NovelToon NovelToon
Masa Lalu Tanpa Aku

Masa Lalu Tanpa Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Time Travel / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:10.4k
Nilai: 5
Nama Author: Verlit Ivana

Gita terjatuh saat merenovasi balkon bangunan yang menjadi tempatnya bersekolah saat SMA.
Saat terbangun, ia berada di UKS dan berada dalam tubuhnya yang masih berusia remaja, di 20 tahun yang lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Verlit Ivana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Orang Berharga

Kecelakaan yang menimpa Tini terhitung sekitar dua tahun dari saat ini, tepatnya saat acara pelepasan siswa kelas tiga angkatan Gita.

Kabar duka itu didengar Gita dari panitia acara, usai ia turun dari podium, sebagai penerima beasiswa untuk berkuliah di kampus pilihannya. Ya. Gita mendapatkan beasiswa dari yayasan Pelita meski tidak penuh.

Saat menginjak akhir kelas dua sampai menjelang ujian kelulusan, Gita kembali aktif berkontribusi mewakili SMA Pelita dalam lomba ilustrasi meski ia sudah bukan siswa beasiswa, dan hal tersebut menjadi alasan bagi Yayasan Pelita untuk memberikan penghargaan pada Gita.

Meski Gita tahu, bukan itu alasan sebenarnya.

"Kubur saja dalam-dalam."

Sebuah perintah yang disampaikan dalam secarik kertas, bersama surat pemberitahuan tentang beasiswa, tali kekang yang membuat separuh jiwa Gita patah. Namun hal itu memberi rona cerah pada wajah ibu dan ayah Gita, yang tak tahu tentang transaksi di balik hal tersebut.

Gita pun menguburnya, segala sesautu tentang Denting, untuk melanjutkan hidup.

Tepatnya, untuk bisa tetap hidup.

Namun sebuah berita tak terduga, mengguncang jiwanya. Tini yang menyusul ke lokasi wisuda mengalami kecelakaan di jalan raya. Ojeg yang membawa Tini untuk menyusul Gita dan orang tuanya menuju South Convention Center menabrak pagar besi pembatas jalan, akibat menghindari truk yang datang dari arah berlawanan.

Tukang ojeg mengalami cedera di tangan dan kakinya, tapi Tini tidak selamat. Kepala gadis itu terbentur besi pembatas jalan tersebut, dan ... meninggal di tempat akibat luka dalam.

"Kak ... Kak ... Kak Gita!" panggil Tini menyentak Gita dari lamunannya.

"Kak Gita, diajak ngobrol malah bengong, mikirin ketua OSIS ya? Hihihi." Tini terkekeh.

Gita terkejut, sadar dirinya tengah melamunkan hal yang belum terjadi di masa ini.

Ia kemudian menghela napas lega, melihat Tini yang tampak ceria menggoda dirinya bersama dengan Yuli.

Tini masih hidup.

Meski demikian, Gita merasa merinding, teringat kala ia menghampiri jasad Tini yang sudah tidak bernyawa.

Gita saat itu pun segera paham, kematian Tini adalah peringatan terakhir dari 'seseorang'. Walau kini Gita berpikir apakah jangan-jangan dirinya bukan sekadar saksi mata atas penyerangan Denting, tapi juga hal lain yang lebih penting.

Tapi ... apa?

Benak Gita meronta pada ingatan belianya yang masih sungkan membuka semua tabir memori.

"Tini, Kamu jangan pernah naik ojeg lagi, ya," tukas Gita akhirnya.

Tini menautkan alisnya, bertanya dengan heran, "Kenapa gitu Kak? Kok jadi bahas tukang ojeg? Apa hubungannya antara orang yang Kakak suka dengan tukang ojeg?"

"Iya nih, jago banget ngalihin topik kalau lagi bahas hubungan Lo sama Gio." Yuli menimpali.

Gita menggaruk belakang lehernya, memikirkan alasan yang akan ia utarakan.

"Soalnya Kamu manis, takutnya diculik sama tukang ojeg, terus dikawinin, gimana? Masa ngelangkahin aku jadi manten?" jawab Gita asal.

"Hadeh, Kakak. Ada-ada aja ih Kak Gita." Tini menggeleng-gelengkan kepalanya, seraya pamit ke luar dari kamar kakak sepupunya itu.

"Janji lho, ya. Jangan naik ojek," ucap Gita lagi setengah berteriak karena Tini sudah ke luar dari ruangan.

"Iyaaa nanti aku naek roller coaster aja biar cepet sampe!" balas Tini cempreng.

