kembali menyeruak.
5 menit, bahkan sampai 15 menit masih belum ada tanda-tanda Sky akan menutup laptopnya. Justru wajahnya semakin serius, menatap layar laptop di depan meja. Pria dingin itu benar-benar sibuk.
"Tuan ... Tuan Sky?" seru Aletta setelah bergelut dengan pikiran yang memenuhi kepalanya.
Mendengar itu, Sky menoleh ke arah Aletta dengan sebelah alis yang terangkat.
"Ini sudah waktunya makan siang Tuan. Bagaimana kalau kita makan di luar? Saya bosan berada di kamar terus." Akhirnya lolos juga ucapan itu dari bibir Aletta. Rasanya begitu plong setelah mengeluarkan unek-uneknya pada pria dingin itu.
Tidak ada jawaban dari pertanyaan nya itu. Tapi, tangan besarnya itu tengah sibuk melipat laptop, dan beranjak dari sofa.
Seketika Aletta mengulum senyumnya melihat Sky berdiri. Wanita itu lantas menarik sling bag, lalu memasukkan ponselnya dan membuntuti Sky.
Sesekali tatapan Aletta tertuju pada punggung Sky. Pria tinggi itu terlihat sangat cool dan keren meskipun di lihat dari belakang. Mungkin karena postur tubuhnya yang mendukung, lalu outfit nya yang casual namun bermerek, serta jam tangan nya yang mahal melingkar di tangan besarnya. Hanya sekali melihat saja, orang bisa menebak kalau Sky seorang sultan.
🌷🌷🌷
Dua orang insan itu melangkah masuk ke dalam salah satu restoran di hotel, Sky dan Aletta duduk saling berhadapan. Pasangan suami istri itu terlihat begitu asing, diam membisu setelah keluar dari kamar hotel. Keduanya lantas memesan makanan.
Beberapa detik kemudian, terdengar bunyi dering telpon memecah keheningan. Pria itu segera merogoh ke dalam celana untuk mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan telpon.
"Ya, ada apa Mom?"
"Hmmm."
Aletta yang sedang sibuk dengan ponsel di tangannya, tiba-tiba terkejut saat di sodorkan ponsel dari Sky.
"Mommy mau ngomong." Katanya dengan gaya cuek.
Perlahan tangan Aletta terulur mengambil ponsel mahal dari tangan Sky, lalu mendekatkan ponsel di telinganya.
"Siang Mom," sapa Aletta ramah. Bibir tipisnya mengulum senyum lebar karena terharu. Mama mertua nya itu sangat baik, bahkan sampai menelpon Sky untuk sekedar berbicara dengannya.
Tepat di hadapan Aletta, manusia es itu menatap tanpa kedip pada Aletta saat wanita itu mengembangkan senyum manisnya. Meskipun wajah Sky terlihat datar, tapi sorot matanya tak bisa membohongi seperti apa pesona Aletta ketika tersenyum.
"Kamu sedang apa? Apa semalam sukses ritualnya?" seloroh Mommy Denada, membuat Aleta melirik ke arah Sky dengan pipi bersemu merah. Pertanyaan Mommy Denada berhasil membuat Aletta salah tingkah. Dan untungnya Sky tidak dengar.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
eh, tapi bisa gak sih nyairin es dari kutub utara kaya si sky? /Facepalm/