Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda berbakat bernama Palette. Ia terlahir sebagai pelukis yang luar biasa. Kemampuan istimewanya menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon David Purnama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berita Buruk dalam Sejarah
Pada suatu hari sabtu yang kelabu di kota Potrait.
Hujan turun dengan cukup deras menunda kemunculan sang matahari yang seharusnya pagi itu sudah berkuasa di angkasa.
Susan yang kebetulan sedang tidak bekerja tengah merajut sweater yang akan dikirimkan kepada Eliana di sekolah asrama putri sebelum musim dingin tiba.
Sedangkan Jack yang malas keluar rumah karena di luar sedang hujan sedari tadi hanya memandangi Potrait yang sedang diguyur rintik-rintik air dari balik jendela kamarnya.
“Tok”,
“Tok”,
“Tok”,
“Selamat pagi”,
“Susan, Jack, apa kalian sudah bangun?”,
Suara lembut yang begitu akrab dengan rumah tua ini mengetuk pintu rumah Jack.
Susan dan Jack sudah tahu siapa yang datang berkunjung. Sebelumnya perempuan di balik pintu itu memang kerap datang kemari.
Jack membukakan pintu untuk tamu yang rela datang di waktu pagi yang masih basah.
“Selamat pagi Helen”,
“Tentu aku dan ibu sudah bangun”,
“Mari masuk Helen”, sapa Jack yang begitu mengenal sosok itu.
Perempuan yang datang pagi-pagi ke rumah Susan dan Jack dengan memakai jas hujan dan payung itu adalah Helen Bottomheart.
Wanita cantik itu bernama Helen. Dia adalah teman dekat Oliver.
Sewaktu Oliver masih hidup Helen kerap main ke rumah ini. Begitu juga beberapa waktu setelah Oliver dan Rob meninggal.
Helen sudah jarang datang karena dia sibuk dengan pendidikannya sebagi seorang perawat. Yang harus ia jalani di luar kota Potrait.
Sekarang Helen sudah menjadi seorang perawat dan bekerja di rumah sakit di pusat kota. Sekali waktu Helen masih menyempatkan diri untuk berkunjung ke rumah Jack.
“Apa kamu sedang libur bekerja Helen?”, tanya Jack.
“Sebenarnya aku sedang mengambil cuti, tapi besok aku sudah harus berangkat lagi”, jawab Helen.
“Aku dengar kamu sudah tidak bersekolah lagi Jack?”, tanya Helen.
“Itu benar Helen, tidak lama lagi aku akan mendaftar untuk bekerja di pabrik”, jawab Jack.
“Sayangnya itu tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini Jack”, sanggah Helen.
“Pabrik sebentar lagi akan ditutup”, ucap Helen.
“Kenapa? Apa yang terjadi Helen?”, Jack benar-benar kaget.
“Aku tidak heran jika kamu tidak mengetahuinya Jack”,
“Kamu adalah anak kecil paling menyendiri yang pernah aku kenal”, kata Helen.
“Tentu saja aku lebih senang menyendiri Helen, aku adalah seorang seniman sejati”, ungkap Jack.
“Apa yang sedang terjadi Helen?”, Jack semakin penasaran.
Helen menghela nafas panjang sebelum memberitahukan situasi dunia luar di luar dunia yang hanya dimiliki oleh Jack Palette sendiri.
“Perang sedang terjadi Jack”,
“Mungkin, sebentar lagi pasukan musuh akan melewati Potrait”, kata Helen.
Sekarang tidak hanya Jack yang terkejut. Susan pun juga ikut terkejut.
“Benar kah yang kamu katakan itu Helen?”, tanya Susan.
Helen memperlihatkan surat kabar yang tadi pagi dibelinya dalam perjalanan kemari. Ia memberikan koran yang sudah dibacanya itu kepada Susan.
“Ini Susan, baca lah”, kata Helen.
“September 2, 1939”,
“Kemarin, Perang Dunia telah resmi dimulai”, Susan membacanya dengan gemetar.
“Apa yang harus kita perbuat Helen?”,
“Apakah pasukan musuh akan menyerang kota ini?”, tanya Susan ketakutan.
“Jangan panik Susan, kita ikuti saja instruksi dari pemerintah”,
“Pasukan perdamaian akan melindungi kita dari ancaman musuh”, ujar Helen.
Sementara itu Jack yang tidak tahu sama sekali tentang urusan dunia politik dan perang hanya bisa berandai-andai.
“Perang?”,
“Siapa melawan siapa?”,
“Kenapa mereka mesti berperang?”,
“Untuk apa mereka berperang?”,
Jack meminta surat kabar yang sekarang jatuh di pangkuan Susan yang menjadi lemas.
“Biar aku membacanya”, pinta Jack.
*
Pagi itu Helen Bottomheart membawa kabar berita kepada Jack tentang awal mula pecahnya perang dunia kedua.
Hari-hari berikutnya akan menjadi begitu panjang dan penuh ketegangan bagi Jack dan juga dunia.
Jack yang polos masih belum tahu jika peristiwa perang yang sedang berlangsung akan menyeretnya masuk ke dalam masalah hidup yang jauh lebih pelik.
Dan hari itu adalah untuk terakhir kalinya Helen berkunjung ke rumah tua Jack.