"Lo khawatir banget ya sama dia? Lucu sih anaknya," tutur Yuli.

"Iya. Sayang banget gue sama dia." Gita tersenyum hangat.

"Gue salut sama Tini. Dia itu ... yatim piatu Yul, tapi bisa kelihatan selalu ceria. Kadang gue malu kalau inget dulu gue suka merasa jadi manusia paling menderita, padahal gue masih punya orang tua dan hidup gue so far tercukupi meski gak tajir kayak si Tomy," tutur Gita sambil memeluk bantal di pangkuannya.

Yuli terdiam. Ia baru tahu jika gadis SMP tadi adalah anak sebatang kara. Ia pun jadi ikut merenungi ucapan Gita. Duh jadi inget dosa sama bunda dan ayah. Jadi merasa kufur nikmat gue.

"Gue harap, oknum yang mengancam gue, gak akan pernah menyentuh Tini," desis Gita.

"Gimana ya cara kita ngumpulin bukti kejahatan yang udah terjadi? Lo punya bukti apa gitu saat ada yang bikin Lo celaka?" tanya Yuli.

Gita menggeleng lemah. "Kerja oknum itu rapih banget Yul, kayaknya semua yang gue alami itu tersamarkan kayak kecelakaan. Setidaknya ... kalau nanti Denting ketemu di sekolah barunya, gue pengen dia bersaksi atas kejahatan oknum itu."

Yuli mengangguk. "Iya, semoga dia mau."

Gita merebahkan tubuhnya di atas lantai dan memandang langit-langit kamarnya.

Ya ... kalau Denting masih hidup, mungkin akan lebih mudah. Mungkin.

Tapi kalau dia udah meninggal, gimana?

Ah iya ... bahkan kalau udah meninggal, bukankah setidaknya jasadnya bisa diperiksa?

Tapi, mari berharap Denting masih hidup.

***

Sementara Gita dan Yuli berbincang, dengan level kecepatan kerja yang berbeda, Tomy telah mendapatkan beragam informasi yang ia dapatkan dengan menggunakan keterampilan meretas orang-orang piawai yang bekerja di bawah sang ayah, Bahtiar Hasyim.

Hasyim awalnya hanya mengira anaknya berhalusinasi akibat tertekan oleh didikan keras dirinya.

"Ayah kira Kamu kayak Russel Crowe," ujar Hasyim dari balik meja kerjanya.

Saat ini, ia dan Tomy sedang berada dalam ruang kerja pribadi bernuansa abu-abu yang elegan milik Hasyim, yang terletak dalah salah satu sisi rumahnya yang mewah.

"Maksudnya mirip aktor itu ... saya ganteng, gitu maksudnya? Hah, itu sih gak usah ditanya," Tomy menyeringai.

"Bukan gantengnya yang mirip ... tapi gangguan mentalnya," tukas sang ayah sambil melirik Tomy dengan sudut mata.

Tomy mengangkat kedua alisnya. Ia lalu duduk di sebrang sang ayah, terpisah oleh meja kerja yang elegan.

"Wah awas lho, bisa kena kasus pencemaran nama baik, bisa hancur bisnis Ayah nanti. Percuma dong saya belajar giat selama ini," ujar Tomy mengingatkan.

Hasyim menegakkan punggungnya. "Eh. Ayah ngomong serius kok. Dia itu kan matematikawan jenius tapi skizofrenia."

Tomy mengerutkan keningnya, berpikir selama beberapa saat. Lalu ia menggelengkan kepalanya pelan karena akhirnya menangkap maksud ucapan sang ayah.

"Hadeeeh. Itu sih cerita dalam fim, Yah. A Beautifull Mind, kan?" tebak Tomy, merasa agak kesal karena ayahnya malah bercanda di saat dirinya serius.

Hasyim tertawa, merasa telah berhasil mengerjai sang anak yang acap kali terlihat terlalu serius, tidak seperti remaja kebanyakan.

"Ini serius, Ayah. Ayah bisa cek data-datanya," ujar Tomy kembali mendekatkan berkas yang tadi telah ia letakkan di atas meja.

Berkas berisi laporan mengenai pindah sekolahnya seorang Denting secara tiba-tiba.

Pebisnis senior itu mengambil berkas yang disuguhkan oleh Tomy dan membacanya. Sebenarnya ia sudah tahu tentang aktifitas sang anak, karena selama ini ia mengutus bawahannya untuk diam-diam mengawasi dari jauh.

Begitu pun saat Tomy sedang pendekatan dengan Denting. Tapi Hasyim tak mengambil tindakan apa-apa, hanya mengamati saja, selama hal itu tidak membahayakan nyawa darah dagingnya tersebut.

Namun rupanya dia sempat lengah. Karena ada hal mendesak terkait pekerjaan, bodyguard yang biasanya mengawasi Tomy, ia tarik untuk membantu urusan bisnis.

Hingga selepas suatu hari, ia melihat anaknya tampak dirundung kecemasan, bahkan tak berminat mengisi liburan sekolah dengan travelling ke luar negeri seperti biasanya. Lalu, setelah menggali informasi kembali, barulah ia tahu jika Denting yang disukai anaknya telah menghilang.

Hasyim pun setuju saja ketika Tomy memakai namanya ketika membuat laporan pada polisi. Reputasi Hasyim sebagai pengusaha internasional, cukup menjamin laporan tersebut bukanlah keisengan anak remaja semata.

Tapi apa daya, rupanya tidak ada cukup bukti pendukung pemikiran serta kecurigaan sang putra.

Tapi kali ini Tomy tidak sendiri. Dia memiliki teman seperjuangan. Meski begitu Hasyim tidak terlalu ikut campur dalam apa yang tengah dikerjakan putranya, selama Tomy tidak meminta bantuan secara langsung.

Tomy punya harga diri yang tinggi, dan Hasyim ingin menghargai ruang geraknya.

"Jadi Denting temanmu ini, dipindahkan tiba-tiba ke boarding school, dan ini ayah lihat berkasnya beneran kok, lengkap. Nama dia juga terdaftar nih di sekolah barunya. Terus masalahnya di mana?" tanya Hasyim.

"Dia hilang, Yah. Tapi malah tersebar rumor pindah sekolah." Tomy memutar kursi berporos yang ia duduki, ke kanan dan ke kiri.

Hasyim meletakkan kembali berkas itu ke atas meja. "Bukankah waktu itu, kamu sendiri yang bilang kalau gak ada bukti dia hilang. Bisa aja kan emang dia pindah. Ini datanya ada. Ada tanda tangan Denting juga di sini."

"Ponsel dia ada di saya, Yah. Anak remaja mana yang gak nyariin hape nya yang hilang? Terlebih lagi, kini saya punya saksi mata kalau Denting sudah mengalami kekerasan fisik. Dan ... masa iya dia pindah sekolah tapi gak cerita apapun sama keluarganya?"

Hasyim terdiam sejenak. "Saksi?" tanyanya memastikan. Apa maksudnya anak cewek yang ada di laporan bodyguard Tomy, ya? Dia kan anak yang sama, yang dulu pernah diajak ketemu polisi.

"Iya, dulu dia pernah gagal membantu saya memberi keterangan ke polisi, tapi sekarang dia sudah bisa diajak bekerja sama. Tapi ... dia mengaku diancam untuk tutup mulut oleh pelaku kekerasan itu."

Hasyim menjadi geram. "Ini berarti Kamu juga dalam bahaya Tomy. Siapa mereka?"

"Saya curiga kalau mereka ada kaitannya dengan orang yang memindahkan Denting ke boarding school. Oknum ini sepertinya enggan mengusik saya karena ayah, tapi menjadikan teman saya itu sebagai tameng, agar saya pun tidak mengusik mereka lebih jauh."

"Jadi ... Kamu curiga pada pihak sekolah?" Hasyim bertanya dengan suara berat mengandung amarah.

Tomy mengangguk.

"Tapi Ayah, biarkan saya dan teman-teman mencari tahu tentang misteri hilangnya Denting. Biarkan pihak jahat itu merasa keadaan dalam kendali mereka, kalau mereka tau ayah ikut campur, saya khawatir mereka merembet ke arah yang merugikan Ayah," tutur Tomy santun, karena ia yakin sang ayah pasti emosi.

Tomy yakin sang ayah tidak akan tinggal diam jika dirinya dalam bahaya. Tapi saat ini ia sebenarnya merasa lebih aman menyelidiki secara diam-diam.

Sedangkan kini Hasyim sudah terlanjut terbakar amarah da kecewa pada sekolah yang ia percaya menjadi tempat penerusnya bersekolah. Ia berjanji dalam hati, jika sampai anaknya terluka sedikit saja, akan ia buat orang-orang itu menyesal seumur hidup.

***

1
tutiana
keren sangattt Thor ❤️⚘️⚘️
tutiana: Aamiin
sukses selalu utk karya2nya ya Aamiin
Verlit Ivana: terima kasih banyak Kakak 🤩. semoga rejeki Kakak lancar dan berlimpah selalu. aamiin.
total 2 replies
Author Sylvia
menarik
Author Sylvia: iya kak sama sama 👌☺️
Verlit Ivana: masyaAllah terima kasih Kakak. Kudoakan Kakak lancar rejekinya.
Semoga betah lanjut membaca ceritaku ini. /Smile/
total 2 replies
mochorisma
semangat bikin novelnya/Smile/
Verlit Ivana: terima kasih Kak. semoga betah untuk lanjut baca mengikuti ceritanya. /Smile/
total 1 replies
gaby
Maafin aq y pak Rudi dah suudzon sm kamu. Kirain km terlibat pembunuhan Denting, smoga amal ibadahmu di terima Tuhan. Tp tetep aja pak Rudi jg salah, bukankah menyembunyikan kejahatan termasuk tindak kejahatan juga.
gaby: Bnr ka, jaman skrg org lbh takut sama org juga drpd takut sm Tuhannya
Verlit Ivana: makasi Kak doanya. 🥺
iya benar, mungkin pak Rudi takut. 😟
total 2 replies
Abu Yub
membuang mafas
Abu Yub
lanjut thor/Pray/
Verlit Ivana: siap /Smile/
total 1 replies
Abu Yub
biasanya
Abu Yub
like, iklan dan komen/Pray/
Verlit Ivana: terima kasih Kak/Smile/
total 1 replies
Abu Yub
panik
kalea rizuky
sumpah novel dr awal q baca tp masih bingung sering baca novel lain tentang transmigrasi atau kembali ke masa. lalu tp novel mu kayak susah di cerna Thor hmmm entah lahh
Verlit Ivana: iya tidak apa-apa Kak. alurnya masih berjalan. /Smile/. terima kasih sudah baca ya Kak. 🙏🏼 semoga bab bab selanjutnya bisa memudahkan utk mencerna puzzle puzzle sblmnya.
total 1 replies
kalea rizuky
kayaknya denting di perkosa dan meninggal deh rudi anak kepala sekolah pelaku nya
kalea rizuky
Gio pelaku apa dia suka genting
gaby
Aq penasaran Arti dr Masa lalu tanpa Aku thor?? Mksdnya apaan y?? Soalnya blm kliatan smp skrg keterkaitan antara judul sm isi crita.
Verlit Ivana: Aku (gita)melihat alur masa lalu tanpa (keterlibatan) aku (gita), dalam beberapa peristiwa. /Smile/

hikmahnya nanti bisa dipetik kl udah tahap tahap ending. insyaAllah. /Smile/
total 1 replies
Verhexte
relate pas udah lulus sekolah jadi bagus. bjir lah
Verlit Ivana: terima kasih Kakak, semoga betah lanjut ikuti cerita ini terus ya. :)
total 1 replies
Yoona
hwaiting 🥰🥰
Verlit Ivana: terima kasih kaka/Smile/
total 1 replies
maya ummu ihsan
keren
Verlit Ivana: masyaAllah makasih banyak Kakak. semoga Kakak diberkahi rejeki yang luas dan lancar. aamiin.
🤩
total 1 replies
maya ummu ihsan
aku koleksi ini juga..tp pengarangnya Hiatus lamaaa banget...sampe aku SDH tua ini..blm tau lanjut gimana..pokok terakhirnya pas bidadari merah
Verlit Ivana: iyaaa Kak aku juga suka itu topeng kaca, tapi ngerental, depan gerbang sekolahku dulu rentalnya, entah masih ada atau enggak.

kabarnya si mangaka topeng kaca nya emang ga lanjutin kak.
total 1 replies
maya ummu ihsan
majalah "hai" kah?
Verlit Ivana: iyaaah sejenis itu Kak.
Dulu macam-macam ya Kaaaak. ada hai, kawanku, aneka yess, majalah gadis 🤓.
total 1 replies
Ririn Santi
weh blm apa apa udah muncul aja penjahatnya nih 😎
Verlit Ivana: hehe ayo lanjut baca lagi Kak. /Grin/
total 1 replies
gaby
Yah, kirain Gio naksir Gita, ga taunya naksir Denting. Bakalan tetep jd jomblo dong walau mengulang wkt. Mudah2an Gita ga naksir Gio, jgn naksir cwok yg mengagumi wanita lain
Verlit Ivana: /Grin//Grin//Grin/
gaby: Yg jelas cm kaka othor yg tau jodohnya gita/Facepalm//Facepalm/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!